Anda di halaman 1dari 4

Wulan Suci Handari

202110140311125
Teknik Industri C

Baja adalah paduan unsur Fe dan C, dengan kandungan karbon kurang dari 2%. Terdapat
ribuan jenis baja yang tersedia di pasar, di mana berbeda komposisi kimia dan proses
perlakuan panasnya. Sesuai klasifikasi paduan logam fero pada Figur 4.1, baja dapat dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu (1) baja paduan rendah (low alloy steel) dan (2) baja
paduan tinggi (high alloy steel).

•Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat menentukan
sifat-sifatnya, sedangkan unsur-unsur paduan lain terjadi karena proses pembuatannya. Sifat
baja karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikro struktur. Adapun kalsifikasi
baja carbon antara lain;

1. Baja Carbon Rendah (Low Carbon Steel)


Baja karbon rendah merupakan baja dengan kandungan utama besi dan karbon dengan
komposisi karbon < 0,3%. Karbon dibawah 0,15% dinamakan dead mild steel yang banyak
digunakan pada sheet, strip, wire, ship plate.
•Aplikasi baja karbon rendah diantaranya sebagai body mobil, bentuk struktur (profil I, L, C,
H), pipa saluran.
2. Baja Carbon Medium
Memiliki kandungan karbon antara 0,3 – 0,8%. Baja ini dapat dinaikkan sifat mekaniknya
melalui perlakuan panas austenitizing, quenching, dan tempering dan banyak dipakai dalam
kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya martensit dan lebih kuat dari baja karbon
rendah.
•Baja ini dapat diaplikasikan sebagai poros, roda gigi, crankshaft.
3. Baja Carbon Tinggi
Memiliki kandungan karbon 0,8 – 2%. Sifat mekaniknya dapat dinaikkan melalui perlakuan
panas austenitizing, quenching dan tempering dan banyak dipakai dalam kondisi hasil
tempering sehingga struktur mikronya martensit. Kemudian baja ini paling keras, paling kuat,
paling getas di antara baja karbon lainnya dan tahan aus.
•Baja karbon ini dapat diaplikasikan pada pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi,
perkakas potong, dan dies.

Baja Paduan Baja Paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan
kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon. Menurut kadar unsur
paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja
paduan tinggi.

1. Baja paduan adalah baja yang menjadi paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total
antara 1.0% dan 50% dari berat total yang bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik baja
tersebut.
•Aplikasi baja paduan rendah digunakan untuk bahan kapal, jembatan, roda kereta api, ketel
uap, tangki gas.
2. Baja Paduan Tinggi
Adalah baja paduan dengan kandungan unsur paduan di atas 5%. Baja paduan tinggi
memiliki beragam jenis diantaranya baja tahan karat, baja mangan, baja perkakas. Baja
paduan tinggi digunakan untuk keperluan-keperluan khusus yang memang diperlukan
karakteristik material tertentu yang tidak terdapat pada baja paduan rendah.
•Aplikasi penggunaan: Pengolah makanan, peralatan medis, peralatan rumah tangga, dan
penggunaan structural/architectural.

1. Besi cor berdasarkan grafit;


A. Besi Cor Nodular
Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium.
Penambahan unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat, atau
speroid. Dalam hal ini, unsur Serium dan magnesium berfungsi sebagai pembentuk nodular
grafit besi cor. Perubahan bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan besi
cor naik. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki keuletan
antara 10 – 20 persen.
•Aplikasi, besi cor nodular digunakan pada alat-alat pertanian seperti mesin diesel, poros
engkol, kepala silinder, roda gigi, traktor, katup, body pompa, poros engkol, roda gigi, dan
komponen mesin dan otomotif lainnya.

B. Besi Cor Kelabu


Besi cor kelabu merupakan jenis besi tuang yang paling banyak digunakan,Besi cor ini
memiliki kandungan silikon relatif tinggi yaitu antara satu sampai tiga persen. Dengan silicon
sebesar ini, besi cor akan membentuk grafit dengan mudah, sehingga fasa karbida Fe3C tidak
terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan.
•Contoh aplikasi besi cor ini lebih banyak digunakan sebagai landasan mesin, poros
penghubung, dan alat berat.

