Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

TEORI SINGKAT
A. Arti pengukuran
Pengukuran adalah bagian dari keterampilan proses sains yang merupakan pengumpulan informasi
baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
sesuatu yangdiukur menggunakan alat ukur dengan satuan yang telah di jadikan acuan.Pengukuran
besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif di sini, maksudnya
adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran
yang diperoleh berbeda pula.Ketelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat
dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur
yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang
dengan menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga alat ukur ini
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Ketidakpastian pengukuran dapat di hitung dengan
cara:
∆x=1/n NST alat …(untuk alat ukur yang jarak antarskalanya masih dapat di bagi oleh mata)
∆x= n NST alat …(untuk alat ukur yang jarak antarskalanya sulit di bagi lagi oleh mata)
Nilai ∆x hasil pengukuran dapat dilaporkan dengan cara :
X = (x ± ∆x) . . . . . . . . . . . . ”1•

B. Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran


 Ketepatan (keakrutan). Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berganda) dan
menghasilkan harga-harga yang menyebar disekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran
dikatakan “akurat”. Pada pengukuran ini,harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
 Ketelitian (Kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat disuatu daerah tertentu maka
pengukuran disebut presisi ( harga tiap pengukuran tidak jauh berbeda )

C. Angka Penting atau Angka Berarti


 Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Angka nol yang terletak diantara angka
bukan nol termasuk angka penting.
Contoh : 12,07 A mengandung 4 angka penting
Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali kalau ada
penjelasan lain, misalnya berupa garis dibawah angka terakhir yang masih dianggap penting.
 Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, balik disebelah kanan maupun disebelah
kiri koma desimal tidak termasuk angka penting.
Contoh : 0,27 cm mengandung 2 angka penting.

D. Ketidakpastian Pengukuran
 Ketidakpastian Bersistem
Ketidakpastian (Kesalahan) bersistem akan menyebabkan hasil yang diperoleh menyimpang dari
hasil sebenarnya.
 Ketidakpastian Rambang (Acak)
Kesalahan ini bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau diatasi berupa
perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan dan pengaturan diluar
kemampuan.

E. Analisa Ketidakpastian Pengukuran


Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian
tersebut antara lain adalah NST,kesalahan kalibrasi,keslahan titik nol,kesalahan pralaks,adanya
gesekan,fluktasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta
keterampilan pengamat.
 Ketidakpastian pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Keterbatasan skala alat
ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati serta banyak sumber kesalahan lain,
mengakibatkan hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian. Ketidakpastian yang
dimaksud dan diberi lambang ∆x.
Lambang ∆x merupakan ketidakpastian mutlak. Untuk pengukuran tunggal diambil
kebijaksanaan : ∆x = ½ NST alat. Dimana ∆x adalah ketidakpastian pengukuran tunggal. Angka 2
pada persamaan tersebut mempunyai arti satu skala ( kemampuan mata untuk membagi 2
skala)
 Ketidakpastian pengukuran berulang
Dengan mengadakan pengulangan, pengetahuan kita tentang nilai sebenarnya (Xo) menjadi
semakin baik. Jika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil X1,X2 dan X3 atau 2 kali
saja misalnya pada awal percobaan atau akhir percobaan, maka {x} dan ∆x dapat ditentukan.
Nilai rata-rata pengukuran dilaporkan sebagai {x ̅ } sedangkan deviasi (penyimpangan) terbesar
atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai ∆x.
Deviasi adalah selisih-selisih antara tiap hasil pengukuran dari nilai rata-ratanya. Jadi :
. . . . . . . . . . . . . . . ”2•
δ1Ë |x ± x1 |, δ2Ë |”x ) ̅ ± x2 | dan δ3Ë |”x ) ̅ ± x3 |. Dimana ∆x adalah yang terbesar diantara
δ1,δ2,δ3.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur ?
3. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang ?
TUJUAN
1. Siswa dapat mengetahui tentang pengukuran.
2. Siswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar dengan benar.
3. Siswa mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
4. Siswa dapat memahami penggunaan angka berarti.
TEORI SINGKAT
METODE EKSPERIMEN

