Anda di halaman 1dari 11

Fisika Moderen 1

BAB REAKSI NUKLIR

13
13.1 PENAMPANG

Penampang adalah suatu cara untuk menyatakan peluang partikel


penembak akan berinteraksi dengan suatu cara tertentu dengan partikel
target. Dibayangkan bahwa setiap partikel target memiliki luas tertentu
terhadap partikel datang, semakin besar luas penampang semakin besar
peluang berinteraksi. Reaksi nuklir seperti reaksi kimiawi, menyediakan
keduanya, informasi dan cara untuk menggunakan informasi ini secara
praktis. Sebagian besar dari yang diketahui tentang inti atomik telah datang
dari eksperimen penembakan target inti diam oleh partikel penembak yang
energetik.
Suatu cara yang enak menyatakan peluang partikel penembak akan
berinteraksi dengan suatu cara tertentu dengan partikel target ialah memakai
ide penampang yang diperkenalkan dalam struktur atomik. Dalam
hubungannya dengan eksperimen hamburan Rutherford. Misalnya kita
mempunyai lempengan material yang luasnya A dan tebalnya dx. Jika
material tersebut mengandung n atom persatuan volume, maka jumlah total
ini dalam lempengan tersebut adalah nA dx, karena volumenya ialah A dx.
Jika setiap inti berpenampang σ untuk interaksi tertentu maka penampang
bersama semua inti dalam lempengan tersebut adalah nAσ dx. Jika terdapat
N partikel dalam berkas penembak, banyaknya dN berinteraksi dalam
lempengan dinyatakan sebagai berikut :
Fisika Moderen 2

𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎


=
𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝐷𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
𝑑𝑁 𝑛𝐴𝜎𝑑𝑥
=
𝑁 𝐴
Penampang :

𝑑𝑁
= 𝑛 𝜎𝑑𝑥 .........................................................................................(13.1)
𝑁

Berkas partikel yang datang pada suatu lempengan yang tebalnya x.


Jika setiap partikel hanya bisa berinteraksi satu kali, dN partikel dapat
dibayang kan dipindahkan dari berkas itu melewati tebal dx yang pertama
dari lempeng tersebut. Jadi kita harus memasukkan tanda minus dalam
persamaan 13.1 menjadi :
𝑑𝑁
− = 𝑛 𝜎𝑑𝑥
𝑁
Beri lambang 𝑁0 untuk banyaknya partikel datang mula-mula, kita
dapatkan :
𝑁 𝑑𝑁 𝑥
∫𝑁 =-𝑛 𝜎 ∫0 𝑑𝑥
0 𝑁

ln 𝑁 − 𝑙𝑛 𝑁0 =-𝑛 𝜎𝑥
Partikel tetap yang meneruskan perjalanannya :
𝑁 = 𝑁0 𝑒 −𝑛 𝜎𝑥 ...........................................................................................(13.2)

Lintasan bebas rata-rata 𝜆 sebuah partikel dalam material adalah jarak


rata-rata yang ditempuh dalam material bebelum mengalami reaksi. Karena
𝑒 −𝑛 𝜎𝑥 𝑑𝑥 ialah peluang partikel berinteraksi dalam selang dx pada jarak x,
maka kita dapatkan
Lintasan bebas rata-rata :

∫0 𝑥𝑒 −𝑛 𝜎𝑥 𝑑𝑥 1
𝜆= ∞ = 𝑛 𝜎..............................................................................(13.3)
∫0 𝑒 −𝑛 𝜎𝑥 𝑑𝑥
Fisika Moderen 3

13.2 TERMALISASI NEUTRON

Karena neutron termal – neutron termal yang berada dalam


kesetimbangan dengan lingkungannya yang penting dalam operasi reaktor
nuklir. Karena neutron tidak bermuatan dan momen magentiknya sangat
kecil, maka dalam perjalanannya neutron tidak berinteraksi dengan elektron
atomik, tetapi berinteraksi dengan intinya. Neutron dapat bertumbukan
dengan inti secara elastis (energi kinetiiknya kekal) atau secara tak elastis.
Jika tumbukannya tak elastis, inti ditinggalkan dalam keeadaan tereksitasi,
kemudian energi eksitasi dikeluarkan dalam peluruhan gama. Tumbukan tak
elastis yang tidak melibatkan penampakan partikel hanya penting pada
neutron relatif cepat (E > MeV) yang jatuh pada inti dengan Z sedang atau
besar. Dalam inti ringan, dan untuk neutron yang kurang energitik, dalam
semua zat, hamburan elastis menjadi ragam utama dari kehilangan-energi.

