Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BENTUK MOLEKUL

OLEH :

I Komang Bayu Kresna

2208511010

KELOMPOK II A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
BENTUK MOLEKUL

I. Tujuan

1. Mengetahui tahapan untuk mengetahui bentuk molekul suatu senyawa.

2. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk molekul suatu


senyawa.

3. Mengetahui model-model molekul dari suatu senyawa

4. Mengetahui ikatan apa saja yang digunakan dalam penentuan bentuk molekul
suatu senyawa.

5. Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi

II. Dasar Teori

Molekul adalah kumpulan dua atom atau lebih yang ada didalam suatu
susunan tertentu yang terikat oleh gaya kimia atau ikatan kimia. Molekul terbentuk
atas dua atom atau lebih yang saling berkaitan satu sama lain, serta mempunyai
unsur-unsur yang sama. Selain itu, molekul juga terikat kovalen (sangat kuat) dan
bermuatan netral atau stabil (tidak bermuatan listrik). Bentuk molekul atau sering
disebut juga geometri molekul merupakan susunan tiga dimensi daria atom-atom
dalam suatu molekul dengan perbedaan sudut-sudutnya yang dipengaruhi sifat fisis
dan sifat kimia. Sifat- sifat tersebut meliputi titik leleh, titik didih, kerapatan, dan
jenis reaksi yang dialami. Biasanya panjang ikatan, dan sudut ikatan harus ditentukan
lewat percobaan. Tetapi terdapat cara singkat untuk mengetahui bentuk molekul
suatu senyawa, molekul atau ion dengan melihat jumlah atom yang yang berada di
daerah atom pusat dalam gambaran struktur Lewis-nya. Pada dasarnya suatu
pasangan elektron akan saling bertolakan yang dipengaruhi oleh pasangan elektron
bebas (PEB) dan pasangan elektron ber-ikatan (PEI). Bentuk molekul, yaitu suatu
gambaran geometris yang dihasilkan jika inti atom- atom terikat dihubungkan oleh
garis lurus. Karena dua titik membentuk suatu garis lurus, maka semua garis lurus
diatomik berbentuk linear. Tiga titk membentuk maka semua molekul triometrik
berbentuk datar (planar). Bentuk datar dan benmtuk linear kadang-kadang ditemui,
akan tetapi biasanya jumlah atom menemukan gambaran tiga mitra. Bentuk molekul
tidak dapat diramalkan dari rumus empiris, tetapi harus melalui percobaan
(Nurwanti, dkk; 2018)

Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini
menyatakan bahwa ikatan ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan
dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpah tindih harus
mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan. Pertindihan antara dua sub
kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu
pada umumnya ikayan s-s relatif lemah. Sub kulit p dapat tindih dengan sub kulit s
atau sub kulit p lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit p
terkonsentrasi pada arah tertentu. Geometri molekul merujuk pada susunan tiga-
dimensi dari atom-atom dalam molekul. Untuk molekul yang relatif kecil yang atom
pusatnya mengandung dua hingga enam ikatan, geometri dapat diramalkan dengan
baik dengan model tolakan pasangan elektron kulit valensi (TPEKV). Model ini
didasarkan pada asumsi bahwa ikatan kimia dan pasangan elektron bebas cendrung
sejauh mungkin untuk meminimalkan tolakan. Dalam molekul diatomik, selisih
kekelektronagatifan dari atom-atom yang berikatan menghasilkan ikatan polar dan
momen dipol. Momen dipol suatu molekul yang tersusun atas tiga atom atau lebih
bergantung pada kepolaran ikatan dan geometri molekul. Pengukuran momen dipol
dapat membantu kita untuk membedakan berbagai geometri molekul yang mungkin.
(Asyiah;2019)

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bentuk molekul adalah


valensi dari atom penyusun molekul dan bentuk geometri dari masing-masing atom.
Valensi dalam hal ini menunjukkan jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom
bersangkutan. Bentuk geometri atom yang satu berbeda dengan atom yang lain
karena perbedaan struktur elektroniknya, seperti misalnya atom C mempunyai pusat
geometri yang tertrahedral, B dalam BF3 pusat geometrinya trigonal. Dalam
penyusunan bentuk molekul akan digunakan pusat atom, yang warna dan bentuk
geometrinya berbeda dengan pipapipa plastik yang menggambarkan ikatan. Dalam
penyusunan bentuk molekul hanya tersedia beberapa pusat atom yang umum seperti
pusat yang liner, trigonal planar, trigonal bipiramid dan octahedral untuk ikatan C-C,
C=C, C-0, C=0 dan C-N sedangkan yang panjangnya 2 cm untuk menunjukkan
ikatan C-H, ikatan tunggal C-C dapat mengalami rotasi sehingga kedudukan atom
lain yang terikat pada karbon posisinya akan bervariasi atau akan terdapat berbagai
konformasi (Staf Kimia dasar)

Pada senyawa CH3-CH3 akan didapatkan dua konformasi yang ekstrim yaitu
konformasi eklips dan konformasi stagger. Konfirmasi eklips merupakan konformasi
molekul dimana atom maupun gugusnya terletak berdampingan sehingga
menghasilkan tolakan electron yang mengakibatkan konformasi ini menjadi
konformasi yang paling tidak stabil. Sedangkan pada konformasi stagger,merupakan
konformasi molekul di mana atom maupun gugusnya terletak berseberangan
sehingga menghasilkan tolakan yang kecil yang mengakibatkan konformasi ini
menjadi konformasi yang paling stabil. Terdapat beberapa cara untuk
menggambarkan konformasi diantaranya cara sawhorse, cara dimensional dan cara
newman (Staf Kimia dasar).

