PENDAHULUAN
2. Pengukuran Massa
a. Neraca Ohaus 2610 gram
Pada neraca ini terdapat 3 lengan dengan batas ukur yang berbeda-beda.
Padaujung lengan dapat digandeng 2 buah beban yang nilainya masing-masing 50
0gram dan 1000 gram. Sehingga kemampuan atau batas ukur alat ini menjadi
2610 gram. Untuk pengukuran dibawah 610 gram, cukup menggunakan semua
lenganneraca dan di atas 610 gram sampai 2610 gram ditambah dengan beban
gantung. Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menjumlah penunjukan
beban gantung dengan semua penunjukan lengan-lengan neraca.
b. Neraca Ohaus 311 gram
Neraca ini memiliki 4 lengan dengan skala yang berbeda-beda, masing-
masing lengan mempunyai batas ukur dan nilai skala yang berbeda-beda.
Untukmenggunakan neraca ini terlebih dahulu tentukan nilai skala masing-
masinglengan NST dari neraca ohauss 311 gram , diambil dari nilai skala terkecil
dariempat lengannya. Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menjumlahkan
penunjukan semua lengan neraca yang digunakan.
c. Neraca Ohaus 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan dengan nilai skala yang berbeda-beda dan
dilengkapi dengan sebuah skala putar (skala utama) dan skala nonius. NST Neraca
Ohauss 310 gram dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan jangka sorong.
Hasil pengukuran ditentukan dengan menjumlahkan penunjukan semua lengan
neraca ditambahkan dengan nilai pengukuran dari skala putar dan skala
noniusnya.
Terjemahnya:
“Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.
(Al-Qamar: 49).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Thermometer
1.
2.
3.
Spherometer
Mikrometer
sekrup
Tabel III.2.7 Pengkuran dengan Mistar biasa (Pengukuran Tunggal)
a. Pengukuran panjang
Alat ukur NST ∆x KR (%) DK (%) AB PF
Mistar biasa
b. Pengukuran lebar
Alat ukur NST ∆x KR (%) DK (%) AB PF
Mistar biasa
Mikrometer
sekrup
b. Pengukuran lebar
Alat ukur −¿ Kesalahan
x mutlak KR DK
∆x AB PF
1 2 2 (%) (%)
Mikrometer
sekrup
1.
2.
3.
4.
Stopwatch
Voltmeter
Amperemeter
Termometer
BAB IV
Lengan 1 = 0 skala
Neraca ohaus Lengan 2 = 10 skala
311 100 gram
Lengan 3 = 90 skala
Lengan 4 = 0 skala
Lengan 1 = 0 skala
Lengan 2 = 10 skala
100 gram
Lengan 3 = 90 skala
Lengan 4 = 0 skala
65 skala 65°C
2 Diameter
2,87 0,13 0,02 0,12 0,13 4,5% 95,5% 3 2,87 ± 0,12
dalam
3 Diameter
7 0,05 0,15 0,1 0,15 2% 98% 3 7 ± 0,15
kedalaman
−¿ Kesalahan mutlak KR DK
Alat ukur x ∆x AB PF
(%) (%)
1 2 2
0,0983
Spherometer 0,9783 0,0017 0,0033 0,0017 0,0033 0,03% 99,97% 5 ±
0,0033
−¿ Kesalahan mutlak KR DK
Alat ukur x ∆x AB PF
(%) (%)
1 2 2
Mikrometer 5,5086 5,5086 ±
0,0066 0,0068 0,0134 0,0134 0,24% 99,76% 4
sekrup mm 0,0134
b. Pengukuran lebar
Alat ukur NST ∆x KR (%) DK (%) AB PF
Mikrometer 70,67 ±
70,67 0,33 0,67 0,33 0,67 0,9% 99,1% 3
sekrup 0,67
b. Pengukuran lebar
Alat ukur −¿ Kesalahan
x mutlak KR DK
∆x AB PF
1 2 2 (%) (%)
Mikrometer 20,67 ±
sekrup 20,67 0,33 0,67 0,33 0,67 3,24% 96,76% 3
0,67
Tabel III.2.9 Pengukuran dengan neraca ohauss 311 (Pengukuran Tunggal)
Bagian
No.
