FISIKA DASAR
JUDUL PRAKTIKUM
PENGUKURAN DASAR
V. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Posisikan titik 0 pada setiap alat ukut
3. Ukur panjang paku dan modem menggunakan mistar dan baca skala alat
ukurnya
4. Ukur diameter paku dan botol permen Happydent menggunakan jangka
sorong dan baca skala alat ukurnya
5. Ukur ketebalan peruncing pensil dan kunci motor menggunakan
mikrometer sekrup dan baca skala alat ukurnya
6. Laporkan hasil pengukurannya
7. Beri makna pada setiap hasil pengukurannya
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (48 ± 0,5) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran panjang modem menggunakan mistar
𝑥 = 9 𝑐𝑚 = 90 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (90 ± 0,5) 𝑚𝑚
2. Jangka Sorong
a. Melakukan pengukuran diameter paku menggunakan jangka sorong
Skala utama = 0,3 𝑐𝑚 = 3 𝑚𝑚
Skala nonius = 14 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,70 𝑚𝑚
d = SU + SN
= 3 𝑚𝑚 + 0,70 𝑚𝑚
= 3,70 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚
= 0,025 mm
𝐻𝑃 = (𝑑 ± ∆𝑑) 𝑚𝑚
= (3,70 ± 0,025) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran diameter luar botol permen Happydent paku
menggunakan jangka sorong
Skala utama = 5,2 𝑐𝑚 = 52 𝑚𝑚
Skala nonius = 9 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,45 𝑚𝑚
d = SU + SN
= 52 𝑚𝑚 + 0,45 𝑚𝑚
= 52,45 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚
= 0,025 mm
𝐻𝑃 = (𝑑 ± ∆𝑑) 𝑚𝑚
= (52,45 ± 0,025) 𝑚𝑚
3. Mikrometer Sekrup
a. Melakukan pengukuran ketebalan peruncing pensil menggunakan mikrometer
sekrup
Skala utama = 14 𝑚𝑚 + 0,5 𝑚𝑚 = 14,5 𝑚𝑚
Skala nonius = 11 × 0,01 𝑚𝑚 = 0,11 𝑚𝑚
x = SU + SN
= 14,5 𝑚𝑚 + 0,11 𝑚𝑚
= 14,61 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚
= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (14,61 ± 0,005) 𝑚𝑚
b. Melakukan pengukuran ketebalan kunci motor menggunakan mikrometer
sekrup
Skala utama = 2 𝑚𝑚 + 0 𝑚𝑚 = 2 𝑚𝑚
Skala nonius = 27 × 0,01 𝑚𝑚 = 0,27 𝑚𝑚
x = SU + SN
= 2 𝑚𝑚 + 0,27 𝑚𝑚
= 2,27 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚
= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (𝑥 ± ∆𝑥) 𝑚𝑚
= (2,27 ± 0,005) 𝑚𝑚
𝐻𝑃 = (48 ± 0,5) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(48 + 0,5) 𝑚𝑚 s/d (48 − 0,5) 𝑚𝑚 = 48,5 mm s/d 47,5 mm
Kualitatif
∆𝑋
𝐾𝑅 = × 100%
𝑋
0,5 𝑚𝑚
= × 100%
48 𝑚𝑚
= 1,04%
Tingkat kesalahan: 1,04%
Tingkat kepercayaan : 100% − 1,04% = 98,96%
b. Melakukan pengukuran panjang modem menggunakan mistar
𝑥 = 9 𝑐𝑚 = 90 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 1 𝑚𝑚 = 0,5 𝑚𝑚
𝐻𝑃 = (90 ± 0,5) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(90 + 0,5) 𝑚𝑚 s/d (90 − 0,5) 𝑚𝑚 = 90,5 mm s/d 89,5 mm
Kualitatif
∆𝑋
𝐾𝑅 = × 100%
𝑋
0,5 𝑚𝑚
= × 100%
90 𝑚𝑚
= 0,55%
Tingkat kesalahan: 0,55%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,55% = 99,45%
2. Jangka Sorong
a. Melakukan pengukuran diameter paku menggunakan jangka sorong
𝑑 = 3,70 𝑚𝑚
∆𝑑 = 1⁄2 × 0,05 𝑚𝑚 = 0,025 𝑚𝑚
𝐻𝑃 = (3,70 ± 0,025) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(3,70 + 0,025) 𝑚𝑚 s/d (3,70 − 0,025) 𝑚𝑚 = 3,725 mm s/d 3,675 mm
Kualitatif
∆𝑑
𝐾𝑅 = × 100%
𝑑
0,025 𝑚𝑚
= × 100%
3,70 𝑚𝑚
= 0,67%
Tingkat kesalahan: 0,67%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,67% = 99,33%
𝐻𝑃 = (52,45 ± 0,025) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(52,45 + 0,025) 𝑚𝑚 s/d (52,45 − 0,025) 𝑚𝑚 = 52.475 mm s/d 52,425
mm
Kualitatif
∆𝑑
𝐾𝑅 = × 100%
𝑑
0,025 𝑚𝑚
= 52,45 𝑚𝑚 × 100%
= 0,04%
Tingkat kesalahan: 0,04%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,04% = 99,96%
3. Mikrometer Sekrup
a. Melakukan pengukuran ketebalan peruncing pensil menggunakan mikrometer
sekrup
x = 14,61 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚
= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (14,61 ± 0,005) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(14,61 + 0,005) 𝑚𝑚 s/d (14,61 − 0,005) 𝑚𝑚 = 14,615 mm s/d 14,605
mm
Kualitatif
∆𝑥
𝐾𝑅 = × 100%
𝑥
0.005 𝑚𝑚
= 14,61 𝑚𝑚 × 100%
= 0,03%
Tingkat kesalahan: 0,03%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,03% = 99,97%
b. Melakukan pengukuran ketebalan kunci motor menggunakan mikrometer
sekrup
x = 2,27 𝑚𝑚
∆𝑥 = 1⁄2 × 0,01 𝑚𝑚
= 0,005 mm
𝐻𝑃 = (2,27 ± 0,005) 𝑚𝑚
Kuantitatif
