Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR KRISTAL

  3
GROUP

1. ALVIANI SURBAKRI
(4182121020)
2. KHAIRINA RANGKUTI
(4183121048)
3. LUNI KARLINA MANIK
(4182121021)
4. M. AINAL YUSRI (4181121004)
MATERI

1. Kisi Kristal Dan Basis


2. Definisi Struktur Kristal.
3. Sel Konvensional Dan Sel Primitif Kristal. 1.4.Kisi Dua
Dimensi

• Kisi Tiga Dimensi

• Sistem Indeks Untuk Bidang-bidang Kristal.

• Struktur Kristal Sederhana


PENDAHULUAN

Sebagian besar materi zat Padat adalah kristal Dan


elektron didalamnya.

Zat Padat mulai dikembangkan awal abad ke- 20,


mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal.
KRISTAL
Material zat padat dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan,
dimana atom atau ion tersusun secara teratur antara atom yang satu
dengan yang lainnya (atau disebut kristal) seperti intan. Sebuah material
kristalin merupakan suatu kondisi di mana atom terletak dalam susunan yang
berulang dalam jarak atomik yang besar; oleh karena itu, muncul urutan yang
panjang.
Ilustrasi
Kristal
Amorf

kristal diibaratkan sebagai dinding bata


yang terdiri dari susunan batu – bata amorf diibaratkan sebagai tumpukan
yang teratur dan berkala serta bahan- batu bata.
Batu bata Sekumpulan batu bata memiliki sifat
bahan tadi memiliki keteraturan jangka
panjang yang jelas, relatif kokoh (meskipun tak
sekokoh dinding bata).
STRUKTUR KRISTAL
Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara
berulang-ulang yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat
digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis
yang ditempelkan pada setiap titik lattice (kisi).
Lattice (kisi) : Sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang Sebuah
abstraksi matematik
Basis : Sekumpulan atom-atom
Jumlah atom dalam sebuah basis : satu buah atom atau lebih.  

Struktur kristal = kisi + basis


KISI
STRUKTUR KRISTAL
Struktur kristal
Jarak antar kisi dalam arah sumbu X = a1
Jarak antar kisi dalam arah sumbu Y = a2
Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau
berbeda, jika sama (dalam kisi dua dimensi) akan
berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan berbentuk
4 persegi panjang.
Sebuah operasi translasi kisi didefinisikan sebagai
perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah vektor
 
translasi kristal ()
= U1 + U2 + U3
Dimana :
u = Bilangan bulat
= Vektor translasi primitif (jarak antar titik kisi)
= Sumbu-sumbu kristal
 
Sel primitif

Sebuah sel primitif adalah jenis sel atau sel satuan.


Sebuah sel akan mengisi semua ruang dengan
pengulangan operasi translasi kristal yang cocok.
Sebuah sel primitif adalah sel dengan volume
minimum.
Jika sel primitif adalah sebuah paralel epipedum dengan titik kisi di
setiap sudut dari kedelapan sudutnya, maka setiap titik kisi dibagi di
antara delapan sel sehingga jumlah total titik kisi dalam sel adalah satu: 8
× = 1.
 Volume dari paralel epipedum dengan sumbu 𝑎 , 𝑎 , 𝑎 adalah
1 2 3

Vc =
Vc =
Vc =
Cara lain untuk memilih sel perimitif :
Metode Wigner Seitz.
Ambillah salah satu titik kisi sebagai acuan (biasanya di tengah).
Titik kisi yang Anda ambil sebagai acuan tadi, kemudian hubungkan dengan titik kisi
terdekat di sekitarnya.
Di tengah-tengah garis penghubung tadi buatlah garis yang tegak lurus terhadap garis
penghubung tadi.
Luas terkecil (2 dimensi) atau volume terkecil (3 dimensi) yang dilingkungi oleh
garis-garis atau bidang-bidang ini yang disebut sel primitif Wigner-Seitz
CONTOH JENIS-JENIS
KEWIRAUSAHAAN
Tipe-tipe lattice dasar Lattice (kisi) dua
dimensi : ada lima (5) jenis, yaitu
1. Kisi miring
2. Kisi bujur sangkar
3. Kisi heksagonal 4
4. Kisi segi panjang
5. Kisi segi panjang berpusat

Catatan : Jenis kisi no 1 : jenis kisi umum. Jenis kisi no 2, 3, 4 dan 5


merupakan jenis kisi khusus
Kisi heksagonal

Kisi bujur sangkar

; = 90o Kisi heksagonal


 

Jumlah titik lattice pada: a1 = a2 ; φ = 120


o

Cel konvensiona l= (4 x ¼ ) + 1= 2buah


Cel konvensional = 4 x ¼ = buah
Cel primitif = 4 x ¼ = 1 buah
Cel primitif = ¼ x4 = 1 buah
  

Kisi persegi panjang


|(a_1 ) ⃗ | = |(a_2 ) ⃗ | ; φ = 120o
; = 90o Cel konvensiona l= (4 x ¼ ) + 1= 2buah
Jumlah titik lattice pada: Cel primitif = 4 x ¼ = 1 buah
Cel konvensiona l= (4 x ¼ ) + 1=
2buah
Cel primitif = 4 x ¼ = 1 buah
Contoh : Kisi Kubus
Kubus Sederhana / Simple Cubic (SC)

Sel Primitif = Sel Konvensional Jumlah titik lattice = 8 x 1/8 = 1 buah (Pada
setiap sudut dipakai 8 kubus sel)
=
=
=
Sistem Indeks (Indeks Miller)

Digunakan unuk menyatakan bidang kristal (indeks bidang) Aturan :


1. Tentukan titik potong antara bidang yang bersangkutan dengan sumbu-sumbu() /
  sumbu-sumbu primitf atau konvensional dalam satuan konstanta lattice () .
2. Tentukan kebalikan (reciprok) dari bilangan-bilangan tadi, dan kemudian tentukan tiga
bilangan bulat (terkecil) yang mempunyai perbandingan yang sama. Indeks (h k l)
Bidan ABC memotong sumbu-sumbu:
di 2
di 2
di 2
Kebalikannya adalah ½, ½, 1/3, Jika ketiga bilanagn bulat yang mempunyai perbandingan yang
sama seperti di atas adalah 3, 3, 2. dengan demikian indeks bidang ABC tersebut adalah (3 3 2).
Perhatikan bahwa dalam penulisan indeks kita tidak menggunakan tanda koma.
Misal:
 
(3 3 2)
 
(h k l)
Jika salah satu dari h k l negatif, maka indeks bidang tersebut ditulis (k l), artinya h bertanda negatif
Untuk sel kubus, jarak antar bidang hkl dapat ditulis sebagai berikut :
THAN
K
YOU

Anda mungkin juga menyukai