pengukuran
NST ∆x KR (%) DK (%) AB PF
1. Lengan 1 66,67 gram 33,3 100 100 1 0 ± 33,3
2. Lengan 2 10 gram 5 50 50 1 10 ± 5
3. Lengan 3 1 gram 0,5 0,5 99,5 3 90 ± 0,5
4. Lengan 4 0,01 gram 0,005 100 100 1 0 ± 0,005
1. Lengan 1 0 0 0 0 0 0 100 1 0 ±0
2. Lengan 2 10 0 0 0 0 0 100 1 10 ± 0
3. Lengan 3 90 0 0 0 0 0 100 1 90 ± 0
4. Lengan 4 0 0 0 0 0 0 100 1 0 ±0
65,67°C ±
Termometer 65,67 1,33 0,67 0,67 1,33 2 98 3
1,33°C
Batas Ukur(BU ) 15
NST Skala Utama= = =1mm
Jumlah SkalaUtama( JS) 150
NST Skala Utama 0,1
NST Skala Utama= = =0,05 mm
Jumlah Skala Nonius (JNS) 20
b. Hasil pengukuran
(1) Menghitung diameter luar tabung pengukuran tunggal
Hasil perhitungan (HP) = ( 3,8 x 1)+(5,5 x 0,05)
= 3,8 + 2,75
= 6,5 mm
b. pengukuran berganda
HP = ( PSU×NST SU ) +(PSN×NST Alat)
HP (X1) = ( 3,7 x 1)+(5 x 0,05)
= 3,7 + 0,25
= 3,95 mm
HP (X2) = ( 3,8 x 1)+(10 x 0,05)
= 3,8 + 0,5
= 4,3 mm
HP (X3) = ( 3,7 x 1)+(9 x 0,05)
= 3,7 + 0,45
= 4,2 mm
(2) Menghitung diameter dalam tabung
a. Pengukuran tunggal
HP = ( PSU×NST SU ) +(PSN×NST Alat)
HP = ( 2,8 x 1)+(5 x 0,05)
= 2,8 + 0,25
= 3,1 mm
b. Pengukuran berganda
HP = ( PSU×NST SU ) +(PSN×NST Alat)
HP (X1) = ( 2,5 x 1)+(10 x 0,05)
= 2,5 + 0,5
= 3 mm
HP (X2) = ( 2,4 x 1)+(9 x 0,05)
= 2,4 + 0,45
= 2,85 mm
HP (X3) = ( 2,5 x 1)+(5 x 0,05)
= 2,5 + 0,25
= 2,75 mm
(3) Menghitung kedalaman pipa
a. Pengukuran tunggal
HP = ( PSU×NST SU ) +(PSN×NST Alat)
HP = ( 6,6 x 1)+(10 x 0,05)
= 6,6 + 0,5
= 7,1 mm
b. Pengukuran berganda
HP = ( PSU×NST SU ) +(PSN×NST Alat)
HP (X1) = ( 6,2 x 1)+(15 x 0,05)
= 6,2 + 0,75
= 7,15 mm
HP (X2) = ( 6,2 x 1)+(19 x 0,05)
= 6,2 + 0,95
= 7,15 mm
HP (X3) = ( 6,2 x 1)+(14 x 0,05)
= 6,2 + 0,7
= 6,9 mm
2. Pengukuran besaran panjang dengan sperometer
a. NST Spherometer (NST Nonius)
Batas Ukur( BU ) 10
NST Skala Utama= = =0,5 mm
Jumlah SkalaUtama (JS) 20
b. Hasil Pengukuran
b) Pengukuran berganda
HP = PSU×NST Alat
HP (X1) = 71 x 1
= 71 mm
HP (X2) = 70 x 1
= 70 mm
HP (X3) = 71 x 1
= 71 mm
(2) Menghitung lebar
a) Pengukuran tunggal
HP = PSU×NST Alat
HP = 21 x 1
= 21 mm
b) Pengukuran berganda
HP = PSU×NST Alat
HP (X1) = 21 x 1
= 21 mm
HP (X2) = 20 x 1
= 20 mm
HP (X3) = 21 x 1
= 21 mm
B. Pengukuran besaran massa
1. Pengukuran massa dengan neraca ohaus 311 (tidak menggunakan NST
nonius)
a. NST neracaohaus 311
200
NST Skala Utama ( L1 ) = =66,67 gram
3
100
NST Skala Utama ( L2 )= =10 gram
10
10
NST Skala Utama ( L3 )= =1 gram
10
1
NST Skala Utama ( L 4 )= =0,01 gram
100
b. Hasil Pengukuran
a) Pengukuran tunggal
HP = (PS utama (L1) x NST SU (L1) + ( PS utama (L2) x NST SU (L2) +
PS utama (L3)x NST SU (L3) + PS utama (L4)x NST SU (L4))
HP = (0 x 66,67) + (10 x 10) + (40 x 1) + (0 x 0,01)
= 0 + 100 + 40 + 0
= 140 gram
b) Pengukuran berganda
HP(1) = (PS utama (L1) x NST SU (L1) + ( PS utama (L2) x NST SU (L2)
+ PS utama (L3)x NST SU (L3) + PS utama (L4)x NST SU (L4))
= (0 x 66,67) + (10 x 10) + (90 x 1) + (0 x 0,01)
= 0 + 100 + 90 + 0
= 190 gram
HP(2) = (PS utama (L1) x NST SU (L1) + ( PS utama (L2) x NST SU (L2)
+ PS utama (L3)x NST SU (L3) + PS utama (L4)x NST SU (L4))
= (0 x 66,67) + (10 x 10) + (90 x 1) + (0 x 0,01)
= 0 + 100 + 90 + 0
= 190 gram
HP(3) = (PS utama (L1) x NST SU (L1) + ( PS utama (L2) x NST SU (L2)
+ PS utama (L3)x NST SU (L3) + PS utama (L4)x NST SU (L4))
= (0 x 66,67) + (10 x 10) + (90 x 1) + (0 x 0,01)
= 0 + 100 + 90 + 0
= 190 gram
C. Pengukuran besaran waktu
1. Pengukuran waktu dengan stopwatch (tidak menggunakan NST nonius)
a. NST stopwatch
Batas Ukur (BU ) 60
NST Skala Utama= = =0,2 sekon
Jumlah skala utama(JS ) 300
b. Hasil Pengukuran
1). Menghitung waktu
a) Pengukuran tunggal
Hasil perhitungan (HP) = (Penujukan skala x NST skala utama)
Hasil perhitungan (HP) = 50 x 0,2
= 10 sekon
b) Pengukuran berganda
HP = (Penujukan skala x NST skala utama)
HP (X1) = 63 x 0,2
= 11,34 mm
2). Menghitung periode ayunan
a) Pengukuran tunggal
Waktu Pembacaan (t) 9,5
Hasil Perhitungan (HP) = = =3,17 sekon
Jumlaah Ayunan (N) 3
b) Pengukuran berganda
HP ¿ ¿
HP ¿ ¿
D. Pengukuran besaran listrik
1. Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (tidak menggunakan NST
nonius)
a. NST voltmeter
b. Hasil pengukuran
a) Pengukuran tunggal
Hasil Perhitungan Atas (HP) = (PSA) x NST skala utama atas)
= (30 x 0,2)
=6V
Hasil Perhitungan Bawah (HP) = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (60 x 0,1)
=6V
b) Pengukuran berganda
Hasil Perhitungan Atas (HP) X1 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (30 x 0,2)
=6V
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X1 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (60 x 0,1)
=6V
Hasil Perhitungan Atas (HP) X2 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (30 x 0,2)
=6V
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X2 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (60 x 0,1)
=6V
Hasil Perhitungan Atas (HP) X3 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (30 x 0,2)
=6V
