Diajukan untuk Memenuhi Tugas UTS Salah Satu Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Yuliani, M.Pd
Oleh Kelompok 6:
Rizal Fathurrohman 1204030093
Salima Mei Lubis 1204030099
Siti Alizah Insani NK 1204030101
Siti Moethiara 1204030104
Wahyudi Ramadhan 1204030114
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji dan
syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya peneliti
dapat menuntaskan makalah tentang “Pengevaluasian dakwah Di Media Sosial”. Begitu
pula dengan sebuah kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Peneliti ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia
yaitu Dra. Hj. Yuliani, M.Pd yang telah memberi tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang baru. Peneliti ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak
yang telah membantu mendukung dalam proses penyelesaian makalah ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan banyak perbaikan.Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan pembuatan makalah-makalah yang
akan datang. dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu unsur terpenting dalam berdakwah yakni pemilihan media untuk
berdakwah. Di dalam prakteknya, dawah memerlukan media tertentu agar pesan yang
disampaikan seorang da‟i bisa diterima oleh mad‟u tertentu pula. Media berdakwah
dari masa ke masa mengalami perubahan seiring perkembangan ilmu dan teknologi.
Pada masa belum adanya teknologi, dakwah dilakukan dengan melalui akulturasi
budaya dan kesenian. Wali Songo atau Wali Sembilan yang meliputi Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat,
Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati, pesan dakwahnya dengan
mengenalkan budaya baru di masyarakat, juga akulturasi dari kebudayaan yang sudah
ada. Selain dengan pengenalan budaya baru, dakwah pada zaman wali songoo juga
dilakukan dengan melalui pendidikan, seperti contohnya mendirikan yayasan
pendidikan Islam, dan juga pesantren. Dakwah juga dilakukan melalui sebuah
pengajian yang dihadiri oleh masyarakat umum.
Seiring perkembangan teknologi, dakwah dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan menggunakanberbagai platform media. Dakwah pada zaman sekarang ini
tidak hanya dilakukan pada saat saat tertentu, seperti acara pengajian, atau acara-acara
hari besar Islam. Dakwah juga tidak hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu seperti
masjid, majlis ta‟lim maupun tempat ibadah muslim lainnya.
Perkembangan media tanpa batas tempat dan waktu memungkinkan dakwah
agar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Dalam hal ini media yang dimaksud merujuk pada alat maupun bentuk pesan,
baik verbal maupun nonverbal. Saluran juga bisa merujuk pada cara penyajian, seperti
tatap muka (langsung) atau lewat media, seperti surat kabar, majalah, radio, telepon
dan televisi. Cara dakwah dengan menerangkan maupun menginformasikan lewat
lisan misalnya, sering disebut dengan dakwah bi-al-lisan, karena menginformasikan
dan menerangkannya dengan lisan.
Kemunculan berbagai macam media seperti saat ini memberikan kemudahan
dalam berdakwah untuk menjangkau masyarakat secara luas. Media yang digunakan
berdakwah saat ini bermacam-macam. Salah satu media dakwah yang populer adalah
media sosial yang memberikan berbagai kemudahan, lebih cepat, dan dapat
menyampaikan dakwah secara singkat, simple dan luas. Kemudahan yang diberikan
oleh media sosial, menjadikan para da‟i untuk pintar-pintar mengolah dan
memanfaatkan media tersebut.
Media sosial merupakan media yang menawarkan jaringan yang terhubung
melalui internet terkait pembuatan pesan dan penyampaian pesannya. Kemampuan
dalam menawarkan interaktivitas ini memungkinkan pengguna dari media sosial
memiliki pilihan informasi apa yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan keluaran
informasi apa yangdikonsumsi, sekaligus mengendalikan keluaran informasi yang
dihasilkan serta melakukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Kemampuan
menawarkan aktifitas interaksi inilah yang merupakan konsep sentral dari pemahaman
tentang new media.
Dari berbagai macam media sosial yang digunakan dalam berdakwah, salah
satu media sosial yang marak digunakan sebagai media dakwah adalah Instagram.
Efektivitas Instagram sebagai media informasi berupa gambar dan video yang lebih
mudah dan cepat diterima masyarakat. Perkembangan Instagram juga memungkinkan
gambar berbagai bentuk dan video dengan durasi lebih panjang. IGTV menjadi wadah
berbagai pengguna Instagram untuk berbagi informasi, selayaknya media televisi di
era digital.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengevaluasian Dakwah ?
2. Apa pengertian Media Sosial ?
3. Bagaimana cara Pengevaluasian Dakwah pada Media Sosial ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian dari pengevaluasian dakwah
2. Untuk mengetahui pengertian dari media soaial
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengevaluasiam dakwah pada media sosial
BAB II
PENJELASAN
1. Pengevaluasian Dakwah
Evaluasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah penilaian; Evaluasi juga
dimaknai sebagai penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan, efisiensi dan
dampak proyek tentang waktu, daerah atau populasi Definisi lainnya menyatakan
bahwa evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan secara
berkala melalui metode yang tepat. Dengan demikian evaluasi dakwah adalah tehnik
penilaian terhadap kualitas program dakwah yang dilakukan secara berkala melalui
metode yang tepat. Secara etimologi evaluasi berasal dari bahasa Inggris yang dikenal
dengan istilah evaluation. Dalam bahasa Arab; al-taqdir, dan bahasa Indonesia berarti
penilaian. Akar katanya value yang berarti nilai. Evaluasi secara umum dapat
diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk kerja, proses, orang, ataupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi merupakan suatu proses, dimana informasi dan pertimbangan diolah untuk
membuat suatu kebijakan yang akan datang. Wysong mengemukakan bahwa evaluasi
adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang
berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan. Uman mengemukakan bahwa
proses evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga
akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program. Pada
kaitannya dengan kegiatan dakwah, evaluasi dakwah adalah meningkatkan pengertian
manajerial dakwah dalam sebuah program formal yang mendorong para manajer atau
pemimpin dakwah untuk mengamati perilaku anggotanya, lewat pengamatan yang
lebih mendalam yang dapat dihasilkan melalui saling pengertian di antara kedua belah
pihak.
Evaluasi menjadi sangat penting karena dapat menjamin keselamatan
pelaksanaan dan perjalanan dakwah. Di samping itu, evaluasi juga penting untuk
mengetahui positif dan negatifnya pelaksanaan, sehingga dapat memanfaatkan yang
positif dan meninggalkan yang negatif. Selain dapat menghasilkan pengalaman
praktis dan empiris yang dapat dipandang sebagai aset dakwah danharakah
(pergerakan kegiatan di lapangan sosial) yang harus di wariskan kepada generasi
untuk dijadikan sebuah pelajaran. Dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan atau program
yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang dicapai.
Ada beberapa jenis evaluasi, dalam hal ini penulis menggunakan model
evaulasi yang digunakan untuk mengawasi suatu program, yaitu:
a. Evaluasi input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam
pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang masuk dalam
evaluasi ini, yaitu masyarakat (peserta program), tim atau staf dan program.
b. Evaluasi proses, evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses yang telah
diaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Evaluasi ini
memfokuskan kepada efektivitas program yang melibatkan interaksi langsung
antara klien dengan staf terdepan merupakan pusat dari pencapaian tujuan
program, bagaimana pendampingan dilakukan, kebijakan lembaga dan kepuasan
dari peserta.
c. Evaluasi hasil, evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan
yang sudah direncanakan tercapai, yakni diarahkan kepada evaluasi keseluruhan
dampak dari suatu program terhadap penerima layanan (Adi, 2003: 198-199).
2. Media Sosial
Media sosial adalah keniscayaan sejarah yang telah membawa perubahan
dalam proses komunikasi manusia. Proses komunikasi yang selama ini dilakukan
hanya melalui komunikasi tatap muka, komunikasi kelompok, komunikasi massa,
berubah total dengan perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, khusunya
internet. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi-kosenkuensi proses
komunikasi. Proses komunikasi yang terjadi membawa kosekuensi di tingkat
individu, organisasi dan kelembagaan (Nurudin, 2010: 83). Pada dasarnya media
sosial merupakan hasil dari perkembangan teknologi baru yang ada di internet,
dimana para penggunanya bisa dengan mudah untuk berkomunikasi, berpartisipasi,
berbagi dan membentuk sebuah jaringan di dunia virtual, sehingga para pengguna bisa
menyebarluakan konten mereka sendiri (Zarella. 2010: 2-3).
Menurut Heidi Cohen media sosial terus berubah atau berkembang seiring
dengan perkembangan pengguna media sosial itu sendiri. Hal ini lantaran didukung
oleh fakta bahwa media sosial berkaitan dengan teknologi dan platform yang
memungkinkan pembuatan konten pada web interaktif sehingga terjadi kolaborasi dan
pertukaran pesan secara bebas antara pengguna (Liliweri, 2015: 288-289).
2. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar setiap orang khususnya
mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai Pengevaluasian Dakwah di Media
Sosial