Anda di halaman 1dari 14

Outline Materi Kuliah Material Teknik, Pertemuan ke-10 (24/05/2022)

Jenis Paduan Logam (Metal Alloys):


1. Paduan logam besi (ferro), paduan logam yang terdiri dari besi sebagai unsur
utamanya. Misalnya, Baja (steel) dan besi tuang (cast irons).
2. Paduan logam bukan besi (non-ferro), semua paduan logam yang bukan terdiri dari
besi.

PADUAN LOGAM BESI (FERROUS ALLOYS)

Penggunaannya secara luas disebabkan oleh tiga faktor:


1) senyawa yang mengandung besi terdapat dalam jumlah yang melimpah di dalam kerak
bumi;
2) logam besi dan baja paduan dapat diproduksi menggunakan ekstraksi, pemurnian,
paduan, dan teknik fabrikasi yang relatif ekonomis; dan
3) paduan besi sangat serbaguna, karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab
memiliki berbagai sifat mekanik dan fisik.

Baja (Steels)
• Baja adalah paduan Besi-Karbon (Fe-C) yang mengandung konsentrasi yang cukup
dari elemen paduan lainnya.
• Memiliki sifat mekanik yang sensitive terhadap kandungan karbon, kurang dari 1-wt%.
• Secara umum diklasifikasikan berdasarkan konsentrasi karbon yaitu, menjadi jenis
karbon rendah, sedang dan tinggi. Selanjutnya dikelompokkan lagi dalam subkelas
sesuai dengan konsentrasi elemen paduannya.
• Baja karbon biasa (plain carbon steel), hanya mengandung konsentrasi sisa pengotor
(impurity) selain karbon dan sedikit mangan.
• Baja paduan (alloy steels), mengandung lebih banyak elemen paduan yang sengaja
ditambahkan dalam konsentrasi tertentu.

Baja Karbon Rendah (Low-Carbon Steels)


