Anda di halaman 1dari 19

PEMANFAATAN KONTEN MEDIA SOSIAL SEBAGAI STRATEGI

DAKWAH DI INDONESIA

ABSTRAK

Dakwah merupakan sebuah upaya untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan di


dalam masyarakat. Ada banyak sekali nilai kebaikan yang terkandung dalam
ajaran yang disampaikan melalui dakwah. Nilai-nilai kebaikan tersebut
diharapkan menjadi sebuah ajaran yang mengakar dan dapat diwariskan secara
turun temurun sehingga senantiasa dilestarikan. Akan tetapi, dakwah memiliki
tantangan zaman. Di masa ketika segalanya menjadi serba digital, relevansi
dakwah menjadi kian dipertanyakan. Memasuki era digital, banyak platform yang
digunakan oleh orang-orang untuk mencari Informasi dan melakukan berbagai
macam aktifitas. Hadirnya konten digital melalui platform sosial media tersebut
juga ikut menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk terus aktif dalam menjelajahi
sosial media dan menghabiskan waktu untuk hal tersebut. Kondisi ini coba
dimanfaatkan oleh para pegiat dakwah dalam mengembangkan strategi dakwah
sehingga misi dakwah di masa sekarang ini bisa tetap terlaksana dan relevansi
dari dakwah di masyarakat tetap dapat terjaga eksistensinya. Penelitian ini
membahas mengenai memanfaatkan konten sosial media untuk menjadi strategi
dakwah yang penerapannya dalam konteks strategi dakwah di Indonesia.

Katakunci : Dakwah, strategi, Mediasosial

Abstract

Da'wah is an effort to convey good values in society. There are so many good
values contained in the teachings conveyed through da'wah. These good values
are expected to become a rooted teaching and can be passed down from
generation to generation so that they are always preserved. However, da'wah
has the challenges of the times. In a time when everything is digital, the
relevance of da'wah is becoming increasingly questionable. Entering the digital
era, many platforms are used by people to find information and carry out various
activities. The presence of digital content through social media platforms is also
an attraction for people to continue to be active in exploring social media and
spending time on it. This condition is trying to be used by da'wah activists in
developing da'wah strategies so that the mission of da'wah at this time can still
be carried out and the relevance of da'wah in society can still be maintained. This
study discusses the use of social media content to become a da'wah strategy
whose application is in the context of da'wah strategy in Indonesia.

Keyword : Da’wah, Strategy, Social Media

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman menghadirkan banyak sekali perubahan kebiasaan serta


cara pandang. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi yang
berdampak pada luasnya akses informasi yang bisa diperoleh oleh siapa saja.
Informasi tersebut pun juga beredar secara luas dan bebas tanpa ada ketentuan
dan batasan-batasan pasti yang melingkupinya. Alhasil ada konsekwensi yang
harus siap dihadapi atas terjadinya perubahan besar di zaman ini yaitu kita
dihadapkan pada sebuah zaman dimana segalanya menjadi serba terbuka.
Keterbukaan ini, baik terhadap informasi maupun fenomena yang ada,
menjadikan orang-orang sudah terlatih untuk kritis dan dapat menentukan sikap
atasnya. Sehingga akan sering ditemukan banyak perspektif berbeda atas suatu
realitas dan tampak tidak ada kesimpulan dari perspektif-perspektif tersebut.

Ini pula tantangan yang harus dihadapi oleh dunia dakwah. Ketika zaman semakin
pesat berkembang dan orang-orang sudah semakin terasah nalarnya, timbullah
pertanyaan tentang bagaimana eksistensi dakwah di masa kini? Dalam artian
bagaimana dakwah akan dapat tetap relevan untuk orang-orang tetap
memperhatikannya. Dakwah Islam di era modern memiliki dua tantangan.
Pertama adalah tantangan keilmuan dakwah yang hingga sekarang belum
tampak perkembangannya yang menggembirakan. Kedua, problem atau
tantangan praksis dakwah1(Zulkarnain, 2015 :151). Namun disamping itu, dakwah
juga kini tengah bersaing untuk mendapat tempat di hati orang-orang mengingat
gencarnya perkembangan media sosial. Konten-konten media sosial yang
mencakup begitu banyak topik dan pembahasan, seakan menjadi sumber yang
tak habis untuk disimak oleh khalayak. Orang-orang seperti tak bisa melepaskan
diri dari serbuan konten-konten media sosial hingga kesehariannya akan dibanjiri
menyaksikan konten-konten yang entah mengandung lebih banyak manfaat atau
mudharatnya.