Neutron kehilangan paling banyak energi dalam tumbukan elastis


dengan inti bilangan bertumbukan berhadapan diabndingkan dengan
tumbukan serempet. Partikel m0 yang bertumbukan berhadapan dengan
partikel lain yang dalam keadaan diam dengan massa m2. Setelah tumbukan
kelajuan partikel ialah v’1 dan v’2. Dari hukum kekekalan momentum linear
diperoleh :
𝑚1 𝑣1 = 𝑚2 𝑣2′ − 𝑚1 𝑣1′
𝑚(𝑣1 + 𝑣1′ ) = 𝑚2 𝑣2′ ............................................................................(13.4)
1 1 2 1 2
𝑚1 𝑣1 2 = 𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′
2 2 2

2 2
𝑚1 (𝑣1 2 − 𝑣1′ ) = 𝑚2 𝑣2′

2
𝑚1 (𝑣1 + 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣1′ ) = 𝑚2 𝑣2′ .............................................................(13.5)
Fisika Moderen 4

Bagilah persamaan (13.5) dengan persamaan (13.4), maka :


𝑣1 − 𝑣1′ = 𝑣2′ .......................................................................................(13.6)
𝑣1′ = 𝑚2 − 𝑣2′

Dengan memasukkan ungkapan untuk 𝑣1′ dalam persamaan (13.4), kita


dapatkan kelajuan akhir 𝑚2

2𝑚1
𝑣2′ = 𝑚 𝑚2 ....................................................................................(13.7)
1 +𝑚2

Jadi hasil bagi rasio antara kinetik 𝐾2 ′ yaitu energi yang diberikan oleh
partikel 1 dalam tumbukan dengan energi kinetik awal 𝐾1 adalah

Transfer energi kinetik :

1 2
𝐾2 ′ 𝑚 𝑣′ 4𝑚1 𝑚2
2 2 2
= 1 2 = 𝑚 ........................................................................(13.8)
𝐾1 𝑚 𝑣′ (1+ 2 )2
2 1 1 𝑚1

13.3 REAKSI NUKLIR

Reaksi nuklir merupakan proses pengubahan inti atom melalui reaksi


pertukaran dengan partikel-partikel dasar penyusun inti atom. Reaksi nuklir
buatan pertama kali dilakukan oleh Rutherford (tahun 1919), yaitu dengan
menembaki inti nitrogen dengan partikel alfa yang berasal dari peluruhan
214
Po.
14 17
7𝑁 + 𝛼 → 𝑝 + 8𝑂

Dan dapat ditulis :


14
7𝑁 (𝛼, 𝑝) 178𝑂
Reakis nuklir pada umumnya terjadi dalam dua tahap. Pertama
partikel datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung untuk
membentuk inti baru yang disebut inti majemuk. Inti majemuk tertentu dapat
terbentuk melalui berbagai cara, misalnya :
Fisika Moderen 5

14 ∗ 13
7𝑁 → 7𝑁 + 10𝑛

14 ∗ 13
7𝑁 → 6𝐶 + 11𝐻

14 ∗ 12
7𝑁 → 6𝐶 + 21𝐻

14 ∗ 10
7𝑁 → 5𝐵 + 42𝐻𝑒

13.4 SISTEM KOORDINAT PUSAT MASSA

Analisis reaksi yang terjadi bila sebuah nukleon yang bergerak atau
inti menumbuk inti lain yang diam bisa disederhanakan dengan memakai
sistem koordinat yang bergerak dengan pusat massa partikel-partikel yang
bertumbukan.

Untuk pengamat yang berada di pusat massa, partikel-partikel itu


mempunyai momentum yang sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi jika
partikel yang bermassa 𝑚𝐴 berkelajuan v datang pada sebuah partikel diam
bermassa 𝑚𝐵 jika dilihat dari pengamat dalam laboratorium, maka kelajuan
V dari pusat massa didefinisikan melalui persayaratan

𝑚𝐴 (𝑣 − 𝑉) = 𝑚𝐵 𝑉

Kelajuan Pusat Massa :

𝑚𝐴
𝑉 = (𝑚 ) 𝑣.........................................................................(13.10)
𝐴 +𝑚𝐵

Untuk sebagian reaksi nuklir, 𝑣 ≪≪ 𝑐, sehingga perlakuan


nonrelativistik cukup memadai. Dalam sistem laboratorium, energi kinetik
total timbul dari energi kinetik partikel datang saja.

