Dosen:
Dr. Eng. Aris Aryanto, S.T, M.T.
Disusun Oleh:
RR Niken Prama Anindhita 15022129
Baja tahan karat atau stainless steel adalah campuran logam yang memiliki
ketahanan terhadap korosi dan pembentukan karat. Komponen utamanya terdiri dari
besi dan kromium, dengan setidaknya 10,5% kromium dalam komposisinya. Baja ini
juga bisa mengandung unsur lain, seperti karbon dan beragam unsur logam atau non-
logam lainnya, yang dikombinasikan secara bervariasi untuk mencapai sifat-sifat yang
diinginkan. Daya tahan stainless steel terhadap pembentukan karat berasal dari
kemampuan kromium untuk membentuk lapisan tipis oksida kromium pada
permukaan baja yang tak terlihat. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung dan
memiliki kemampuan untuk mengalami penyembuhan dengan adanya oksigen. Selain
itu, kerusakan yang disebabkan oleh abrasi, pemotongan, atau mesin dapat dengan
mudah diperbaiki.
(https://en.wikipedia.org/wiki/Stainless_steel
https://www.assda.asn.au/stainless-steel/what-is-stainless-steel)
b. Jelaskan unsur-unsur apa saja yang penting dalam pembuatan baja stainless dan
sebutkan klasifikasi baja stainless.
1). Karbon (C): Besi dicampur dengan karbon untuk membuat baja dan
memiliki efek meningkatkan kekerasan dan kekuatan besi. Besi murni tidak
dapat dikeraskan atau diperkuat dengan perlakuan panas tetapi penambahan
karbon memungkinkan berbagai kekerasan dan kekuatan. Dalam baja tahan
karat Austenitik dan Feritik, kandungan karbon yang tinggi tidak diinginkan,
terutama untuk pengelasan karena ancaman presipitasi karbida.
6). Nitrogen (N): Nitrogen memiliki efek meningkatkan stabilitas Austenit dari
baja tahan karat dan, seperti dalam kasus Nikel, merupakan elemen pembentuk
Austenit. Kekuatan luluh sangat meningkat ketika nitrogen ditambahkan ke
baja tahan karat seperti halnya ketahanan terhadap korosi lubang.
7). Tembaga (Cu): Tembaga biasanya ada dalam baja tahan karat sebagai
elemen sisa. Namun, ditambahkan ke beberapa paduan untuk menghasilkan
sifat pengerasan presipitasi atau untuk meningkatkan ketahanan korosi
terutama di lingkungan air laut dan asam sulfat.
10). Sulfur (S): Ketika ditambahkan dalam jumlah kecil, Sulfur meningkatkan
kemampuan mesin. Namun, seperti Fosfor, ia memiliki efek merugikan pada
ketahanan korosi dan kemampuan las.
14). Cobalt (Co): Cobalt menjadi sangat radioaktif ketika terkena radiasi
intens dari reaktor nuklir, dan, sebagai akibatnya, setiap baja tahan karat yang
digunakan dalam layanan nuklir akan memiliki batasan Cobalt, biasanya
maksimum sekitar 0,2%. Masalah ini ditekankan karena biasanya ada
kandungan Kobalt sisa dalam Nikel yang digunakan dalam memproduksi baja
tahan karat Austenitik.
(https://www.aalco.co.uk/datasheets/Stainless-Steel-Alloying-Elements-in-
Stainless-Steel_98.ashx)
2). Baja dengan pengerasan lanjut, 10-12% Kromium(Cr), 0,12% Karbon (C)
dengan sedikit tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan tekanan
mencapai 927 Mpa dipergunakan salah satunya untuk bilah turbin gas.
3). Baja Kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang
sangat tinggi. Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang
bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi
asam.
• Daya tahan korosi yang sangat bagus dalam asam organik, industri, dan
lingkungan laut.
• Sifat-sifat suhu tingginya bagus dan suhu rendahnya sangat bagus (kekerasan
tinggi pada semua suhu)
• Cukup untuk peningkatan daya tahan korosi yang bagus dengan kandungan
Chromium
• Tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan selalu digunakan dalam
magnet yang dikuatkan
SS jenis ini memiliki unsur utama kromium (masih lebih sedikit jika
disbanding Ferritic SS) dan kadar karbon relatif tinggi (0,1 – 1,2%) misal
grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Krom sampai 16% tetapi
mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki Nikel 2%.
Merupakan baja pertama yang dikembangkan secara komersial (sebagai
cutlery).
• Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan oleh karena itu tingkat
kekerasan dan daya tahannya tinggi
• Bersifat magnetik
• Daya tahan yang dinaikkan pada serangan ion Klorida Perenggangan dan
kuat luluh yang lebih tinggi dari baja-baja austenitic dan ferritic
(https://eprints.umm.ac.id/44887/3/BAB%20II.pdf)
Baja tahan karat baik untuk digunakan dalam lingkungan yang bersih dan
steril karena mudah dibersihkan dan tidak mudah menimbulkan korosi. Baja
stainless digunakan dalam produksi berbagai peralatan medis, termasuk
instrumen bedah dan gigi. Selain itu, baja stainless juga digunakan dalam
membangun meja operasi, piring ginjal, pemindai MRI, kanula, dan sterilisasi
uap. Kebanyakan implan bedah, seperti sendi pengganti dan pinggul buatan
terbuat dari baja tahan karat, serta beberapa peralatan penyambung seperti pin
dan pelat baja tahan karat untuk memperbaiki tulang yang patah.
(https://www.thyssenkrupp-materials.co.uk/properties-of-stainless-steel)
2. Diketahui Iron-carbide phase diagram seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Jika diketahui kandungan karbon (C0) sebesar 3%.
a. Pada temperatur 1147oC, tentukan fasa, komposisi kimia pada fasa dan berat fraksi
fasa.
Fasa
𝛾 (Austenite)
F e 3 C (Cementite)
Komposisi kimia
𝐶0 = 3 wt% C
𝐶𝛾 = 0,76 wt% C
C F e C = 6,67 wt% C
2
𝑊𝛾 = 1
b. Pada temperatur 726oC, tentukan fasa, komposisi kimia pada fasa dan berat fraksi
fasa
• Fasa
𝛼 (Ferrite)
F e 3 C (Cementite)
• Komposisi kimia
𝐶0 = 3 wt% C
C F e C = 6,67 wt% C
2
𝐶𝛼 = 0,022 wt% C
C F e C −C 0 6 , 67−3
W α= 2
= =0,552
C F e C −Cα
2
6 , 67−0,022
C 0−C α 3−0,022
W F e C= = =0,44795
2
C F e C −C α 6 , 67−0,022
2
3. Diketahui suatu paduan metal, tegangan saat deformasi plastis dimulai adalah 250
MPa, dan modulus elastisitasnya adalah 115 GPa.
a. Berapakah beban maksimum yang dapat diberikan pada benda uji dengan luas
penampang 325 mm2 tanpa deformasi plastis?
Diketahui:
𝜎𝑦 = 250 MPa
𝐸 = 115 GPa
𝐴 = 325 mm2
F=σ y . A
F=250 MPa.325mm2
F=¿ 81250N
F=81 , 25 kN
Beban maksimum yang dapat ditahan benda uji tanpa deformasi plastis adalah 81,25
kN
b. Jika panjang spesimen asli adalah 120 mm, berapa panjang maksimum yang dapat
diregangkan tanpa menyebabkan deformasi plastis?
𝐿0 = 120 mm
Dengan rumus:
σy
E=
ϵy
∆ L σy
=
L0 E
σy
∆ L= . L …(1)
E 0
𝐿 = 𝐿0 + ∆𝐿
σy
𝐿 = 𝐿0 + .L
E 0
250 MPa
L=120 mm+ .120 mm
150000 Mpa
L=120 , 2 mm
lokasi uji. Dengan memonitor data beban dari mesin uji diperoleh specimen leleh
pada
Diketahui:
𝑙 = 25 𝑚𝑚
ℎ = 6 𝑚𝑚
𝐹𝑦 = 50 𝑘𝑁
𝐹𝑓 = 79 𝑘𝑁
Dengan rumus:
Fy
σ y=
A
50 kN
σ y=
25 mm.6 mm
σ y =333 , 33 MPa
Tegangan fraktur:
Ff
σ f=
A
79 kN
σ f=
25 mm . 6 mm
b. Berapa pertambahan panjang saat 60% leleh jika panjang yang diuji 100 mm.
Dipakai modulus elastisitas baja dari referensi, yaitu 𝐸 = 200.000 𝑀𝑃𝑎
Dengan rumus:
σ
E=
ε
σ
ε=
E
∆L σ
=
L0 E
σ
∆ L= .L
E 0
333 , 33 MPa . 0 ,6
∆ L= .100 mm
150000 MPa
∆ L=0,133 mm
5. Baja dengan diameter 12.8 mm dan panjang gauge (panjang uji) sebesar 50,8 mm
yang diuji tarik. Gunakan data beban-elongasi ditunjukkan pada tabel dibawah.
250 Tegangan
200 offset
Tegangan
150 offset
100
50
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Regangan
350
300
250
Tegngan (MPa)
200
kurva regangan dan tegangan
150 kurva Ramberd Osgood
100
50
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Regangan
Terlihat bahwa kurva Ramberg-Osgood berbeda dengan hasil grafik data. Perbedaan
yang jelasnya mulai tampak setelah melewati daerah elastis. Kurva data cenderung
melengkung kebawah dan fraktur pada suatu titik, sedangkan kurva Ramberg-Osgood
selalu naik. Hal ini disebabkan oleh ketika bahan uji ditarik terus, setelah melewati
tegangan ultimate, bahan uji terus memanjang namun dengan menurunkan luas
(