1
Zulkarnain. DAKWAH ISLAM DI ERA MODERN. Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 3, September 2015 :
151
Namun demikian, pegiat-pegiat dakwah juga melihat media sosial yang menjadi
platform orang-orang mencari sumber konten untuk dapat dimanfaatkan sebagai
strategi dakwah. Penelitian ini mencoba mengamati bagaimana pemanfaatan
media sosial sebagai sebuah strategi dakwah.

1.2 PENTINGNYA PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan suatu kajian yang menelusuri


secara ilmiah bagaimana media sosial dimanfaatkan sebagai sebuah strategi
dakwah, sehingga pembahasan dalam penelitian ini diharapkan bisa menjadi satu
kajian baru yang dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu dakwah

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan penelitian ini antara lain

a. Untuk mengamati bagaimana strategi pemanfaatan konten media sosial untuk


keperluan dakwah

b. Untuk melihat sejauh apa perkembangan pemanfaatan media sosial sebagai


strategi dakwah

1.4 MANFAAT

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh, antara lain

a. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai topik terkait

b. Sebagai suatu khazanah ilmu pengetahuan di bidang Komunikasi Penyiaran


Islam
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka Mengenai Dakwah

2.1.1 Pengertian Dakwah

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa 'Arab yakni
da'a yad'u, atau dakwah dalam bentuk isim masdar dari du'aa yang keduanya
mempunyai arti sama yaitu ajakan, seruan atau panggilan. Asal kata du'aa bisa
diartikan bermacam macam, tergantung kepada pemakainya dalam kalimat.
Misalnya: du'a dapat diartikan memanggil atau menyeru dia. Du'an lahu dengan
arti mendoa'kan dia atau baginya. Sedangkan menurut terminologi atau istilah
ada beberapa pengertian, dakwah adalah mengandung upaya menyebarluaskan
kebenaran dan mengajak orang lain untuk mempercayainya. (Mahmudin,
2004 :6) Sedangkan menurut Kustadi Suhandang, dakwah adalah bahwa manusia
diseru untuk mendakwahi orang lain untuk berbuat kebajikan melakukan amar
makruf nahi munkar berupa kontrol sosial. (Kustadi 2013 : 10)

Pengertian tentang dakwah terdapat dua istilah yaitu dakwah Islamiah atau
di’ayah Islam dan dakwah, pengertian dakwah Islamiah mengacu pada seruan
Islam atau panggilan Islam. Sedangkan pengertian dakwah mengandung arti
kewajiban sebagai kaum Muslimin untuk memanggil umat manusia dengan
melakukan dakwah Islamiah tersebut.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah


merupakan upaya untuk menyerukan suatu kebenaran kepada khalayak sehingga
pesan-pesan kebenaran tersebut dapat disebarluaskan secara masif dan
menjangkau kalangan yang luas.

2.1.2 Tujuan Dakwah

Hafifudin mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah mengubah perilaku


terhadap mad’u atau sasaran dakwah agar mau menerima ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam kehidupan seharihari baik yang bersifat pribadi,
keluarga, maupun sosial kemasyarakatan supaya mendapatkan kehidupan yang
bahagia dunia dan akhirat. (Hafifuddin, 1998 :78)

Awaludin Pimay menjelaskan tujuan dakwah dilihat dari obyeknya adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan perorangan, yakni terbentuknya pribadi muslim yang memiliki iman
yang kuat dan menjalankan hukum–hukum Allah serta berakhlaq mulia.

b) Tujuan keluarga, yaitu terbentuknya keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.

c) Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat sejahtera sesuai


dengan yang digariskan Allah SWT.

