Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol.

X (Nomor): halaman - halaman


DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

DASAR-DASAR PENGUKURAN

Dian Rizky Wulandari K1, Ayu Lestari2, Dewi Magfira Sari3, Ending Riski4

`1234
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Email: dianrizkywulandari@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan Praktikum tentang Dasar – Dasar Pengukuran ini bertujuan


untuk memahami dasar-dasar pengukuran dan menggunkan alat- alat besaran fisika,
menjelaskan dan menentukan NST (Nilai Skala Terkecil). Dan tingkat ketelitian pada
beberapa alat ukur, mampu menggunkan dan mengoprasikan beberapa alat ukur
dasar, mampu menentukan ketidakpastian pada hasil penguran tunggal, berganda dan
campuran. Adapun alat yang digunakan yakni, jangka sorong (mistar geser) berfungsi
untuk mengukur sisi luar dan kedalaman benda, micrometer sekrup berfungsi untuk
mengukur benda-benda yang berukuran kecil, stepherometer digunkan untuk mengukur
ketebalan atau kelengkungan suatu benda, thermometer berfungsi untuk mengukur
tinggi rendahnya suhu, voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan listrik satuannya
adalah volt, ampherometer berfungsi untuk mengukur kuar arus listri satuannya adalah
amper, dann stopwatch adalah alat ukur waktu yang berfungsi untuk mengukur waktu
dalam satuan detik.

Kata Kunci : Alat Ukur, Massa, Panjang, Suhu, Amper, Volt

JFT | 1
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

1. PENDAHULUAN
Praktikum fisika dasar merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan Fisika
UIN Alauddin Makassar. Maka dari itu sebelum melakukan percobaan kita harus
mempelajari bagaimana cara menggunakan alat- alat ukur dasar yang biasa digunkan dalam
percobaan. Didalam kehidupan sehari- hari kita juga tidak lepas dengan namanya
pengukuran. Mengukur panjang suatu benda, mengukur massa berat, mengukur jarak yang
di tempuh ketika kita berpergian, mengukur waktu serta suhu.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan dasar dasar pengukuran yang
bertujuan untuk memahami dasar-dasar pengukuran dan menggunkan alat- alat besaran
fisika, menjelaskan dan menentukan NST (Nilai Skala Terkecil). Dan tingkat ketelitian
pada beberapa alat ukur, mampu menggunkan dan mengoprasikan beberapa alat ukur
dasar, mampu menentukan ketidakpastian pada hasil penguran tunggal, berganda dan
campuran.
2. TINJAUAAN PUSTAKA
Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yangtelah
ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat
ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnyaalat ukur panjang
(mistas, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukurmassa, alat ukur waktu, dan alat
ukur suhu, dan lain- lain (Sasmito, 2010).
Alat ukur
Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibutuhkan dengan
namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita mendapatkan data hasil
pengukuran. Selain alat ukur faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran,
antara lain benda yang diukur, proses dalam pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan
orang yang melakukan pengukuran (Mikrajuddin, 2016).

JFT | 2
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

a. Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki dua ukuran
yakni skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada mistar adalah sentimeter (cm) dan
satuan skala terkecil adalah millimeter (mm). nilai skala terkecil mistar yaittu 1 mm. mistar
memiliki ketelitian sebesar 0,5mm atau 0,05 cm (Ihsan, 2006).
b. Jangka soorong (mistar geser)
Setiap mistar geser mmimmiliki skala utama (SU) dan skala nonius (SN). Pada
umumnya nilai skala utama = 1 mm dan banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara
mistar geser yang satu dengan yang lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, ada yang 20
skala bahkan ada yang 50 skala nonius. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika
NST nya sudah diketahui, yakni dengan menggunakan (Tim praktikum jurusan fisika.
2021). :
1
NST dengan nonius ( NST tanpa nonius )
n (1)

Nilai SU
NST alat=
Jumlah Skala Nonius (2)

c. Micrometer Sekrup
Menurut (Tim praktikum jurusan fisika. 2021). Micrometer sektup memiliki dua
bagian skala yaitu skala mendattar (SM) sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai
skala nonius. NST mikrroometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan
mistar geser .
d. Spherometer
Spherometer juga memiliki dua bagiooan skala yaitu skala vertical (SV) dan skala
horizontal (SH) sebagai skala noniusnya (Tim praktikum jurusan fisika. 2021). Cara
menentukan NST nya.

JFT | 3
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

e. Thermometer
Termometer yang banyak digunakan di laboratorium adalah termometer yang berisi
zat cair. Salah satu contohnya ialah termometer air raksa yang mempunyai beberapa
kelebihan, yakni Air raksa memuai dengan teratur , Tidak melekat pada dinding gelas,
Panas jenis air raksa kecil ( Menyerap sedikit kalor untuk penyesuaian suhu )
Dan Titik didih air raksa tinggi ( 357C dan titik bekunya - 39C).
(Tim Penyusun, 2017:23).
f. Neraca ohaus
Neraca ohaus terdiri dari 3 jennis yakni ohauss 310 gramm, 311 gram, dan 2610
gram. Cara menentukan hasil pengukuran dari neraca ohauss 311 dan 2610 gram sama saja
yakni menjumlahkan masing-masing lengannya. Oleh karena itu sebelum melakukannya
terlebih dahulu di tentukan NST masing-masing lengannya. Neraca 310 gram adalah neraca
yang lebihh teliti di banding neraca 2610gram dan 311 gram kerena memiliki dua lengan
dan dilengkapi dengan skala berputar sebagai skala nonius. Cara menentukan hasil
pengukuran adalah dengan menjumlahkan pengukuran masing-masing lengan, skala
berputar dan penunjukkan nonius. Cara menentukan NST nya sama dengan mistar geser
dan micrometer sekrup (Tim Penyusun, 2021: 5)
g. Stopwatch
Alat ini terdiri dari dua bagian skala yaitu skala detik (pada lingkaran luar) dan
skala menit pada linngkaran dalam. Cara menggunkan alat ini yaitu dengan menekann
tombol. Penekanan pertama jalan, penekanan kedua berhenti, dan penekanan ketiga
kembali ke titik nol, cara menentukan hasill pengukurannya ialah dengan membaca
penunjukan jarum menit dan jarum detiknya kemudian dijumlahkan, sebelum
menggunakannya hitunglah NST skala menit dan detiknya (Tim Penyusun, 2021: 5).
h. Amperometer dan Voltmeter
Prinsip dasar dari alat ukur listrik adalah meter kumparan putar. Yang dimaksud
dengan alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang bekerja atas dasar prinsip dari
adanya suatu kumparan listrik, yang di tempatkan pada medan magnet yang berasal dari

JFT | 2
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

magnet permanen. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang dapat dipakai untuk
arus AC atau arus DC. Ammeter dan Voltmeter mempunyai hambatan dalam sebesar r.
Adanya hambatan dalam ini akan megurangi ketelitian pengukuran dimana terdapat arus
yang hilang ketika melewati kumparan putar.
Untuk mengurangi pengaruh hambatan dalam itu, maka sebaiknya :
1. Pada ammeter, sebaiknya mempunyai hambatan dalam sekecil mungkin.
2. Pada voltmeter, sebaiknya mempunyai hambatan dalam sebesar mungkin.

Ketidakpastian Pengukuran
Semua pengukuran besaran fisika sudah tentu mengandung ketidakpastian.
Seberapa tepat, seberapa akurat dan seberapa jauh hasil suatu pengukuran eksperimen akan
dapat dipercaya, maka hal itu sangat ditentukan oleh seberapa akurat kita dapat menaksir
atau memperkirakan harga ketidakpastian pengukuran tersebut
(Putri dan suprapto. 2019: 5).
Menurut (Putri dan suprapto. 2019: 6-7) ketidakpastian pengukuran dibagi atas:
a. Ketidak pastian sitematik
Ketidakpastian sistematik ini terjadi karena kesalahan (faults) yang disebabkan
dalam menggunakan alat atau juga dapat berupa kesalahan yang memang sebelumnya
sudah ada pada alat itu sendiri. Oleh karenanya apabila ketidakpastian itu memang terletak
pada alat, kapanpun alat tersebut dipergunakan, maka alat tersebut akan memproduksi
ketidakpastian yang sama pula. Yang termasuk ketidakpastian sistematik diantaranya
adalah
1. Ketidakpastian Alat (Instrument Errors)
Ketidakpastian ini muncul akibat dari kalibrasi skala penunjukan angka pada alat
tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang
seharusnya. Misal, kuat arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik
tertutup seharusnya 2A, tapi harga itu selalu terukur pada Ampere meter sebagai
2.3A. Untuk mengatasinya, maka:

JFT | 5
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

(1) Kita kalibrasi skala alat itu sehingga penunjukkan angkanya menjadi benar;
atau XII
(2) Kita ganti saja alat itu dengan alat lain yang lebih tinggi tingkat
ketelitiannya.
2. Kesalahan/Ketidakpastian Nol (Zero Errors)
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena angka penunjukkan alat ukur tidak
menunjuk ke angka NOL pada saat dipergunakan, atau hasil pengukuran alat sudah
tidak tidak nol sebelum dipakai. Cara menanggulanginya adalah pastikan bahwa
skala alat ukur sudah menunjuk ke angka nol sebelum dipergunakan.
3. Waktu Respon yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengambilan data tidak
bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang
diperoleh bukanlah data yang sebenarnya diinginkan. Yang seringkali terjadi pada
kegiatan praktikum adalah pengukuran baru dilakukan setelah data yang seharusnya
kita ambil telah lewat dan berlalu. Misal, kita ingin mengukur suhu air pada 70ºC,
dan pada kegiatan praktikum yang sedang dilakukan, kita bukan mengukur suhu air
yang sedang dipanaskan tepat pada suhu 70ºC, melainkan pada suhu lain diatasnya,
dll.
4. Kondisi yang Tidak Sesuai (Improper Conditions)
5. Ketidakpastian ini muncul akibat kondisi alat ukur yang dipergunakan tidak sesuai
dengan kondisi pengukuran yang diinginkan. Misal, sebuah penggaris yang terbuat
dari bahan logam tidak pas/sesuai bila dipakai untuk mengukur panjang suatu bahan
pada suhu tinggi, karena penggaris tersebut akan memuai pada suhu tinggi tersebut.
b. Ketidakpastian Random (Random Errors)
Ketidakpastian ini biasanya terjadi pada pengukuran besaran yang dilakukan secara
berulang, sehingga hasil-hasil yang diperoleh akan bervariasi dari harga rataratanya. Hasil-
hasil pengukuran tersebut menjadi berbeda satu sama lain karena:
1. Moment tiap pengukuran yang kita lakukan memang berbeda satu dengan lainnya

JFT | 2
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

2. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh alat ukur; atau


3. Sumber-sumber ketidakpastian lain yang berkaitan dengan kegiatan pengambilan
pengukuran itu sendiri
c. Kesalahan dari Pihak Manusia (Human Errors)
Praktikan yang tidak terampil dalam mengoperasikan/membaca alat ukur menjadi
sebab munculnya ketidakpastian ini. Misal, pembacaan yang paralaks, salah dalam
perhitungan, dll
3. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Percobaan dengan judul “Dasar-Dasar Pengukuran” dilakukan pada hari jumat 12
November 2021 pukul 10.00-11.30 wita di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika
Fakultas Sains dan Teknoologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Alat dan bahan

Prosedur kerja

Tabel pengamatan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. DAFTAR PUSTAKA
Putri dan suprapto. (2019). Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Surabaya: JDS
Ihsan, Helly. 2006. Pengertian Pengukuran.UPI: FIP

Mikrajuddin, Abdullah. 2016.Fisika Dasar.Bandung: ITB

Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.

Tim Penyusun. 2017.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPAUniversitas Jember

JFT | 7
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

Tim Praktikum Fisika. 2021. Penuntun praktikum fisika dasar I. Makassar: Fakultas sains
dan teknologi UIN alauddin Makassar.

JFT | 2

Anda mungkin juga menyukai