- Termasuk jenis baja yang diproduksi dalam jumlah besar
- Umumnya mengandung kurang dari sekitar 0,25 wt%-C, dan tidak responsive terhadap
perlakuan panas (heat treatment) untuk membentuk martensit.
- Penguatan dapat dicapai dengan kerja dingin (cold work).
- Mikrostruktur terdiri dari ferit (ferrite) dan perlite (pearlite).
- Paduan ini relative lunak dan lemah (weak), tetapi memiliki keuletan (ductility) dan
ketangguhan (toughness) yang luar biasa; selain itu, mudah dikerjakan pada
pemesinan, pengelasan serta paling murah untuk diproduksi.
- Aplikasi umum digunakan untuk komponen bodi mobil, bentuk structural (I-beams,
channel and angle iron) dan lembaran yang digunakan untuk perpipaan, jembatan dan
kaleng.
- Memiliki kekuatan luluh (yield strength) 275 MPa (40.000 psi), kekuatan tarik (tensile
strength) antara 415 dan 550 MPa (60.000 – 80.000 psi) dan keuletan 25%EL.
- Kelompok lain dari baja karbon rendah adalah baja high-strength, low-alloy (HSLA).
Mengandung elemen paduan seperti tembaga, vanadium, nikel, dan molibdenum dalam
konsentrasi gabungan setinggi 10 wt%, dan memiliki kekuatan dan ketahanan korosi
yang lebih tinggi daripada baja karbon rendah biasa. Dapat diperkuat dengan perlakuan
panas, memberikan kekuatan tarik lebih dari 485 MPa (70.000 psi); selain itu, ulet,
mudah dibentuk dan dikerjakan. Banyak diaplikasikan dimana kekuatan struktur sangat
penting (seperti menara, jembatan dan bejana tekan).
Baja Karbon Sedang (Medium-Carbon Steels)
- Memiliki konsentrasi karbon antara 0,25 dan 0,60 wt%.
- Untuk meningkatkan sifat mekaniknya dapat dilakukan perlakuan panas dengan
austenitizing, quenching dan tempering.
- Memiliki mikrostruktur martensit. Baja karbon sedang biasa memiliki tingkat kekerasan
yang rendah, dan dapat dilakukan perlakukan panas pada bagian yang sangat tipis
dengan laju pendinginan yang sangat cepat (quenching).
- Kombinasi kekuatan-keuletan dapat ditingkatkan dengan penambahan kromium, nikel
dan molybdenum melalui perlakuan panas.
- Paduan perlakuan panas (heat-treated alloys) ini lebih kuat dari baja karbon rendah,
tetapi dengan mengorbankan keuletan dan ketangguhan.
- Digunakan pada aplikasi termasuk roda dan rel kereta api, roda gigi, poros engkol
(crankshafts), dan suku cadang mesin lainnya serta komponen struktural berkekuatan
tinggi yang memerlukan kombinasi kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan ketangguhan.
- Sistem penomoran terpadu (UNS) digunakan untuk pengindeksan paduan besi dan
nonferrous secara seragam. Setiap nomor UNS terdiri dari awalan satu huruf diikuti
dengan nomor lima digit. Huruf itu menunjukkan kelompok logam yang menjadi milik
paduan. Penunjukan UNS untuk paduan ini dimulai dengan G, diikuti dengan nomor
AISI/SAE; digit kelima adalah nol.
Baja Karbon Tinggi (High-Carbon Steels)
- Secara normal memiliki konsentrasi karbon antara 0,60 dan 1,4 wt%., paling keras, kuat,
dan paling tidak ulet dari baja karbon.
- Selalu digunakan dalam kondisi keras dan tempered, serta sangat tahan aus. Seperti
pada baja perkakas dan dies.
- Biasanya mengandung kromium, vanadium, tungsten, dan molibdenum. Unsur-unsur
paduan ini bergabung dengan karbon untuk membentuk senyawa karbida yang sangat
keras dan tahan aus (misalnya, Cr23C6, V4C3, dan WC).
- Baja ini digunakan sebagai alat pemotong (cutting tools) dan cetakan (dies) untuk
membentuk bahan, serta dalam pisau, pisau cukur, mata gergaji besi, pegas, dan kawat
berkekuatan tinggi.

Baja tahan karat (Stainless Steels)


• Baja tahan karat sangat tahan terhadap korosi (berkarat) di berbagai lingkungan,
terutama atmosfer sekitar.
• Elemen paduan utama terdiri dari kromium; konsentrasi diperlukan 11 wt%.Cr.
Ketahanan korosi juga dapat ditingkatkan dengan penambahan nikel dan molibdenum.
• Baja tahan karat dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan konstituen fase dominan dari
mikrostruktur — martensit, ferit, atau austenit.
• Berbagai sifat mekanik dikombinasikan dengan ketahanan yang sangat baik terhadap
korosi membuat baja tahan karat sangat fleksibel dalam penerapannya.
• Stainless steels martensit mampu diperlakukan panas sedemikian rupa sehingga
martensit adalah mikrokonstituen utama.
• Untuk Stainless steels austenitik, medan fasa austenit (atau !) diperpanjang hingga
suhu kamar. Baja jenis ini diproduksi dalam jumlah besar karena paling tahan korosi
karena kandungan kromium yang tinggi dan juga penambahan nikel.
• Stainless steels feritik terdiri dari fase ferit (BCC). Baja tahan karat austenitik dan feritik
dikeraskan dan diperkuat dengan pekerjaan dingin (cold working) karena tidak dapat
diolah dengan perlakuan panas (heat treatment).
• Stainless steels martensit dan feritik bersifat magnetis; Stainless steels austenitik tidak.
• Beberapa Stainless steels sering digunakan pada suhu tinggi dan di lingkungan yang
berat karena tahan terhadap oksidasi dan dapat mempertahankan sifat mekaniknya
dalam kondisi tersebut; pada batas suhu atas di atmosfer pengoksidasi adalah sekitar
1000 0C (18000 0F).
• Peralatan yang menggunakan baja ini diantaranya turbin gas, ketel uap suhu tinggi,
tungku pengolah panas, pesawat terbang, rudal, dan unit pembangkit tenaga nuklir.
• Penambahan elemen paduan dalam konsentrasi yang signifikan menghasilkan
perubahan dramatis dalam diagram fase besi karbida besi, Fe-Fe3C (Gambar 9.24).

