Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

SUSUNAN ATOM DALAM BAHAN PADAT

A. PENDAHULUAN
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang struktur Kristal berupa geometri sel satuan,
arah kristal, bidang kristal dan Difraksi sinar-X.

B. STRUKTUR KRISTAL
Semua logam,sebagian besar keramik dan beberapa polimer membentuk kristal ketika
bahan tersebut membeku. Pada saat membeku tom-atom mengatur diri secara teratur dan
berulang dalam pola 3 dimensi. Struktur semacam ini disebut kristal (gambar 3.1)
Pola teratur dalam jangkawan panjang yang menyangkut puluhan jarak atom di
hasilkan oleh koordinasi atom dalam bahan. Di samping itu pola ini kadang-kadang
menentukan pula bentuk luar dari Kristal. Contoh yang dapat dikemukakan adalah bentuk
bintang enam bunga salju pada es. Permukaan datar batu-batuan mulia, kristal kwarsa (SiO 2)
bahkan garam meja biasa (NaCl) merupakan penampilan luar dari pengaturan di dalam kristal
itu sendiri. Dalam setiap contoh yang dikemukakan tadi, pengaturan atom di dalam kristal
tetap ada meskipun bentuk permukaan luarnya di ubah. Struktur dalam kristal kwarsa tidak
berubah meskipun permukaan luar tergesek sehingga membentuk butiran pasir pantai yang
bulat-bulat. Hal yang sama kita jumpai pada pengaturan heksagonal molekul air dalam es
atau bunga salju.

1. Sel satuan.
Susunan jangkawan panjang yang merupakan karakteristik kristal dapat di lihat pada
gambar. 3.2. Model ini memperlihatkan beberapa pola atom kisi yang dapat terjadi bila
terdapat satu jenis atom. Karena pola atom ini berulang secara tak terhingga,untuk
mudahnya kisi kristal ini dibagi dalam sel satuan.sel satuan ini yang mempunyai volum
terbatas,masing-masing memliki ciri yang sama dengan kristal secara keseluruhan.
Jarak yang selalu terulang ,yang disebut konstanta kisi,dlam pola jangkau panjang
kristal.menentukan ukuran sel satuan. Jadi dimensi yang berulang atau a (lihat gambar 3.2)
juga merupakan dimensi sisi sel satuan. Karena pola kristal gambar 3.2 identik dalam ketiga
arah tegak lurus,sel satuan ini berbentuk kubik dan a adalah konstanta kisi dalam ketiga arah
koordinat. Dalam kristal bukan kubik ,konstanta kisi berbeda dalam ketiga arah koordinat.

26
Titik sudut sel satuan dapat diempatkan dimana saja dalam suatu kristal. Jadi, sudut
tersebut dapat berada di pusat atom, tempat lain dalam atom-atom atau diantara atom-atom,
seperti titik x pada gambar 3.3.Dimanapun ia berada,volum yang kecil tadi dapat
diduplikasikan dengan volum yang identik di sebelahnya (asalkan sel tadi memiliki orientasi
yang sama dengan pola kristal). Setiap sel mempunyai ciri-ciri geometrik,yang sama dengan
kristal keseluruhan.

2. Sistem kristal.
Kristal kubik memiliki pola yang sama sepanjang ketiga sumbu tegak lurus : a1 =a2=
a3. Kebanyakan logam dan beberapa jenis keramik berbentuk kubik (jaang sekali terdapat
kristal molekuler yang berbentuk kubik).
Kristal bukan kubik terjadi bila pola ulangnya tidak sma dalam ketiga arah
koordinatnya atau sudut antara ketiga sumbu kristal tidak sama dengan 90 0. Ada tujuh sistem
kristal ,dengan karakteristik geometriknya seperti tercantum dalam tabel. Dalam pelajaran
pengantar ilmu bahan ini perhatian kita tertuju pada bentuk kristal kubik yang lebih
sederhana. Akan tetapi di samping itu kita perlu mengenal juga sistem hexagonal. Disamping
itu, kristal tetraagonal dan otorombik dengan karakteristik sel satuan seperti gamb 3-1.4. akan
di bahas pula dalam buku ini.