Untuk membentuk orbital hibrida. Orbital-orbital ini kemudian berinteraksi


dengan orbital atom yang lain untuk membentuk ikatan kimia. Berbagai Hidrasi
adalah gambaran mekanika kuantum tentang ikatan kimia. Orbital atom
terhibridisasi, atau bercampur geometri molekul dapat dihasilkan dari hibridasi yang
berbeda. Konsep hibridasi menjelaskan pengeculaian aturan oktet dan juga
menjelaskan pembentukan ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga (Nursyamsu, dkk;
2019)

Ikatan yang terjadi pada intermolekul dibagi menjadi tiga jenis yaitu ikatan
hidrogen, ikatan van der waals, dan ikatan efek orientasi. Ikatan hidrogen ialah ikatan
yang terjadi antara atom H dalam satu molekul dengan atom yang lain pada molekul
tetangganya yang sangat elektronegatif dan jari-jari atomnya sangat kecil. Ikatan van
der waals adalah ikatan tarik menarik antara molekul-molekul non polar sedangakan
efek orientasi ikatn yang terjadi secara tarik menaarik dipol positif sebuah molekul dan
dipol negatif (Nursyamsu, dkk; 2019)

Banyaknya ikatan kovalen yang dibentuk oleh sebuah atom bergantung pada
banyaknya elektron tambahan yang diperlukan agar atom itu mencapai suatu
konfigurasi gas mulia. Misalnya, sebuah atom netral hidrogen memerlukan satu
elektron lagi untuk mencapai konfigurasi elektron dari He, oleh karena itu, hidrogen
membentuk satu ikatan kovalen (Lesmana; 2020).

Teori VSEPR (valensi shell elektron pair repulsion) menyatakan bahwa baik
pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai
bersama (yaitu pasangan elektron mandiri) saling tolak menolak. Pasangan elektron
cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Atau, menurut asas eksklusi pauli, jika
sepasang elektron menempati suatu orbital elektron lain, bagaimanapun rotasinya tidak
dapat berdekatan dengan pasagan tersebut. Teori VSEPR mengambarkan pasangan
elektron terhadap inti dari suatu atom (Lesmana;2020). Kulit valensi adalah kulit
terluar yang ditempati electron dalam suatu atom yang biasanya terlibat dalam ikatan.
Dua aturan umum dalam teori VSEPR, yaitu (Lesmana;2020).:

a) Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan elektron, ikatan rangkap


dua dan tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Tetapi pada
kenyataannya ikatan rangkap dua atau tiga lebih besar dibandingkan ikatan
tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi dari ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga di antara dua atom akan membutuhkan ruang yang lebih besar.
b) Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi, kita dapat
menerapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut. Muatan formal
biasanya tidak ditunjukkan.

Dengan teori ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion) secara
sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam dua golongan yaitu
(Saridewi; 2014) :
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas (PEB).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut

Jumlah Geometri atau Bentuk Molekul Rumus Contoh


pasangan
electron
2 Linier AX2 BeCl2

Pasangan ikatan saling tolak-menolak 1


sama lain, maka pasangan tersebut terletak
pada ujung berlawanan dalam 1 garis
lurus.
3 Segitiga Planar AX3 BCl3,
BF3
Merupakan susunan yang paling stabil
dengan sudut segitiga sama sisi, dimana
keempat atom terletak pada bidang yang
sama.
4 Tetrahedral AX4 CH4

Memiliki empat sisi atau muka yang


semuanya berupa segitiga sama sisi.
5 Segitiga Bipiramida AX5 PCl5

Atom-atom yang terletak di atas dan di


bawah bidang segitiga menempati posisi
aksial dan pada bidang segitiga menempati
posisi ekuatorial.
6 Oktahedral AX6 SF6

Semua atom terminal memiliki sudut 900


dengan yang lainnya.
b. Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih pasangan electron
bebas (PEB).