Besi Tuang atau Besi Cor (Cast Irons)


• Secara umum, besi tuang adalah kelas paduan besi dengan kandungan karbon di atas
2,14 wt%;dalam praktiknya, sebagian besar besi tuang mengandung antara 3,0 dan 4,5
wt% -C dan, sebagai tambahan, elemen paduan lainnya.
• Dengan demikian, mereka mudah meleleh dan menerima pengecoran. Selain itu,
beberapa besi cor sangat rapuh, dan pengecoran adalah teknik fabrikasi yang paling
nyaman.
• Cementite (Fe3C) adalah senyawa metastabil, dan dalam beberapa keadaan dapat
dibuat untuk memisahkan atau terurai untuk membentuk ferit dan grafit, menurut reaksi
Fe! C → 3Fe(() + C (graphite)
• Dengan demikian, diagram keseimbangan besi dan karbon yang sebenarnya tidak
seperti yang disajikan pada Gambar 9.24, melainkan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 11.2. Kedua diagram hampir identik di sisi yang kaya zat besi (misalnya, suhu
eutektik dan eutektoid untuk sistem Fe-Fe3C masing-masing adalah 1147 dan 727 0C,
dibandingkan dengan 1153 dan727 0C untuk Fe-C); namun, Gambar 11.2 meluas
hingga 100% berat karbon sedemikian rupa sehingga graphite adalah fase kaya karbon,
bukan Cementite pada 6,7 wt%-C (Gambar 9.24).
• Kecenderungan untuk membentuk grafit ini diatur oleh komposisi dan laju pendinginan.
Pembentukan grafit didorong oleh adanya silikon dalam konsentrasi yang lebih besar
dari sekitar 1 wt%.
• Juga dipengaruhi oleh, laju pendinginan yang lebih lambat selama pemadatan
mendukung grafitisasi (pembentukan grafit). Untuk sebagian besar besi tuang, karbon
ada sebagai grafit, dan baik mikrostruktur maupun sifat mekanik bergantung pada
komposisi dan perlakuan panas.
• Jenis besi tuang yang paling umum adalah grafit abu-abu (grey), nodular, putih,
lunak (malleable), dan padatan (compacted).

Besi Tuang Abu-abu (Grey Cast Iron)


- Kandungan karbon dan silikon dari grey cast iron bervariasi antara 2,5 dan 4,0 wt%
karbon dan 1,0 dan 3,0 wt% silikon.
- Sebagian besar besi tuang ini, grafit ada dalam bentuk serpihan (mirip dengan serpihan
jagung), yang biasanya dikelilingi oleh matriks -ferit atau perlit; mikrostruktur yang khas
karena serpihan grafit pada permukaan yang retak tampak abu-abu, sebab itulah
namanya besi abu-abu (grey iron)
- Grey iron memiliki sifat mekanik lemah dan rapuh (brittle) dalam tarikan (tension),
disebabkan oleh mikrostrukturnya terdiri dari ujung serpihan grafit tajam dan runcing.
Tetapi memiliki kekuatan dan keuletan jauh lebih tinggi dibawah beban tekan. Sehingga
digunakan secara luas karena memiliki beberapa karakteristik yang diinginkan.
- Grey iron sangat efektif dalam meredam energi getaran. Diaplikasikan untuk struktur
dasar mesin dan alat berat yang sering terkena getaran.
- Grey iron memiliki ketahanan aus yang tinggi.
- Dalam keadaan cair memiliki fluiditas yang tinggi pada suhu pengecoran, dan
penyusutan pengecoran yang rendah, sehingga memungkinkan untuk melakukan
pengecoran logam dengan bentuk yang rumit.
- Grey iron termasuk yang paling murah dari semua bahan logam.

