A. Baja
1 Struktur Baja
Baja adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dengan adanya
penambahan paduan lainnya. Baja yang paling banyak digunakan sebagai hasil
akhir adalah komponen otomotif, tranformer listrik dan untuk proses manufaktur
lainnya seperti proses pembuatan lembaran besi, proses ekstrusi dan lain-lain.
mekaniknya jika suatu logam yang sangat keras sulit dalam pembentukannya.
sehingga dapat disesuaikan pada sifat mekanik yang sesuai dengan yang
diinginkan dari baja itu [Troxell,1998]. Pada paduan logam baja karbon rendah
yang terdiri dar besi (Fe) dan unsurunsur karbon (C), Silikon (Si), Mangan (Mn),
material optimum, agar daya tahan yang dicapai maksimum.Sifat utama baja
antara lain :
a. Kekuatan (Power) Karakteristik utama yang dimiliki oleh baja adalah
kekuatannya. Baja mempunyai kuat tarik yang sangat baik. Hal ini membuat baja
regangan (strain) yang bersifat tetap sebelum baja terputus. Adapun besar keuletan
ini terhubung pada sifat yang bisa pekerjaan yang bisa dilakukan terhadap baja.
Untuk mengetahui besar keuletan baja, bisa melakukan serangkaian uji coba,
memegang pengaruh yang sangat besar terhadap kekuatan yang dimiliki oleh baja.
jumlah energi yang mampu diterima baja hingga terputus. Bila semakin kecil
ketangguhan yang dimiliki suatu baja, maka karakteristik baja tersebut akan
2. Klasifikasi baja
Baja karbon atau yang di sebut carbon Steel yaitu baja yang tersusun dari
1) 1.65 % Manganese
2) 0.60 % Copper
3) 1.70 % Carbon
4) 0.60 % Silicon
murni. Baja di kategotikan berdasar material, yaitu dari ingot iron (baja bongkah)
tanpa carbon sama sekali, sampai cost iron (baja tuang) yang memiliki carbon
Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon 0,10% s/d 0,30%. Baja karbon
rendah ini diaplikasikan dalam pembuatan baja strip, baja batangan atau profil dan
plat baja,
karbon ini di gunakan sebagai keperluan alat perkakas bagian mesin. Berdasarkan
total karbon yang terdapat dalam baja ini maka baja karbon dapat di gunakan
Baja karbon tinggi mengandung kadar carbon antara lain 0,60 % s/d 1,7 % C dan
setiap satu ton baja karbon tinggi memiliki karbon sebesar 70 – 130 Kg. Baja ini
peralatan.Contoh aplikasi dari baja ini dalam pembuatan kabel baja dan kawat.
Baja paduan rendah di klasifikasi dan di bedakan jenis unsur paduannya. Baja
paduan rendah diklasifikasi sebagai baja karbon yang memiliki unsur paduan
seperti nikel, chromium dan molybdenum. Jumlah total unsur yang terdapat pada
5) Baja paduan tinggi Baja paduan tinggi adalah baja yang memiliki kandungan
elemen paduan sebanyak lebih dari 8 %. Yang termasuk dalam baja paduan tinggi
contohnya adalah stainless steel, baja tahan aus, baja tahan panas, tool steel, dan
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa
besi yang mengandung setidaknya 10.5% kromium untuk mencegah proses korosi
pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang
lapisan film oksida kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses
oksidasi besi (Ferum). Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layer ini
dibandingkan baja yang dilindungi dengan coating (misal Seng dan Cadmium)
Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.
Daya tahan Stainless Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu
lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal 13% (dari berat)
(Cr2O3) ketika bertemu Oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga
logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi
logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passivation dan
dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada Alumunium dan Titanium.
