A. PENGERTIAN
Baja tahan karat merupakan baja paduan yang mengandung unsur Cr minimum 12
%. Baja tahan karat termasuk dalam baja paduan tinggi yang mempunyai sifat mampu
bentuk yang baik, ketangguhan yang baik pada temperatur rendah maupun tinggi,
mempunyai sifat ketahanan korosi yang baik, juga mempunyai ketahanan mulur yang
cukup besar pada temperatur tinggi. Baja tahan karat mempunyai sifat yang berbeda baik
dengan baja karbon maupun dengan baja paduan rendah, hal ini sangat mempengaruhi
sifat mampu lasnya. Jika dilihat dari sifat fisiknya, koefisien muai baja tahan karat kirakira 1,5 kali dari baja lunak, dengan demikian dalam pengelasan baja tahan karat akan
mengalami perubahan bentuk yang lebih besar.Karena sifatnya, maka baja ini banyak
digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet, pesawat terbang, alat rumah tangga dan
lain-lainnya.
Baja tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%, dimana pada
kondisi seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap proses oksidasi. Baja tahan karat
dapat dibedakan sesuai struktur mikronya yaitu: baja tahan panas martensit, baja tahan
panas ferit dan baja tahan panas austenit.
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan tariknya diperoleh
dari proses pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai untuk lingkungan korosif ringan,
serta biasanya digunakan untuk saluran dan rumah rumah turbin.
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan korosif
terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya digunakan untuk komponen
komponen dalam industri kimia.
Baja karat austenit mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan karatnya
didapat melalui pemanasan pada suhu 1000 - 11000 lalu didinginkan dengan direndam
kedalam air, sesuai untuk lingkungan yang mengandung garam, serta biasanya digunakan
untuk baling baling kapal.
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu 6500, dimana
sifat itu didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang cukup tinggi. Berbeda dengan
baja tahan karat adalah umunya kandungan karbonnya lebih tinggi. Umumnya digunakan
pada ketel uap, boiler, tungku dan lain lain.
serta
korosi.
Au s t e n i t i c
c o c o k j u g a u n t u k a p l i k a s i t e m p e r a t u r e r e n d a h disebabkan unsur
Nickel membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.
2. Ferritic Stainless Steel
Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 18 % seperti grade 430 dan 409.
Ketahanan korositidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining.
Tetapi kekuranganini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada
grade 3Cr12.
3. Martensitic Stainless Steel
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit jika
dibanding Ferritic Stainless Steel ) dan kadar karbon relatif tinggi misal grade
410 dan 416. Grade431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya
masih martensitic disebabkan hanya memiliki Nickel 2%.Grade Stainless
Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki tensile strength tertinggi dibanding
Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari grade ini, jikadibutuhkan kekuatan yang lebih
tinggi maka dapat di hardening.
4. Duplex Stainless Steel
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan
persentase Chrom dan dua angka terakhir menyatakan persentase Nickel) memiliki
bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan Ferritic. Duplex ferritic-austenitic
memilikikombinasi sifat tahan korosi dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus
tahanterhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion
Cracking-nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya jauh lebih
baik (superior)dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk dibanding Austenitic
Stainless Steel .Sementara kekuatannya lebih baik dibanding Austenitic Stainless
Steel ( y a n g
Baja tahan karat dalam membentuk mechanical propertis nya dipengaruhi oleh beberapa
unsur, seperti:
Karbon (C)
Karbon merupakan unsur pengeras utama dalam baja, pada baja tahan karat
karbon berfungsi untuk memperluas gamma loop, juga sebagai pembentuk karbida yang
berikatan dengan Fe dan Cr. Karbon juga berpengaruh meningkatkan ketahanan korosi
intergranular. Pada baja tahan karat austenitik sebagai unsur untuk meningkatkan
kekerasan dan kekuatan.
Silikon (Si)
Silikon pada baja tahan karat berpengaruh untuk meningkatkkan ketahanan
oksidasi pada temperatur tinggi, dan meningkatkan elastisitas. Keberadaan Si pada baja
tahan karat maksimum 1,5 %.
Mangan (Mn)
Mangan dalam baja tahan karat mencegah terjadinya retak panas yang diakibatkan
oleh terbentuknya sulfida besi (FeS). Mangan juga mempengaruhi kestabilan austenit dan
ferit, dimana pada temperatur rendah mangan akan menjadi penstabil austenit dan ferit.
Nikel (Ni)
Nikel adalah unsur penstabil austenit. Penambahan unsur Ni kedalam paduan FeCr akan memperluas daerah gamma, sehingga daerah ferit akan mengecil. [5] Pada
temperatur austenisasi rendah mendorong terjadinya penghalusan butir dan dapat
meningkatkan ketangguhan bila dipadu dengan krom.
Krom (Cr)
Semua baja tahan karat mengandung Cr yang berfungsi sebagai unsur penstabil
ferit. pada diagram kesetimbangan Fe-Cr terlihat bahwa kandungan krom diatas 12%
memperlihatkan ferit dapat langsung mengendap dari fasa cair membentuk delta-ferit.