Untuk memudahkan melihat jumlah total PEI dan PEB, maka diberikan
rumusan umum sebagai berikut :

MXxEy

Dimana :
M = atom pusat
X = atom terminal
E = PEB pada
M x = jumlah atom terminal (2, 3, …)
y = jumlah PEB pada atom pusat (1, 2, 3, …)
Total Jumlah Juml Bentuk Notasi Contoh
pasangan PEI ah Molekul VSEPR
electron PEB
3 2 1 Bengkokan AX2E SO2

4 3 1 Segitiga AX3E NH3


Piramida

4 2 2 Bengkokan AX2E2 H2O


5 4 1 Tetrahedral AX4E SF4,
Tak Beraturan XeO2F2

5 3 2 Bentuk T AX3E2 ClF3

6 5 1 Segiempat MX5E BrF5


Piramida

6 4 2 Segiempat MX4E2 XeF4


Planar
5 2 3 Linier AX2E3 XeF2

Alat alat utama yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, model pusat
atom (plastik) dan pipa plastik sebagai penghubung antar model pusat atom juga
sebagai elektron dari sebuah senyawa. Alat alat ini digunakan untuk membuat model
dari bentuk molekul tersebut (Staf Kimia dasar).

Cara membuat Struktur Lewis sangat penting untuk memahami Ikatan Ion
dan Ikatan Kovalen. Struktur Lewis adalah penggambaran distribusi elektron dalam
struktur molekul dengan menggunakan tanda elektron. Tanda elektron bisa berupa
tanda ××, tanda titik ∙∙, dan lain-lain. Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk
mencapai konfigurasi oktet (8 elektron pada kulit terluar) atau duplet (2 elektron
pada kulit terluar), karena konfigurasi oktet atau duplet ebih stabil. Untuk mencapai
hal tersebut, unsur-unsur cenderung untuk saling berikatan dengan melepaskan
elektron pada kulit terluar atau menangkap elektron untuk menambah koleksi
elektron pada kulit terluar sehingga jumlah elektron pada kulit terluar menjadi oktet
atau duplet. Berdasarkan cara unsur-unsur memperlakukan elektron pada kulit
terluarnya (elektron valensi) ketika berikatan, secara umum kita mengenal ikatan ion
dan ikatan kovalen. Atom akan selalu berusaha untuk mencapai kesetimbangan.
Untuk mencapai kesetimbangan tersebut, sebagian besar atom berusaha untuk
mempunyai delapan elektron kulit terluar (oktet). Oleh karena itu, atom-atom akan
melakukan suatu ikatan kimia (ikatan ion atau kovalen). Namun perlu dicatat bahwa
beberapa atom yang jumlah elektronnya sedikit seperti: 1H, 2He, 3Li itu tidak
mungkin untuk mencapai delapan elektron kulit terluar. Maka atom-atom tersebut
berusaha mencapai dua elektron (duplet). Kristiana, dkk; 2020  Oktet : atom
berusaha mempunyai 8 elektron pada kulit terluar.  Duplet : atom berusaha
mempunyai 2 elektron pada kulit terluar. Aturan tentang kestabilan struktur dengan 8
elektron valensi dikemukakan oleh Lewis dan Kossel, dikenal sebagai Aturan Oktet.
Bunyinya yakni, “Kebanyakan atom-atom dikelilingi 8 elektron jika atom-atom
berikatan dengan atom lain.” Namun perlu diperhatikan bahwa Aturan Oktet tidak
berlaku pada atom 1H, 2He, 3Li (Kristiana, dkk; 2020).

III. Metode Praktikum

3.1 Alat

1. Model pusat atom (plastik)

2. Pipa-pipa plastic

3.2 Skema Kerja


1. Menyusun model molekul berikut :

a. HCl

Suatu pusat atom diambil untuk pusat inti hidrogen dan


pusat untuk inti klor. Kemudian dihubungkan dengan pipa plastik
untuk menunjukkan ikatan.
b. BeCl2

Pusat atom yang cabangnya linier digunakan sebagai Be.


Setelah itu, dua buah pipa plastik dimasukkan pada cabang ini
sebagai ikatan kemudian dihubungkan dengan inti Cl. Bentuk
molekulnya linier dalam wujud gas.
c. BF3
B digunakan sebagai pusat atom yang bentuk molekulnya
segitiga datar. Kemudian dihubungkan dengan F sebanyak 3.
Semua ikatan adalah equivalen dengan sudut FBF besarnya 1200.
d. CH4, NH3, dan H2O

Pada penyusun molekul – molekul di atas, digunakan model


yang berbentuk tetrahedral. Digunakan pusat atom yang cabangnya
tetrahedral untuk CH4 yang berbentuk tetrahedral.
e. [PtCl4]2-

Pt sebagai pusat dihubungkan dengan Cl sebagai atom


terminal. Ion yang bentuknya segiempat datar, semua ikatannya
sama, dan ion klor terletak pada sudut segiempatnya.
f. PF5

Pusat atom, yaitu P dihubungkan dengan F sebagai atom


terminal. Bentuk molekul senyawa ini adalah segitiga bipiramida.
Terdapat tiga ikatan ekuatorial yang ekuivalen dan dua ikatan yang
aksial.
2. Membuat bentuk molekul etana (C2H6)

Digunakan dua pusat inti yang tetrahedral, kemudian kedua


inti C dihubungkan dengan pipa plastik. Kedudukan hidrogen
diatur dengan jalan memutar ikatan C-C agar didapatkan
kedudukan dimana H pada atom C yang satu tepat di belakang H
atom C yang lain dan kedudukan lainnya dimana atom H pada
atom yang satu tepat diantara kedua atom H pada C yang lain.

3. Hidrokarbon siklik

Molekul sikloheksana C6H12 disusun dimana kedudukan rantai


karbonnya diatur agar didapatkan bentuk seperti kapal dan bentuk
seperti kursi. Bentuk kursi lebih stabil dibandingkan dengan bentuk
kapal dan pada suhu kamar komposisinya dalam campuran
melebihi 99%.
4. Benzena (C6H6)

Bentuk yang dimiliki benzena adalah heksagonal datar. Dalam


penyusunan benzena digunakan pusat atom yang trigonal. Panjang
ikatan C-C semuanya sama dengan sudut C-C-C adalah 1200.
Lingkaran yang di dalamnya menunjukkan delokalisasi enam
elektron dalam orbital p yang saling berintikan.
5. Isomer optik

Struktur yang dimiliki isomer optik, yaitu dimana bayangan


cerminnya saling menutupi salah satu sama lain. Hubungan yang
sama seperti tangan kanan dan tangan kiri. Disebut isomer optik
karena bersifat optik aktif sehingga memiliki kemampuan untuk
memutar bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral, molekulnya bersifat
optik aktif bila pusat simetri atau bidang simetri tidak dimiliki.
Atom ini disebut asimetri atau chiral dlam hal ini gugus yang diikat
oleh karbon berbeda. Bentuk molekul CH2Cl2, CH2ClBr, dan
CHFBrCl disusun agar didapat gambar.
IV. Hasil Pengamatan

Nama Molekul Rumus Bentuk Keterangan Gambar


Molekul
Disusun model AX Didapatkan
molekul HCl bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat H dan linear dengan
atom Cl yang sudut sebesar
dihubungkan 180º
dengan pipa
plastik
Disusun model AX2 Didapatkan
molekul BeCl2 bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat Be linear dengan
yang berbentuk sudut sebesar
linear dengan 180º
atom Cl
disebelahnya
Disusun model AX3 Didapatkan
molekul BF3 bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat B segitiga datar
yang berbentuk (trigonal
segitiga datar planar)
dengan atom F di dengan sudut
sekelilingnya sebesar 120º
Disusun model AX4 Didapatkan
molekul CH4 bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat C tetrahedral
yang berbentuk dengan sudut
tetrahedral sebesar
dengan atom H di 109,50
sekelilingnya

Disusun model AX3E Didapatkan


molekul NH3 bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat N dan trigonal
diambil atom H piramida
yang berikatan dengan sudut
dengan atom N sebesar
109,5º
Disusun model AX2E2 Didapatkan
molekul H2O bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat O dan bengkok (V)
diambil 2 atom H dengan sudut
yang berikatan sebesar 120º
dengan atom O
Disusun model AX4E2 Didapatkan
molekul (PtCl4)2 bentuk
dengan diambil molekul
atom pusat Pt dan segiempat
4 atom Cl yang datar
berikatan dengan (tetragonal
atom pusat Pt planar) 90°

Disusun model AX5 Didapatkan


atom PF5 dengan bentuk
diambil atom molekul
pusat P yang trigonal
berbentuk bipiramida
trigonal dengan sudut
bipiramida dan 90º dan 120º
diambil 5 atom F
yang berikatan
dengan atom P

Disusun model AX6E Didapatkan


molekul etana bentuk
(C2H6) dengan molekul
diambil 2 atom etana 109,5°
pusat C yang
berbentuk
tetrahedral
dengan masing-
masing pusat
atom berikatan
dengan 3 atom H
Dibuat AX12E6 Didapatkan
hidtokarbon siklik bentuk
dengan disusun konformasi
molekul kursi dan
sikloheksana konformasi
(C6H12) dan diatur kapal 90° dan
kedudukan rantai 109,5°
karbonnya
Konformasi kursi

Konformasi kapal
Dibuat bentuk AX6E9 Didapatkan
molekul benzene bentuk
dengan digunakan molekul
bentuk pusat atom heksagonal
yang trigonal datar dengan
sudut
masing-
masing 120º
Dibuat isomer 90°, 120° dan
optik dengan 109,5°
menggunakan
molekul CH2, Cl2,
CH2ClBr, dan
CHFBrCl

V. Pembahasan
A. HCl
H- Cl -H

Konfigurasi Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5


1 atom H : •
Suatu ikatan kovalen disebut polar (berkutub) jika pasangan elektron
yang dipakai bersama-sama tertarik lebih kuat kesalah satu atom. Meskipun
atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron , tapi
keelektronegatifan Cl lebih besar daripada tarikan H , atau atom Cl menarik
pasangan elektron itu lebih kuat daripada tarikan atom H , akibatnya letak
pasangan elektron lebih dekat ke arah Cl. HCl merupakan bentuk molekul
yang diatomic sehingga bentuk molekulnya linier.
B. BeCl2
Cl – Be – Cl
Konfigurasi B : 1s2 2s2
Hibridisasi : s p , Bentuk molekul : linier
Berilium membentuk ikatan kepada dua klor, tiap atom klor
menambahkan elektron yang lain ke tingkat terluar dari berilium. Tidak
terdapat muatan ionik yang perlu ditakutkan, karena itu terdapat 4 elektron
yang bersama-sama – 2 pasang. Hal ini membentuk 2 ikatan dan karena itu
tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Dua pasangan ikatan tertata
dengan sendirinya pada sudut 180o satu sama lain, karena hal ini sebagai
yang paling jauh yang dapat mereka capai. Molekul digambarkan dengan
linear.

C. BF3

Konfigurasi electron B : 1s2 2s2 2p1

3 atom F : • • •

Hibridisasi : s p2 , Bentuk molekul : segitiga planar

Karena boron membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan


elektron mandiri. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang memiliki sudut
120° satu sama lain. Susunan seperti ini disebut trigonal planar.

D. CH4
Konfigurasi electron C : 1s2 2s2 2p2
4 atom H : • • • •
Hibridiasasi : s p3, bentuk molekul : tetrahedral

Karbon memiliki 4 elektron terluar. Karbon membentuk 4 ikatan


dengan hidrogen, penambahan 4 elektron yang lain seluruhnya 8, dalam 4
pasang. Karena membentuk 4 ikatan, semuanya harus menjadi pasangan
ikatan.Empat pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada jarak yang
disebut susunan tetrahedral.Semua sudut ikatan adalah 109.5°.

E. NH3

Konfigurasi electron N : 1s2 2s2 2p3


3 atom H : • • •
Hibridisasi : s p3 , bentuk molekul : segitiga piramida

Nitrogen memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom hidrogen yang


tiga menambahkan elektron yang lain ke elektron nitrogen pada tingkat
terluar, menjadikannya total 8 elektron dalam 4 pasang. Karena nitrogen
hanya membentuk tiga ikatan, satu pasang harus menjadi pasangan elektron
mandiri.Pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada bentuk tetrahedral
seperti metana.Pasangan elektron mandiri terletak pada orbital yang lebih
pendek dan lebih bulat dibandingkan orbital yang ditempati pasangan
elektron ikatan.Karena hal ini, terjadi tolakan yang lebih besar antara
pasangan elektron mandiri dengan pasangan elektron ikatan dibandingkan
antara dua pasangan elektron ikatan.
Gaya pasangan elektron ikatan tersebut sedikt rapuh , terjadi reduksi
sudut ikatan dari 109.5o menjadi 107o. Meskipun pasangan elektron tersusun
tetrahedral, ketika menggambarkan bentuknya, hanya memperhatikan atom-
atomnya. Amonia adalah piramidal seperti piramida dengan tiga hidrogen
pada bagian dasar dan nitrogen pada bagian puncak.
F. H2O
H - O - H
Konfigurasi atom O : 1s2 2s2 2p4

2 atom H : • •

Hibridisasi : s p 3 , bentuk molekul : bengkok/ bentuk V

Oksigen memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya adalah


pasangan mandiri. Air juga akan mengambil susunan tetrahedral. Saat ini
sudut ikatan lebih sempit dari 104°, karena tolakan dua pasangan mandiri.
Bentuknya tidak dapat digambarkan dengan tetrahedral, karena kita hanya
melihat atom oksigen dan hidrogen , bukan pasangan mandiri. Air
digambarkan dengan bengkok atau bentuk V.

G. [PtCl4]2-
Pada molekul [PtCl4]2- atom pusat Pt memiliki bentuk
keseluruhannya adalah octahedral, namun dalam molekul inti terdapat 2
pasangan electron bebas dan 4 pasang electron ikatan, sehingga bentuk
geometrinya segiempat datar dimana semua ikatannya sama dan ion khlor
terletak di sudut-sudut segiempat dan Pt pada pusatnya.
H. PF5
Konfigurasi electron P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
5 atom F : • • • • •
Hibridasi: sp3d , bentuk molekul : Trigonal bipiamid

Fosfor (terletak pada golongan 5) memberikan kontribusi 5 elektron,


dan lima fluor memberikan 5 lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang
disekeliling atom pusat. Karena fosfor membentuk lima ikatan, tidak dapat
membentuk pasangan mandiri. Lima pasang elektron disusun dengan
menggambarkan bentuk trigonal bipyramid, tiga fluor terletak pada bidang
120o satu sama lain; dua yang lainnya terletak pada sudut sebelah kanan
bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki dua sudut yang berbeda
120odan 90.
I. Etana (C2H6)
Molekul C2H6 terdiri dari 2 pusat inti yaitu CH 3 – CH3. Maka akan
diketahui bentuk molekulnya yaitu tetrahedral.
J. Sikloheksa (C6H12)
Setelah bentuk dasarnya dipecah yang tadinya berupa segienam, akan
diperoleh bentuk molekul yang tetrahedral. kedudukan rantai karbon C
sikloheksana dapat diubah – ubah sehingga menghasilkan bentuk seperti
kapak / biduk dan seperti kursi.

K. Benzena

Mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C – C semuanya


sama dengan sudut C – C - C adalah 120o.

L. Isomer Optik

- CH2Cl2
*Memiliki bidang simetris

* Bayangan cerminnya saling menutupi

* Tidak optik aktif

- CH2ClBr

* Memiliki bidang simetris

* Bayangan cerminnya saling menutupi

* Tidak optik aktif

- CHFBrCl

* Tidak mempunyai bidang simetris

* Optik Aktif

VI. Kesimpulan

1. Untuk menentukan geometri molekul suatu senyawa dengan menggunakan teori


VSEPR, maka dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Tulis struktur Lewis molekul tersebut.

b. Tentukan terlebih dahulu atom pusat, yaitu atom yang terikat pada lebih
dari satu atom yang lain.
c. Hitung jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat (pasangan
elektron ikatan dan bebas). Perlakukan ikatan rangkap dua dan tiga
seolah-olah ikatan tunggal. Kemudian rujuk tabel 1 dan 2 di atas untuk
meramalkan susunan keseluruhan pasangan elektron.
Note: Tidak semua senyawa memiliki satu atom pusat.
Untuk meramalkan geometri suatu molekul secara sistematik, kita dapat
menggunakan teori VSEPR. Cara Menentukan Bentuk Molekul Berdasarkan
Teori VSEPR :
1. Tentukan atom pusatnya.

2. Cari tahu nomor atomnya dan buat konfigurasi elektronnya.

3. Tentukan jumlah elektron valensinya.

4. Tentukan jumlah domain elektron dari atom lain yang berikatan (ligan).

5. Jumlahkan elektron dari semua atom.

6. Bagilah dua untuk mendapatkan jumlah pasangan elektron.


7. Tentukan PEI berdasarkan jumlah atom yang terikat pada atom pusat,
sisanya merupakan PEB.
8. Tentukan notasi VSEPR dan bentuk molekul berdasarkan jumlah PEB dan
PEI
Penentuan dengan metode hibridasi
Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul baik domain
elektron bebas maupun domain domain elektron ikatan, dapat dinyatakan
dengan cara berikut ini:
 Atom pusat dinyatakan dengan lambang A

 Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X

 Domain elektron bebas dinyatakan dengan E


Contoh: Molekul yang terdiri atas 4 domain elektron ikatan dan 0 domain
elektron bebas (seperti molekul CCl4) dirumuskan sebagai AX4
Tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah berikut:
A. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)

B. Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)

C. Tentukan jumlah elektron bebas (E)

2. Molekul memiliki berbagai macam bentuk. Dari percobaan ini, kita dapat
mengetahui bentuk tiga dimensi dari beberapa molekul yang ada. Bentuk – bentuk
tersebut dipengaruhi oleh gaya tolak menolak antara pasangan elektron. Sudut –
sudut yang terbentuk tiap molekul juga berbeda – beda dan ada juga beberapa
molekul yang sudut ikatan dan bentuknya mengalami perubahan. Perubahan
tersebut terjadi karena adanya pasangan elektron bebas (PEB) yang
menyebabkan gaya tolak menolak antar elektronnya berbeda.
3. Ada beberapa bentuk dasar molekul, yaitu liniear, segitiga datar, tetrahedral,
trigonal bipiramida, dan octahedral. Dari praktikum yang dilakukan, didapat
bentuk molekul dari beberapa senyawa :
 HCl : Linear

 BeCl2 : Linear

 BF3 : Segitiga planar

 CH4 : Tetrehedral

 NH3 : Pyramidal

 H2O : Bentuk V

 PtCl4 : Segiempat datar

 PF5 : Trigonal bipyramid

4. Sifat-sifat dari ikatan kovalen dan ikatan ionic antara lain :

a. Kovalen :

 Senyawa kovalen sederhana cenderung memiliki titik didih rendah sehingga


larutannya bersifat volatil (mudah menguap) karena tarik menarik antar
molekulnya lemah.
 Senyawa kovalen dapat berwujud padat (SiO2), cair (H2O), dan gas (O2) pada
temperatur kamar.
 Melarut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan beberapa diantaranya
dapat larut dalam pelarut polar.

b. Ion :

 Titik didih dan titik lelehnya tinggi, keras, tetapi mudah patah, penghantar
panas yang baik.
 Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit).

 Larut dalam air.

 Tidak larut dalam pelarut/senyawa organic (misal : alkohol, eter, benzena)

5. Bentuk-bentuk Molekul dalam 3 dimensi

Besarnya gaya tolak antara pasangan elektron :


Tolakan antara PEB VS PEB > tolakan antara PEB vs PEI > tolakan
antara PEI vs PEI
Sudut ikatan dalam suatu molekul ditentukan adanya pasangan
elektron bebas dalam molekul tersebut. Semakin banyak pasangan elekron
bebas dalam suatu molekul, maka semakin kecil sudut ikatan dalam molekul
tersebut. Ada beberapa bentuk dasar molekul, yaitu linear, segitiga datar,
tetrahedral, trigonal bipiramida, dan oktahedral.

