3 STRUKTUR KRISTAL
46
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Sebaliknya bila sualu atom lain yang memiliki tujuh elektron pada shell terluarnya, ia
cenderung akan menerima satu elektron lagi dari luar. Dan bila hal ini terjadi maka atom itu
akan menjadi bermuatan negatip (karena kelebihan elektron), ia akan menjadi ion negatip.
Dan bila kedua ion ini berdekatan akan terjadi tarik menarik karena kedua ion itu memiliki
muatan listrik yang berlawanan. Kedua atom itu akan terikat satu sama lain dengan gaya tarik
menarik itu, ikatan ini dinamakan ikatan ionik (ionic bonding).
Sebagai contoh, atom Na (dengan satu elektron pada shell terluar) yang berada dekat
atom Cl (dengan tujuh elektron pada shell terluar) Dalam keadaan ini akan terjadi
perpindahan satu elektron dari atom Na ke atom Cl. Kedua atom itu akan menjadi ion, atom
Na menjadi ion Na+, atom Cl menjadi ion Cl-, karena muatannya berlawanan akan terjadi
tarik menarik, menjadi suatu ikatan ionik, (Gambar 3.1), dikenal sebagai senyawa garam,
yang silatnya berbeda dari kedua atom pembentuknya. Hal ini memperlihatkan betapa
kuatnya suatu ikatan ionik.
Na Cl Na+ Cl-
Gambar 3.1. Pembentukan ikatan ionik dalam natrium chlorida, didahului adanya perpindahan elektron
Cl2 N2 HF
Gambar 3.2. Ikatan kovalen pada molekul Cl2, N2 dan HF.
47
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Inti atom
Kabut elektron
Gambar 3.3. Ikatan logam, inti atom yang tersusun teratur, berada dalam kabut elektron.
Mengingat atam-atom pada logam menempati posisi tertentu relatif terhadap atom
lain, maka dapat dikatakan bahwa atom logam tersusun secara teratur menurut suatu pola
tertentu. Susunan atom yang teratur ini dinamakan kristal, dan susunan atom pada logam
selalu kristalin, tersusun beraturan dalam suatu kristal.
48
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
b b
a
a
(b)
(a)
Gambar 3.4. (a) Bagian dari suatu space lattice, dengan satu unit cellnya digaris tebal, (b) Lattice parameter
dari suatu unit cell.
49
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
50
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
a a
a
a a a
a a a
c
c a
a a a
a a a
c c c c
b b b b
a a a a
120o
c
c
c c
a a
a a b a b b
Gambar 3.5. Unit cell dari 14 macam sistem kristal yang mungkin terjadi (Bravais lattices)
P = Primitif, I = Body centered, F = Face centered, C = Base centered
51
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
(a (b
Gambar 3.6. Unit cell Face Centered Cubic (FCC), (a) Kisi ruang, (b) Model bola pingpong
(a (b
Gambar 3.7. Unit cell Body Centered Cubic (BCC), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong
(a (b
Gambar 3.8. Unit cell Hexagonal Close-Packed (HCP), (a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong
Di samping itu ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan jenis space
lattice yang berbeda, sifat yang demikian iní dinamakan polimorfi. Di antara logam-logam
yang memiliki silat polimorfi ini ada yang sifat polimorfinya bersifat reversibel, pada suatu
kondisi jenis space latticenya tertentu dan bila kondisi berubah, space lattice juga akan
berubah dan bila kondisi kembali seperti semula maka space lattice juga akan kembali
seperti semula. Sifat ini dinamakan sifat allotropi.
52
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Ada kurang lebih lima belas unsur yang memiliki sifat allotropi, termasuk besi. Pada
temperatur kamar besi memiliki struktur space lattice BCC (dinamakan besi alpha, α), pada
temperatur antara 910 - 1400oC space latticenya FCC (besi gamma, γ) dan di atas 1400 oC
sampai mencair space latticenya BCC (besi delta, δ). Bila temperatur kembali lagi maka
struktur space lattice juga akan kembali seperti semula.
melt
Temp.