Semakin tinggi kandungan Cr daerah austenit yang terbentuk akan semakin menyempit,
sehingga daerah ferit menjadi lebih luas.
Kandungan krom diatas 10,5% akan membentuk lapisan pasif krom (Cr 2O3) yang
dapat mengikat oksigen sehingga meningkatkan ketahanan korosi dan ketahanan oksidasi
pada temperatur tinggi. Krom juga merupakan unsur pembentuk karbida yang dapat
berikatan dengan besi, karbon dan dengan unsur lainnya.
Molibdenum (Mo)
Molibdenum pada baja tahan karat berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dan
sebagai pembentuk fasa kedua dalam baja tahan karat feritik dan austenitik. Dalam baja
tahan karat martensitik, molibdenum dapat meningkatkan kekerasan dan pada temperatur
tempering yang tinggi akan membentuk endapan karbida.
D. PERTIMBANGAN PEMILIHAN BAJA TAHAN KARAT DALAM INDUSTRI
Pertimbangan pemilihan baja tahan karat (stainless steel) sebagai pilihan pertama dan
utama di aplikasi industri makanan dan minuman sebagai berikut :
1.Kontaminasi kimia baja tahan karat relatif rendah terhadap makanan
Baja tahan karat mempunyai ketahanan yang cukup untuk berbagai aplikasi
pembuatan makanan terhadap pencemaran elemen material terhadap makanan. Melalui
pemilihan grade stainless steel yang tepat, hampir tidak ada kontaminasi logam yang
berarti ke produk olahan makanan, perubahan rasa, dan warna makanan.
2.Mampu dibersihkan dan tahan terhadap bakteri
Pada high grade stainless steel , permukaan yang halus dari materi memberikan
dampak positif mudah dibersihkan dari kontaminasi luar. Sifat keras dan ketahanan
impak baja tahan karat juga memberikan dampak positif saat proses pembersihan
komponen dilakukan. Ketahanan terhadap korosi yang tinggi memudahkan kita dapat
menggunakan larutan pembersih dan disinfektant tergolong korosif.
Kemampuan baja tahan karat untuk dibersihkan telah diteliti oleh lembaga riset
dan akademi. Salah satunya adalah kesimpulan bahwa kemampuan untuk dibersihkan
baja tahan karat lebih rendah terhadap gelas atau keramik, namun lebih tinggi
dibandingkan aluminium dan plastik. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa stainless
steel dapat menahan pertumbuhan bakteri 10 kali lipat daripada komponen semacam bak
(sink) yang terbuat dari enamel baja, plastik polikarbonat dan komposite mineral-resin
setelah dilakukan simulasi standardized wear, kontaminasi dan perlakuan spray wash.
Lebih jauh lagi, baja tahan karat mempunyai ketahanan abrasi cukup tinggi dan impak
sehingga cukup mempunyai karakter `higienik` saat waktu pemakaian.
Pemilihan produk pembersih dan disinfektan untuk diaplikasikan pada baja tahan
karat tergantung dari jenis kontaminan. Beberapa produk yang mengandung klor, iod atau
1.Industri Susu
Di Industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari baja tahan karat sangat
dominan di segala proses produksi.
Setelah susu dikirim dari peternakan, alat pengiriman susu seperti jalur pipa
digunakan untuk menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin, umumnya menggunakan
tipe 304. Di dalam tangki penyimpanan selalu menggunakan tipe 304, tapi dinding luar
(proses cladding) menggunakan tipe 430 ferritic grades. Untuk proses pengumpulan susu
dari peternakan, tangki baja tahan karat digunakan. Semua komponen tersebut juga
termasuk jalur pipa, sistem pendingin, pompa, peralatan pembersih, dan lain-lain.
Pada plant proses produksi susu, semua komponen terbuat dari baja tahan karat
seperti Tangki-tangki penyimpanan, pasteurizing plate heat exchanger, perpipaan, pompa,
sistem pembersih, dan lain-lain. Tipe 304 umumnya digunakan dalam komponenkomponen tersebut, namun kadang-kadang tipe 316 digunakan untuk heat exchanger
plate untuk mencegah resiko terhadap korosi retak tegang saat komponen dibersihkan
dengan larutan disinfektan.
Komponen untuk pembuatan margarine juga dibuat dari tipe 304, namun tipe 316
juga dipilih untuk komponen dalam proses penggaraman keju karena cukup tahan
terhadap korosi terhadap lingkungan kloride (garam)
2.Industri air mineral, minuman berkarbonasi (Soda) dan jus buah
Baja tahan karat merupakan pilihan pertama dan utama dari komponen di
industri-industri ini. Peralatan yang umumnya digunakan yaitu proses `collection dan
treatment` air mineral dan juga minuman bersoda. Berdasarkan tipe air dan suhu di
industri minuman bersoda, tipe 304 dan tipe 316 digunakan.
Pada industri minuman jus buah, digunakan tipe 316 (rekomendasi penulis) untuk
mencegah kontaminasi besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang akan mengubah rasa dan
menurunkan nilai vitamn.