Energi kinetik dalam sistem lempengan :


Fisika Moderen 6

1
𝐾𝑙𝑎𝑏 = 2 𝑚𝐴 𝑣 2 ..........................................................................(13.11)

Dalam sistem pusat massa, kedua partikel itu bergerak dan memberi
kontribusi pada energi kinetik total :

1 1
𝐾𝑐𝑚 = 𝑚𝐴 (𝑣 − 𝑉)2 + 𝑚𝐵 𝑉 2
2 2

1 1
𝐾𝑐𝑚 = 𝑚𝐴 𝑣 2 − (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑉 2
2 2

1
𝐾𝑐𝑚 = 𝐾𝑙𝑎𝑏 − (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑉 2
2

Energi kinetik dalam sistem pusat massa :

𝑚𝐵
𝐾𝑐𝑚 = ( ) 𝐾𝑙𝑎𝑏 .................................................................(13.12)
𝑚𝐴 +𝑚𝐵

Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah


energi kinetiktotal dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik
1
(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑉 2 dari pusat massa yang bergerak. Jadi kita dapat menganggap
2

𝐾𝑐𝑚 sebagai energi kinetik gerak relatif partikel itu. Jika pertikel
bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat berubah menjadi energi
eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap mempertahankan
kekekalan momentum ialah 𝐾𝑐𝑚 yang lebih kecil dari𝐾𝑙𝑎𝑏

Harga Q suatu reaksi nuklir :

𝐴 + 𝐵 → 𝐶+ 𝐷

Didefinisikan sebagai perbedaan antara energi diam A dan B dengan energi


diam C dan D
Fisika Moderen 7

Harga Q reaksi nuklir :

𝑄 = [(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 ) − (𝑚𝐶 + 𝑚𝐷 )]𝑐 2

𝑄 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 − 𝑚𝐶 − 𝑚𝐷 )𝑐 2...........................................................(13.13)

13.5 FISSI NUKLIR

Tembakan neutron dapat menyebabkan inti tertentu mengalami fissi.


Jenis lain dari gejala nuklir yang dapat dianalisis dengan pertolongan model
tetesan-cairan ialah fissi, dalam gejala ini sebuah inti berat (A>200)
membelah menjadi dua inti yang lebih ringan. Jika tetesan cairan cukup
tereksitasi, tetesan itu dapat berisolasi dengan berbagai cara yang sederahan
ditunjukkan dalam tetesan itu dapat berisolasi dengan berbagai cara.

Inti-inti baru yang muncul sebagai hasil fissi disebut petilan fissi.
Biasanya petilan fissi ukurannya tidak sama, dan karena inti berat
mempunyai rasio neutron/proton yang lebih besar daripada inti yang lebih
ringan, inti ini berisi neutron kelebihan. Untuk mereduksi kelebihan inti, dua
atau tiga buah neutron dipancarkan oleh petilan tersebut segera setelah
terbentuknya, dan peluruhan beta yang berlangsung setelah itu menjadikan
rasio neutron/proton menjado harga yang mantap. Contoh reaksi fissi yang
bisa diambil adalah :

235 236 ∗ 140 94


92𝑈 + 10𝑛 → 92𝑈 → 54𝑋𝑒 + 38𝑆𝑟 + 10𝑛 + 10𝑛

Aspek yang sangat mencolok dari fissi nuklir ialah besarnya energi
yang terlibat. Sebagian besar energi dilepaskan ketika terjadi fissi timbul
menjadi energi kinetik petilan fissi.
Fisika Moderen 8

13.6 REAKTOR NUKLIR

Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi berantai yang


menyangkut fissi nuklir yang terkendali. Sebuah reaktor merupakan sumber
energi yang sangat efisien : fissi 1 g nuklide yang memadai per hari,
melepaskan energi dengan laju sekitar 1 MW, bandingkan dengan
pembakaran 2,6 ton batu bara perhari supaya menghasilkan energi sebesar
itu. Energi yang dilepaskan dalam sebuah reaktor nuklir timbul sebagai
kalor, dan dapat diambil dengan mengalirkan zat cair atau gas sebagai
pendingin melalui bagian dalam reaktor itu.

Dua persoalan penting alam perancangan sebuah reaktor adalah


hilangnya neutron yang melewati permukaan reaktor dan yang terserap tanpa
235
menginduksi fussi. Masing-masing fussi dalam 𝑈 mengeluarkan rata-rata
2,5 neutron, sehingga lebih dari 1,5 neutron per fissi boleh hilang supaya
masih terjadi reaksi berantai yang berjalan sendiri. Persoalan pertama dapat
dipecahkan dengan memperbesar ukuran reaktor, dan persoalan kedau
dipecahkan dengan neutron dibuat lambat oleh moderator.

13.7 REAKTOR PEMBIAK


238 232
Nuklide subur lainnya disamping 𝑈 adalah isotop thorium 𝑇ℎ
233 238
yang transmutasinya menjadi 𝑈 yang terdifusikan. Jika 𝑈 dan /atau
232
𝑇ℎ dipakai dalam suatu konfigurasi reaktor yang sesuai untuk menyerap
neutron yang tidak ikut langsung dalam terjadinya fissi, maka sama banyak
atau lebih banyak material tersisikan dihasilkan daripada yang dipakai oleh
reaktor itu. Prinsip inilah yang melandasi reaktor pembiak.
Fisika Moderen 9

13.8 DUNIA NUKLIR

Instalasi nuklir telah banyak diapkai diberbagai negara kerena harga


minyak bumi dalam tahun 1973 mendorong banyak negara melakukan
penanaman modal yang besar untuk instalasi tenaga nuklir. Produksi energi
nuklir seluruh dunia telah meningkat 20 persen pertahunsejak tahun 1973.
Pada tahun 1985 sejumlah 344 reaktor di 26 negara telah menghasilkan
100.000 MW daya listrik setara dengan 5 juta barel minyak perhari. Perancis
dan Belgia memperoleh separuh tenaga listriknya dari reaktor dalam tahun
tersebut. Beberapa negara lain seperti Finlandia, Swedia, dan Switzerland
juga tidak jauh dari itu. Pada tahun 1990, instalasi daya nuklir akan melebihi
500, dan pada tahun 2000 mungkin mencapai dua kali angka itu.

Namun pada bulan April 1986 kecelakaan berat telah menghancurkan


reaktor 1000-MW di Chenobyl di Uni Soviet. Selain keamanan reaktor,
kelemahannya adalah masalah mengenai penanganan sampah nuklir yang
ditimbulkannya.

13.9 FUSI NUKLIR DALAM BINTANG

Reaksi fusi yang berlangsung dengan sendirinya hanya dapat terjadi


dalam kondisi temperatur dan kerapatan yang tinggi (ekstrim). Temperatur
tinggi diperlukan untuk meyakinkan bahwa inti yang bereaksi memiliki
energi yang cukup untuk mengadakan gaya tolak-menolak listrik dan saling
mendekati cukup dekat supaya persayaratan daur proton-proton atau daur
multi langkah yang lain dipenuhi oleh sejumlah massa yang cukup besar
seperti yang terdapat dalam matahari, karena waktu yang cukup panjang
diperlukan antara fusi awal suatu proton dan tergabungnya menjadi partikel
alfa.
Fisika Moderen 10

Teras matahari diperkirakan bertemperatur 1,5 x 107 K,sehingga


cukup tinggi untuk memulai daur proton-proton demikian juga untuk bintang
yang lain. Lebih berat bintang tersebut, lebih tinggi temperatur terasnya, dan
lebih besar pula inti yang terbentuk.

13.10 REAKTOR FUSI

Fusi nuklir memberi harapan untuk menjadi sumber energi


akhir di dunia ini ; aman, tidak ada pencemaran dan lautan saja sudah
merupakan sumber bahan bakar yang hampir tidak terbatas.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh reaktor fusi yang sukses.


Pertama ialah temperatur yang tinggi-100 juta K atau lebih sehingga inti
bergerak cukup cepat untuk datang berdekatan walaupun ada gaya tolak dari
muatan listrik positif. Kedua ialah kerapatan inti yang cukup tinggi untuk
menjamin tumbukan smacam itu cukup sering terjadi.
Fisika Moderen 11

Contoh soal dan Pembahasan

1. Carilah energi kinetik minimum dalam sistem laboratorium yang harus


15
dimiliki proton untuk memulai reaksi 𝑁 (𝑝, 𝑛) 15
16𝑂

Pembahasan :
Reaksinya :
15 15
𝑁+ 𝑝 →𝑛+ 16𝑂

Harga Q suatu reaksi nuklir :


𝐴+𝐵 →𝐶+𝐷
Didefinisikan sebagai perbedaan antara energi diam A dan B dengan
energi diam C dan D
Sesuai dengan persamaan (13.3) :
𝑄 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 − 𝑚𝐶 − 𝑚𝐷 )𝑐 2

Massa 15𝑁,

Anda mungkin juga menyukai