1500 δ-iron
Ferrite BCC
1392
1300
γ-iron
Austenite FCC
1100
900 911
769 BCC
700
α-iron
500 Ferrite
300
100
0 Time
Gambar 3.9. Kurva pemanasan dan pendinginan besi, menunjukkan adanya perubahan allotropi
53
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
54
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Gambar 3.11 (a) Bidang (111), (b) Bidang (011), (c) bidang (100)
Mengingat titik pusat koordinat dapat ditetapkan sembarangan titik pada lattice/unit cell
maka bidang yang berbeda akan dapat mempunyai Indeks Miller yang sama, soal
kedudukannya terhadap pusat koordinat juga sama. Jadi bidang-bidang ini dapat dikatakan
ekuivalen. Semua bidang yang ekuivalen dikatakan berada dalam satu “keluarga”, ditulis
dengan Indeks Miller yang diletakkan dalam braces, keluarga {hkl}. Pada Gambar 3.12,
gambar dari unit cell kubus, sisi-sisi kubus merupakan satu keluarga, yaitu keluarga {100}
yang terdiri dari bidang – bidang (100), (010), (001), (100), (010) dan (001).
Suatu arah kristalografi adalah arah dari pusat koordinat ke suatu titik yang memiliki
koordinat x = u, y = v dan z = w, dinyatakan dengan Indeks Miller yang diletakkan dalam
square bracket, arah [uvw]. Arah yang dinyatakan dengan suatu Indeks Miller akan tegak
lurus terhadap bidang yang dinyatakan dengan Indeks Miller yang sama. Pada Gambar 3.13
tampak bahwa arah [210] tegak lurus terhadap bidang (210) dari suatu sistem kubus.
Pada suatu sistem krisatal dapat dibuat bidang yang tak terhingga banyaknya, tetapi
yang mempunyai arti penting adalah bidang – bidang yang mempunyai kepadatan atom yang
tinggi dan jarak antar bidang yang besar. Bidang ini adalah keluarga bidang {110} untuk
sistem BCC, dan keluarga bidang {111} untuk sistem FCC. Pada bidang – bidang ini mudah
terjadi slip.
55
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
56
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
3.5. Kristalisasi
Kristalisasi yaitu proses pembentukan kristal, yang terjadi pada saat pembekuan,
perubahan dari fase cair ke fase padat. Dilihat dari mekanismenya kristalisasi terjadi melalui
dua tahap:
1. Pembentukan inti atau pengintian (nucleation)
2. Pertumbuhan kristal (crystal growth)
Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur tertentu, selalu/ mudah
bergerak. Dalam keadaan cair temperaturnya relatif tinggi dan atom memiliki energi cukup
banyak sehingga mudah bergerak, tidak ada pengaturan letak atom relatif terhadap atom lain.
Dengan turunnya temperatur maka energi atom juga turun dan makin sulit bergerak
dan mulai mencari/mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, beberapa atom mulai
menyusun diri membentuk inti kristal.
Inti-inti ini akan menjadi pusat dari proses kristalisasi selanjutnya. Dengan makin
turunnya temperatur makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada
atau membentuk inti baru. Setiap inti akan tumbuh dengan menarik atom lain dari cairan atau
dari inti yang tidak sempat tumbuh, untuk mengisi tempat kosong pada lattice yang akan
dibentuk.
Gambar 3.14. (A), (B) dan (C) menunjukkan 3 tahapan pembekuan dendritik suatu logam murni.(D)
gambaran 3 dimensi dari dendrit yang sedang tumbuh
57
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Pertumbuhan ini berlangsung dari tempat yang lebih dingin menuju tempat yang lebih
panas. Pertumbuhan ini tidak bergerak lurus saja, tetapi mulai membentuk cabang-cabang
dan ranting-ranting, struktur seperti ini disebut struktur dendritik. Dendrit ini terus bertumbuh
ke segala arah, sehingga cabang/ranting dendrit hampir bersentuhan dan sisa cairan yang
terakhir akan membeku di sela-sela dendrit ini. (lihat Gambar 3.14).