d) Tujuan untuk seluruh umat manusia, yaitu terbentuknya masyarakat dunia


yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, ketenteraman, tanpa adanya
diskriminasi dan eksploitasi. (Aliyudin. 2009 :40)

Jamaludin Kafie mengemukakan tujuan dakwah dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a) Tujuan utama adalah memasyarakatkan akhlak dan mengakhlakkan


masyarakat, sesuai sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, akhlak akan
menjadi landasan untuk memimpin manusia yaitu bertindak, berfikir, dan
perasaan. Akhlak seseorang akan membentuk akhlak bermasyarakat, negara dan
umat.

b) Tujuan umum adalah menyeru manusia untuk selalu manjalankan perintah


Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta memenuhi panggilan-Nya dalam hal
yang dapat memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

c) Tujuan khusus adalah berusaha membentuk suatu tatanan mayarakat yang


menjalankan segala macam perintah-perintah dan menjauhi segala larangan
ajaran Islam ( Amin. 2009: 67)

2.1.3 Prinsip-Prinsip Dakwah

Dalam berdakwah supaya pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilakukan


oleh seorang da’i untuk menyampaikan pesan atau himbauan dakwah kepada
mad’u agar berhasil maka perlu menganut prinsip-prinsip dakwah. menurut Illahi
bahwa prinsip dakwah ditinjau dari makna persepsi masyarakat dibagi menjadi
empat hal yakni :

a) Dakwah sebagai tabligh, wujudnya adalah ketika mubaligh menyampaikan


ceramah kepada masyarakat

b) Dakwah diartikan sebagai pekerjaan menanam, yang dimaksud mendidik


manusia agar mereka bertingkah laku sesuai ajaran ajaran Islam.
c) Dakwah sebagai pekerjaan membangun, membangun kehidupan yang Islami
baik secara fisik atau rohani dalam pribadi atau masyarakat agar selalu
melaksanakan perintahperintah Allah SWT.

d) Dakwah sebagai akulturasi nilai, maksudnya pengimplementasian seluruh


ajaran-ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari dan diterapkan secara
langsung. ( Ilaihi. 2010 : 22)

Sedangkan Menurut Munir (2009: 50-59). prinsip-prinsip dakwah terbagi menjadi


tiga hal yakni :

a) Memudahkan tidak mempersulit Dalam berdakwah sesuai yang dicontohkan


Rasulullah SAW bahwa dalam melaksanakan kegiatan dakwah kepada umat
senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang baik memudahkan bukan
mempersulit.

b) Memperhatikan Psikologi Mad’u Dalam berdakwah seorang da’i tentu harus


mengenal kondisi dari objek dakwah atau mad’u yang akan di dakwahi dan salah
satunya dari psikologi mad’u.

c) Memperhatikan penahapan beban dan hukum Untuk menjadikan aktifitas


dakwah dapat disenangi dan diterima secara baik oleh mad’u proses tahapan
dalam melaksanakkannya menjadi penting agar dilakukan oleh seorang da’i
terlebih-lebih ketika menyuarakan pelarangan dan hukum Islam harus
mengetahui situasi dan kondisi lingkungan dari mad’u.
2.2 Tinjauan Pustaka Mengenai Strategi Dakwah

2.2.1 Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang


didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam hal ini, yaitu:

1. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah) termasuk


penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan.
Dengan demikian, strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum
sampai pada tindakan.

2. Strategi disusun untuK mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu,
sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat
diukur keberhasilanya. (Wina Sanjaya. 2007 : 124)

Sedangkan Al-Bayanuni membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Strategi Sentimentil (al-manhaj al-‘athifi).

Strategi sentimentil (al-manhaj al-„athifi) adalah dakwah yang memfokuskan


aspek hati dan menggerakkan perasaan dan batin mitra dakwah. Memberi mitra
dakwah nasihat yang mengesankan, memanggil dengan kelembutan, atau
memberikan pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa metode yang
dikembangkan dari strategi ini.

2. Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli).

Strategi rasional (al-manhaj al-„aqli) adalah dakwah dengan beberapa metode


yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra
dakwah untu berpikir, merenungkan, dan mengambil pelajaran.

3. Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi).