- Grey iron memiliki perbedaan mikrostruktur yang dapat dihasilkan dengan penyesuaian
komposisi dan/atau dengan menggunakan perlakuan yang sesuai. Misalnya,
menurunkan kandungan silikon atau meningkatkan laju pendinginan dapat mencegah
disosiasi sempurna dari sementit untuk membentuk grafit. Dalam keadaan ini
mikrostruktur terdiri dari serpihan grafit yang tertanam dalam matriks perlit. Gambar
11.5 membandingkan secara skematis beberapa mikrostruktur besi tuang yang
diperoleh dengan memvariasikan komposisi dan perlakuan panas.
Ductile (Nodular) Iron
- Menambahkan sejumlah kecil magnesium dan/atau serium ke grey iron sebelum
pengecoran menghasilkan mikrostruktur dan kumpulan sifat mekanik yang sangat
berbeda.
- Grafit masih terbentuk, tetapi sebagai nodul atau bola seperti partikel, bukan serpihan.
Sehingga disebut nodular iron atau ductile iron, mikrostruktur pada Gambar 11.3b.
- Fase matriks yang mengelilingi partikel-partikel adalah perlit atau ferit tergantung pada
perlakuan panas (Gambar 11.5). Perlakuan panas selama beberapa jam pada suhu
sekitar 700 0C (1300 0F) akan menghasilkan matriks ferit.
- Memiliki sifat mekanik yang kuat dan lebih ulet daripada grey iron, bahkan mendekati
baja dengan kekuatan taris berkisar antara 380 dan 480 MPa (55.000 dan 70.000 psi)
dan keuletan dari 10% sampai 20%
- Material ini diaplikasikan pada katup (valve), badan pompa, poros engkol, roda gigi dan
komponen otomotif lainnya.
Besi Putih dan Besi Lunak (White Iron & Malleable Iron)
- Untuk besi tuang silicon-rendah (mengandung kurang dari 1,0 wt% Si) dan laju
pendinginan yang cepat, sebagian besar karbon ada sebagai sementit, bukan grafit,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.5.
- Permukaan rekahan dari paduan ini tampak putih, dan karenanya disebut besi tuang
putih (white cast iron).
- Gambar 11.3c: photomicrograph optic yang menunjukkan mikrostruktur besi putih.
Bagian tebal mungkin hanya memiliki lapisan permukaan besi putih yang "didinginkan"
selama proses pengecoran; besi abu-abu terbentuk di daerah interior, yang mendingin
lebih lambat.
- Sebagai konsekuensi dari fase sementit dalam jumlah besar, besi putih sangat keras
tetapi juga sangat rapuh, sampai hampir tidak dapat dikerjakan.
- Penggunaannya terbatas pada aplikasi yang memerlukan permukaan yang sangat
keras dan tahan aus, tanpa tingkat keuletan yang tinggi—misalnya, sebagai roller di
pabrik penggulungan.

Gambar 11.3 (lanjutan) (c) besi tuang putih; (d) besi lunak ferit

- Besi lunak (malleable iron) adalah besi putih yang secara umum digunakan sebagai
perantara produksi dalam produksi besi tuang.
- Pemanasan besi putih pada suhu antara 800 dan 9000C (1470 dan 16500F) untuk
jangka waktu yang lama dan dalam suasana netral (untuk mencegah oksidasi)
menyebabkan dekomposisi sementit, membentuk grafit, yang ada dalam bentuk cluster
atau rosette dikelilingi oleh ferit atau matriks perlit, tergantung pada laju pendinginan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.5.
- Photomicrograph dari besi lunak feritik disajikan pada Gambar 11.3d. Mikrostrukturnya
mirip dengan besi nodular (Gambar 11.3b), yang menyumbang kekuatan yang relatif
tinggi dan keuletan atau kelenturan yang cukup besar.
- Aplikasi representatif termasuk pada batang penghubung, roda gigi transmisi, dan kotak
diferensial untuk industri otomotif, dan juga sambungan pipa (flanges), alat kelengkapan
pipa, dan suku cadang katup untuk rel kereta api, kelautan, dan heavy-duty services.