A. Alat dan Bahan

1. Alat
- Mistar
- Jangka sorong
- Termometer
- Neraca Ohauss
- Gelas ukur
- Kaki tiga dan kasa
- Pembakar bunsen
- Batang statif
2. Bahan
- Air secukupnya
- Balok (kubus) besi
- Bola-bola kecil
- Pembakar spritus
B. IdentifikasiVariabel
Kegiatan 1
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Diameter
Kegiatan 2
1. Massa
Kegiatan 3
1. Waktu
2. Suhu
C. Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1 ”Pengukuran Panjang)
1. Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antara satu titik ke titik yang lain yang
dapat diukur dimensinya dan memiliki satuan meter (m).
2. Lebar adalah suatu jarak yang terhubung dengan tinggi dan panjang dan memiliki satuan meter (m).
3. Tinggi adalah jarak tegak lurus dari sisi atas ke sisi bawah pada bagian samping dan memiliki
satuan
meter (m).
Kegiatan 2 Pengukuran Massa
1. Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai
perilaku
objek yang terpantau. Massa merupakan penyusun suatu materi atau partikel dan memiliki satuan
kilogram (kg).
Kegiatan 3. Pengukuran Suhu dan Waktu
1. Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya yang terjadi pada suatu benda dan memiliki satuan derajat
celcius (oC).
2. Waktu adalah interval antara dua buah keadaan, kondisi dan kejadian atau bisa juga lama
berlangsungnya suatu kejadian. Adapun satuan yang dimiliki waktu adalah sekon (s).
D. ProsedurKerja
Kegiatan 1
1. Menyediakan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan dalam bereksperimen.
2. Mengambil alat ukur yang akan digunakan yaitu mistar, jangka sorong dan mikrometer dan
menentukan NSTnya
3. Menentukan masing-masing Nilai Skala Terkecil (NST• alat ukur yang akan digunakan
4. Mengukur bahan yang telah disediakan yakni balok yang berbentuk kubus,masing-masing diukur
panjang, lebar, dan tingginya sebanyak 3 kali menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup. Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastian.
5. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola yang disediakan dengan
menggunakan
ketiga alat ukur tersebut. Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan
disertai ketidakpastiannya.
Kegiatan 2
1. Menyediakan alat ukur massa dan bahan yang akan diukur massanya,bahan tersebut yakni balok
yang
berbentuk kubus dan bola kecil
2. Alat ukur massa yang digunakan adalah neraca ohauss 311 gram, neraca ohauss 310 gram, neraca
ohauss 2610 gram.
3. Sebelum mengukur, ditentukan terlebih dahulu nilai skala terkecilnya (NST•
4. Mengukur massa balok yang berbentuk kubus dan bola kecil dengan menggunakan 3 alat ukur
massa
yang teleh disediakan yaitu neraca ohauss 311 gram,neraca ohauss 310 gram, neraca ohauss 2610
gram
masing-masing dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali.
5. Kemudian mencatat hasil pengukuran dalam tabel yang disertai dengan ketidakpastian pengukuran.
Kegiatan 3
1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan lapisan asbesnya dengan
sebuah termometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga ½ bagian dan letakkan diatas kaki tiga tanpa ada pembakaran.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To)
