FISIKA DASAR
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku penuntun praktkum ini. Shalawat
dan salam senantiasa kami sanjungkan kepada Rasulullah SAW dan semoga kita
mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir, amiin. Modul ini berjudul “ Modul
Praktikum Fisika Dasar” yang berisi panduan melaksanakan praktikum dalam
mata kuliah Fisika Dasar.
Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan untuk
mendukung konsepsi mata kuliah Fisika Dasar, khususnya dalam melakukan
praktikum.
1
PETUNJUK UMUM PESERTA PRAKTIKUM
2
BAB I
TEORI KETIDAKPASTIAN
1.1 Pendahuluan
Azas semua cabang ilmu adalah pengamatan atau observasi.
Pengamatan atas suatu besaran fisika biasanya berupa pengamatan
kuantitas atau disebut dengan pengukuran. Dalam pengukuran suatu
besaran fisika, hasil-hasil yang diperoleh tidak dapat diterima begitu
saja sebab hasil pengukuran tersebut tidak seluruhnya terjamin
ketepatannya, dengan kata lain memiliki ketidakpastian dalam
pengukuran. Penyebab ketidakpastian alam pengukuran adalah suatu
tindak manusia, kedua alat yang digunakan tidak sempurna.
Untuk keperluan ini mutlak diperlukan teori ketidakpastian,
dengan teori ini dapat ditentukan ketidakpastian pada hasil
percobaan agar dapat memberi penilaian yang wajar pada pekerjaan
kita, meskipun hasilnya tidak dapat diharapkan tepat sama dengan
hasil percobaan ( sama dengan nilai benar x0 ). Tetapi selama hasil
itu terdapat dalam interval ,( adalah ketidakpastian yang
disebabkan keterbatasan alat, waktu, dan lain-lain) percobaan kita
memiliki arti dan dapat dipertanggungjawabkan.
Beberapa jenis ketidakpastian yang biasa dijumpai adalah
sebagai berikut :
a. Ketidakpastian bersistem, misalnya : kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, gesekan, paralak, keadaan saat bekerja.
b. Ketidakpastian rambang, misalnya : gerak brown molekul udara,
fluktuasi pada tegangan jarum listrik, landasan yang bergetar,
bising.
c. Kesalahan pengamat
3
1.2 Perhitungan Kesalahan
a. Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
Bila pengukuran hanya satu kali, biasanya ketidakpastian diambil
setengah kali nilai skala terkecil dari alat ukur
Contoh :
Mistar dengan nilai skala terkecil 1 mm. Biar tebal plat diukur
menggunakan mistar menghasilkan 8 cm, maka hasilnya ditulis :
( ) ( )
Apakah arti yang tersirat dalam penulisan ini ?
1. Pengamat menduga tebal plat yang diukur antara 79,5 mm sampai
80,5 mm.
2. Dalam penulisan ini tersirat juga tentang mutu skala alat. Mistar
yang dipakai hanya mampu dibaca sampai 1 desimal saja.
b. Ketidakpastian pada pengukuran berulang
Untuk mencari nilai pengukuran dilakukan berulang-ulang dengan
melakukan pengukuran n kali, sehingga misalnya kita mendapatkan
hasil sebagai berikut :
X
√ X
√ ( )
Besaran ini yang dipakai sebagai pengukuran berulang.
4
Contoh :
Dari 10 kali pengukuran, didapat data pengamatan sebagai berikut :
X = 10 ; 10,2 ; 10,2 ; 10 ; 9,8 ; 10,1 ; 9,8 ; 10,3 ; 9,8 ; 10.
Maka nilai terbaik x serta ketidakpastiannya :
( ̅ ) dapat dicari sebagai berikut :
I
1 10 100
2 10,2 104
3 10 100
4 10 100
5 9,8 96,04
6 10,1 102,1
7 9,8 96,04
8 10,3 106,09
9 9,8 96,04
10 10 100
∑ = 100 ∑ = 1000,26
√ X
√ ( )
√
( )
5
1.3 Angka Berarti
Perhatikan penulisan hasil pengukuran arus ( ) dan
( ) . Nilai I yang pertama menyatakan bahwa nilai benar
arus dalam selang (11,8-12,8) A, sedangkan yang kedua mempunyai
makna nilai benar arus berada dalam selang ( 11,4-12,06) A.
