Anda di halaman 1dari 6

PETA KONSEP

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

DINAMIKA
GERAK LURUS

berkaitan berdasarkan
dengan pada

GAYA HUKUM NEWTON

terdiri terdiri

GAYA
BERAT

HUKUM HUKUM HUKUM


I II III
NEWTON NEWTON NEWTON
GAYA
NORMAL

aplikasi
GAYA
GESEK
GERAK
LURUS

pada

BIDANG BIDANG DIHUBUNGKAN GERAK


DATAR MIRING DENGAN KATROL DALAM LIFT

iv
Gaya merupakan suatu tarikan atau dorongan pada suatu benda yang
dihasilkan dari interaksi benda dengan benda yang lainnya. Sebuah gaya yang
diberikan pada suatu benda adapat mengubah keadaan gerak, bentuk, dan ukuran
benda tersebut. Keadaan gerak yang dapat diubah oleh gaya adalah kecepatan dan
arah gerak benda.
A. JENIS-JENIS GAYA
1. Gaya Berat
Gaya berat atau berat adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
benda yang memiliki massa. Gaya berat diberi lambang w (dari kata weight).
Semua benda yang berada di bumi memiliki gaya berat akibat pengaruh
gravitasi bumi. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Arah gaya berat menuju pusat bumi


(Sumber : http://www.ayo-sekolahfisika.com/2015/11/gaya-berat-dan-gaya-normal_5.html)
Hubungan antara gaya berat dengan massa benda dapat dijelaskan
menggunakan Hukum II Newton.
Σ𝑭=𝑚𝒂 (6)
Dalam hal ini, gaya yang dimaksud adalah gaya berat (w) dan percepatan
yang bekerja adalah percepatan gravitasi bumi (g). Dengan demikian, gaya
berat dapat ditulis seperti pada persamaan 7.
𝒘=𝑚𝒈 (7)
Berat adalah gaya gravitasi bumi sehingga vektor berat searah
dengan percepatan gravitasi bumi. Artinya, berat selalu berarah tegak lurus
dengan permukaan bumi. Dengan demikian, berat suatu benda di bumi selalu
digambarkan berarah tegak lurus ke bawah, baik pada bidang datar
horizontal, bidang datar vertikal, maupun bidang miring. Untuk memahami
gaya berat dapat dilihat pada Gambar 2.

1
(a) (b) (c)
Gambar 2. Arah vector gaya berat (a) bidang horizontal (b) bidang miring (c) bidang vertikal

2. Gaya Normal
Jika dua buah benda saling bersentuhan satu sama lain, maka terdapat
gaya pada bidang batas kedua permukaan benda. Gaya yang bekerja tersebut
dikenal dengan gaya normal. Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang
bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan. Arah
gaya normal selalu tegak lurus terhadap bidang sentuh. Gaya normal diberi
simbol N. Untuk memahami gaya berat dapat dilihat pada Gambar 3

(a) (b) (c)


Gambar 3. Arah vektor gaya normal (a) bidang horizontal (b) bidang miring (c) bidang
vertikal

3. Gaya Gesek
Ketika sepeda yang sedang melaju direm, maka lama-kelamaan
sepeda akan menjadi semakin lambat hingga berhenti. Hal ini terjadi karena
adanya gaya gesek antara rem karet dengan pelek roda. Dengan demikian,
gaya gesek dapat didefinisikan sebagai gaya sentuh yang muncul jika
permukaan dua benda bersentuhan secara langsung. Arah gaya gesek
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak. Gaya gesek yang bekerja
pada benda terdiri dari dua jenis, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis. Untuk memahami gaya gesek dapat dilihat pada Gambar 4.