Tabel 3.1 Sistem kristal


Sistem Sumbu (axes) Sudut sumbu (axial angles)
°
Kubik a=b=c α =β=γ =90

27
Tetragonal a=b≠ c α =β=γ =90 °
Ortorombik a≠ b ≠ c α =β=γ =90 °
Monoklinik a≠ b ≠ c α −γ−90 ° ≠ β
Triklinik a≠ b ≠ c α ≠ β ≠ γ ≠ 90 °
Hexagonal a¿ a ≠ c α =β=90° ; γ =120 °
Rombohedral a¿ b=c α =β=γ ≠ 90 °

KISI KUBIK (CUBIC LATTICES)


Kristal kubik terdiri dari tiga bentuk kisi,kubik sedehana,kubik pemusatan ruang,dan
kubik pemusatan sisi.Suatu kisi adalah pola yang berulang dalam tiga dimensi yang terbentuk
dalam kristal.Sebagian besar logam memiliki kisi kubik pemusatan ruang (kpr) atau kisi
kubik pemusatan sisi (kps).

Logam kubik pemusatan ruang.Besi mempunyai stuktur kubik. Pada suhu ruang sel
satuan besi mempunyai atom pada tiap titik sudut kubus dan stu atom pada pusat kubus
(gambar 3.4).Besi merupakan logam paling umum dengan struktur kubik pemusatan
ruang,tetapi bukan satu-satunya.Krom,tungsten dan unsur lain dalam lampiran B juga
memiliki susunan kubik pemusatan ruang.

28
Tiap atom besi dalam struktur kubik pemusatan ruang (kpr) ini dikelilingi oleh
delapan atom tetangga;hal ini berlaku untuk setiap atom ,baik yang terletak pada titik sudut
maupun atom di pusat sel satuan. Oleh karena itu,setiap atom mempunyai lingkungan
geometrik yang sama (gamb 3-2.1). sel satuan logam kpr mempunyai dua atom.satu atom di
pusat kubus dan delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya (gamb 3-2.2). dalam
logam antara kisi a dan jai-jai atom R terdapat hubungan sebagai berikut
4R
(akpr)logam =
√3
Kita dapat menerapkan konsep tumpukan atom (FT) pada logam kpr. Dengan
menggunakan model bola keras maka fraksi volum dari sel satuan yang ditempati oleh bola-
bola tersebut.
volum atom
Faktor tumpukan =
volum sel satuan
Karena dalam sel satuan logam kpr terdapat dua buah atom :

2[4 π R 3 /3]
FT =
a3

= 2 ¿ ¿ =0,68

Logam kubik pemusatan sisi. pengaturan atom dalam tembaga (gambar 3-2.3) tidak
sama dengan pengaturan atom dalam besi,meski keduanya kubik. Disamping atom pada
setiap titik sudut sel satuan tembaga,terdapat sebuah atom ditengah setiap bidang permukaan
namun tak satupun dititik pusat kubus.
Struktur kubik pemusatan sisi (kps) ini lebih sering dijumpai pada logam,antara
lain,aluminium,tembaga,timah hitam,perak dan nikel mempunyai pengaturan atom seperti ini
(demikian pula halnya dengan besi pada suhu tinggi).

29
Logam dengan struktur kps mempunyai empat kali lebih banyak atom.kedelapan atom
pada titik sudut menghasilkan satu atom,dan ke enam bidang sisi menghasilkan 3 atom per
sel satuan. (gamb 3-2.4). dalam logam ,hubungan antara konstanta kisi a dengan jari-jari R
dinyatakan oleh pesamaan :
(akps)metal = 4 R/ √ 2

Faktor tumpukan untuk logam kps adalah 0,74,yang ternyata lebih besar dari nilai
0,68 untuk logam kpr.hal ini memang wajar oleh karena setiap atom dalam logam kpr di
kelilingi oleh delapan atom sedang setiap atom dalam logam kps mempunyai dua belas
tetangga.hal ini dibuktikan dalam gambar 3-2.4,dimana kita lihat bahwa atom pada sisi
depan mempunyai empat tetangga,empat tetangga yang bersinggungan dengannya di bagian
belakang dan empat lagi yang seupa dengan bagian depannya.

