Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI
A. KRISTAL

Secara umum zat padat dapat dikelompokan menjadi 3 kategori dasar yaitu logam,
polimerdan keramik. Logam merupakan kelompok zat padat yang tersusun atas satu atau
lebih elemen-elemen logam dengan elektron bebas yang dimilikinya. Polimer
merupakan ke-lompok zat padat yang tersusun atas untaian gugus hidrokarbon dengan
struktur molekul yang sangat besar. Sedangkan keramik merupakan kelompok zat padat
yang tersusun atas elemen logam dan nonlogam(Budiana et al., 2020). Material zat padat
dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan, dimana atom atau ion tersusun secara
teratur antara atom yang satu dengan yang lainnya (atau disebut kristal) seperti intan.
Sebuah material kristalin merupakan suatu kondisi di mana atom terletak dalam susunan
yang berulang dalam jarak atomik yang besar; oleh karena itu, muncul urutan yang panjang.
Seperti pada saat terjadi proses pemadatan (solidifikasi), atom-atom akan menempatkan
diri mereka sendiri ke dalam pengulangan pola tiga dimensi dimana masing-masing atom
terikat dengan atom tetangga yang letaknya sangat dekat.

B. STRUKTUR KRISTAL

Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang
yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan
dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice
(kisi).
Lattice (kisi) : Sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang Sebuah
abstraksi matematik
Basis : Sekumpulan atom-atom

1
Jumlah atom dalam sebuah basis : satu buah atom atau lebih.

Struktur krisrtal = kisi + basis

Contoh :
KISI Basis

+¿

struktur kristal

Jarak antar kisi dalam arah sumbu X = a1


Jarak antar kisi dalam arah sumbu Y = a2
Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau berbeda, jika sama (dalam kisi
dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan berbentuk 4 persegi
panjang.
Sebuah operasi translasi kisi didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh
T)
sebuah vektor translasi kristal (⃗
a 1 + U2⃗
T = U1⃗
⃗ a 2 + U3⃗
a3

Dimana :
u = Bilangan bulat
a⃗ = Vektor translasi primitif (jarak antar titik kisi)
= Sumbu-sumbu kristal
C. ALUMINIUM
Alumunium memiliki sifat-sifat fisik seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.
Kekuatan mekanik pada alumunium dapat ditingkatkan dengan penambahan unsur pemadu

2
seperti Cu, Mg, Zn, Mn, dan Ni. Unsur Cu pada paduan Al akan meningkatkan sifat mekanik,
yaitu kekerasan maupun kekuatan tariknya namun menurunkan mampu cornya. Pemaduan
dengan silicon akan memperbaiki tingkat kecairan (fluidity) dan menurunkan cacat
penyusutan (Shrinkage) yang berpengaruh baik terhadap sifat mampu cor (castability) dan
mampu las (weldability)
Aluminium merupakan logam yang reaktif sehingga mudah teroksidasi dengan
oksigen membentuk lapisan aluminium oksida, alumina (Al2O3) dan membuatnya tahan
korosi yang baik. Namun bila kadar Fe, Cu dan Ni ditambahkan akan menurunkan sifat tahan
korosi karena kadar aluminanya menurun. Penambahkan Mg, Mn tidak mempengaruhi sifat
tahan korosinya. Aluminium bersifat ulet, mudah dimesin dan dibentuk dengan kekuatan
tarik untuk aluminium murni sekitar 4-5 kgf/mm2 . Bila diproses penguatan regangan seperti
dirol dingin kekuatan bisa mencapai ± 15 kgf/mm2 . Adapun Sifat-sifat penting yang dimiliki
alumunium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik: - Berat jenisnya ringan
(hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1gr/ cm³) - Tahan korosi - Penghantar listrik dan panas
yang baik - Mudah di fabrikasi/di bentuk - Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying)
kekuatannya bisa ditingkatkan.

D. ALUMINIUM OKSIDA
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam
bidang pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut dengan
nama alumina.

Sifat-sifat
Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik. Umumnya
Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau α-aluminum oksida.
Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat
kekerasannya.
Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium
terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat
mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk

3
aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi
permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut.
Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan
logam), seperti perunggu aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan
aluminium pada alloy untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun beberapa proses oksidasi
seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk
kristalin, yang meningkatkan kekerasannya.(Restiana and Rini, 2018)
E. VESTA
VESTA merupakan sebuah sistem visualisasi tiga dimensi dalam bahasa pemograman C+
+ berdasarkan teknologi OpenGL untuk analisis elektronik dan struktural yang dikembangkan
oleh Koichi Momma dan Fujio Izumi selama tahun 2001- 2004. Objek berupa atom, ikatan,
koordinasi polyhedra, isosurfaces, dll dapat diputar, diskalakan, dan diterjemahkan dengan
cepat dalam tiga dimensi. Skalabilitas dari VESTA sangat tinggi yang memungkinkan untuk
menangani jumlah benda tak praktis yang hampir tak terbatas seperti atom, ikatan, polyhedra
dan poligon pada isosurfaces asalkan kapasitas memori sudah cukup. Batas gambar
didefinisikan oleh rentang sepanjang sumbu x, y dan z serta bidang kisi. VESTA dapat
mensimulasikan pola difraksi serbuk dengan mudah melalui prosedur “Powder Diffraction
Pattern" di bawah menu "Utilities”. VESTA bertindak sebagai mediator antar struktur analisis
dan kalkulasi struktur elektronik. Kesemua fitur canggih dan performa tinggi yang terdapat
dalam program software VESTA diharapkan dapat memberikan kontribusi banyak untuk
investigasi struktur kristal dan elektronik. Untuk melakukan visualisasi data yang diperlukan
berupa koordinat atom penyusun di dalam kisi kristal, parameter kisi, dan group ruang. Data
lengkap parameter struktur kristal dari beberapa jenis keramik diambil dari database JCPDS
(Joint Committee on Powder Diffraction Standar), yaitu suatu badan pengumpulan data
eksperimen difraksi sinar-X dari berbagai sumber yang dapat ditelusuri asal- usul dan
kebenaran datanya. Database ini dapat ditemukan pada software MATCH!3 yang merupakan
sebuah perangkat lunak yang mudah digunakan untuk identifikasi fasa dari data difraksi
serbuk.(Restiana and Rini, 2018)

Daftar Pustaka
Budiana, B. et al. (2020) ‘Kajian Perubahan Struktur Kristal dan Konduktivitas Listrik
Akibat Penambahan Variasi Dopan pada Bahan ZrO 2’, 1(1), pp. 1–10.
Restiana, S. and Rini, A. S. (2018) ‘Perovskite Menggunakan Vesta’, 15(01), pp. 46–50.

Anda mungkin juga menyukai