Pertemuan satu dendrit kristal dengan lainnya dinamakan batas butir kristal (grain
boundary) yang merupakan bidang yang membatasi antara 2 kristal. Batas butir adalah
tempat dimana terdapat ketidak-teraturan susunan atom (mismatch), di samping juga
biasanya batas butir mengandung unsur-unsur ikutan (ìmpurity) lebih banyak.
Cacat titik dapat berupa kekosongan (vacant) yang terjadi karena tidak terisinya suatu
posisi atom pada lattice. Juga dapat terjadi karena “salah tempat”, posisi yang seharusnya
kosong ternyata ditempati atom, terjadi sisipan (interstitials). Mungkin juga ada atom “asing”
yang menggantikan tempat yang seharusnya diisi atom, terjadi substitusi (substitutionals).
Gambar 3.15.
58
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Cacat-cacat ini akan menyebabkan terjadinya tegangan pada lattice. Vacant akan
menyebabkan atom-atom di sekitarnya tertarik mendekat dan interstitials mengakibatkan
atom – atom di sekitarnya terdorong saling menjauhi (Gambar 3.16).
Pada substitutionals, bila atom pengganti lebih besar maka atom di sekitarnya terdorong
menjauh, dan bila lebih kecil, tertarik saling mendekat.
59
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Cacat garis, cacat yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat pada suatu
garis, sering disebut dislokasi. Pada dasarnya ada 2 macam dislokasi yaitu edge dislocation
dan screw dislocation, dan dapat juga terjadi dislokasi yang merupakan kombinasi keduanya.
Untuk menggambarkan dislokasi diambil sebuat kristal seperti Gambar 3.17 dan
padanya dibuat irisan yang mengiris ikatan antar atom menurut bidang ABCD, (gambar a).
Bila bagian atas irisan didorong hingga baris atom yang di tepi tergeser ke atas baris kedua
dari irisan bawah, maka akan tampak adanya distorsi yang berpusat di garis AB, gambar b,
dan garis AB ini dinamakan garis dislokasi. Dislokasi semacam ini adalah edge dislocation.
Bila dorongan tersebut ke arah samping, sejajar AB (gambar c), maka akan terjadi
screw dislocation, dinamakan demikian karena susunan atom di sekitar garis dislokasi
berbentuk seperti ulir (screw). Dan bila dorongan tersebut membuat suatu sudut terhadap
garis AB, maka akan diperoleh mixed dislocation, (gambar d dan e). Gambar-gambar
selanjutnya, 3.18, 3.19, dan 3.20 menunjukkan susunan atom pada dislokasi.
60
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
61
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Semua cacat diatas dapat bergeser dalam suatu lattice, baik karena pengaruh
thermodinamik maupun gaya mekanik. Gambar 3.21 menunjukkan bagaimana suatu edge
dislocation dapat bergeser.
Gerakan dari edge dislocation dimulai dari tepi kristal dengan terbentuknya dislocation
line, sebagai akibat dari gaya geser (shear force). Garis dislokasi ini berupa garis lurus
sepanjang kristal dan tegak lurus terhadap arah gaya geser. Gaya geser seterusnya akan
mendorong garis dislokasi ini dari satu baris atom ke baris atom berikutnya. Baris atom yang
telah tergeser ini dikatakan telah mengalami slip, dan bidang tempat terjadinya pegeseran ini
dinamakan bidang slip (slip plane). Slip plane selalu merupakan bidang yang padat atom.
Dari gambar juga tampak bahwa baris atom yang telah tergeser akan kembali memiliki ikatan
antar atom seperti semula, hanya saja ikatan ini sekarang terjadi dengan baris atom yang
berbeda.
Pada Gambar 3.22 dapat dibandingkan gerakan dislokasi dari edge, screw dan mixed
dislocation.