Senyawa kps. Senyawa-senyawa dapat saja memiliki kisi kps seperti terlihat dalam
gambar 3-1.1. untuk NaCl. Pusat dari setiap bidang sisi identik dalam segala hal. Dalam

30
snyawa NaCl,dimana atom yang belainan saling menyinggung,dimensi sel satuan kps,sama
dengan hasil penjumlahan kedua jari-jarinya.

(akps)NaCl =2 (r Na+ + r Cl-)

Kristal hexagonal
Gambar 3.7 merupakan dua gambaran sel satuan hexagonal dengan sudut alas 120 o. Sel-sel
ini tidak mempunyai posisi dalam sel yang ekvalen dengan posisi sudut. Meskipun posisi sel
pada gambar tersebut (a) tiga kali besarnya dibandingkan dengan volume sel dari pada (b),
terdapat jumlah atom yang besarnya tiga kali lebih besar pula. Oleh karena itu jumlah atom
persatuan volume tetap sama. Logam tidak membentuk kristal dengan susunan seperti
gambar tersebut, karena faktor tumpukannya rendah.

Gambar 3.7. Sel satuan hexagonal.

Hexagonal tumpukan padat. Kkisi hexagonal khusus yang dibentuk oleh magnesum
tampak pada gambar di bawah. Struktur ini mempunyai tumpukan yang lebih padat
dibandingkan hexagonal seddehana.inilah yang disebut hexagonal tumpukan padat (htp)

Ciri khasnya ialah bahwa setiap atom dalam lapisan tertentu terletak tepat diatas atau
dibawah sela antara tiga atom pada lapisan berikutnya. Akibatnya setiap atom menyinggung
tiga atom lainnya pada lapisan dibawahnya,enam atom bidangnya sendiri dan tiga atom pada

31
lapisan diatasnya,sehingga BK=12. Dalam struktur htp terdaptat rata-rata enam atom per sel
satuan(atau dua per sel satuan bila kita gu nakan representasi ortorombik)
Faktor tumpukan atom logam untuk htp dapat dihitung dengan besanya sama dengan
0,74. Nilai ini sama dengan faktor tumpukan untuk logam kps.

POLIMORFI
Dua molekul dapat mempunyai struktur yang berbeda meski komposisinya
sama.Molekul semacam ini disebut isomer. Keadaan serupa terjadi pula pada kristal bahan
padat.
Polimorfi adalah dua atau lebih ragam kistal dengan komposisi yang sama .contoh yang
paling terkenal adalh polimorfi carbon berupa bentuk ganda grafit dan intan.contoh khas
polimorfi logam ialah besi.,kemampuan laku panas bahan dan kemungkinan untuk merubah
sifatnya tergantung pada hal ini. Bila besi dipanaskan ,maka kisinya berubak dari bentuk kpr
menjadi kps.selanjutnya perubahan ini mampu balik pada waktu pendinginan besi. Pada suhu
ruang besi kpr mempunyai bilanga koordinasi 8 ,faktor tumpukan atom 0,68 dan jari-jari
atom 0,1241 nm. Besi murni berubah menjadi kps pada 912 o C,pada saat ini bilangan
koordinasi nya 12,faktor tumpukan atom 0,74 dan jari-jari atom 0,129 nm.
Banyak komposisi lainnya mempunyai dua atau lebih bentuk polimorfi. Bahkan SiC
misalnya,memiliki sekitar 20 modifikasi kristal ;tetapi hal ini adalah suatu pengecualian.
Biasanya ,bentuk polimorfi mempunyai perbedaan dalam berat jenis dan sifat-sifat lainnya.