DAFTAR PUSTAKA

Asyiah, E. N. (2019). Pembuatan media pembelajaran augmented reality pada


pembentukan ikatan kovalen berdasarkan teori ikatan valensi (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Kristiana, E., Sidauruk, S., & Meiliawati, R. (2020). Kesulitan Siswa Kelas X MIA
SMA Negeri Di Kota Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019 Dalam
Memahami Konsep Struktur Lewis Menggunakan Instrumen Kristiana Two-
Tier Multiple Choice. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 200-208.

Lesmana, E. A. (2020). Penerapan media pembelajaran Augmented Reality pada


pembentukan ikatan Kovalen berdasarkan teori ikatan Valensi untuk
meningkatkan kemampuan representasi submikroskopik mahasiswa (Doctoral
dissertation, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG).

Nursyamsu, B., Zaenal, Z., & Moralista, E. (2019). Study On The Effect Of
Temperature And Burning Time On The Concrete Compressive Strenght In
Mining Laboratory, Department Of Mining Engineering, Faculty Of
Engineering Bandung Islamic University.

Nurwanti, H., Khery, Y., & Nufida, B. A. (2018). Pengembangan Modul Ikatan
Kimia dan Bentuk Molekul Berorientasi Nature of Science Untuk
Menumbuhkan Literasi Sains Siswa. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia,
6(2), 81-99.

Staf laboratorium Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jurusan


Kimia FMIPA, UniversitasUdayana : Bukit Jimbaran, Bali

LAMPIRAN

1. Gambarkan molekul – molekul HCl dalam wujud cair ikatan apa yang terjadi
antara molekul – molekul HCl
Gambar 1.a. Molekul HCl dalam wujud cair

Ikatan yang terbentuk antara atom H dan Cl adalah ikatan kovalen,


karena terjadi penggunaan bersama pasangan elektron. Berdasarkan orbital
hibrid molekul HCl memiliki hibridisasi sp sehingga bentuk geometri HCl
adalah linear. Sehingga sudut ikatan yang terbentuk adalah 180o. Dalam
wujud cair HCl akan terurai menjadi H+` dan Cl-. Ikatan yang terjadi pada
HCl adalah ikatan kovalen polar karena terjadi ikatan sebagai akibat
penggunaan pasangan elektron bersama di antara atom-atom berikatan yang
pada HCl ikatan yang berlainan jenis. Kepolaran ikatan dalam HCl terjadi
karena perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan.
Keelektronegatifan Cl lebih besar daripada keelektronegatifan H, hal ini
menyebabkan atom Cl menarik pasangan elektron lebih kuat dibandingkan
dengan atom H. Hal ini kemudian akan mengakibatkan terjadinya kutub
negatif pada Cl dan kutub negatif pada H, atau membentuk dipol ikatan.
2. Gambarkan susunan elektron lewis dari senyawa BF 3! Apakah BF3 mengikuti
aturan oktet?
Jelaskan mengapa bentuknya trigonal datar!

Susunan elektron Lewis dari senyawa BF3 :


- atom pusat : B
- atom terminal : 3F
- jumlah elektron : 3 + 3.7 = 3 + 21 = 24
 struktur Lewis :
BF3 tidak mengikuti aturan oktet karena jumlah elektron pada kulit
terluar B hanya terisi 6 elektron. Agar stabil, BF 3 nantinya akan
menyumbangkan tempat kosong, sedangkan senyawa lain menyumbangkan
PEB untuk dipakai bersama.
Bentuk BF3 adalah segitiga planar, dimana semua atom terletak pada
satu bidang datar. Semua sudut ikatannya sama, yaitu 1200. Kesamaan sudut
ikatan ini disebabkan oleh gaya tolak-menolak antara PEI.
3. Mengapa sudut pada ikatan CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O? Yang mana
sudut ikatannya paling besar dan yang mana paling kecil?
Sudut ikatan yang dimiliki oleh CH4 berbeda dengan NH3 maupun H2O, karena
ketiga molekul tersebut memiliki jumlah PEB yang berbeda.

a. CH4 : ikatan yang terjadi pada CH4 adalah ikatan kovalen non polar.
Karena tidak ada PEB sehingga molekul yang terbentuk adalah
simetris, dimana pasangan elektron yang dipakai sama-sama tertarik
sama kuat ke semua atom sehingga membentuk sudut yang sama
yaitu 109,50 dengan bentuk molekul tetrahedral.
b. NH3 : ikatan yang terjadipada NH3 adalah ikatan kovalen polar karena
pada NH3 terdapat satu PEB. PEB tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan sudut ikatan dan perubahan bentuk molekul. PEB pada
atom pusat N menekan atom H ke bawah. Hal ini disebabkan oleh
gaya tolakan yang dialami oleh PEB dengan atom H, dimana gaya
tolakan antara PEB dengan atom H lebih besar daripada gaya tolak
antara atom H dengan atom H. Sehingga terbentuk molekul segitiga
piramida dengan sudut ikatan 1070.
c. H2O : ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen polar karena terdapat
dua PEB. PEB tersebut menyebabkan perubahan sudut ikatan dan
perubahan bentuk molekul. PEB pada atom pusat N menekan atom H,
karena gaya tolak-menolak antara PEB dengan PEB sangat kuat.
Sedangkan gaya tolak antara PEB dengan atom H lebih lemah, dan
gaya tolak antara atom H dengan atom H paling lemah, sehingga jarak
antar atom H paling dekat. Bentuk molekul H2O adalah bengkokan
atau bentuk V dengan sudut ikatan 1040.

