Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

JUDUL PRAKTIKUM

PENGUKURAN DASAR

NAMA : ALVINA DAMAYANTI


NIM : 06091281924015
KELOMPOK : 3 (TIGA)

DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM : SAPARINI, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Judul : Pengukuran Dasar
II. Tujuan
1. Melakukan pengukuran panjang paku dan modem menggunakan mistar
2. Melakukan pengukuran diameter paku dan botol permen Happydent
menggunakan jangka sorong
3. Melakukan pengukuran ketebalan peruncing pensil dan kunci motor
menggunakan mikrometer sekrup
III. Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Mistar 1. Paku
2. Jangka Sorong 2. Modem
3. Mikrometer sekrup 3. Botol permen Happydent
4. Peruncing pensil
5. Kunci motor
IV. Landasan Teori
Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu objek secara
sistematis dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis.
Dalam melakukan pengukuran selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Oleh
karena itu, kita harus menyertakan angka-angka kesalahan agar kita dapat
memberi penialian wajar dari hasil pengukuran. Jelas bahwa hasil pengukuran
yang kita lakukan tidak dapat diharapkan tepat sama dengan hasil teori, namun
ada pada suatu jangkauan nilai :
𝑥 − ∆𝑥 < 𝑥 < 𝑥 + ∆𝑥
dengan x menyatakan nilai terbaik sebagai nilai ang benar dan ∆𝑥 menyatakan
kesalahan hasil pengamatan yang disebabkan keterbatasan alat, ketidakcermatan,
perbedaan waktu pengukuran dan lain sebagainya. Dengan menyatakan kesalahan
atau batas toleransiterhadap suatu nilai yang kita anggap benar, kita dapat
mempertanggungjawabkan hasil pengukurannya.
Ketidakpastian dalam pengukurantidak hanya timbul akibat keterbatasan alat,
tetapi banyak sumber lainnya, misalkan bahan penggaris yang mudah
mengembang dan menyusut. dengan perubahan suhu atau cara si pengamat
menggunakan alat, atau cara membaca skala yang tidak benar. sumber
ketidakpastian dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Nilai skala terkecil, yang merupakan keterbatasan alat ukur. Karena itu hasil
pengukuran dengan membaca skala pada alat ukur hanya dapat dipastikan
hingga batas tertentu saja.
2. ketidakpastian bersistem, dapat disebut sebagai kesalahan yang bersumber
dari alatnya, diantaranya:
a. Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan penyesuaian pembubuhan nilai
pada garis skala pembuatannya.
b. Kesalahan titik nol yang disebabkan pergeseran.
c. Melemahnya pegas yang digunakan atau terjadi gesekan antara jarum
penunjuk dan bidang skala.
d. Kesalahan pada arah pandang membaca nilai skala.
3. Ketidakpastian acak, ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
menentu yang mengganggu kerja alat ukur.
4. keterbatasan pada pengamat.
Pengukuran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat ukur.
Misalnya, mistar ukur, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
1. Mistar ukur, untuk mengukur panjang suatu bendabiasanya kita
menggunakan mistar atau alat sejenis. pada umumnya mistar pengukur
panjang adalah berskala cm dan mm.Skala terkecil mistar adalah 1 mm
yang menyatakan tingkat ketelitian alat.
2. Jangka sorong, terdiri dari dua pasang rahang, sepasang untuk pengukur
luar dan sepasang untuk pengukur dalam.Dari pasangan itu ada rahang
yang tetap dan rahang yang dapat digeser-geser.Pada rahang tetap terdapat
batang skala yang diberi skala dalam cm dan mmsebagai skala utama.
pada rahang geser terdapat 10 skala yang panjangnya 9 mmsebagai skala
nonius. Oleh karena itu 1 skala nonius sama dengan 0,9 mm. Jadi skala
nonius berselisih 0,1 dengan skala mm pada skala utama. Angka 0,1 mm
menyatakan ketelitian jangka sorong. Namun ada juga jangka sorong yang
ketelitiannya 0,05 mm.
3. Mikrometer sekrup, mempunyai bagian utama antara lain poros tetap dan
poros geser, skala utama dan skala nonius yang berupa pemutar. Biasanya
alat ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter bola, dan
diameter kawat yang sangan kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan
0,5 mm. Skala nonius mempunyai 50 skala dengan laju putar 0,5
mm/putaran. Oleh karena itu 1 skala nonius sama dengan 0,01 mm = 0,001
cm menyatakan tingkat ketelitian mikrometer sekrup.
Pengukuran massa pada umumnya dilakukan dengan menggunakan neraca.
Jenis-jenis neraca cukup banyak. Namun demikian salah satu jenis neraca yang
sering digunakan di laboratorium adalah neraca lengan.
1. Neraca o’haus, adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0,01 gram.
Neraca ini terbagi menjadi dua yaitu neraca tiga lengan dan dua lengan.
Neraca dua lengan memiliki dua lengan dan satu anting logam yang
digeser dari 0-100 gram, neraca ini memiliki skala utama dan nonius.
Untuk skala utama daro 0-9 gram. Neraca tiga lengan memiliki anting
logam yang dapat digeser dengan skala 0-10 gram.
2. Neraca pegas, merupakan timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat menentukan massa benda.
3. Neraca gantung, bentuknya menggantung , memanjang dan mempunyai
lengan di salah satu sisinya. cara menggunakannya dengan menggeser
beban pemberat di sekitar batang.
4. Neraca sama lengan.
Pengukuran waktu biasanya menggunakan alat ukur stopwatch. Alat ini dibagi
menjadi dua jenis yaitu stopwatch analog dan digital. Stopwatch analog memiliki
ketelitian hingga 0,1 sekon sedangkan yang digital memiliki batas ketelitian
hingga 0,01 sekon.
Pengukuran suhu dilakukan dengn alat termometer yang menyatakan derajat
panas atau dingin suatu zat. Termometer memanfaatkan sifat termometrik suatu
zat, yaitu oerubahan dari sifat-sifat zat yang disebabkan perubahan suhu dari zat
tersebut. Beberapa jenis termometer adalah sebagai berikut:
1. Termometer alkohol, merupakan menggunakan alkohol.
2. Termometer air raksa, yang menggunakan air raksa sebagai bahan utama.
3. Termometer inframerh merupakan termometer yang menyimpulkan suhu
dari sebagian radiasi termal atau yang biasa disebut dengan radiasi hitam
yang dipancarkan oleh sebuah objek yang diukur.

V. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Posisikan titik 0 pada setiap alat ukut
3. Ukur panjang paku dan modem menggunakan mistar dan baca skala alat
ukurnya
4. Ukur diameter paku dan botol permen Happydent menggunakan jangka
sorong dan baca skala alat ukurnya
5. Ukur ketebalan peruncing pensil dan kunci motor menggunakan
mikrometer sekrup dan baca skala alat ukurnya
6. Laporkan hasil pengukurannya
7. Beri makna pada setiap hasil pengukurannya

VI. Hasil Pengamatan


1. Mistar
a. Melakukan pengukuran panjang paku menggunakan mistar
𝑥 = 4,8 𝑐𝑚 = 48 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (48 ± 0,5) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran panjang modem menggunakan mistar
𝑥 = 9 𝑐𝑚 = 90 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (90 ± 0,5) 𝑚𝑚
2. Jangka Sorong
a. Melakukan pengukuran diameter paku menggunakan jangka sorong
Skala utama = 0,3 𝑐𝑚 = 3 𝑚𝑚
Skala nonius = 14 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,70 𝑚𝑚
d = SU + SN
= 3 𝑚𝑚 + 0,70 𝑚𝑚
= 3,70 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚

= 0,025 mm
𝐻𝑃 = (𝑑 ± ∆𝑑) 𝑚𝑚
= (3,70 ± 0,025) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran diameter luar botol permen Happydent paku
menggunakan jangka sorong
Skala utama = 5,2 𝑐𝑚 = 52 𝑚𝑚
Skala nonius = 9 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,45 𝑚𝑚
d = SU + SN
= 52 𝑚𝑚 + 0,45 𝑚𝑚
= 52,45 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚

= 0,025 mm
𝐻𝑃 = (𝑑 ± ∆𝑑) 𝑚𝑚
= (52,45 ± 0,025) 𝑚𝑚

3. Mikrometer Sekrup
a. Melakukan pengukuran ketebalan peruncing pensil menggunakan mikrometer
sekrup
Skala utama = 14 𝑚𝑚 + 0,5 𝑚𝑚 = 14,5 𝑚𝑚
Skala nonius = 11 × 0,01 𝑚𝑚 = 0,11 𝑚𝑚
x = SU + SN
= 14,5 𝑚𝑚 + 0,11 𝑚𝑚
= 14,61 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚

= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (14,61 ± 0,005) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran ketebalan kunci motor menggunakan mikrometer
sekrup
Skala utama = 2 𝑚𝑚 + 0 𝑚𝑚 = 2 𝑚𝑚
Skala nonius = 27 × 0,01 𝑚𝑚 = 0,27 𝑚𝑚
x = SU + SN
= 2 𝑚𝑚 + 0,27 𝑚𝑚
= 2,27 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚

= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (2,27 ± 0,005) 𝑚𝑚

VII. Analisis Data


1. Mistar
a. Melakukan pengukuran panjang paku menggunakan mistar
𝑥 = 4,8 𝑐𝑚 = 48 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (48 ± 0,5) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(48 + 0,5) 𝑚𝑚 s/d (48 − 0,5) 𝑚𝑚 = 48,5 mm s/d 47,5 mm
 Kualitatif
∆𝑋
𝐾𝑅 = × 100%
𝑋
0,5 𝑚𝑚
= × 100%
48 𝑚𝑚

= 1,04%
Tingkat kesalahan: 1,04%
Tingkat kepercayaan : 100% − 1,04% = 98,96%
b. Melakukan pengukuran panjang modem menggunakan mistar
𝑥 = 9 𝑐𝑚 = 90 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (90 ± 0,5) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(90 + 0,5) 𝑚𝑚 s/d (90 − 0,5) 𝑚𝑚 = 90,5 mm s/d 89,5 mm
 Kualitatif
∆𝑋
𝐾𝑅 = × 100%
𝑋
0,5 𝑚𝑚
= × 100%
90 𝑚𝑚

= 0,55%
Tingkat kesalahan: 0,55%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,55% = 99,45%

2. Jangka Sorong
a. Melakukan pengukuran diameter paku menggunakan jangka sorong
𝑑 = 3,70 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,025 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (3,70 ± 0,025) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(3,70 + 0,025) 𝑚𝑚 s/d (3,70 − 0,025) 𝑚𝑚 = 3,725 mm s/d 3,675 mm
 Kualitatif
∆𝑑
𝐾𝑅 = × 100%
𝑑
0,025 𝑚𝑚
= × 100%
3,70 𝑚𝑚

= 0,67%
Tingkat kesalahan: 0,67%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,67% = 99,33%

b. Melakukan pengukuran diameter luar botol permen Happydent paku


menggunakan jangka sorong
𝑑 = 52,45 𝑐𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,025 𝑚𝑚

𝐻𝑃 = (52,45 ± 0,025) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(52,45 + 0,025) 𝑚𝑚 s/d (52,45 − 0,025) 𝑚𝑚 = 52.475 mm s/d 52,425
mm
 Kualitatif
∆𝑑
𝐾𝑅 = × 100%
𝑑
0,025 𝑚𝑚
= 52,45 𝑚𝑚 × 100%

= 0,04%
Tingkat kesalahan: 0,04%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,04% = 99,96%

3. Mikrometer Sekrup
a. Melakukan pengukuran ketebalan peruncing pensil menggunakan mikrometer
sekrup
x = 14,61 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚

= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (14,61 ± 0,005) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(14,61 + 0,005) 𝑚𝑚 s/d (14,61 − 0,005) 𝑚𝑚 = 14,615 mm s/d 14,605
mm
 Kualitatif
∆𝑥
𝐾𝑅 = × 100%
𝑥
0.005 𝑚𝑚
= 14,61 𝑚𝑚 × 100%

= 0,03%
Tingkat kesalahan: 0,03%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,03% = 99,97%
b. Melakukan pengukuran ketebalan kunci motor menggunakan mikrometer
sekrup
x = 2,27 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚

= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (2,27 ± 0,005) 𝑚𝑚
 Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(2,27 + 0,005) 𝑚𝑚 s/d (2,27 − 0,005) 𝑚𝑚 = 2,275 mm s/d 2,265 mm
 Kualitatif
∆𝑥
𝐾𝑅 = × 100%
𝑥
0.005 𝑚𝑚
= 2,271 𝑚𝑚 × 100%

= 0,22%
Tingkat kesalahan: 0,03%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,22% = 99,78%