Strategi indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dinamakan dengan strategi eksperimen


atau strategi ilmiah. Ia didefinisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan
metode dakwah yang berorientasi pada pancaindra dan berpegang teguh pada
hasil penelitian dan percobaan. (Al-Bayanuni. 1993 : 204-219)

2.2.2 Asas-asas Strategi Dakwah

Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agar kegiatan
dakwah berjalan efektif dan tepat pada sasaran.
1. Asas Fisiologis, asas ini erat hubungannya dengan tujuantujuan yang akan
dicapai dalam aktivitas dakwah. Tujuan memiliki target-target tertentu untuk
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Dari target-target ini kemudian
diformulasikan strategi dakwah yang jitu untuk diimplementasikan dalam
komunikasi dakwah yang konkret. Sehingga target dakwah tersebut dapat
tercapai dalam jangka waktu tertentu (singkat).

2. Asas Sosiologis, asas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi sasaran (obyek) dakwah.

3. Asas kemampuan dan keahlian Dai (Achievement and Professional), yaitu


kemampuan dan keahlian seorang Dai sangat menentukan corak strategi
dakwah. Bagaimana formulasi strategi dakwah harus relavan dengan
kemampuan dan keahlian Dai.

4. Asas Psychologis, asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan


dengan kejiwaan manusia. Seorang Dai harus mampu membaca dan memahami
psikis sasaran dakwahnya. Sehingga dakwah yang disampaikan tidak membuat
kondisi psikis sasaran dakwahnya memburuk tapi harus menjadi lebih baik, harus
bisa memberikan motivasi positif bagi perkembangan keberagaman sasaran
dakwah.

5. Asas efektifitas dan efesiensi, maksud dari asas ini adalah dalam aktifitas
dakwah harus dapat menyeimbangkan antara waktu ataupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Dalam merumuskan strategi dakwah
harus senantiasa memperhatikan prinsip ekonomi dakwah, misalnya dengan
biaya yang sedikit, waktu dan tenaga kerja yang minim dapat mencapai hasil yang
maksimal atau paling tidak seimbang antara keduanya. (Asmuni. 1983 : 32-33)

2.3 Tinjauan Pustaka Mengenai Konten Digital

2.3.1 Tinjauan Umum Tentang Konten Media Sosial

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, media untuk


berkomunikasi dalam sebuah media massa juga mengalami perkembangan.
Dahulu, media yang digunakan adalah media cetak dan elektronik kemudian
sekarang beralih ke media yang berbasis internet yaitu media sosial, yang
kemudian secara perlahan menjadi salah satu pemenuhan informasi yang
dibutuhkan manusia. Perkembangan teknologi informatika (telematika) telah
melahirkan bias-bias bagi lingkungan sekitarnya termasuk di dalamnya
masyarakat. Beragam informasi dapat dinikmati lewat media internet yang
kemudian menjelaskan dirinya sebagai new media. (Flew. 2002 :10)

New media sendiri merupakan istillah yang digunakan untuk mengolah media
komunikasi yang berlatar teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Media baru merupakan bentuk konsep media yang menggabungkan dan
mengintregasikan data, teks suara, dan gambar yang disimpan melalui format
digital yang biasa kita sebut sebagai konten, serta di distribusikan melalui
jaringan yang berbasiskan kabel optik, satelit, dan sistem transmisi microwave.
Beberapa media yang umum dianggap sebagai new media adalah internet yang
dengan begitu banyak aplikasinya, internet mampu melahirkan suatu jaringan
baru yang biasa dikenal dengan sebutan media sosial. Andreas Kaplan dan
Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai (Anang. 2016 : 142)

“sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar


ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content”.

Sebagaimana yang diketahui, media sosial merupakan salah satu media online
dimana para pengguna dapat ikut serta dalam mencari informasi, berkomunikasi,
dan menjaring pertemanan, dengan segala fasilitas dan aplikasi yang dimilikinya
seperti Blog, Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter. Kehadiran media sosial
telah membawa pengaruh tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
manusia saat ini. Media baru sering di artikan secara sederhana sebagai media
interaktif yang menggunakan perangkat dasar komputer.