Baja tahan karat termasuk dalam grup besi paduan tingkat resistensi tinggi
terhadap serangan kimia atau sifat tahan karat. Banyak diantara baja ini yang
digolongkan secara metalurgi menjadi baja tahan karat austenite baja tahan karat
ferrit, baja tahan karat martensit dan baja tahan karat tipe presipitasi. Sifat tahan
karat ini biasanya didapat dengan cara dipadukan atau dicampur dengan minimal
beberapa elemen lain akan membuat sifat tahan karat dari stainless steel semakin
baik. Dengan penambahan kromium ini akan menyebabkan baja bersifat tahan
karat, karena lapisan chrom menyebabkan permukaan pasif atau stabil, keadaan
ini didapat karena chrom lebih mudah teroksidasi. Besar kecilnya kandungan
chrom sangat berpengaruh sekali terhadap ketahanan korosi pada baja. Oleh
karena itu, baja tahan karat harus mengandung unsur chromium tidak kurang dari
10% serta kadar karbon yang sesuai agar sifat mekanik cukup baik. Adapun
dengan penambahan unsur nikel juga akan menyebabkan baja bersifat tahan karat
karena unsur nikel akan mengurangi berat yang hilang akibat korosi dalam asam
dan memperbaiki ketahanan korosi. Jadi baja tahan karat adalah baja paduan yang
memanfaatkan keefektifan unsur Cr dan Ni, baja tahan karat sebenarnya adalah
baja paduan dengan kadar paduan tinggi (high alloy steel) dengan sifat istemewa
yaitu tahan terhadap korosi dan temperatur tinggi. Sifat tahan korosinya di dapat
dari lapisan oksida (terutama krom) yang sangat stabil yang melekat pada
permukaan dan melindungi baja terhadap lingkungan yang korosif. Dalam deret
dengan besi (Fe). Oleh karena itu baja yang mengandung unsur paduan chromium
akan teroiksidasi (dikenal dengan peristiwa korosi), sehingga secara teoritis akan
pada mulanya baja itu mengalami reaksi oksidasi chromium pada permukaan baja.
Lapisan ini sangat kuat sehingga udara sekitar tidak mampu menembus lapisan
yang mengakibatkan kontak langsung antara oksigen dan chromium tidak terjadi
lagi. Dengan sendirinya reaksi dengan oksigen akan terhenti. Lapisan oksida
chrom ini yang melindungi baja di bawahnya terhadap serangan korosi. (Gunawan
2017)
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi.
ruang hampa, angka-angka campuran logam yang tinggi dapat menahan korosi
tinggi pada suhu-suhu yang sangat tinggi, sementara yang lain menunjukkan
berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk membua
komponen.
5. Pertimbangan Estetika.
permukaan. Baja stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan
6. Sifat-sifat Higienis
tahan lama dan sering merupakan pilihan paling sedikit mahal dalam
Klasifikasi:
1. 12-14% Kromium(Cr), dimana sifat mekanik bajanya sangat tergantung
(C) dengan sedikit tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan tekanan
yang sangat tinggi. Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang
bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi asam.
sesuai aplikasinya. Kategori SS tidak halnya seperti baja lain yang didasarkan
sifat kimia dari stainless steel lima golongan utama SS adalah Austenitic, Ferritic,
Nikel (grade standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L
(dengan kadar Krom dan Nikel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%).
lingkungan laut.
sangat bagus
Aplikasi kearsitekan
kandungan Kromium 10,5 – 18 % seperti grade 430 dan 409. Jenis Ferritic agak
sedikit kurang mempunyai sifat kenyal daripada jenis austenitic. Ketahanan korosi
tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi
kekurangan ini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada
grade 3Cr12.
kandungan Chromium
Pemakaian Umum
Trim automotive
unsur utama Krom (masih lebih sedikit jika dibanding Ferritic SS) dan kadar
karbon relatif tinggi (0,1 – 1,2%) misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki
Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan oleh karena itu tingkat
Mata pisau
Alat–alat bedah
Tangkai / batang
Kumparan
Peniti
tidak cukup untuk menghasilkan susunan austenitic secara penuh dan hasil
kombinasi susunan ferritic dan austenitic. Duplex SS seperti 2304 dan 2205 (dua
angka pertama menyatakan persentase Krom dan dua angka terakhir menyatakan
relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion Cracking.
