Anda di halaman 1dari 8

Outline Materi Material Teknik, Pertemuan ke-6 (tgl.

12/4/2022)

CACAT KRISTAL (CRYSTAL DEFECT) – Lanjutan

2) Cacat Linear / Garis – Dislokasi;


- Dislokasi adalah cacat linier atau satu dimensi di mana beberapa atom tidak
sejajar.
- Dislokasi tepi (edge dislocation); yaitu cacat linier yang berpusat di sekitar garis
yang ditentukan di sepanjang ujung tambahan setengah bidang atom. Kadang-
kadang disebut garis dislokasi (dislocation line), yang, untuk dislokasi tepi pada
Gambar 4.3, tegak lurus terhadap bidang muka.

Gambar 4.3 Posisi atom di sekitar dislokasi tepi; tambahan setengah bidang atom
ditunjukkan dalam perspektif.

- Dislokasi ulir (screw dislocation), terbentuk oleh tegangan geser yang


diterapkan untuk menghasilkan distorsi yang ditunjukkan pada Gambar 4.4a:
daerah depan atas kristal digeser satu jarak atom ke kanan relatif terhadap bagian
bawah.
- Sebagian besar dislokasi yang ditemukan dalam bahan kristal mungkin terdiri dari
kedua jenis (tepi dan ulir); ini disebut dislokasi campuran (mixed dislocation).
- Ketiga jenis dislokasi direpresentasikan secara skematis pada Gambar 4.5;
distorsi kisi yang dihasilkan jauh dari dua permukaan yang dicampur, memiliki
berbagai tingkat karakter ulir (screw) dan tepi (edge).
- Besar dan arah distorsi kisi yang terkait dengan dislokasi dinyatakan dalam
vektor Burgers (Burgers Vector), dilambangkan dengan b.
- Vektor burger ditunjukkan pada Gambar 4.3 dan 4.4 masing-masing untuk
dislokasi tepi dan ulir. Selanjutnya, sifat dislokasi (yaitu, tepi, ulir, atau campuran)
ditentukan oleh orientasi relatif dari garis dislokasi dan vektor Burgers.
- Untuk tepi, orientasi relative vektor Burgers tegak lurus (Gambar 4.3), sedangkan
untuk ulir, orientasi vektor Burgers sejajar (Gambar 4.4); sedangkan untuk
dislokasi campuran tidak ada garis tegak lurus atau sejajar.
Gambar 4.4
Dislokasi
Ulir.
(a) Dislokasi
ulir di dalam
kristal.
(b) Dislokasi
sekrup pada
(a) dilihat dari
atas.
Garis
dislokasi
memanjang
sepanjang
garis AB.
Posisi atom di
atas bidang
slip ditandai
dengan
lingkaran
terbuka,
sedangkan di
bawahnya
dengan
lingkaran
padat.
Gambar 4.5
Dislokasi
Campuran.
(a) Gambaran
skema dislokasi
yang memiliki
tepi, ulir, dan
karakter
campuran.
(b) Tampak atas,
di mana
lingkaran terbuka
menunjukkan
posisi atom di
atas bidang slip.
Lingkaran padat,
posisi atom di
bawah.
Di titik A,
dislokasi adalah
ulir murni,
sedangkan di titik
B, dislokasi tepi
murni. Untuk
daerah di
antaranya yang
terdapat
kelengkungan
pada garis
dislokasi,
karakternya
adalah campuran
tepi dan ulir.
Gambar 4.6
Sebuah mikrograf elektron
transmisi dari aloi
Titanium di mana garis-
garis gelap dislokasi.
51,450 X.

- Deformasi permanen sebagian besar bahan kristal adalah dengan gerakan


dislokasi. Selain itu, vektor Burgers adalah teori yang telah dikembangkan untuk
menjelaskan jenis deformasi ini.
- Dislokasi dalam bahan kristal dapat diamati menggunakan teknik mikroskop
elektron. Gambar 4.6 merupakan perbesaran-tinggi dari Transmission Electron
Micrograph (TEM), dimana garis hitam adalah dislokasi.
- Hampir semua bahan kristal mengandung beberapa dislokasi yang terjadi selama
pemadatan, deformasi plastis, dan sebagai akibat dari tekanan termal yang
dihasilkan dari pendinginan yang cepat (rapid coolng). Dislokasi terlibat dalam
deformasi plastis bahan kristal, baik logam maupun keramik, serta polimer.

3) Cacat Permukaan (Surface / Interfacial Defect);

- Cacat antarmuka adalah batas yang memiliki dua dimensi dan biasanya
memisahkan wilayah material yang memiliki struktur kristal dan/atau orientasi
kristalografi yang berbeda. Ketidaksempurnaan ini meliputi permukaan luar, batas
butir, batas kembar, kesalahan tumpukan, dan batas fasa.

- Permukaan Luar (External Surfaces); Salah satu batas yang paling jelas adalah
permukaan luar, di mana struktur kristal berakhir. Atom permukaan tidak terikat
pada jumlah maksimum tetangga terdekat. Ikatan atom-atom permukaan ini yang
tidak terpenuhi menimbulkan energi permukaan, yang dinyatakan dalam satuan
energi per satuan luas (J/m2 atau erg/cm2). Untuk menurunkan energi ini, jika
memungkinkan material akan cenderung maminimalkan luas permukaan total.

- Batas Butir (Grain Boundary); Cacat antarmuka yang lainnya yaitu batas butir,
merupakan batas yang memisahkan dua butir kecil atau kristal yang memiliki
orientasi kristalografi berbeda dalam bahan polikristalin. Batas butir
direpresentasikan secara skematis dari perspektif atom pada Gambar 4.7. Dalam
daerah batas, yang mungkin hanya beberapa jarak atom, ada beberapa
ketidakcocokan atom dalam transisi dari orientasi kristal dari satu butir ke butir lain
yang berdekatan.

Gambar 4.7 Diagram skema yang menunjukkan batas butir sudut kecil dan tinggi
(small and high-angle) serta posisi atom yang berdekatan.

- Terlepas dari susunan atom yang tidak teratur ini dan kurangnya ikatan teratur di
sepanjang batas butir, bahan polikristalin masih sangat kuat; karena adanya
kekuatan kohesif di dalam dan melintasi batas. Selanjutnya, kerapatan spesimen
polikristalin hampir identik dengan kepadatan kristal tunggal dari bahan yang
sama.

- Batas Kembar (Twin Boundary); Batas kembar adalah jenis khusus batas butir
di mana terdapat simetri kisi cermin tertentu; yaitu, atom di satu sisi batas terletak
di posisi bayangan cermin atom di sisi lain (Gambar 4.9).
Gambar 4.9
Diagram
skematis
yang
menunjukkan
bidang atau
batas kembar
dan posisi
atom yang
berdekatan
(lingkaran
berwarna).

- Wilayah materi antara batas-batas ini secara tepat disebut kembar. Kembar
dihasilkan dari perpindahan atom yang dihasilkan dari gaya geser mekanis yang
diterapkan (kembar mekanis), dan juga selama perlakuan panas anil setelah
deformasi (kembar anil).
- Kembar terjadi pada bidang kristalografi tertentu dan dalam arah tertentu, yang
keduanya bergantung pada struktur kristal.
- Kembar anil biasanya ditemukan pada logam yang memiliki struktur kristal FCC,
sedangkan kembar mekanis diamati pada logam BCC dan HCP.

4) Cacat Volume (Volume / Bulk Defect);


- Cacat volume terdapat di semua bahan padat yang jauh lebih besar daripada
cacat yang dibahas sebelumnya.
- Cacat volume termasuk pori-pori, retakan, inklusi asing, dan fase lainnya.
Biasanya diperkenalkan selama langkah-langkah pemrosesan dan fabrikasi.
- Beberapa cacat volume dapat berpengaruh terhadap sifat-sifat bahan