62
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Gambar 3.22 Shear produced by dislocation motion (a) edge dislocation, (b) screw
dislocation, (c) mixed dislocation
Pengertian mengenai dislokasi ini akan bermanfaat untuk menjelaskan berbagai sifat
logam, antara lain, deformasinya, penguatan dan lain – lain.
Cacat bidang yang selalu terdapat pada kristal logam adalah grain boundary (batas
butir). Pada batas butir selalu terdapat distorsi baik karena pengaruh tegangan permukaan
maupun akibat dari interaksi dengan atom-atom dari kristal tetangganya. Karena setiap butir
kristal mempunyai orientasi yang berbeda satu sama lain, maka pada batas antara satu butir
dengan butir lain akan terjadi ketidak-teraturan susunan atom (dibandingkan dengan bagian
dalam dari kristal). Pada Gambar 3.23 dapat dilihat susunan atom pada suatu batas butir.
Tampak bahwa batas butir merupakan daerah yang penuh dislokasi, karenanya ia merupakan
daerah yang penuh dengan tegangan. Jadi batas butir merupakan tempat yang menyimpan
banyak energi karena itu banyak peristiwa transformasi dimulai dari batas butir ini.
63
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Gambar 3.23 Susunan atom pada batas butir, terlihat banyak dislokasi
64
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
“terkunci” di sela – sela atom-atom lain, dan untuk menggeser atom-atom ini tentu akan
memerlukan energi lebih besar).
Gambar 3.24 Plastic flow occurs when planes of atoms slip past one another. Close packed
planes do this more easily (a) than planes aligned in another direction (b).
Seperti diketahui pada suatu sistem kristal mungkin terdapat lebih dari satu bidang yang
padat atom, bidang – bidang ini merupakan satu keluarga, demikian pula dengan arah slip.
Karenanya slip dapat terjadi pada beberapa bidang dan arah tertentu, dinamakan sistem slip
(slip system) dari sistem kristal. Tabel 3.2 menunjukkan beberapa sistem slip dari berbagai
kristal logam.
Slip tidak terjadi dengan menggesernya seluruh atom pada bidang slip secara sekaligus.
Slip terjadi dengan bergesernya garis dislokasi sedikit demi sedikit. Bila slip terjadi dengan
pergeseran sekaligus seluruh atom pada bidang slip, maka akan diperlukam gaya yang sangat
besar, beberapa ribu kali lebih besar dari pada yang diperlukan untuk menggeser garis
dislokasi. Karena itulah kekuatan logam lebih rendah daripada kekuatannya yang dihitung
dengan menjumlahkan gaya yang perlu untuk memutuskan ikatan antar atomnya.
Untuk dapat terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila gaya geser itu belum
cukup besar maka distorsi yang ditimbulkannya hanya bersifat sementara, elastik. Perubahan
bentuk akan terjadi bila telah terjadi slip, dan slip akan dapat terjadi bila gaya geser yang
bekerja pada kristal telah mencapai Critical resolved shear stress, semacam yield stress untuk
suatu kristal.
65
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Terjadinya slip dengan cara bergesernya garis dislokasi dapat digambarkan dengan
analogi gerakan dari ulat, cacing atau permadani. Untuk menggeser permadani yang telah
digelarkan dilantai dengan menarik sekaligus seluruh permadani tentu akan sangat berat.
Akan lebih mudah bila mula – mula dibuat suatu tekukan pada tepi permadani (analog
dengan garis dislokasi) dan mendorong tekukan tersebut hingga tekukan mencapai ujung lain
dari permadani Gambar 3.25
66
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Bila slip telah terjadi hingga ke seberang butir kristal maka slip ini akan diteruskan ke
butir berikutnya dan karena butir berikutnya mempunyai orientasi yang berbeda, arah bidang
slip akan berbeda maka dislokasi akan tertahan pada batas butir, dan untuk membuat slip
berikutnya pada bidang yang sama akan memerlukan gaya yang lebih besar. Karenanya slip
akan mudah terjadi pada bidang lain yang sejajar dengan bidang slip mula – mula.
Karena itu dapat dimengerti bahwa logam yang telah mengalami deformasi akan
menjadi lebih kuat dan keras. Di samping itu juga dapat dijelaskan mengapa logam dengan
butiran yang lebih halus akan menjadi lebih kuat dan keras.
67
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
posisi akhir atom itu akan merupakan “mirror image” dari atom di daerah yang tidak
mengalami twinning (C’ simetris dengan A’).
Ada beberapa perbedaan antara slip dan twinning, yaitu bahwa pada slip orientasi
seluruh kristal tetap sama, sedang pada twinning sebagian kristal akan berubah orientasinya.
Jarak pergeseran atom pada slip dapat hingga beberapa jarak atom, sedang pada twinning
jarak pergeseran ini hanya sedikit, tidak sampai satu jarak atom. Pada twinning pergerakan
atom itu terjadi sekaligus seluruh atom (pada twinned region) bergerak bersamaan sedang
pada slip sebagian demi sebagian.
Dari hal di atas tampak bahwa untuk terjadinya twinning diperlukan tenaga yang cukup
besar, karena itu tidak banyak logam yang padanya dijumpai twinning, sebab mungkin
sebelum twinning dapat terjadi, slip sudah terjadi lebih dulu. Twinning dapat terjadi bila
kemungkinan untuk slip kecil, yaitu bila slip system terbatas seperti pada logam dengan
kristal HCP yang memiliki hanya sedikit slip system (karena itu twinning biasanya tidak
terjadi pada BCC dan FCC).
Regangan yang terjadi dengan twinning kecil sekali, sehingga twinning bukanlah suatu
mekanisme deformasi yang utama, tetapi tetap cukup penting karena dengan twinning terjadi
perubahan orientasi kristal yang memungkinkan salah satu sistem slipnya akan bersesuaian
dengan arah gaya geser yang bekerja dan slip akan dapat terjadi.
68
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Twinning dapat terjadi sebagai akibat gaya mekanik, disebut mechanical twins, atau
dapat juga terjadi pada kristal yang telah dideformasi lalu dianneal, disebut annealing twins.
Pada mikroskop twinning dapat ditandai dengan adanya dua garis sejajar di tengah
kristal, dan slip dapat diketahui dengan adanya slip lines, sejumlah garis sejajar pada kristal
(lihat Gambar 3.27 dan 3.28).
69
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Juga sifat penghantaran listik akan mengalami penurunan dengan naiknya derajat
deformasi dingin. Hal ini terutama akan sangat terasa pada logam yang bukan logam murni
(paduan)
3.8 Rekristalisasi
Sebagai akibat dari cold working kekerasan, kekuatan tarik dan tahanan listrik akan
naik, sednag keuletan akan menurun. Juga terjadi peningkatan jumlah dislokasi yang besar
dan bidang – bidang kristalografi tertentu akan mengalami distorsi yang hebat.
Sebagian dari energi yang diberikan untuk mendeformasi logam itu keluarkan lagi
sebagai panas, dan sebagian lagi tetap tersimpan dalam struktur kristal sebagai energi dalam
(tegangan dalam) yang dikaitkan dengan cacat kristal yang terjadi sebagai akibat dari
deformasi. Dengan kata lain logam yang mengalami pengerjaan dingin akan menyimpan
sejumlah tegangan dalam sebagai akibat terjadinya sejumlah besar dislokasi.
Bila logam yang telah mengalami pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali maka atom
– atom akan menerima sejumlah energi panas yang dapat dipakai untuk bergerak
menuju/membentuk sejumlah kristal yang lebih bebas cacat, bebas tegangan dalam. Peristiwa
perubahan yang terjadi selama proses pemanasan kembali dapat dibagi menjadi tiga tahapan :
Recovery, Recrystallization dan Grai growth.
3.8.1 Recovery
Recovery terjadi pada awal pemanasan kembali, pada temperatur yang agak rendah,
dan perubahan yang terjadi tidak diikuti dengan perubahan struktur mikro. Juga masih belum
70
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
terjadi perubahan sifat mekanik. Perubahan yang terjadi hanyalah berkurangnya tegangan
dalam.