Dapat dikatakan bahwa arus pertama memiliki 3 angka berarti,
sedangkan arus kedua memiliki empat angka berarti. Semakin banyak
angka berarti yang ditulis dalam laporan hasil lebih jelas lagi dengan
mennggunakan pengertian ketidakpastian pengukuran yang dapat
dijelaskan sebaga berikut :
Kalau ( ̅ ) maka disebut ketidakpastian mutlak
besaran x, dan menggambarkan mutu alat uku yang digunakan. Semakin
baik mutu alat ukur, semakin kecil yang dilaporkan. Sedangkan ⁄
disebut ketidakpastian relative sering dinyatakan dalam %, setelah
dikalikan dengan 100%. Ketidakpastian relative dikaitkan dengan
pengertian ketelitian pengukuran. Semakin kecil ketidakpastian relative
semakin besar ketelitian yang telah dicapai dalam pengukuran.
6
Karena m maupun V diketahui dengan ketidakpastian tertentu
maka jelaslah ρ tidak akan memiliki ketidakpastian. Persoalan yang
dipecahkan adalah : Bagaimanakah hubungan antara ?
Secara umum persoalan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kalau ( ) dan diketahui bahwa ( ) dan
( ), maka apakah ( ) ? persoalan seluruhnya dapat
diselesaikan engan hitungan diferensial
( ) (
Setelah diuraikan dalam deret Taylor di sekitar titik menjadi :
( ) ( ) ⌊( ) ( ) ⌋
[ ] [ ]
[ ]| | [ ]| |
7
( )
√[ ] [ ]
Maka
Sehingga ( ) . Penulisan ini sesuai dengan ketelitian
percobaan yaitu sekitar 5% sehingga digunakan dua angka berarti dalam
penulisan hasil akhir.
√[ ] [ ]
8
PERCOBAAN 1
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Memahami cara mengukur panjang dan satuan panjang
2. Memahami cara mengukur diameter luar, diameter dalam dan
kedalaman lubang.
9
lebih kecil dari 1 milimeter atau dikatakan ketelitiannya kurang dari 1
milimeter. seperti juga mistar baik jangka sorong maupun mikrometer
sekrup memiliki skala. Uniknya dalam jangka sorong dan mikrometer
sekrup terdapat 2 macam skala. Kedua skala tersebut yaitu skala utama
(SU) dan skala nonius (SN). Skala nonius inilah yang menjasikan
keduanya lebih teliti dari mistar.
Keterangan : jangka sorong pada gambar diatas memiliki ketelitian 0,05 mm (nilai pada
skala nonius)
Cara membaca hasil pengukuran jangka sorong (untuk gambar diatas) :
Perhatikan kedudukan nilai “nol” (0) pada skala nonius, kemudian cari garis skala
nonius yang segaris dengan garis skala utama. Dengan posisi skala sesuai gambar
diatas, maka nilai hasil pengukurannya : 23 mm (pada skala utama) + 0,45 mm (pada
skala nonius) = 23,45 mm
10
No Nama Alat dan Bahan Jumah
1 Jamgka sorong 1
2 Mikrometer sekrup 1
3 Baok persegi 1
4 Batang statif pendek 1
5 Kelereng (bola dari gelas) 1
6 Siinder ukur 1
7 Penggaris logam 1
11
4. Kemasilah alat dan bahan yang telah dipakai, diskusikanlah seluruh
kegiatan untuk dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat ketelitian dari
kedua alat ukur tersebut, dan manfaatnya.
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PERTANYAAN
VII. KESIMPULAN
12
Hasil pengukuran alat ukur micrometer sekrup lebih……..
dibandingkan dengan jangka sorong dan penggaris.
Jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur…….,……..,…….,……….suatu benda.
13
PERCOBAAN 2
VEKTOR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Semua hal yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, dalam
ilmu fisika dinamakan “Besaran”. Besaran dibagi dalam dua kategori,
pertama besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai atau
besar saja. Kedua besaran vektor yaitu besaran fisika yang selain
memiliki nilai saja juga memiliki arah. Lebih lengkapnya vektor adalah
besaran yang memiliki nilai dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan
operasi matematika vektor.
Vektor dinyatakan dalam sebuah anak panah yang pangkalnya
disebut titik tangkap vektor dan ujung lainnya (mata panah)
menunjukkan arah vektor. Panjang anak panah tersebut mewakili nilai
atau besaran vektor (magnitude). Artinya jika sebuah vektor memiliki
panjang anak panah lebih besar dari yang lain, maka hal tersebut
menunjukkan nilai vektor yang lebih besar, adapun nilai sebuah vektor
ditunjukkan oleh ke arah mana vektor tersebut menunjuk.
B ( ujung)
A (titik tangkap)
14
Dua vektor dapat disebut “sama”, syaratnya jika : berjenis sama,
dan nilainya sama, waaupun letaknya berpindah. Penjumahan vektor
biasanya dilakukan antar besaran yang sejenis. Misal panjang dengan
lebar dan gaya dengan gaya.
2. Metode Polygon
Dilakukan dengan cara menghubungkan ujung suatu vector dengan
pangal vector ain. Hasil akhirnya (resultan) adalah dengan menarik
garis (anak panah) dari titik pangkal vector pertama keujung vector
terakhir.
15
Dimana :
R= besar vector resultan
= jumlah total komponen dalam arah x
jumlah total komponen dalam arah y
Dan arahnya
16
3. Amati dan baca gaya kuasa ( dan ) yang diperlihatkan oleh
masing-masing dynamometer dan catat hasilnya kedalam
tabel.tentukan pula w (berat kedua beban) dengan kedua dengan
menggunakan salah satu dynamometer.
4. Ulangi langkah 2 & 3 untuk sudut-sudut yang sesuai dengan isian
dalam tabel.
5. Lukislah sudut dan dengan gaya dan dan w yang
masing-masing panjangnya sesuai dengan (gunakan aturan skala
pembanding) besarnya masing-masing gaya. Kemudian lukislah
jajaran genjang dengan gaya dan dan tarik garis
diagonalnya. Ukurlah.
6. Panjang diagonaldan gunakan skala pembandingnya untuk
menentukan besar resultan dari dan serta catat hasilnya
kedalam tabel.
7. Ulangi langkah 5 untuk sudut yang lain sesuai dengan isian dalam
tabel.
8. Kemasi alat dan bahan yang telah dipakai, diskusikan seluruh
kegiatan untuk dapat ditarik kesimpulan, terutama cara
17
menentukan resultan dari 2 gaya dan hubungan resultan gaya
dengan berat beban.
V. HASIL PENGAMATAN
a1 a2 Gaya (N) Gaya (N) Berat beban (N) Resultan Gaya (N)
(2 beban) =
(2 beban) =
(3 beban) =
(3 beban) =
VI. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan vector?.
2. Apa pengaruh beban terhadap resultan gaya yang dihasilkan?.
VII. KESIMPULAN
Dengan demikian apa yang anda dapat simpulkan dari hasil data yang
diperoleh?
18
PERCOBAAN 3
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat:
Memahami pengertian dan cara menentukan kecepatan dan percepatan.
V=
Dimana
V = Kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
Sedangkan percepatan merupakan perubahan kecepatan benda terhadap
waktu. Setiap benda yang sedang bergerak terkadang kecepatan
berubah, sehingga benda tersebut dikatakan bergerak dipercepat atau
diperlambat.
Persamaan matematis:
a=
a=
dimana :
a = percepatan
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan akhir benda (m/s)
19
t1 = waktu awal benda (s)
t2 = waktu akhir benda (s)
20
4. Tepat saat kereta dinamika bergerak hampir menyentuh tumpukan
berpenjepit, tangkaplah kereta dan matikan (OFF kan) pewaktu
ketik.
5. Lepaskan pita perekam waktu dari kereta dinamika dan pewaktu
tidak jelas, ganti kertas karbonnya dan ulangi langkah 1 sampai 3.
6. Bila telah diperoleh data berupa jarak antar titik yang terlihat
cenderung semakin jauh/ lebar, ukurlah jarak dari titik ke 10 sampai
ke 20, dan dari titik ke 20 sampai titik ke 30. Catat hasil pengukuran
kedalam table.
7. Ulangi langkah 1 sampai langkah 5 tetapi terlebih dahulu diatas
kereta diletakan beban 25 geam ( dengan bantuan steker prangkai
yang ditancapkan di bagian atas kereta dinamika)
8. Kemasi alat dan bahan yang telah dipakai. Diskusikan seluruh
kegiatan untuk dapat ditarik kesimpulan.
21
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PERTANYAAN
Jelaskan perbedaan percobaan kereta dinamika tanpa beban dengan
kereta dinamika menggunakan beban.
VII. KESIMPULAN
Dengan demikian apa yang anda dapat simpulkan dari hasil data yang
diperoleh?
22
PERCOBAAN 4
PENDULUM SEDERHANA
I. TEORI DASAR
Pendulum ialah beban yang diikat dengan tali dan digantungkan
pada statif yang panjang. Apabila tali pendulum dalam keadaan tetap
tegang menyimpang secara horizontal dengan sudut , maka
komponen gaya berat g dalam arah tegak lurus tegangan tali memenuhi
persamaan sebagai berikut:
23
Jika panjang tali l maka sin = AB/l dan tg = AC/l. Sedangkan
apabila sudut penyimpangan kecil, maka AB dapat dianggap berimpit
dengan AO, begitu pula AC berhimpit dengan AO.
