Anda di halaman 1dari 23

Banyak alat ukur dalam fisika, pada materi ini kita batasi hanya mempelajari 4

macam alat berikut ini

ALAT UKUR ALAT UKUR


PANJANG MASSA

PENGUKURAN
ALAT UKUR ALAT UKUR VOLUME BENDA
WAKTU SUHU TAK BERATURAN
ALAT UKUR PANJANG

PENGGARIS/MISTAR MIKROMETER SEKRUP

JANGKA SORONG

METERAN
Penggaris/Mistar
Skala terkecil = 1 mm = 0,1 cm

BALOK

Cara membaca hasil pengukuran menggunakan mistar:


1) Posisi mata harus tegak lurus dengan skala mistar Hasil pengukuran panjang pensil adalah
2) Ujung balok menunjukan angka 0 cm, sedangkan 1. Ujung pensil menunjukkan angka 2 cm
ujung yang lain menunjuk angka 3,3 cm. 2. Ujung pensil yang lain menunjukkan angka 5 cm
3) Dalam menentukan panjang balok dapat ditentukan 3. Hasil pengukuran panjang pensl adalah
dengan menghitung selisih pada ujung-ujung balok. (5 – 2) cm = 3 cm.
Jadi, hasil pengukuran panjang balok adalah
(3,3 – 0) cm = 3,3 cm.
Jangka Sorong

Skala terkecil = 0,1 mm


= 0,01 cm
Jangka Sorong
Cara membaca hasil pengukuran pada
cm jangka sorong
1. Posisi mata harus tegak lurus dengan skala
jangka sorong
2. Membaca nilai skala utama (SU), yaitu pada
garis di skala utama yang terletak sebelum/
(berimpit)
disebelah kiri angka 0 pada skala nonius.
3. Membaca nilai skala nonius (SN) yang garisnya
Skala utama (SU) = 2,1 cm berimpit dengan garis pada skala utama.
Skala nonius = skala yang terbaca x nilai skala terkecil (0,01 cm)

Skala nonius = skala yang terbaca x nilai skala terkecil 4. Menentukan hasil pengukuran,
= 4 x 0,01 cm Skala Utama + Skala Nonius
= 0,04 cm
Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius
= 2,1 cm + 0,04 cm
= 2,14 cm
Mikrometer Sekrup

Skala terkecil = 0,01 mm


= 0,001 cm
Mikrometer Sekrup Skala terkecil = 0,01 mm
= 0,001 cm

Cara membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup


1. Posisi mata harus tegak lurus dengan skala jangka
sorong
mm
2. Membaca nilai skala utama (SU), yaitu pada garis di
skala utama yang terletak sebelum/disebelah kiri skala
nonius
3. Membaca nilai skala nonius (SN) yang garisnya
berimpit dengan garis pada skala utama
Skala utama = 4,0 mm Skala nonius = skala yang terbaca x nilai skala terkecil (0,01 cm)

4. Menentukan hasil pengukuran,


Skala nonius = 30 x 0,01 mm
Skala Utama + Skala Nonius
= 0,30 mm
Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius
= 4,0 mm + 0,3 mm
= 4,30 mm
● Skala utama = 3,5 mm
● Skala nonius = 33 x 0,01 mm
= 0,33 mm

Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius


= 3,5 mm + 0,33 mm
= 3,88 mm
Alat ukur massa
Cara membaca hasil pengukuran pada nerca ohauss

Menjumlahkan semua nilai yang


ditunjukkan oleh anak timbangan
pada setiap lengannya.
● Lengan belakang = 300 gram
● Lengan tengah = 70 gram
● Lengan depan = 5,4 gram
gram

● Hasil pengukuran = 375,4 gram


Alat ukur waktu
Contoh :

Menit

Detik/Sekon

1. Skala menit = 20 menit = 20 x 60 sekon = 1200 sekon


2. Skala sekon = 30 sekon
STOPWATCH
3. Hasil pengukuran = skala menit + skala detik
Hasil pengukuran = 1200 sekon + 30 sekon = 1230 sekon
Alat Ukur Suhu

TERMOMETER
Pengukuran volume benda tak beraturan

1) Cairan dalam gelas ukur mula-mula


ml ml sebanyak 30 𝑚𝑙
2) Ketika benda dimasukkan ke dalam

gelas ukur, volume cairan dalam


gelas ukur menjadi 40 𝑚𝑙
3) Hasil pengukuran volume benda

adalah 40 − 30 𝑚𝑙 = 10 ml
NOTASI ILMIAH

a = Bilangan asli 1 sampai 9


ANGKA PENTING
ANGKA PENTING adalah angka yang diperoleh dari hasil pengukuran

Terdiri dari 1/lebih angka pasti dan 1 angka taksiran

2,5 cm
2, 57 cm 2,50 cm

Secara matematis, angka 2,5 cm sama dengan 2,50 cm

Angka taksiran Akan tetapi di fisika angka tersebut digunakan untuk


Angka pasti mengetahui jenis alat ukur apa yang digunakan saat
Angka tidak pasti
Angka ragu-ragu melakukan pengukuran