VIII. Pembahasan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan
satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada
praktikum ini pengukuran dilakukan dengan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda dengan
tingkat keakuratan/ketelitian yang beragam. Mistar digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda. Mistar memiliki ketelitian hingga 1 mm atau 0,1 cm. Jangka
sorong adalah alat untuk mengukur panjang dan ketebalan suatu benda dengan
tingkat keakuratan 0,05 mm. Selain mengukur panjang, diameter dalam, diameter
luar dan ketebalan suatu benda, jangka sorong juga berfungsi untuk mengukur
kedalaman dan ketinggian sebuah lubang kecil. Jangka sorong mempunyai rahang
dalam dan rahang luar yang masing-masing memiliki rahang tetap dan rahang
geser. Mikrometer sekrup adalah alat ukur untuk mengukur diameter dan
ketebalan suatu benda dengan ketelitian 0,01 mm. Mempunyai bagian utama
antara lain poros tetap dan poros geser, skala utama dan skala nonius yang berupa
pemutar.
Setelah melakukan praktikum dan didapat data-data, maka dapat dianalisa
bahwa kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur dapat dilihat dari Nilai Skala
Terkecil (NST). Setiap alat ukut memiliki keakuratan dan kesalahan titik nol yang
berbeda-beda, tergantung dengan Nilai Skala Terkecil (NST) setiap alat tersebut.
NST diperoleh dari skala terkecil masing-masing alat ukur. Kesalahan titik nol
ditentukan dengan rumus 1⁄2 × 𝑁𝑆𝑇. Selain dari nilai NST dan kesalahan titik
nol, ada skala lain yang menentukan tingkat keakuratan suatu alat ukur, yaitu
skala nonius.Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan
sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik
maksimum skala nonius berhimpit dengan skala utama. Dari ketiga alat ukur yang
digunakan pada praktikum kali ini, salah satu yang menggunakan skala nonius
adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih tinggi
dibandingkan mistar dan jangka sorong, yaitu 0,01 mm, sehingga lebih
memudahkan kita untuk mengukur ketebalan dan diameter benda-benda yang
kecil.
Saat melakukan praktikum kesalahan mungkin bisa saja terjadi. Penyebabnya
adalah kesalahan pada alat ukur, seperti titik nol yang bergeser atau tidak tepat,
dan bagian-bagian alat ukur yang rusak. Kesalahan saat pengukuran juga bisa
terjadi saat pengamat mengamati haris pengukuran. pengamat tidak menempatkan
alat ukur tegak lurus dengan mata. Jadi hasil ukur yang diamatinya tidak tepat.

IX. Kesimpulan
1. Mistar digunakan untuk mengukur pajang suatu benda. Tingkat
ketelitiannya adalah 0,1 cm, dan tidak efektif untuk mengukur benda ang
kurang datar.
2. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan, diameter dalam,
diameter luar dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian 0,05 mm.
3. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
benda dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. Lebih akurat daripada mistar dan
jangka sorong.
4. Nilai Skala terkecil menunjukkan tingkat keakuratan suatu alaat ukur.
Semakin kecil NST suatu alat ukur, ketelitiannya semakin tinggi.
5. sumber utama penyebab ketidakpastian adalah ketidakpastian alat dan
kesalahan pengamat.

IX. Kesimpulan :
1. Panjang penghapus yang diukur menggunakan mistar adalah (40 ± 0,5) mm
2. Panjang notesyang diukur menggunakan mistar adalah (100 ± 0,5 ) mm
3. Diameter uang logam yang diukur menggunakan jangka sorong adalah (24,00
± 0,025 ) mm
4. Ketebalan penghapus yang diukur menggunakan jangka sorong adalah (21,30
± 0,025 ) mm
5. Ketebalan penghapus yang diukur menggunakan mikrometer sekrup adalah
(21,60 ± 0,005) mm
6. Diameter uang logam yang diukur menggunakan mikrometer sekrup adalah (
23,46 ± 0,005) mm

Daftar Pustaka

Supiyanto. 2006. Fisika SMA Untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka
Gama
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika SMP. Jakarta: Erlangga
Lampiran

Gambar 1. Mistar Gambar 2. Jangka sorong

Gambar 3. Mikrometer sekrup Gambar 4. Peruncing pensil

Gambar 5. Botol permen Happydent Gambar 5. Kunci motor


Gambar 5. Paku

Gambar 7. Modem

Gambar 9. Pengukuran panjang paku

Gambar 8. Pengukuran panjang modem

Gambar 11. pengukuran diameter botol


Gambar 10. pengukuran diameter paku permen Happydent

Gambar 12. Pengukuran ketebalan Gambar 13. Pengukuran ketebalan


peruncing pensil kunci motor

Anda mungkin juga menyukai