5) Spesifikasi Komposisi;
- Untuk menyatakan komposisi (atau konsentrasi) dari suatu paduan/aloi dalam
kaitannya dengan unsur-unsur penyusunnya, seringkali diperlukan.
- Dua cara paling umum untuk menentukan komposisi adalah persen berat (atau
massa) dan persen atom.
- Dasar untuk persen berat / weight percent (wt%) adalah berat elemen tertentu
relatif terhadap berat total paduan.
- Dasar perhitungan persen atom / atomic percent (at%) adalah jumlah mol suatu
unsur dalam kaitannya dengan mol total unsur-unsur dalam paduan.
- Hubungan antara jumlah atom (at.), berat atom (wt.) dan massa atom relatif (ar)
dapat dinyatakan melalui persamaan:
𝑤𝑡. (gr)
𝑎𝑡. = (4-2)
𝑎𝑟

Maka persamaan untuk perhitungan berat adalah:

𝑤𝑡. (gr) = 𝑎𝑡.× 𝑎𝑟 (4-2)

Sehingga perhitungan persen atom (at%) menjadi persen berat (wt%) untuk aloi yang
terdiri dari dua unsur, U1 dan U2 yaitu:

(𝑓!" × 𝑎𝑟!" )
𝑤𝑡%. 𝑈1 = × 100% (4-2)
(𝑓!" × 𝑎𝑟!" ) + (𝑓!# × 𝑎𝑟!# )

(𝑓!# × 𝑎𝑟!# )
𝑤𝑡%. 𝑈2 = × 100% (4-2)
(𝑓!" × 𝑎𝑟!" ) + (𝑓!# × 𝑎𝑟!# )

dimana, 𝑓!" dan 𝑓!# masing-masing jumlah atom unsur U1 dan U2.

Contoh: Konversi Komposisi dari Persen atom ke Persen Berat

Sebuah paduan Titanium memiliki komposisi persen atom yaitu Ti-10at%.Mo-


10at%.Cr, dimana massa atom relatif masing-masing unsur adalah ar.Ti = 47,88;
ar.Mo = 95,94 dan ar.Cr = 52. Tentukanlah persen berat dari komposisi paduan
tersebut dan hitunglah berat masing-masing unsur untuk pembuatan sampel uji
dengan berat = 10 gr.

Penyelesaian:
massa atom relatif masing-masing unsur adalah,
ar.Ti = 47,88; ar.Mo = 95,94 dan ar.Cr = 52
Persen atom setiap unsur masing-masing adalah,
Ti = 80at%; Mo = 10at%; Cr = 10at%, maka persen berat:

(𝑓$% × 𝑎𝑟$% )
wt%. Ti = × 100% (3.3)
(𝑓$% × 𝑎𝑟$% ) + (𝑓&' × 𝑎𝑟&' ) + (𝑓() × 𝑎𝑟() )

(𝑓&' × 𝑎𝑟&' ) (3.4)


wt%. Mo = × 100%
(𝑓$% × 𝑎𝑟$% ) + (𝑓&' × 𝑎𝑟&' ) + (𝑓() × 𝑎𝑟() )
(𝑓() × 𝑎𝑟*) ) (3.5)
wt%. Cr = × 100%
(𝑓$% × 𝑎𝑟$% ) + (𝑓&' × 𝑎𝑟&' ) + (𝑓() × 𝑎𝑟() )

(80 × 47.88)
wt%. Ti = × 100% = 72,14%
(80 × 47.88) + (10 × 95.94) + (10 × 52)

(10 × 99.94)
wt%. Mo = × 100% = 18,07%
(80 × 47.88) + (10 × 95.94) + (10 × 52)

(10 × 52)
wt%. Cr = × 100% = 9,79%
(80 × 47.88) + (10 × 95.94) + (10 × 52)

Jadi, paduan Ti-10at%.Mo-10at%.Cr dalam komposisi persen berat adalah:


Ti-18,07wt%.Mo-9,79wt%.Cr.
Sehingga untuk sampel uji seberar 5 gr, terdiri dari komposisi unsur sbb:

Ti = 72,14% × 5 gr = 3,61 gr
Mo = 18,07% × 5 gr = 0,90 gr
Cr = 9,79% × 5 gr = 0,49 gr

Anda mungkin juga menyukai