2
(a) (b)
Gambar 4. (a) Menarik balok di atas meja (b) Diagram gaya
Gambar 4 menunjukkan peristiwa ketika balok yang berada di atas
meja ditarik searah bidang meja. Gaya gesek bekerja diantara permukaan
meja dengan permukaan balok yang menyentuh meja. Pada saat menarik
balok dari keadaan diam sampai tepat akan bergerak akan berlaku gaya gesek
statis. Sedangkan pada saat balok sudah bergerak akan berlaku gaya gesek
kinetis.
a. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesekan yang terjadi antara dua
permukaan benda yang diam sampai benda tersebut tepat akan bergerak.
Tidak bergeraknya suatu benda meskipun ada gaya luar yang bekerja
pada benda itu menandakan bahwa resultan gaya yang bekerja padanya
bernilai nol. Hal ini terjadi karena besarnya gaya tarikan atau dorongan
yang diberikan pada benda tersebut bernilai lebih kecil atau sama dengan
gaya gesek statis, tetapi dalam arah yang berlawanan.

Gambar 5 Diagram bebas pada balok


Gambar 5 menunjukkan balok yang diam dalam keadaan
seimbang. Hal ini karena gaya normal (N) sama besar dengan gaya berat
(w), tetapi berlawanan arah. Selanjutnya, balok ditarik dengan gaya F
yang semakin besar. Pada saat balok mulai bergerak, gaya gesekan tidak
mampu lagi mengimbangi gaya Tarik yang diberikan. Dengan demikian,
dua permukaan yang mengalami kontak akan memiliki nilai maksimum
dari gaya gesek statis.

3
Besarnya gaya gesek statis ini sebanding dengan gaya normal.
Harga kesebandingan ini disebut dengan koefisien gesek statis yang
diberi simbol 𝜇𝑠 . Koefisien gesek merupakan tetapan yang menunjukkan
tingkat kekasaran permukaan benda. Jadi, besar koefisien gesek
bergantung pada sifat permukaan benda. Gaya gesek statis mempunyai
nilai yang terletak antara nol sampai nilai maksimum sebesar 𝜇𝑠 𝑵.
Besarnya gaya gesek statis ditunjukkan pada persamaan 8.
𝒇𝒔 = 𝜇𝑠 𝑵 (8)

b. Gaya Gesek Kinetis


Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang terjadi ketika
benda tersebut sudah bergerak. Gaya yang diperlukan untuk
mempertahankan gerak suatu benda lebih kecil daripada gaya yang
diperlukan untuk mulai menggerakkan benda tersebut. Untuk mulai
menggerakkan suatu benda, gaya luar F mula-mula digunakan untuk
mengatasi gaya gesek statis benda itu dengan permukaan lain yang
menyentuhnya. Setelah bergerak, sebagian gaya luar F yang
mempertahankan gerak benda itu digunakan untuk mengatasi gaya
kinetisnya, fk. Besar gaya gesek kinetis lebih kecil daripada gaya gesek
statis maksimum. Hal ini ditunjukkan pada persamaan 9.
𝒇𝒌 < 𝒇𝒔 𝒎𝒂𝒌𝒔 (9)
Besarnya gaya gesek kinetis ditunjukkan pada persamaan 10.
𝒇𝒌 = 𝜇𝑘 𝑵 ( 10 )
dengan 𝜇𝑘 disebut koefisien gesek kinetis.

4
CONTOH SOAL

Seorang anak mendorong sebuah balok dengan massa 5 kg yang berada diatas
lantai ke arah lurus horizontal dengan gaya 35 N. Jika koefisien gaya gesek statis
lantai terhadap kotak adalah 0,6, maka apa yang terjadi pada balok tersebut
(bergerak atau tetap diam)?
Diketahui :

F = 60 N
m = 5 kg
µs = 0,6
g = 10

Ditanya : ∑F = ?
Jawab :
Σ 𝑭𝒚 = 0 (benda diam)
𝑵−𝒘=0
𝑵=𝒘
𝑵=𝑚𝒈
𝑵 = (5 𝑘𝑔)( 10 m/s2 )
𝑵 = 50 𝑁
Gaya Gesekan
𝒇𝒔 = 𝜇𝒔 𝑵
𝒇𝒔 = (0,6)(50 𝑁)
𝒇𝒔 = 30 𝑁

Jika benda didorong pada arah sumbu x, maka benda akan bergerak pada arah
sumbu x

Σ 𝑭𝒙 = 𝑚 𝑎 (benda bergerak pada arah sumbu x)

Karena gaya dorong lebih besar dari gaya gesekan (F > fs), maka benda bergerak
searah dorongan anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai