Konstruksi
“Susunan Atom dalam
Benda Padat”
2. Kisi Kubik
1. Kristal
(Cubik Lattices)
3. Kristal Heksagonal
8. Difraksi sinar -x
Susunan Atom
dalam Benda Padat
4. Polimorfi
7. Bidang Kristal
Tata letak sel satuan. Setiap titik dalam sel satuan dapat diidentifisir dengan
menyatakan koefisien sepanjang ketiga sumbu koordinat. Jadi titik asal adalah 0,0,0.
Karena titik pusat sel satuan terletak pada a/2, b/2, c/2, indeks letaknya adalah ½, ½,
½. Koefisien letak selalu dinyatakan dalam dimensi sel satuan.
Pergeseran. Pergeseran dari suatu titik dalam sel satuan sejauh kelipatan konstanta kisi
(a, b, dan/atau c) menyebabkan perpindahan ketitik yang ekivalen dalam sel satuan
lainnya.
Kisi kubik sederhana. Kisi kubik sederhana hanya memiliki satu titik ekivalen per sel
satuan, hal ini berlainan dengan kisi kpr dan kps yang masing-masing memiliki dua
dan empat titik ekivalen per sel satuan.
. Translasi satuan pergeseran sebesar
kelipatan bulat dimensi satuan
menghasilkan titik ekivalen yang identik
dalam semua hal ditinjau dari segi titik asal
ARAH KRISTAL
Contoh
[111] arah atom
<111> kelompok arah
2. Analisis difraktometri dengan sinar-X
Dengan teknik difraksi akan didapat geometri sel satuan,
sehingga akan mendapat identifikasi dari sel satuan
Cara Menentukan Indeks Miller
1. Tentukan perpotongan bidang kristal dengan
Sumbu a,b dan c
OM = ¼ a
OS = 2/3 b
OR = ½ c
Titik perpotongan
pada a,b,c adalah
¼, 2/3, ½
2. Tentukan bilangan resiprok (bilangan yang
berbanding terbalik dengan nilai titik potong bidang
dengan sumbu a,b,c.
Dua Dimensi
Tiga Dimensi
Difraksi sinar-X dapat memberikan
informasi tentang struktur polimer,
termasuk tentang keadaan amorf dan
kristalin polimer. Polimer dapat
mengandung daerah kristalin yang secara
acak bercampur dengan daerah amorf.
Difraktogram sinar-X polimer kristalin
menghasilkan puncak-puncak yang tajam,
sedangkan polimer amorf cenderung
menghasilkan puncak yang melebar.
Hukum Bragg
Suatu kristal memiliki susunan atom yang
tersusun secara teratur dan berulang, memiliki
jarak antar atom yang ordenya sama dengan
panjang gelombang sinar-X. Akibatnya, bila
seberkas sinar-X ditembakkan pada suatu
material kristalin maka sinar tersebut akan
menghasilkan pola difraksi khas. Pola difraksi
yang dihasilkan sesuai dengan susunan atom
pada kristal tersebut.
Hukum Bragg
n λ = 2d sin θ