Jadi, sudut ikatan yang paling besar adalah sudut ikatan pada
CH4 dan sudut ikatan yang paling kecil adalah sudut ikatan pada H2O.
Dapat juga ditulis sudut ikatan CH4> sudut ikatan NH3> sudut ikatan
H2O => 109,50> 1070> 1040.

4. Pada senyawa [PtCl4]2-, berapa bilangan oksidasi dari Pt? Jelaskan ikatan
kimia antara Pt dan Cl!
Bilangan oksidasi Pt dalam [PtCl4]2- adalah :

Biloks Pt + 4 Biloks Cl = -2

Biloks Pt + 4 (-1) = -2
Biloks Pt = -2 + 4
Biloks Pt = +2

Ikatan antara Pt dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi karena adanya


pemakaian bersama pasangan elektron dari Cl. Ikatan kimia antara Pt dan Cl
adalah ikatan kovalen koordinasi. Hal ini terjadi karena adanya pemakaian
bersama pasangan elektron dari Cl.

5. Apakah terdapat pasaangan elektron bebas di sekitar atom P pada senyawa


PF5? Pada senyawa PF5 tidak terdapat PEB di sekitar atom P.
 atom pusat : P
 atom terminal : 5 atom F
 jumlah elektron : 5 + 5 (7) = 5 + 35 = 40
Berdasarkan struktur Lewis tersebut dapat dilihat bahwa senyawa PF5
menyimpang dari kaidah oktet.Pada senyawa ini pasangan elektron yang
digunakan bersama lebih dari delapan, tetapi dalam pemakaian yang melebihi
kaidah oktet ini tidak disalahkan karena PF5 tiermasuk ke dalam pengecualian
kaidah oktet, yaitu oktet berkembang. Tidak terdapat pasangan elektron bebas
di sekitar atom P pada senyawa PF5.

6. Gambarkan molekul 1,2 diklor etana

Gambar 1.c. 1,2 dikloroetana

Gambar 1.d. 1,2 dikloroetena

7. Dari senyawa – senyawa CH2Cl2, CH2ClBr, dan CHFBrCl, senyawa mana


yang mempunyai bidang simetri dan mana yang bersifat optik aktif?
Tunjukkan dan gambarkan senyawa mana yang bayangan cerminnya
saling menutupi?
Dari senyawa-senyawa yang diberikan di antaranya CH2Cl2, CH2Br,
dan CHFClBr, maka :

• yang mempunyai bidang simetri adalah CH2Cl2


Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl)
namun bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling
menutupi. Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.

• Senyawa yang bersifat optik aktif adalah CHFClBr.

Senyawa CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan bukan


merupakan senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling
menutupi. Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.

• Senyawa yang bayangan cerminnya saling menutupi adalah


CH2Cl2 dan CH2ClBr.

Senyawa CH2ClBr tidak memiliki bidang simetri dan merupakan


senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul tidak saling menutupi. Serta
atom C mengikat 4 atom terminal yang berbeda

8. Dari konfirmasi dan konformasi biduk yang saudara susun, tunjukkanlah atom
hidrogen yang aksial dan atom hidrogen yang equatorial!
Jelaskan perbedaan kastabilan dari kedua bentuk konformasi ini! Atom
hidrogen yang aksial dan equatorial pada konformasi kursi dan biduk.
Dimisalkan model molekul sikloheksana diletakkan pada sebuah
kertas yang disebut bidang, dan ditarik garis lurus keatas yang disebut dengan
sumbu.Bila diperhatikan, terdapat dua jenis posisi yang dimiliki oleh
hidrogen, yakni hidrogen yang sejajar bidang dan hidrogen yang sejajar
sumbu.Jenis hidrogen yang terletak pada/ sejajar bidang dikatakan sebagai
hidrogen ekuatorial.Sedangkan hidrogen yang terletak sejajar sumbu
dikatakan sebagai hidrogen aksial.Tingkat kestabilan antara sikloheksana
dengan konformasi kursi dan biduk dapat dijelaskan melalui proyeksi
Newman berikut:
` Pada konformasi kursi atom – atom hidrogen terdapat dalam
konformasi stagger (goyang) sedangkan pada konformasi biduk atom – atom
hidrogen terdapat dalam konformasi eklips. Pada konformasi eklips akan
terjadi tolakan – tolakan antara elektron ikatan dengan atom
– atom hidrogen. Sehingga energi yang diperlukan untuk membentuk
konformasi eklips akan

Anda mungkin juga menyukai