C. Arah Kristal
Kesepakatan umum yang kita sepakati dalam penetapan arah kristal adalah :sumbu x
menunjuk ke arah kita,sumbu Y menunjuk ke kanan dan sumbu z menunjuk ke atas.titik asal
terletak pada sudut kiri,bawah belakang sel satuan,arah yang berlawana diberi tanda negatif.

Tata letak sel satuan. Setiap titik dalam sel satuan dapat diindentifisir dengan
menyatakan koefisiensi sepanjang ketiga sumbu koordinat.jadi titik asal adalah 0,0,0. Karena
titik pusat sel satuan terletak pada a/2 ,b/2 ,c/2, indeks letaknya adalah ½, ½, ½ . koefisien
letak selalu dinyatakan dalam dimensi sel satuan. Jadi sudut ujung sel satuan selalu 1, 1, 1
dan tidak bergantung pada sistem kristal-kubik tetragonal,ortorombik dstnya.

Pergeseran. Pergeseran dari suatu titik dalam sel satuan sejauh kelipatan konstanta
kisi (a,b dan/c) menyebabkan perpindahan ke titik yang ekivalen dalam sel satuan lainnya.
Jadi pada kisi 2 dimensi gambar 3-5.1 ,kedua titik bertanda*dipisahkan oleh trranslasi
sebesar 3b dan 2c.contoh yang kita ambil bukan suatu kisi bujur sangkar,akan tetapi kelipatan
bulat menghasilkan titik ekivalen dalam semua kristal.

32
Tranlasi tambahan dijumpai pada beberapa kisi ruang. Sebagai contoh, dalam kisi
kubik
pemusatan ruang, setiap translasi +1/2 , +1/2, +1/2 menghasilkan letak ekivalen lainnya.
Tranlasi dari titik sudut ke titik pusat sel adalah =1/2, +1/2, +1/2. perlu diperhatikan
bahwa dua titik bertanda *pada gambar.3-5.2. dapat dihubungkan dengan translasi Satu titik
terdapat pada pusat rusuk belakang atas, satunya lagi pada pusat bidang kanan. Setiap lokasi
terletak diantara dua atom yang berdekatan; dan ditengah emapt atom lainnya (arah 45o).
Titik kontak antara dua atom dapat diduplikasi dengan variasi translasi hal ini menghasilkan
diskripsi formal kisi kubik pemusatan ruang. Suatu kisi kubik pemusatan ruang mempunyai
letak ekivalen yang dihubungkan dengan tranlasi a/2, b/2, c/2

Apabila membuat korelasi antara berbagai sifat dengan struktur kristal, maka perlu
dilakukan identifikasi arah kristal spesifik, karena banyak sifat bergantung pada arah. Sebagai
contoh, modulus elastis dari besi kpr dalam arah diagonal ruang lebih besar daripada modulus
elastis dalam arah rusuk kubus. Sebaliknya, permeabilitas magnetik besi memiliki nilai
terbesar dalam arah sejajar dengan rusuk sel satuan.

Indeks Arah. Semua arah menggunakan penandaan atau indeks yang sama. Oleh
karena
itu, untuk menandai suatu arah, ambil garis yang melalui titik asal, yaitu 0,0,0. Arah diberi
tanda dengan koefisien dari suatu titik pada garis tersebut. Akan tetapi, karena jumlah titik
pada garis tak terhingga banyaknya, maka secara khusus memilih titik dengan set bilangan
bulat terkecil. Jadi, arah [111] bergerak dari 0,0,0 melewati 1,1,1. Namun, arah ini juga
melalui ½, ½, ½ dan 2,2,2. Begitu pula [112] melewati ½, ½ 1, tetapi, untuk kemudahan
digunakan notasi bilangan bulat.