C. Besi Cor Malleable


Besi Cor Malleable dibuat dari besi cor putih dengan menerapkan suatu perlakuan panas.
Perlakuan panas yang diterapkan pada besi cor putih umumnya adalah anil. Dengan
perlakukan ini fasa-fasa karbida Fe3C akan terdekomposisi menjadi besi dan grafit. Grafit
yang terbentuk tidak serpih atau bulat, namun berbentuk gumpalan grafit yang tidak memiliki
tepi-tepi tajam. Bentuk grafit ini sering disebut dengan bentuk rosettes, mirip bunga mawar.
•Contoh aplikasi dari besi cor mampu tempa diantaranya adalah roda gigi transmisi, kasing
diferensial untuk industri otomotif, flens, fiting pipa, dan katup untuk kereta api, kelautan,
dan aplikasi pada beban yang berat lainnya.

D. Besi Cor Putih


Besi Cor Putih memiliki struktur mikro yang terdiri dari Fe3C yang tersebar dalam matrik
perlit. Sebagai konsekuensi adanya sementit dalam jumlah besar (+/- 30%), besi cor putih
sangat keras, namun sangat rapuh, dan sampai-sampai hampir tidak bisa di machining. Besi
cor ini memiliki sifat yang getas, namun memiliki kekerasan yang tinggi. Sifat yang
dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif untuk suku cadang yang mensyaratkan
ketahanan aus tinggi.
•Contoh penggunaan besi cor putih menjadi terbatas pada aplikasi yang membutuhkan
permukaan yang sangat keras dan tahan aus, tanpa tingkat keuletan yang tingg seperti rol di
pabrik rolling. Umumnya, besi putih digunakan sebagai produk antara untuk produksi
menjadi besi cor malleable.

2. Besi cor berdasarkan matrik

A. Feritik mempunyai struktur mikro ferit dan paduan utamanya adalah kromium antara 12
sampai dengan 30 persen. Mikrostruktur feriit stabil di semua temperatur, karena kehadiran
unsur paduan kromium. Unsur kromium berperan sebagai unsur paduan dengan sifat dasar
sebagai penstabil ferit sehingga luas daerah fasa ferit menjadi lebih luas dan daerah Austenite
menjadi lebih sempit. feritik memiliki ketahanan korosi temperatur ruang yang lebih baik dari
pada martensitik, terutama pada stress corrosion cracking, SCC.
•Penggunaan/pengaplikasi ferritic umum digunakan untuk peralatan industry, aplikasi
otomotif, komponen mesin seperti baut, peralatan rumah tangga dan dapur, dan lain- lain.

B. Perlitik mengandung kromium 11,5 sampai dengan 18 persen. Kadar karbon didalamnya
relatif tinggi, yaitu antara 0,12 sampai 1,20 persen. Agar diperoleh daya tahan terhadap
serangan korosi atau ketahanan korosi yang tinggi, maka saat pembuatan tersebut
ditambahkan unsur Cr dan Nikel.
•pengaplikasian perlitik paling popular digunakan untuk sudu turbin dalam bentuk coran
(Casting), termasuk peralatan makan, peralatan masak, instrumen bedah dan gigi, spring,
gunting, pisau industri, obeng, dan tang.

SIFAT MATERIAL;
A. Sifat Fisik (Physical Properties)
➢ Daya hantar listrik Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas
bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat
melintasi batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran
kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom
logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa
sampai logam mendidih.
➢ Daya hantar panas Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan
oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini menyebabkan
elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransfer melintasi logam yang diam melalui
elektron yang bergerak.

B. Sifat Mekanik
Sifat mekanik adalah sifat suatu material yang dikaitkan dengan kemampuan material
untuk menahan beban.
1. Kekuatan (strength) Kekuatan adalah kemampuan suatu material untuk menolak
deformasi terhadap beban.
2. Elastisitas (elasticity) Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk
mengembalikan bentuk aslinya setelah beban ditiadakan.
3. Plastisitas (plasticity) Plastisitas adalah kemampuan suatu material untuk terdeformasi
secara permanen terhadap beban.
4. Kekakuan (stiffness) Kekakuan adalah kemampuan suatu material untuk menolak
deformasi elastis.
5. Keuletan (ductility) Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk meregang,
menekuk, atau memelintir tanpa retak atau patah. 6. Resiliensi (resilience) Resilien adalah
kemampuan suatu material untuk menyerap energi tanpa terdeformasi secara plastis.

C. Sifat Teknologi Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya. Sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan
dilakukan. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian mampu las, mampu mesin,
mampu cor, dan mampu keras. Logam merupakan bahan yang baik untuk diaplikasikan
dalam teknologi, karena logam memiliki struktur yang kuat dan tidak mudah patah. Sifat
tersebut sangat penting bagi perencana dalam menentukan dan memilih logam untuk
keperluan konstruksi dan rancangan lainnya

Anda mungkin juga menyukai