4. Menyalakan bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat hingga nyalanya terlihat normal.
5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat dibawah gelas kimia bersamaan dengan menjalankan alat
pengukur waktu.
6. Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang waktu 1 menit sampai
diperoleh 6.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran Panjang
NST mistar : ”Batas ukur) / (Jumlah skala)=(1 cm) / (10 skala) = 0,1 cm
NST jangka sorong ¹ 20 SN Ë 39 SU
20 SN Ë 39 ”1 mm)
20 SN Ë 39 mm
SN Ë 1,95 mm
NS
Ë 2 mm – 1,95 mm = 0,05 mm
T
NST Mikrometer sekrup : NST SË ”Batas ukur) / (jumlah skala) = (5 mm) / 10Ë0,5 mm
NST Skala Putar = (batas ukur skala) / (jumlah skala putar)
= ”0,5 mm) / 50 Ë 0,01 mm
Tabel 1. Hasil pengukuran dimensi balok dan bola menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup
2. Pengukuran Massa
a. Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala lengan 1 ¹ 100/5 Ë 100 gram
Nilai Skala lengan 2 ¹ 500/50 Ë 10 gram
Nilai Skala lengan 3 ¹ 10/100 Ë 0,1 gram
Massa beban gantung : -
NST Ë ”10 gram)/100
Ë 0,1 gram
∆m = 1/2 NST
Ë 0,05gram
Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
b. Neraca Ohauss 311 gram
Nilai Skala lengan 1 ¹ 200 / 2 Ë 100 gram
Nilai Skala lengan 2 ¹ 100 / 10 Ë 10 gram
Nilai Skala lengan 3 ¹ 10 / 10 Ë 1 gram
Nilai Skala lengan 4 ¹ 1/100 Ë 0,01 gram
NST Ë 1 / 100 Ë 0,01 gram
∆m : ½ NST Ë 0,005
Tabel 3. Hasil Pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
c. Neraca Ohauss 310 gram
Nilai Skala lengan 1 ¹ 200/2Ë100gram
Nilai Skala lengan 2 ¹ 100/10Ë10gram
Nilai Skala putar ¹ 1/10Ë0,1skala
Jumlah skala nonius ¹ 10skala
10 SN Ë 19 SU Ë 1,9 gram
10 SN Ë 1,9 gram
1 SN = ”1,9 gram)/10Ë0,19 gram≅0,20 gram
NST Ë 0,20 gram – 0,19 gram = 0,01 gram
Tabel 4. Hasil Pengukuran Massa Dengan Neraca Ohauss 310 Gram
3. Pengukuran Waktu dan Suhu
NST termometer :
Temperatur mula-mula : 30 C
NST Stopwatch : 0,1 s
Tabel 5. Hasil Pengukuran Waktu dan Suhu
Dalam pengukuran waktu dan suhu perubahan temperatur tidak stabil. Hal ini atau ketidakstabilan ini
disebabkan karena pada saat pengambilan data kondisi atau keadaan tempat praktikum (Laboratorium)
kurang baik. Kemudian dipengaruhi pula oleh angin sehingga membuat api pada bunsen tidak menyala
dengan baik.
ANALISIS DATA
Untuk analisis data praktikum dasar pengukuran dan ketidakpastian silahkan mendownloadnya disini
PDF
WORD
PEMBAHASAN
Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda, tergantung kepada keadaan alat ukur,
perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, metode yang digunakan dalam mengukur, dan kemampuan orang
yang mengukurnya. Pada saat melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, baik pengukuran
diameter luar maupun diameter dalam, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang dilakukan oleh
praktikum. Misalnya, kesalahan dalam melihat angka yang berimpit pada skala nonius. Ini menunjukkan
bahwa kemampuan membaca skala yang dimiliki oleh praktikan masih kurang. Ini mungkin disebabkan
 Thinks Physics  