Hasil pengukuran panjang paku menggunakan mistar mempunyai rentang
antara:
(2,27 + 0,005) 𝑚𝑚 s/d (2,27 − 0,005) 𝑚𝑚 = 2,275 mm s/d 2,265 mm
Kualitatif
∆𝑥
𝐾𝑅 = × 100%
𝑥
0.005 𝑚𝑚
= 2,271 𝑚𝑚 × 100%
= 0,22%
Tingkat kesalahan: 0,03%
Tingkat kepercayaan : 100% − 0,22% = 99,78%
VIII. Pembahasan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan
satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada
praktikum ini pengukuran dilakukan dengan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda dengan
tingkat keakuratan/ketelitian yang beragam. Mistar digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda. Mistar memiliki ketelitian hingga 1 mm atau 0,1 cm. Jangka
sorong adalah alat untuk mengukur panjang dan ketebalan suatu benda dengan
tingkat keakuratan 0,05 mm. Selain mengukur panjang, diameter dalam, diameter
luar dan ketebalan suatu benda, jangka sorong juga berfungsi untuk mengukur
kedalaman dan ketinggian sebuah lubang kecil. Jangka sorong mempunyai rahang
dalam dan rahang luar yang masing-masing memiliki rahang tetap dan rahang
geser. Mikrometer sekrup adalah alat ukur untuk mengukur diameter dan
ketebalan suatu benda dengan ketelitian 0,01 mm. Mempunyai bagian utama
antara lain poros tetap dan poros geser, skala utama dan skala nonius yang berupa
pemutar.
Setelah melakukan praktikum dan didapat data-data, maka dapat dianalisa
bahwa kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur dapat dilihat dari Nilai Skala
Terkecil (NST). Setiap alat ukut memiliki keakuratan dan kesalahan titik nol yang
berbeda-beda, tergantung dengan Nilai Skala Terkecil (NST) setiap alat tersebut.
NST diperoleh dari skala terkecil masing-masing alat ukur. Kesalahan titik nol
ditentukan dengan rumus 1⁄2 × 𝑁𝑆𝑇. Selain dari nilai NST dan kesalahan titik
nol, ada skala lain yang menentukan tingkat keakuratan suatu alat ukur, yaitu
skala nonius.Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan
sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik
maksimum skala nonius berhimpit dengan skala utama. Dari ketiga alat ukur yang
digunakan pada praktikum kali ini, salah satu yang menggunakan skala nonius
adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih tinggi
dibandingkan mistar dan jangka sorong, yaitu 0,01 mm, sehingga lebih
memudahkan kita untuk mengukur ketebalan dan diameter benda-benda yang
kecil.
Saat melakukan praktikum kesalahan mungkin bisa saja terjadi. Penyebabnya
adalah kesalahan pada alat ukur, seperti titik nol yang bergeser atau tidak tepat,
dan bagian-bagian alat ukur yang rusak. Kesalahan saat pengukuran juga bisa
terjadi saat pengamat mengamati haris pengukuran. pengamat tidak menempatkan
alat ukur tegak lurus dengan mata. Jadi hasil ukur yang diamatinya tidak tepat.
IX. Kesimpulan
1. Mistar digunakan untuk mengukur pajang suatu benda. Tingkat
ketelitiannya adalah 0,1 cm, dan tidak efektif untuk mengukur benda ang
kurang datar.
2. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan, diameter dalam,
diameter luar dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian 0,05 mm.
3. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
benda dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. Lebih akurat daripada mistar dan
jangka sorong.
4. Nilai Skala terkecil menunjukkan tingkat keakuratan suatu alaat ukur.
Semakin kecil NST suatu alat ukur, ketelitiannya semakin tinggi.
5. sumber utama penyebab ketidakpastian adalah ketidakpastian alat dan
kesalahan pengamat.
IX. Kesimpulan :
1. Panjang penghapus yang diukur menggunakan mistar adalah (40 ± 0,5) mm
2. Panjang notesyang diukur menggunakan mistar adalah (100 ± 0,5 ) mm
3. Diameter uang logam yang diukur menggunakan jangka sorong adalah (24,00
± 0,025 ) mm
4. Ketebalan penghapus yang diukur menggunakan jangka sorong adalah (21,30
± 0,025 ) mm
5. Ketebalan penghapus yang diukur menggunakan mikrometer sekrup adalah
(21,60 ± 0,005) mm
6. Diameter uang logam yang diukur menggunakan mikrometer sekrup adalah (
23,46 ± 0,005) mm
Daftar Pustaka
Supiyanto. 2006. Fisika SMA Untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka
Gama
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika SMP. Jakarta: Erlangga
Lampiran
Gambar 7. Modem