Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1 RINGKASAN

“STRUKTUR KRISTAL”

( Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Zat Padat )

OLEH

NAMA : ALDI RYAN PRATAMA


NIM : 19033072
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN : Dra. Hufri, M Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
STRUKTUR KRISTAL

1. Keadaan Kristal

Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal dibangun oleh sel
satuan (unit cell) yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, secara
periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi kristal (crystal lattice). Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa sebuah Kristal Ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang
identik secara berulang-ulang yang tak hingga didalam ruang. Untuk menggambarkan struktur
kristal ini dapat digambarkan/dijelaskan dalam istilah –istilah : Lattice (kisi) dan sebuah Basis
yang ditempelkan pada setiap titik lattice (titik kisi)

Kisi kristal : Kisi adalah sebuah susunan titi-titik yang teratur dan periodik di dalam ruang.

Basis : sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat berisi satu atom
atau lebih.

Atau secara singkatnya adalah struktur kristal terdiri dari kisi dan basis, Struktur kristal akan
terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik kisi sehingga struktur kristal merupakan
gabungan antara kisi dan basis. Apabila dinyatakan dalam hubungan dua dimensi adalah sebagai
berikut:

Sehingga apabila atom atau sekumpulan atom tersebut menempati titik-titik kisi maka akan
membentuk suatu struktur kristal.
2. Definisi Pokok
 Kisi Kristal

Didalam kristal terdapat kisi-kisi yang ekivalen yang sesuai dengan lingkungannya
dan diklasifisikan menurut simetri translasi.

Operasi translasi kisi

Didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah vektor translasi
kristal

1. Untuk kisi dua dimensi (2D)

Ilustrasi struktur kristal dalam gambaran dua dimensi (2D) :

T merupakan vektor translasi

A,B, dan C adalah atom Penyusun kristal a1 adalah jarak antara atom

Vektor posisi dari setiap titik kisi pada kisi dua dimensi yaitu :

T =n1 a1 +n 2 a 2

a, a1 dan a2 merupakan vektor translasi primitif, sedangkan n1 dan n2 merupakan


bilangan bulat yang nilainya bergantung pada kedudukan titik kisi

2. untuk kisi tiga dimensi (3D)

Pada kisi tiga dimensi (3D), vektor posisi untuk titik-titik kisi yaitu:
T = n1a1 + n2a2 + n3a3

a1, a2 dan a3 adalah vektor translasi primitif

α, β, dan g adalah sudut yang dibentuk vektor a1, a2 dan a3

Selain simetri translasi, terdapat beberapa operasi lain yang membuat kisi “invarian”
(tidak berubah bentuknya dari semula), yaitu :

a. Refleksi : Pencerminan pada bidang (simbul : m)


b. Rotasi : Perputaran pada sumbu tertentu dgn sudut sebesar (2π/n) (simbul n =
1,2,3,4,dan 6
c. Inversi : Pencerminan pada suatu titik tertentu (simbul : i)
d. Luncuran/Glide : Operasi gabungan antara refleksi dan translasi
e. Ulir/Screw : Operasi gabungan antara rotasi dan translasi

 Vektor basis
Andaikanlah bahwa setiap titik dalam kisi dua dimensional dapat ditulis sebagai
ujung dan vekior R, dengan ; R = n1a + n2 b dengan (n1,n2) bilangan bulat
positif atau negatif, maka a dan b dinamakan vekior basis.
Vektor basis itu:
a. tidak unik (ada berbagai kemungkinan)
b. harus tidak segaris (tak ko-linier)
 Sel satuan
Dalam kristal dua dimensi merupakan luas daerah jajaran genjang yang sisi-
sisinya dibatasi oleh vektor basis adalah sel satuan. Dalam kristal 3D merupakan
volume paralelepipidum yang diatasi vektor basis.Apabila sel serupa itu digeser-
geser ke ujung sumbu vektor translasi, maka seluruh kisi kristal akan tercakup
olehnya
Sel satuan itu:
a. tidak unik , karena vekior basis tidak unik
b. tetapi setiap sel satuan iiu sama luasnya.
c. dalam contoh di atas sel satuan mengandung satu titik kisi (4xseperempat titik
kisi primitif)
 Sel primitif dan non primitif

1. Sel primitif adalah sel yang mempunyai luas atau volume terkecil, Sel primitif
dibangun oleh vektor basis biasa disebut sel satuan (unit sel).

Cara menentukan sel primitif (metoda wigner – seitz) :

a. Ambilah salah satu titik kisi sebagai acuan (biasanya di tengah)


b. Titik kisi yang anda ambil sebagai acuan dihubungkan dengan titik
kisi terdekat disekitarnya.
c. Di tengah-tengah garis penghubung, buatlah garis yang tegak lurus
terhadap garis penghubung.
d. Luas terkecil (2 dimensi) atau volume terkecil (3 dimensi) yang
dilingkupi oleh garis-garis atau bidang-bidang ini yang disebut sel
primitive Wigner-Seitz

Contoh penggambaran Sel Primitif dengan Metode Wigner-Seitz

2. Sel konvensional (sel tak primitif) adalah sel yang mempunyai luas atau
volume bukan terkecil artinya mempunyai luas atau volume yang besarnya
merupakan kelipatan sel primitif.

3. Sistem Kristal Dan Kisi bravais

a) Sistem kristal kubus


sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut
(α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu
kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC)
dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).

Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:


Kubus sederhana,
Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut
(pojok) kubus.
Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan
terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru).

Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan
atom warna merah).

2. Sistem Kristal tetragonal

Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b ≠ c)
dan semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya
memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan.

Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-
masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.

Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus berpusat badan,
yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom warna biru), dan
atom lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal tersebut.
3. Sistem kristal Ortorombik

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body
center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka
(yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi
ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem
kristal ortorombik ini berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β =
γ) yaitu sebesar 90°.

4. Sistem kristal monoklin

Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).

Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a ≠ b≠ c),
serta sudut α = γ = 90° dan β ≠ 90°.
5. Sistem kristal triklin

Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini memiliki
panjang rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda
pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.

6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b ≠ c).
sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.

7. Sistem kristal heksagonal

Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka
system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu
90° dan 120° (α = β = 90°dan γ =120°) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a =
b ≠ c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat masing-
masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau).

Anda mungkin juga menyukai