Besi Grafit Dipadatkan (Compacted Graphite Iron)


- Penambahan yang relatif baru untuk kelompok besi tuang adalah Compacted Graphite
Iron (disingkat CGI).
- Seperti besi abu-abu, ulet, dan lunak, karbon ada sebagai grafit, yang pembentukannya
didorong oleh kehadiran silikon.
- Kandungan silikon berkisar antara 1,7 dan 3,0 wt%, sedangkan konsentrasi karbon
biasanya antara 3,1 dan 4,0 wt%. Dua bahan CGI termasuk dalam Tabel 11.5.
- Secara mikro, grafit dalam paduan CGI memiliki bentuk seperti cacing (atau vermicular);
mikrostruktur CGI yang khas ditunjukkan dalam mikrograf optik Gambar 11.3e.
Mikrostruktur ini adalah perantara antara grey iron dan nodular iron, dan pada
kenyataannya, beberapa grafit (kurang dari 20%) mungkin sebagai nodul.

Gambar 11.3 (lanjutan) (e) Compacted Graphite Iron

- Namun, tepi tajam (karakteristik serpihan grafit) harus dihindari; kehadiran fitur ini
menyebabkan pengurangan ketahanan fraktur dan kelelahan material. Magnesium
dan/atau serium juga ditambahkan, tetapi konsentrasinya lebih rendah daripada ductile
iron.
- Kimia CGI lebih kompleks daripada jenis besi tuang lainnya; komposisi magnesium,
serium, dan aditif lainnya harus dikontrol sehingga menghasilkan mikrostruktur yang
terdiri dari partikel grafit seperti cacing, sementara pada saat yang sama membatasi
derajat nodularitas grafit, dan mencegah pembentukan serpihan grafit.
- Fase matriks yang terbentuk adalah perlit dan/atau ferit tergantung pada perlakuan
panas (heat treatment).
- Sifat mekanik CGI terkait dengan mikrostruktur yaitu bentuk partikel grafit serta fasa.
- Peningkatan derajat nodularitas partikel grafit menyebabkan peningkatan kekuatan dan
keuletan.
- Selanjutnya, CGI dengan matriks feritik memiliki kekuatan yang lebih rendah dan
keuletan yang lebih tinggi dibandingkan dengan matriks perlit.
- Kekuatan tarik dan luluh untuk CGI sebanding dengan ductile & malleable irons tetapi
lebih tinggi daripada gray irons (Tabel 11.5).
- Selain itu, keuletan untuk CGI berada di antara nilai untuk gray irons dan ductile irons;
juga, modulus elastisitas berkisar antara 140 dan 165 GPa (20 × 10! dan 24 × 10! psi).
- CGI sekarang digunakan dalam sejumlah aplikasi penting—termasuk: blok mesin
diesel, exhaust manifolds, gearbox housings, cakram rem untuk kereta berkecepatan
tinggi, dan flywheels.
- Dibandingkan dengan jenis besi tuang lainnya, karakteristik CGI yang diinginkan
meliputi:
(1) Konduktivitas termal yang lebih tinggi.
(2) Ketahanan yang lebih baik terhadap kejutan termal (yaitu, fraktur akibat
perubahan suhu yang cepat).
(3) Oksidasi lebih rendah pada suhu tinggi.

Sumber:
Callister, W.D, Material Science and Engineering, 7th Ed. John Wiley and Son, 2007

Anda mungkin juga menyukai