33
Untuk indeks arah digunakan tanda kurung siku [uvw] dan digunakan huruf u, v, dan
w
adalah koefisien yang berasal dari tiga arah sumbu utama, masing-masing x, y, dan z. Arah-
arah yang sejajar selalu mempunyai indeks yang sama. Perlu dicatat bahwa ada kemungkinan
koefisien negatif, maka diberi tanda garis datar di atasnya. Arah [ ] memiliki komponen
negatif pada arah sumbu-z.

Sudut Antara Arah. Dalam perhitungan-perhitungan tertentu (misalnya penguraian


gaya
geser), kita perlu menghitung sudut antara dua arah kristal yang berbeda. Biasanya hal ini
dapat dihitung dengan mudah. Pada Gambar 3-6.1 sudut antara arah [110] dan [112] (artinya
[110] [112] adalah arctan . Jika sel satuannya kubik dan bukan ortothombik, maka a=b=c,
sudutnya adalah arctan atau arccos . Pada kristal hanya kubik dapat ditentukan cos [uvw]
[u’v’w’] dapat ditentukan dengan perkalian skalar vektor. Cara ini sangatmembantu
perhitungan karena umumnya menyangkut bentuk kristal kubik yang simetris.

Rapat Linier. Jarak ulang antara titik-titik ekuivalen berbeda dari arah ke arah dan
dari kisi ke kisi. Sebagai contoh, dalam arah [111] logam kpr, letak ekuivalen kisi berulang
setiap 2R atau a . Jarak ulang dalam arah [110] kpr adalah dan untuk kps. Sebaliknya,
kebalikan dari jarak ulang kita sebut rapat linier dari letak (titik) ekuivalen. Jadi, dalam arah
[110] logam aluminium, dengan bentuk kristal kps, a = 0.405nm, rapat linier adalah 1/a √ 2 ¿¿

D. BIDANG KRISTAL
Suatu ktistal mempunyai bidang-bidang atom dan ini mempengaruhi sifat dan
perilaku
bahan. Jadi wajarlah bila kita mengelnali berbagai bidang dalam kristal. Bidang yang
mudahdigambarkain yaitu indeks miller dalam format (hkl). Bidang yang parallel atau sama
lain
ekuivalen dan mempunyai indeks yg identik. Dalam pembuatan indeks miller dilakukan
dengan
berbagai cara :
1. Jika bidang melalu titik awal, buat bidang paralel lainnga di dalam sel satuan dengan

34
translasi. Atau dengan membuat titik awal lain di sudut lain sel satuan.
2. Bidang yang dicari bisa berpotongan atau sejajar dengan sumbu. Panjang bidang yang
berpotongan ditulis dalam satuan parameter kisi a, b dan c.
3. Ambil kebalikan dari angka-angka perpotongan tersebut. Bidang yang sejajar dengan
sumbu dianggap berpotongan di tak berhingga sehingganya kebalikannya adalah nol.
4. Bila perlu merubah ketiga bilangan ini ke bilangan bulat terkecil dengan mengali atau
membaginya dengan suatu faktor tertentu.
5. Tulis indeks ini tanpa koma dengan diapit tanda kurung biasa, (h k l).

Bidang melalui titik awal O, titik awal yang baru mesti dibuat, ditulis sebagai O’,
perlihatkan pada gambar b. Bidang ini paralel dengan sumbu x, sehingga perpotongannya
di∼a. Perpotongan dengan sumbu y dan z dengan referensi titik awal O’ adalah -b dan c/2.
Dalam satuan parameter kisi a, b,c maka perpotongan bidang adalah , ~, -1 dan ., dan karena
angkanya sudah bulat tidak perlu lagi langkah pembulatan. Terakhir ditulis dengan
tandakurung menjadi (0 1 2).

