Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SOLID STATE PHYSICS

GROUP 3
1. ALVIANI SURBAKRI (4182121020)
2. KHAIRINA RANGKUTI (4183121048)
3. LUNI KARLINA MANIK (4182121021)
4. M. AINAL YUSRI (4181121004)

KELAS : PESP 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. tujuan...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. KRISTAL........................................................................................................................4
B. STRUKTUR KRISTAL..................................................................................................4
C. Sel primitif......................................................................................................................5
D. Sistem Indeks (Indeks Miller).........................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah padatan dengan mata telanjang tampak sebagai benda tegar yang kontinu. Akan tetapi
hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa semua padatan disusun oleh satuan dasar dari
atom-ataom yang brsifat diskrit. Atom-atom tersebut tidak terdistribusi secara random tetapi
tersusun dalam susunan yang sangat teratur relatif terhadap atom-atom yang lain. Susunan
dari kelompok atom-atom yang memeliki keteraturan sangat tinggi tersebut disebut kristal.
Terdapat beberapa jenis struktur kristal bergantung pada geometri dari susunan atom-
atomnya. Pengetahuan tentang struktur kristal dalam Fisika Zat Padat menjadi sangat penting
karena struktur kristal mempengaruhi sifst-sifst fisika dari padatan, yang akan dibahas pada
bab berikut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kristal?
2. apa yang dimaksud dengan struktur kristal?
3. bagaimana cara untuk menggambarkan struktur kristal ?
C. tujuan
1. mengetahui pengertian kristal
2. dapat membuat struktur kristal
3. mengetahui definisi kisi, basis
4. mengetahu apa yang dimaksud dengan sistem indekls (indeks miller)

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. KRISTAL
Material zat padat dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan, dimana atom
atau ion tersusun secara teratur antara atom yang satu dengan yang lainnya (atau
disebut kristal) seperti intan. Sebuah material kristalin merupakan suatu kondisi di mana
atom terletak dalam susunan yang berulang dalam jarak atomik yang besar; oleh karena itu,
muncul urutan yang panjang. Seperti pada saat terjadi proses pemadatan (solidifikasi),
atom-atom akan menempatkan diri mereka sendiri ke dalam pengulangan pola tiga dimensi
dimana masing-masing atom terikat dengan atom tetangga yang letaknya sangat dekat.

B. STRUKTUR KRISTAL

Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang
yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan
dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice
(kisi).
Lattice (kisi) : Sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang Sebuah
abstraksi matematik
Basis : Sekumpulan atom-atom
Jumlah atom dalam sebuah basis : satu buah atom atau lebih.

Struktur krisrtal = kisi + basis

Contoh :
Basis
4
KISI

+¿

struktur kristal

Jarak antar kisi dalam arah sumbu X = a1


Jarak antar kisi dalam arah sumbu Y = a2
Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau berbeda, jika sama (dalam kisi
dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan berbentuk 4 persegi
panjang.
Sebuah operasi translasi kisi didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh
T)
sebuah vektor translasi kristal (⃗
a 1 + U2⃗
T = U1⃗
⃗ a 2 + U3⃗
a3

Dimana :
u = Bilangan bulat
a⃗ = Vektor translasi primitif (jarak antar titik kisi)
= Sumbu-sumbu kristal

C. Sel primitif
Sebuah sel primitif adalah jenis sel atau sel satuan. Sebuah sel akan mengisi semua
ruang dengan pengulangan operasi translasi kristal yang cocok. Sebuah sel primitif
adalah sel dengan volume minimum. Ada banyak cara untuk memilih sumbu primitif
dan sel primitif untuk sebuah kisi tertentu. Jumlah atom dalam setiap sel primitif atau basis
primitif selalu sama untuk struktur kristal tertentu. Selalu ada satu titik kisi per sel primitif.
Jika sel primitif adalah sebuah paralel epipedum dengan titik kisi di setiap sudut dari

5
kedelapan sudutnya, maka setiap titik kisi dibagi di antara delapan sel sehingga jumlah total
1
titik kisi dalam sel adalah satu: 8 × = 1.
8
Volume dari paralel epipedum dengan sumbu 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3 adalah