Kehadiran new media di dalam masyarakat modern dapat memberikan ruang


yang lebih luas yang memungkinkan proses produksi dan distribusi informasi
serta volume informasi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan adanya
internet masyarakat modern dapat melakukan berbagai macam kegiatan seperti
mencari informasi, merencanakan perjalanan, membaca surat kabar, menulis,
membaca artikel, berkomunikasi melalui surat elektronik, mengirim dan
mengobrol melalui pesan instant media sosial, menelepon, berdiskusi,
berkonferensi, mendengarkan musik dan radio, melakukan pemesanan atau
pembelian barang secara online, mengembangkan relasi, memelihara hubungan,
melayangkan suatu protes, berpartisipasi didalam politik secara aktif, bermain
games, mencari dan menciptakan pengetahuan bersama, mengunduh piranti
lunak dan data digital

Berdasarkan Jenis-Jenis Media Sosial yang ada disini masyarakat cenderung


menggunakan platform media sosial yang berjenis :
1. Collaborative Project Salah satu media yang sering di akses adalah wikipedia.
Wikipedia adalah ensiklopedia kolaboratif yang dimana semua orang bisa
menulis, mengedit dan menambah isinya. Banyak orang menggunakan wikipedia
untuk menyelesaikan beberapa tugas bahkan pekerjaan rumah. Akan tetapi perlu
di ingat, sesuai dengan apa yang sudah disampaikan bahwa aplikasi ini sesuai
dengan sifatnya yang “kolaboratif” maka siapapun dapat menulis maupun
mengubah informasi yang terdapat didalamnya. Maka dari itu perlu klarifikasi
mendalam setelah memperoleh informasi dari wadah aplikasi ini.

2. Content Communities Youtube, Instagram, & Facebook menjadi salah satu web
konten terpopuler khususnya web video sharing (berbagi video) dimana para
pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Di
media sosial tersebut kita dapat menggugah konten-konten video yang telah kita
buat sendiri, mempromosikan video tersebut, dan membagikanya ke masyarakat
umum.

3. Blogs and Microblogs Sekarang media untuk membuat suatu catatan atau
cerita tidak selalu harus menggunakan sebuah buku, dalam salah satu media
sosial Blog dan Twitter menjadi media sosial paling populer karena tidak
membutuhkan waktu aplikasi sederhana ini hanya cukup dengan mengupdate
status atau ceritanya di media sosial dengan sekali sentuh dan itu menjadi daya
tarik para penggunanya.

4. Social networking sites Social networking adalah sebuah media untuk kita
berbagi informasi, foto, dan video, dengan orang lain dan facebook adalah salah
satu layanan jejaring sosial paling populer antara beberapa aplikasi yang ada.

5. Virtual Game Worlds Virtual game worlds terikat diantara game online dan
media sosial, dimana simulasi berkomunikasi dalam dunia game beserta interaksi
para pemain game bisa dilakukan secara langsung di dalam permainan. Dalam
masyarakat modern seperti sekarang, manusia dengan new media semakin
dekat. Penggunaan internet baik dalam kehidupan profesional maupun dalam
kehidupan pribadi intensitasnya semakin tinggi. Internet juga menjadi bagian
penting yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari, baik di ruang kerja, publik,
maupun keluarga.