E. Difraksi sinar X
Adanya struktur kristal dapat dibuktikan dengan percobaan difraksi sinar-x.
Gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi mempunyai panjang gelombang yang besar
sedikit dari jarak antar bidang dalam kristal. Berkas gelombang elektromagnetik yang
mempunyai kristal mengalami difraksi sesuai dengan Hukum Fisika.
35
Sudut difraksi dugunakan untuk menentukan struktur kristal dengan ketelitian tinggi.
Selain itu kita juga dapat menentukan jarak antar bidang (dan jari-jari atom) suatu bahan
sampai empat bilangan bermakna atau dengan ketelitian yang ebih besar bila diperlukan.

Jarak antar bidang. Dari pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa bidang-
bidang yang sejajar memiliki notasi (hkl) yang sama. Selain beberapa bidang (110) akan ada
bidang lain (110) yang melalui titik asal. Sehingga bila kita ukur jarak tegak lurus dari titik
asal kebidang (110) terdekat, akan kita peroleh jarak antar bidang d.
Jarak antar bidang adalah a, (a√ 2 /2), dan (a√ 3 /3) untuk d 010 , d110 dan d111.
Hal ini berarti bahwa pada setap rusuk sel terdapat satu jarak a untuk d101 dua jarak a √2
untuk d110 pada diagonal sisi dan tiga jarak a √ 3 untuk d111 pada diagonal ruang. Rumus
umum untuk jarak d dalam kristal kubik adalah.

a
d hkl =
√ h2 +k 2 +l2 3.5
dimana a adalah konstanta kisi dan h, k dan l merupakan indeks bidang. Jarak antar bidang
untuk suatu kristal bukan kubik dapat digunakan persamaan yang menyerupai persamaan
diatas.
Hukum Bragg. Bila seberkas sinar-x mengenai suatu bahan kristalin, berkas ini akan
difraksi oleh bidang atom (atau ion) dalam kristal tersebut. Besar sudut difraksi  tergantung
pada panjang gelombang  berkas sinar-x dan jarak antar bidang :

n = 2d sin 3.6

Gambar 3.8. Difraksi sinar-X

Analisa difraksi. Analisa bahan dalam bentuk serbuk halus merupakan cara
penelitian dengan difraksi sinar-x yang paling banyak diterapkan. Contoh dicampur dengan
perekat polimer dan dibentuk menjadi benang halus yang kemudia ditempatkan dititik pusat
kamera silindris (gambar 3.8). Berkas sinar-x yang sejajar diarahkan pada serbuk.
Karena terdapat partikel serbuk dalam jumlah yang cukup banyak dengan orientasi yang
berbeda. Berkas yang terdifraksi akan membentuk kerucut difraksi dengan sudut 2. Berkas
difraksi membentuk sudut 2 dengan arah berkas semula.
Kerucut difraksi mengenai pita film pada dua tempat masing-masing membentuk
sudut 2 dengan garis berkas masuk – keluar. Diperoleh krucut terpisah untuk setiap nilai d hkl

36
tertentu, jadi letak garis dafraksi dapat ditentukan dan jarak d dihitung. Dari persamaan diatas
diketahui bahwa semua logam yang mempunyai pola garis yang sejenis, tetapi dengan harga
2 yang berbeda karena konstanta kisinya berbeda. Umpamanya a Cu =0,3165 nm ; aAl
=0,4049 nm. Dengan demikian kita dapat membedakan berbagai jenis logam yang berbeda.

Evaluasi
1. Jelaskan pengertian dari sel satuan pada kristal.
2. Lukiskan struktur kristal yang termasuk kisi bravais dan jelaskan ciri-ciri karakteristiknya.
3. Gambarkan arah kristal dan tata letak pada sel satuan ortorombik dan jelaskan perbedaan
keduanya
4. Lukiskan bidang kristal (010), (110) dan (111) pada struktur kubik sederhana, pusat muka dan
pusat badan.
5. Tentukanlah dhkl dari bidang kristal (010), (110) dan (111) pada struktur kubik dengan
mengginakan analisis difraksi sinar-X.

Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)

37

Anda mungkin juga menyukai