Periode getar T dari gerak selaras pendulum dapat diturunkan dari periode
getar dari gerak selaras pegas. Pada gerak selaras pegas, waktu getar
Pada gerak selaras pendulum, harga k menjadi ratio antara gaya beban
pendulum dengan simpangan pendulum
(4.5)
24
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.5) ke persamaan (4.4),
maka didapatkan persamaan sebagai berikut:
25
5. Percobaan yang sama juga dilakukan dengan menambah panjang tali
pendulum ( l ) menjadi 150 cm dengan simpangan x = 13,08 cm, dan
panjang tali pendulum menjadi 200 cm dengan x = 17,44 cm.
VI. TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan Hukum Newton I dan III
2. Sebutkan dan jelaskan gaya-gaya yang bekerja pada pendulum saat
disimpangkan, gambarkan pula diagram gaya-gaya tersebut
3. Apakah yang menyebabkan getaran selaras itu? Dan jelaskan pula
apa yang dimaksud satu ayunan/satu periode
4. Faktor apakah yang mempengaruhi nilai percepatan gravitasi di suatu
tempat di permukaan bumi?
5. Tentukan harga rata-rata periode ayunan pendulum untuk setiap
percobaan diatas
6. Tentukan percepatan gravitasi g nya secara grafik dan perhitungan
7. Simpulkan hubungan antara panjang tali bandul dengan periodenya
26
PERCOBAAN V
I. TINJAUAN PERCOBAAN
Getaran bebas terjadi bila system mekanis dimulai dengan gaya awal lalu
dibiakan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah memukul
garpu tala dan membiarkan bergetar, atau bandul yang ditarik dari keadaan
seimbang lalu dilepaskan. Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau
gerakan diterapkan pada system mekanis. Contohnya adalah getaran
gedung pada saat gempa bumi.
Bila mana kita menganggap bahwa kita mulai getaran system dengan
meregangkan pegas sejauh A kemudian melepaskannya. Solusi persamaan
diatas dapat memberikan gerakan massa adalah :
( ) ( )
27
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis
sederhana yang dimiliki amplitude A dan frekuensi . Bilangan adalah
satu besaran yag terpenting dalam analisis getaran. Dan dinamakan
frekuensi alami takredam. Untuk system masa pegas sederhana,
didefinisikan sebagai :
28
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Penggaris logam (50 cm) 1
2 Beban (25 gr) 5
3 Steker poros 1
4 Stop Watch 1
5 Batang statif pendek 1
6 Batang statif panjang 1
7 Pegas spiral 0,1 N/m 1
8 Dasar statif 1
9 Kaki statif 1
10 Balok Pendukung 1
29
4. Siapkan stopwatch (sudah ditangan dan siap digunakan)
5. Simpangkan beban (bandul) arah ke bawah (sebagai simpangan awal)
sejauh kira-kira 2 cm (lihat Gambar 3)
6. Secara bersamaan lepaskan beban (biarkan mengayun) dam tekan .
(hidupkan) stopwatch. Hitunglah jumlah ayunan getaran beban. Tepat saat
hitungan yang kesepuluh, tekan (matikan) stopwatch. Amati dan catat
selang waktu untuk 10 getaran beban tadi. Masukan kedalam table hasil
pengamatan.
7. Ulangi langkah 2, tetapi dengan simpangan awal sejauh 4 cm.
8. Ulangi langkah 1 sampai langkah 3 tetapi dengan menggunakan 2 beban, 3
beban, 4 bebam.
9. Kemasi alat dan bahan yang telah dipakai, lengkapi seluruh isian table.
10. Untuk simpangan 4 cm, masukkan data , versus m. selanjutnya dengan
data tersebut tentukan grafik hubungan terhadap m dan tentukan pula k
(tetapan gas) yang sedang diteliti dengan mengingat rumus frekuensi
getaran :
V. HASIL PENGAMATAN
a. Simpangan awal x = 2 cm
Massa t t f
beban (waktu untuk 10 (waktu untuk 1 ayunan) (frekuensi =
ayunan) 1/T)
25 gr
50 gr
75 gr
100 gr
30
b. Simpangan awal x = 4 cm
Massa t t f
beban (waktu untuk 10 (waktu untuk 1 ayunan) (frekuensi =
ayunan) 1/T)
25 gr
50 gr
75 gr
100 gr
x (m)
VII. KESIMPULAN
Dengan demikian apa yang dapat anda simpulkan dari data hasil yang
diperoleh?
31
PERCOBAAN VI
KALOR
I. TINJAUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan kali ini adalah agar mahasiswa dapat : menyelidiki
pengaruh kalor pada perubahan suhu.
Dengan :
Q = kalor yang dibutuhkan (kalori/joule)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg )
= perubahan suhu
32
8. Air
9. Stop watch
10. Kertas grafik
11. Sumbat kecil karet satu lubang
33
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PERTANYAAN
1. Pada waktu keberapa, mencapai perubahan suhu paling besar?
2. Jelaskan pengertian kalor? Berikan contoh
VII. KESIMPULAN
34