Misalnya :
2,5 cm menggunakan penggaris
2,50 cm menggunakan jangka sorong
Aturan Angka Penting
Semua angka bukan nol adalah 3.
Semua angka nol yang tidak
1.
angka penting berada di sebelah kanan angka
bukan nol, bukan angka penting
1234,56 6 angka penting (6 AP)
0,00256 3 angka penting (3 AP)
0,002560 4 angka penting (4 AP)
2. Semua angka nol yang berada di
sebelah kanan angka bukan nol Angka yang berada di sebelah
4. kanan angka bertanda khusus
adalah angka penting
(garis bawah atau huruf tebal),
8050 4 angka penting (4 AP) bukan angka penting
2560 4 angka penting (4 AP)
12,650 5 angka penting (5 AP) 2560 3 angka penting (3 AP)
25600 4 angka penting (4 AP)
Operasi Angka Penting
A. Aturan pembulatan B. Penjumlahan/pengurangan angka penting

Angka lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah Hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
2,725 mm dibulatkan menjadi 2,72 mm Hasil penjumlahan/pengurangannya yaitu yang memiliki JUMLAH
ANGKA PENTING DIBELAKANG KOMA YANG PALING SEDIKIT.
Angka lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas CONTOH:
2,726 mm dibulatkan menjadi 2,73 mm 275,375 gr angka 5 adalah angka taksiran (3 AP dibelakang koma)
115,22 gr  angka 1 adalah angka taksiran (2 AP dibelakang koma)
_______ _
Angka tepat sama dengan 5, dibulatkan ke
160,155 gr  angka 55 adalah angka taksiran (ada 3 AP dibelakang koma)
BAWAH JIKA ANGKA SEBELUMNYA GENAP dan (ada 2 angka taksiran)
dibulatkan ke ATAS JIKA ANGKA SEBELUMNYA
GANJIL Penulisan hasil penjumlahan yang benar adalah 160,15 gram (hanya
memiliki 1 angka taksiran atau memiliki angka dibelakang koma yang
93,265 gram dibulatkan menjadi 93,26 gram paling sedikit yaitu 2 AP)
93,275 gram dibulatkan menajdi 93,28 gram
Operasi angka penting
C. Perkalian/pembagian angka penting D. Perkalian angka penting dengan bilangan
Hasil akhirnya yaitu Jumlah Angka Penting Yang eksak
Paling Sedikit Bilangan eksak tidak mengandung angka penting, tidak
memiliki satuan, tidak punya angka taksiran
2,50 cm (3 AP) X 20,01 cm (4 AP) = 50,025 (5 AP)
= 50,0 (3 AP) Hasil perkalian angka penting dengan bilangan eksak
adalah sebanyak angka penting semula
4,2 cm (2 AP) x 4,2 cm (2 AP) x 8,1 cm (2 AP)
= 142,884 (6 AP) 𝑐𝑚3
Contoh
= 143 (3 AP) dbisa dibulatkan menjadi 140 (3 AP)
= 143 𝑐𝑚3 (2 AP) atau 1,4 x 102 𝑐𝑚3
Sebuah benda massanya 50,12 gram. Berapakah jumlah
massa benda tersebut jika jumlah benda terdapat 12
buah?
2 AP Jumlah massa = 50,12 gram (4 AP) x 10 buah = 601,44 gram (5 AP)
= 601, 4 gram (4 AP)
Ketidakpastian Pengukuran
● Penyebab ketidakpastian pengukuran
- Kesalahan umum
pengukur kurang terampil, kurang teliti
- Kesalahan sistematis ● Kesalahan pada pengukuran berulang
yang disebabkan oleh alat, salah - Hasil pengukuran
kalibrasi, titik nol skala tidak tepat, 𝑥1 + 𝑥2 + … . . +𝑥𝑛
𝑥𝑜 =
posisi mata tidak tegak lurus dengan skala 𝑁
- Ketidakpastian
2
1 𝑁 σ 𝑥𝑖2 −(σ 𝑥1 )
∆𝑥 = 𝑁 𝑁−1

● Kesalahan pada pengukuran tunggal


- Ketidakpastian
1
∆𝑥 = 𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
● Ketidakpastian relatif
2
- Hasil pengukuran - Ketidakpastian relatif =
∆𝑥
𝑥
. 100%
X = 𝑥𝑜 + ∆𝑥
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran

● Ketelitian (presisi) ● Ketepatan (akurasi) ● Kepekaan (sensitif)

Derajat kesamaan hasil Derajat kedekatan hasil


pengukuran yang diperoleh pengukuran terhadap harga Batas ukur
dari pengukuran berulang sebenarnya maksimum/minimum alat
ukur dalam melakukan
Yang melakukan Yang melakukan pengukuran pembacaan skalanya
pengukuran berulang- mendapat hasil mirip dengan
ulang dapat dikatakan nilai sebenarnya dapat
lebih teliti dikatakan lebih tepat

Anda mungkin juga menyukai