Perlunya mengurangi tegangan dalam ini adalah untuk mencegah terjadinya distorsi
pada benda kerja yang mengalami pengerjaan dinigin sebagai akibat tegangan sisa itu dan
juga untuk mencegah stress-corrosion cracking (retak karena korosi pada logam yang
mengalami tegangan). Proses laku panas yang memanfaatkan hal ini dinamakan stress relief
annealing.
3.8.2 Recrystallization
Pemanasan kembali hingga ke temperatur lebih tinggi akan menyebabkan munculnya
kristal baru dari kristal yang terdistorsi, dengan struktur lattice dan komposisi kimia yang
sama seperti pada saat sebelum pengerjaan dingin. Kecuali kristal yang dendritik pada kristal
yang tadinya dendritik, setelah pengerjaan dingin dan pemanasan kembali bentuk dendrit
akan hilang. Kristal baru ini mula – mula muncul pada bagian kristal yang mengalami distorsi
paling hebat, yaitu pada batas butir dan bidang slip. Di sini kelompok – kelompok atom
(cluster of atoms) membenruk kristal baru berupa inti (nucleus) kristal. Inti ini kemudian
menyerap atom – atom di sekitarnya sehingga inti bertumbuh menjadi kristal yang lebih
besar, dan akhirnya kristal lama yang terdeformasi akan habis.
Rekristalisasi terjadi melalui pengintian (nucleation) dan pertumbuhan (growth). Untuk
memulai suatu proses rekristalisasi (seperti juga semua proses dengan nucleation and growth)
diperlukan masa inkubasi. Masa inkubasi ini diperlukan sebagai waktu untuk pengumpulan
sejumlah energi yang cukup untuk memulai rekristalisasi. Mulanya laju rekristalisasi
(dinyatakan dengan persentase kristal yang telah berekristalisasi, Gambar 3.30) rendah
kemudian makin cepat dan akhirnya melambat lagi menjelang akhir proses.
Rekristalisasi dapat terjadi pada temperatur tertentu yang dinamakan temperatur
rekristalisasi, yaitu temperatur dimana logam yang terdeformasi dingin akan mengalami
rekristalisasi yang tepat selesai dalam satu jam. Tingginya temperatur rekristalisasi ini
dipengaruhi oleh besarnya deformasi dingin sebelumnya. Temperatur rekristalisasi makin
rendah bila logam telah mengalami deformasi dingin makin besar, Gambar 3.31.
71
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
72
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
Bila setelah pemanasan hingga temperatur yang dianggap cukup lalu logam
didinginkan Kembali dengan lambat maka besar butir setelah mencapai temperature kamar
tidak berbeda banyak dengan besarnya pada saat sebelum didinginkan (asalkan selama
pendinginan tidak terjadi perubahan fase).
Gambar 3.33 menunjukkan pengaruh derajat deformasi dingin terhadap sifat mekanik
(kekerasan, kekuatan dan keuletan), serta pengaruh pemanasan Kembali terhadap sifat
mekanik tsb dan terhadap struktur mikro.
Dari gambar tersebut tampak bahwa kekuatan dan kekerasan akan naik dengan makin
tingginya derajat deformasi dingin, tetapi keuletan akan makin menurun. Dengan pemanasan
73
Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS Pengetahuan Bahan
kembali, pada temperatur yang rendah tidak tampak adanya perubahan sifat mekanik,
perubahan akan mulai terjadi setelah mulai terjadi rekristalisasi, kekuatan dan kekerasan
menurun dan keuletan naik bersama dengan naiknya temperature pemanasan Kembali itu.
Demikian pula ukuran butir kristal yang baru terbentuk, akan makin besar bila temperature
pemanasan makin tinggi,
Dengan mengatur derajat pengerjaan dingin, temperatur pemanasan Kembali dan lama
pemanasan akan dapat menghasilkan sifat yang berbeda-beda, dan dengan pengaturan yang
tepat akan dapat diperoleh sifat yang diinginkan.
74