Our website uses cookies to improve your experience. Learn more
Accept !
3/16/2021 Laporan Praktikum Pengukuran dan Ketidakpastian Fisika Dasar 1
https://www.thinksphysics.com/2020/03/laporan-praktikum-pengukuran-dan-ketidakpastian-fisika-dasar-1.html 10/16
kesalahan pralaks oleh praktikan sehingga tidak dapat melihat skala yang benar-benar berimpit.
Kesalahan
lainnya juga masih ada, seperti kesalahan praktikan yang tidak mengkonversikan satuan skala nonius dari
millimeter ke centimeter.
Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterbatasan keterampilan pengamatan serta ditidak
menggunkan titik ukur dari nol. Terdapat beberapa millimeter perbedaan hasil pengukuran menggunakan
mistar dan jangka sorong, disebabkan tingkat ketelitian atau ketidak pastiannya berbeda-beda. Jangka
sorong memiliki tingkat ketelitian 0,005 cm, sedangkan mistar memilikitingkat ketelitian 0,05 cm. jadi,
jangka sorong memiliki tingkat ketepatan lebih tinggi dibandingkan mistar.
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua
besaran tersebut berbeda. Massa tidak di pengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi.
Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa.
Kegunaan neraca ini tergantung dari neraca tersebut missal neraca /timbangan elektrik yang ada di pasar
swalayan dengan yang dilaboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda. NST dari
neraca adalah 0,01 gram.
Alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika adalah stopwatch. Dengan stopwatch
digital, praktikum langsung dapat membaca selang waktu yang diukur pada layar stopwatch. Pada saat
membandingkan hasil pengukuran dari stopwatch dengan jam tangan, terdapat beberapa sekon perbedaan
keduaanya. Tingkat ketidakpastiaan stopwatch lebih rendah dibandingkan jam tangan, dimana stopwatch
memiliki skala ketidakpastiaan 0,05 sekon. Jadi, pengukuran dengan menggunkan stopwatch dapat
memperkecil tingkat kesalahan dalam pengukuran waktu.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diproleh massa jenis bola yang terbuat dari bahan baja dengan
menggunakan alat ukur paling teliti yakni jangka sorong sebesar 7,806 gr/〖mm〗^3Ë 7806 kg/m^3 dan
hasil pengukuran ini hampir sama atau hampir mendekati dengan massa jenis baja yang telah ditetapkan
secara internasional yaitu massa jenis baja sebesar 7850 kg/m^3. Dan hasil pengukuran massa jenis balok
dengan menggunakan jangka sorong sebesar 9,40 gram/〖mm〗^3Ë 9400 kg/m^3 dan hasil pengukuran
ini hampir sama dengan massa jenis bismuth yang telah dutetapkan secara internasional yaitu sebesar
9787
kg/m^3.
SIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan yakni praktikum pengukuran dan ketidakpastian yaitu tentang
melakukan pengukuran panjang,lebar,tinggi kubus dan diameter bola dengan menggunakan alat ukur
yang
berbeda yakni mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup,serta dilakukannya pengukuran massa benda
yaitu kubus dan bola dengan menggunakan alat ukur massa yang berbeda pula yakni neraca ohaus 2610
gram,neraca ohaus 311 gram,dan neraca ohaus 310 gram. Pada praktikum ini pula dapat kita mengambil
kesimpulan bahwa setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda dan memiliki keselahan
pengukuran yang berbeda. Hal ini tergantung pada kondisi alat ukur,perbedaan tingkat ketelitian alat
ukur,
proses atau metode yang digunakan dalam praktikum, serta kemampuan seserang dalam mengukurnya.
Pada praktikum yang telah dilakukan telah dapat diketahui serta dapat dibedakan antara mana alat ukur
yang lebih teliti dan tepat dalam memperkecil kesalahan saat pengukuran.
 Thinks Physics  

Our website uses cookies to improve your experience. Learn more
Accept !
3/16/2021 Laporan Praktikum Pengukuran dan Ketidakpastian Fisika Dasar 1
https://www.thinksphysics.com/2020/03/laporan-praktikum-pengukuran-dan-ketidakpastian-fisika-dasar-1.html 11/16
DAFTAR RUJUKAN
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1 Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas
Negeri Makassar
Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Penerbit: Institut Teknologi Bandung
D. Halliday, R. Resnick, J. Walker. 2011. Fundamental of Physics. 9th Edition. Penerbit: John Wiley &
Sons

Anda mungkin juga menyukai