tetapi ketangguhannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ferritic SS dan
lebih buruk dibanding austenitic SS. Sementara kekuatannya lebih baik dibanding
SS ketahanan korosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan
terhadap pitting corrosion jauh lebih baik dibanding 316. Ketangguhannya Duplex
Daya tahan yang dinaikkan pada serangan ion Klorida Perenggangan dan
kuat luluh yang lebih tinggi dari baja-baja austenitic dan ferritic 13
Umum Penerapan di laut, terutama sekali pada suhu-suhu yang dinaikkan dengan
rendah (eksplorasi gas lepas pantai) Instalasi penghilangan zat garam / rasa asin
Baja tahan karat merupakan kelompok baja paduan tinggi yang berdasarkan pada
sistem Fe-Cr, Fe-Cr-C, dan Fe-Cr-Ni dengan unsur paduan utama minimal 10,5%
Krom (Cr) dan Nikel (Ni) dengan sedikit unsur paduan lain seperti Molibdenum
(Mo), Tembaga (Cu) dan Mangan (Mn). Kadar kromium tersebut merupakan
mencegah oksidasi dan korosi . Salah satu kelompok baja tahan karat yang banyak
digunakan adalah baja tahan karat austenitik. Austenitic stainless steel memiliki
single phase, face centered cubic (fcc). Elemen yang mendukung pembentukan
austenit, paling dominan adalah nikel, yang ditambahkan ke baja dalam jumlah
yang sangat banyak (pada umumnya lebih dari 8 %wt). Elemen pendukung
lainnya adalah C, N dan Cu. Adapun range komposisi standard dari baja tahan
karat jenis ini adalah sebagai berikut : 16-25 %wt Cr, 8-20 %wt Ni, 1-2 %wt Mn,
0,5-3 %wt Si, 0,02- 0,08 %wt C (<0,04 %wt untuk grade L), 0-2 %wt Mo, 0-0,15
dengan baja tahan karat lainnya dan dikenal secara luas dengan nama 18-8 (Cr-Ni)
steel. Baja tahan karat austenitik mempunyai sifat ketahanan korosi dan mampu
las yang lebih baik dibandingkan baja tahan karat lainnya. Temperatur servis
dapat mencapai 760 0 C bahkan lebih, tetapi ketahanan oksidasinya terbatas pada
temperatur tinggi.
D. Sputtering
tumbukan antara ion-ion berenergi tinggi dengan permukaan target yang akan
ikatannya dan bergerak menuju substrat akibat adanya transfer momentum selama
elektroda
Gambar 1 Skema proses sputtering yang terdiri dari (1) ion yang
dipercepat oleh katoda sheath, (2) tumbukan atom pada target, (3) atom terlontar
dua bagian yaitu sputtering DC dan RF. Pada sputtering DC arus yang digunakan
adalah arus searah sehingga yang berperan sebagai penumbuk target hanya satu
ion dan yang terdeposisi hanya pada satu elektroda. Plasma didefinisikan sebagai
gas yang diionisasikan dengan medan frekuensi radio (RF), medan DC atau
torr). Kemudian ion-ion yang terbentuk karena pengaruh medan listrik menuju ke
permukaan substrat yang akan dilapisi dan selanjutnya akan berdifusi ke tempat
ionisasi elektron yang mengumpul pada elektroda, sedang ion-ion positif akan
banyak berada di ruang antara anoda dan katoda (Konuma, 1992). Tegangan RF
diberikan pada elektroda, maka pada elektroda akan timbul medan listrik yang
mana medan listrik ini akan mengarahkan elektron ke anoda dan ion ke katoda.
Hal ini karena arus yang digunakan adalah arus bolak balik. Jika tegangan
dinaikkan, maka ion dan elektron akan mempunyai cukup tenaga untuk
mengionkan atom-atom yang ada di depannya (Yunanto dkk., 1996). Pada sistem
plasma terdapat anoda (elektroda positif) dan katoda (elektroda negatif). Pada
kedua elektroda ini akan timbul beda potensial yang akan mengionisasi gas
Argon. Sehingga bahan target dan substrat bisa diletakkan di antara kedua
Atmono, T., W. Usada, Suryadi dan A. Purwadi. 1999. Konstruksi dan Uji
Film.
Purwanto, P., Yunasfi dan S. Mustofa. 2014. Fabrikasi Lapisan Tipis C-Cr
University.