Vc = |a 1 ● a2 x a3|

Vc = |a 2 ● a1 x a3|

Vc = |a 3 ● a2 x a1|

(a) Titik Kisi dari Kisi Ruang dalam Dua Dimensi. Jajaran Genjang 1, 2, 3 adalah Sama Di
Daerah dan Salah Satu dari Mereka Dapat Diambil Sebagai Sel Primitif. Jajaran Genjang 4
Memiliki 2 Kali Area dari Sel Primitif.
(b) Sel Primitif dari Kisi Ruang dalam Tiga Dimensi.
(c) Misalkan Titik-titik Ini adalah Atom Identik: Sketsa pada Gambar Satu Set Titik Kisi,
Sebuah Pilihan Sumbu Primitif, Sel Primitif, dan Dasar dari Atom yang Terkait dengan Titik
Kisi.
Cara lain untuk memilih sel perimitif : Metode Wigner Seitz.
1. Ambillah salah satu titik kisi sebagai acuan (biasanya di tengah).
2. Titik kisi yang Anda ambil sebagai acuan tadi, kemudian hubungkan dengan
titik kisi terdekat di sekitarnya.
3. Di tengah-tengah garis penghubung tadi buatlah garis yang tegak lurus terhadap
garis penghubung tadi.
4. Luas terkecil (2 dimensi) atau volume terkecil (3 dimensi) yang dilingkungi
oleh garis-garis atau bidang-bidang ini yang disebut sel primitif Wigner-Seitz

6
Tipe-tipe lattice dasar Lattice (kisi) dua dimensi : ada lima (5) jenis, yaitu
1. Kisi miring
2. Kisi bujur sangkar
3. Kisi heksagonal 4
4. Kisi segi panjang
5. Kisi segi panjang berpusat
Catatan : Jenis kisi no 1 : jenis kisi umum. Jenis kisi no 2, 3, 4 dan 5 merupakan jenis kisi
khusus
Kisi bujur sangkar

a 1| ≠ |⃗
|⃗ a 2| ; φ = 90o

Jumlah titik lattice pada:


Cel konvensional = 4 x ¼ = buah
Cel primitif = ¼ x4 = 1 buah

Kisi persegi panjang

a 1| ≠ |⃗
|⃗ a 2| ; φ = 90o

Jumlah titik lattice pada:

7
Cel konvensiona l= (4 x ¼ ) + 1= 2buah
Cel primitif = 4 x ¼ = 1 buah

Kisi heksagonal

a 1| ¿ |⃗
|⃗ a 2| ; φ = 120o

Cel konvensiona l= (4 x ¼ ) + 1= 2buah


Cel primitif = 4 x ¼ = 1 buah

Contoh : Kisi Kubus


a. Kubus Sederhana / Simple Cubic (SC)

8
Sel Primitif = Sel Konvensional Jumlah titik lattice = 8 x 1/8 = 1 buah (Pada setiap
sudut dipakai 8 kubus sel)
a 1 = a ^x

a 2 = a ^y

a 3 = a ^z

D. Sistem Indeks (Indeks Miller)


Digunakan unuk menyatakan bidang kristal (indeks bidang) Aturan :
1. Tentukan titik potong antara bidang yang bersangkutan dengan sumbu-sumbu(a⃗ 1 ⃗ a2 ⃗a3 )
/ sumbu-sumbu primitf atau konvensional dalam satuan konstanta lattice (a 1 a2 a3 ) .
2. Tentukan kebalikan (reciprok) dari bilangan-bilangan tadi, dan kemudian tentukan
tiga bilangan bulat (terkecil) yang mempunyai perbandingan yang sama. Indeks (h k l)

Bidan ABC memotong sumbu-sumbu:


a 1 di 2a 1

a 2 di 2a 2

a 3 di 2a 3

Kebalikannya adalah ½, ½, 1/3, Jika ketiga bilanagn bulat yang mempunyai perbandingan
yang sama seperti di atas adalah 3, 3, 2. dengan demikian indeks bidang ABC tersebut adalah
(3 3 2). Perhatikan bahwa dalam penulisan indeks kita tidak menggunakan tanda koma.
Misal:
(3 3 2)

(h k l)
Jika salah satu dari h k l negatif, maka indeks bidang tersebut ditulis (h́k l), artinya h bertanda
negatif
Untuk sel kubus, jarak antar bidang hkl dapat ditulis sebagai berikut :

9
a
d hkl =
√ h +k 2+l2
2

10

Anda mungkin juga menyukai