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X3 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (60 x 0,1)
=6V
2. Pengukuran besaran listrik dengan amperemeter
a. NST amperemeter
b. Hasil pengukuran
a) Pengukuran tunggal
Hasil Perhitungan Atas (HP) = (PSA) x NST skala utama atas)
= (0,1 x 0,02)
= 0,002 A
Hasil Perhitungan Bawah (HP) = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (0,1 x 0,01)
= 0,001 A
b) Pengukuran berganda
Hasil Perhitungan Atas (HP) X1 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (0,2 x 0,02)
= 0,004 A
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X1 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (0,2 x 0,01)
= 0,002 A
Hasil Perhitungan Atas (HP) X2 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (0,2 x 0,02)
= 0,004 A
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X2 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (0,2 x 0,01)
= 0,002 A
Hasil Perhitungan Atas (HP) X3 = (PSA) x NST skala utama atas)
= (0,2 x 0,02)
= 0,004 A
Hasil Perhitungan Bawah (HP) X3 = (PSB) x NST skala utama bawah)
= (0,2 x 0,01)
= 0,002 A
E. Pengukuran besaran suhu
a. NST thermometer
b. Hasil pengukuran
a) Pengukuran tunggal
Hasil Perhitungan (HP) = (Penunjukan Skala x NST skala utama)
= (67 x 1)
= 67° C
b) Pengukuran berganda
Hasil Perhitungan (HP) X1 = (Penunjukan Skala x NST skala utama)
= (67 x 1)
= 67° C
Hasil Perhitungan (HP) X2 = (Penunjukan Skala x NST skala utama)
= (65 x 1)
= 65° C
Hasil Perhitungan (HP) X2 = (Penunjukan Skala x NST skala utama)
= (65 x 1)
= 65 ° C
➢ Pengukuran tunggal
➢ Pengukuran tuggal
(1) Kesalahan mutlak
1
∆ x= × NST Alat
2
1
¿ × NST 0,005
2
¿ 0,0025
(2) Kesalahan relatif (KR)
∆x
KR=100 % ×
HP
0,0025
¿ 100 % ×
1,1
¿ 100 % × 0,0023
¿ 0 , 23 %
(3) Derajat Kepercayaan (DK)
DK =100 %−0,23 %
¿ 99,77 %
(4) Angka Berarti (AB)
∆x
AB=1−log ( )
HP
0,0025
¿ 1−log (
1,1 )
¿ 1−log0,0023
¿4
(5) Pelaporan Fisika (PF)
PF=|HP ± ∆ x|
¿|1,1−0,0025|
¿|1,0975|
¿ 1,0975 mm
➢ Pengukuran berganda
(1) Hasil Pengukuran
(6,95+ 7,15+ 6,9 )
R x=
3
21
R x=
3
R x =7
(2) Kesalahan mutlak
δ n=| X n−R x|
Misal:
δ 1=|X 1−R x|
¿|6,95−7|
¿|−0,05|
¿ 0,05
δ 2=| X 2−R x|
¿|7,15−7|
¿|0,15|
¿ 0,15
δ 3=| X 3−R x|
¿|6,9−7|
¿|−0,1|
¿ 0,1
∆ x=0,15=δ max
(3) Kesalahan relatif (KR)
∆x
KR=100 % ×
HP
0,15
¿ 100 % ×
7
¿ 100 % × 0,0214
¿2%
(4) Derajat Kepercayaan (DK)
DK =100 %−2 %
¿ 98 %
(5) Angka Berarti (AB)
∆x
AB=1−log ( )
HP
0,15
¿ 1−log (
7 )
¿ 1−log0,0214
¿3
(6) Pelaporan Fisika (PF)
PF=|HP ± ∆ x|
¿|7−0,15|
¿|6,85|
¿ 6,85 mm