Fenomena media sosial memang menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan
dalam kehidupan masa kini. Kebutuhan akan keberagaman informasi
menunjukkan rasa ingin tahu masyarakat yang begitu besar. Keberadaan media
sosial memberikan gambaran-gambaran yang jelas bahwa dunia ini seolah-olah
tanpa ada batasan keberagaman informasi yang akan diterima oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat akan dengan mudah
memanfaatkan keberagaman informasi yang terdapat di berbagai konten di
media sosial. Dari berbagai macam konten yang ada di dalam media sosial ada
banyak sekali konten-konten yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat digital
salah satu contohnya adalah konten video yang dimana berkaitan dengan konten
video digital vlog yang saat ini sedang disukai mahasiswa. Pada umumnya situs
berbagi video yang sangat populer di seluruh dunia saat ini adalah Youtube dan
Instagram. Tidak heran jika saat ini sebanyak 88 juta orang yang berbagi konten
videonya di Youtube dan Instagram karena populer (Imanuella.2017:2) Video
blogging atau biasa disingkat dengan vlogging merupakan suatu bentuk kegiatan
blogging yang berbeda karena media yang digunakan adalah dengan
menggunakan medium video di atas penggunaan teks audio sebagai sumber
media utama. Menurut Educause Learning Initiative, berbagai perangkat seperti
ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video atau kamera murah
yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk
melakukan aktifitas vlog (Eribka .2017 :7). Pembuat konten vlog biasa dikenal
dengan sebutan vlogger. vlog pada awalnya menjadi sarana untuk
mengekspresikan diri dan berbagi pendapat kepada publik biasanya kegiatan
yang dilakukan oleh vlogger tersebut menggunakan motif-motif tertentu. Adapun
motif tersebut di latar belakangi adanya keinginan yang ingin dipenuhi oleh para
konten kreator atau yang biasa kita sebut vlogger. Kebanyakan para konten
kreator biasanya menggunakan Youtube dan Instagram, line, facebook untuk
menyalurkan hasil kreasi vlog nya tersebut. Hampir setiap hari terdapat banyak
video yang merekomendasikan konten vlog pada situs Youtube. Google Indonesia
pun mencatat, sejak tahun 2014 saat Vlog mulai booming, terdapat peningkatan
hingga 600 % video yang diunggah ke Youtube. Sedangkan menurut Global Web
Index pada tahun 2015, penonton Vlog telah mencapai 42 % total pengguna
internet. Konten vlog biasanya dibuat dari genre yang beragam, mulai dari
kategori komedi, musik, gaming, entertainment, bagaimana cara berpakaian,
kehidupan sehari-hari, wisata kuliner dan lain sebagainya. Biasanya genre yang
paling digemari pada pembuatan konten ini adalah konten yang merujuk pada
daily life karena konten ini merupakan salah satu konten yang membahas
mengenai kehidupan sehari-hari dan kegiatan-kegiatan vlogger tersebut,
sehingga kebanyakan dari mereka para penonton menyukai konten yang
diunggah para vlogger tersebut kemudian terinspirasi untuk melakukan kegiatan
yang serupa. Lalu dari situlah kita dapat mengetahui seberapa banyak penggemar
yang menyukai konten-konten dengan genre tertentu hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah subscriber dari Youtube. Untuk vlog yang bertema daily life sendiri
dimana vlog tersebut mampu mencapai angka ratusan hingga jutaan viewers di
Youtube dan Instagram.

Menurut Budiargo Dian (2015 :47) Youtube adalah media video online dan yang
utama dari semua sosial media yang digunakan untuk mengunggah hasil dari
pembuatan konten vlog kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari,
melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui
suatu web. Kehadiran Youtube membawa pengaruh luar biasa kepada 10
masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah di bidang pembuatan
video, mulai dari film pendek, dokumenter, hingga video blog yang dimana
biasanya tergolong dalam golongan mahasiswa tetapi tidak memiliki lahan
“untuk mempublikasikan karyanya”. Youtube mudah dipergunakan, tidak
memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun, tentunya dengan gadget
yang kompatibel. Hal itu membuat para pembuat video amatir dapat dengan
bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk dipublikasikan. Jika video
mereka mendapat sambutan baik, jumlah viewers akan bertambah banyak dan
membuat konten vlog tersebut semakin populer. Viewers yang banyak akan
mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-video yang para
vlogger telah mereka buat selanjutnya. Senada dengan televisi, konten program
televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik
pengiklan secara otomatis. Youtube masuk dalam kategori media sosial karena
mewadahi para kreator-kreator pembuat konten video digital untuk
membagikanya agar bisa di akses oleh orang-orang di seluruh dunia Mandibergh
mendefinisikan media sosial sebagai media yang mewadahi kerja sama di antara
pengguna yang menghasilkan konten, media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke
berbagai banyak orang

2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

3. Penerima pesan yang menentukan interaksi Youtube dikenal dalam dunia


maya dengan slogan Broadcast Yourself, yang merupakan situs video sharing
dimana situs tersebut menyediakan berbagai macam informasi berupa audio-
visual.13 Pada tahun 2011, Youtube menduduki peringkat pertama untuk situs
video sharing. Eksistensi situs ini yang mampu menarik perhatian masyarakat luas
membuat Google Inc berani membeli Youtube senilai US$ 1,65 miliar pada tahun
2006.14 Sedangkan pekembangan Youtube di Indonesia, Head of
Communications Consumer & YouTube Indonesia, Putri Silalahi, mengatakan
bahwa jumlah penonton dan kreator video online di YouTube tumbuh dengan
luar biasa di Indonesia. Durasi menonton orang di Indonesia bertambah 130%
dari tahun 2014 ke 2015. Begitu pula jumlah konten yang di-upload bertambah
sebanyak 600%

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan studi


naratif. Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang mengungkapkan
situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan yang secara benar.
Bogdan mendefinisikan ―metode penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
dapat menghasilkan berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang yang
diamati.

Pendekatan studi naratif adalah studi yang menceritakan tentang pengalaman


hidup seseorang ataupun kronologi suatu kejadian yang unik. Jenis naratif yang
digunakan peneliti yaitu studi biografi yaitu suatu jenis studi naratif yang
berisikan tentang pengalaman hidup seseorang. Penelitian naratif fokus terhadap
satu orang atau individu tunggal yang memberikan makna terhadap pengalaman
melalui cerita yang disampaikan
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Dakwah Di Indonesia

Sebagai suatu upaya untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran, Dakwah


menjadi tradisi yang telah dilakukan sejak bergenerasi-generasi lalu. Dakwah
pada awalnya di mulai oleh Rasulullah SAW melalui perintah Allah SWT yang
disampaikan melalui malaikat Jibril A.S. Kondisi dakwah pada masa kenabian
mengalami beberapa fase dan terdapat cara-cara yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW untuk menyampaikan syiar dakwahnya.

Perkembangan dakwah di Indonesia hingga saat ini telah diwarnai oleh berbagai
macam kondisi sosial dan budaya. Terjadinya percampuran budaya (akulturasi
budaya) dan transkulturasi (tarik menarik antarbudaya) tak bisa dihindarkan
apalagi dengan hadirnya kemajuan tekonologi dan informasi. Perkembangan
teknologi komunikasi ikut membangun sebuah pola dakwah yang bisa digunakan
pada era sekarang ini.

Tantangan berdakwah di Indonesia tidak bisa dikatakan mudah. Hal ini mengingat
banyaknya suku dan etnis yang berbeda di Indonesia. Selain itu juga dikarenakan
Indonesia mengakui adanya lima agama sehingga ini menjadi kondisi yang benar-
benar harus disikapi secara bijak oleh para pendakwah.

Menurut para sejarahwan, setidaknya dalam perkembangan dakwah di


Indonesia, terdapat enam strategi dakwah yang digunakan. Antara lain

1. Perdagangan

2. Pendidikan

3. Perkawinan

4. Tassawuf

5. Kesenian

6. Politik

Berbagai strategi tersebut jelas menunjukkan bahwa di masyarakat Indonesia


memerlukan cara-cara yang dinamis untuk menyampaikan suatu pesan.
Termasuk dalam urusan dakwah yang niatannya adalah menyampaikan pesan
kebenaran. Lalu, di era saat ini yang segalanya serba dapat diakses dan serba
digital, apalagi dengan kehadiran sosial media, dakwah di Indonesia menghadapi
tantangan baru yang perlu disikapi dengan serius. Menghadapi ini, para pegiat
dakwah mulai mencoba masuk ke ranah digital dan menggunakan media sosial
untuk berdakwah

4.2 Strategi Berdakwah Melalui Konten Media Sosial

Menurut laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Tanah
Air per Januari 2022. Jumlah itu naik tipis 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Januari 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak
202,6 juta. Besarnya pengguna Intenet di Indonesia ini, salah satunya terjadi
karena penggunaan media sosial. Bagi masyarakat, media sosial telah menjadi
bagian dari keseharian. Berbagai urusan pun dilakukan melalui media sosial
seperti berjualan, mencari informasi, menjalin relasi, hingga belajar.

Realitas ini turut pula menjadi peluang yang dimanfaatkan para pegiat dakwah di
Indonesia untuk menjalankan misi Dakwah. Penggunaan media sosial sebagai
strategi dakwah tampak kian marak terjadi beberapa tahun belakangan ini. Tren
ini diawali dengan konten-konten tulisan yang menyeru tentang keislaman di
media sosial seperti Facebook, kemudian konten-konten tersebut bertambah
variasinya dengan hadirnya ceramah-ceramah para ustadz yang disiarkan melalui
kanal Youtube. Hingga kian beragam sesuai dengan platformnya. Media sosial
seperti Instagram, Youtube, Facebook, Twitter, dan Tiktok kini sudah ikut dibanjiri
oleh konten-konten dakwah. Menariknya fenomena ini bisa menandakan bahwa
adanya kedinamisan pegiat dakwah Indonesia dalam menjalankan strategi
Dakwahnya. Ini pula menunjukkan bahwa eksistensi dakwah di Indonesia
semakin semarak dan beriringan dengan perkembangan zaman.
- KESIMPULAN

Dakwah merupakan upaya yang harus terus dipertahankan. Sebab, di dalam


kegiatan dakwah, ada pesan-pesan kebenaran yang coba untuk disampaikan.
Kegiatan dakwah kian menghadapi tantangan besar seiring berkembangnya
zaman. Di Indonesia sendiri, dakwah mengalami berbagai fase dan dilakukan
dengan berbagai strategi. Di era digital seperti sekarang ini, Pemanfaatan media
sosial sebagai salah satu strategi dakwah merupakan cara yang dianggap efektif
mengingat tingginya pengguna media sosial di Indonesia. Dari sana, upaya untuk
terus menjaga eksistensi dakwah dirasa akan terus ada dan semangat dakwah
tidak akan pernah surut.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.hlm.13

Aliyudin. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widia Padjajaran.hal.40

Amin, Samsul Munir, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta, Amzah. hal. 67

Asmuni, Syukir, 2009, Dasar - Dasar Strategi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
32-33.

Budiargo Dian, 2015, Berkomunikasi Ala Net Generation, PT Elex Media


Komputindo, hlm. 47

Creswell, John W. 2016. Research Design : Pendekatan Metode Kuantitatif dan


Campuran. Edisi Keempat (cetakan Kesatu). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm.18

Eribka, Mariam, Stefi, 2017, Pengaruh Konten Vlog Dalam Youtube Terhadap
Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Sam Ratulangi, e-journal “ac to diurna”, hlm. 7.

Flew, 2002, New Media An Introduction, Melbourne, Oxford University Press,


hlm. 10.

Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya


Offset. Hal.22

Hafiduddin,1998,Dakwa Aktual Jakarta, Gema Insani. Hal 78

Kustadi Suhandang,,Ilmu Dakwah, (Bandung, Remaja Rosdakarya 2013),hal.10

Mahmuddin, Manaemen dakwah Rasulullah, (Jakarta,Restu Ilahi,2004),hal. 6

Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni, al-Madkhal ila „Ilm al-Dakwah, (Beirut:


Muassasah al-Risalah, 1993), hh. 204-219.

Seri literasi digital, 2017, Literasi Digital Keluarga Teori dan Praktik Pendampingan
Orangtua terhadap Anak dalam Berinternet, Kominfo, hlm, 4

Seri Literasi Digital, 2017, Tips dan Informasi Gerakan #BijakBersosmed, Kominfo,
hlm, 11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), cet ke-2, h. 124.

Jurnal

Anang, 2016, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di


Indonesia, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tulungagung, Volume 9 No. 1, hlm, 142

Imanuella Yunike Palinoa, 2017, Dampak Tayangan Vlog Di Youtube Terhadap


Gaya Hidup Hedonis Siswa SMA Kristen Sunodia, e-journal, ilmu komunikasi
Universitas Mulawarman, hlm. 2

Zulkarnain. DAKWAH ISLAM DI ERA MODERN. Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 3,
September 2015 : 151

Anda mungkin juga menyukai