13
13.1 PENAMPANG
𝑑𝑁
= 𝑛 𝜎𝑑𝑥 .........................................................................................(13.1)
𝑁
ln 𝑁 − 𝑙𝑛 𝑁0 =-𝑛 𝜎𝑥
Partikel tetap yang meneruskan perjalanannya :
𝑁 = 𝑁0 𝑒 −𝑛 𝜎𝑥 ...........................................................................................(13.2)
2 2
𝑚1 (𝑣1 2 − 𝑣1′ ) = 𝑚2 𝑣2′
2
𝑚1 (𝑣1 + 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣1′ ) = 𝑚2 𝑣2′ .............................................................(13.5)
Fisika Moderen 4
2𝑚1
𝑣2′ = 𝑚 𝑚2 ....................................................................................(13.7)
1 +𝑚2
Jadi hasil bagi rasio antara kinetik 𝐾2 ′ yaitu energi yang diberikan oleh
partikel 1 dalam tumbukan dengan energi kinetik awal 𝐾1 adalah
1 2
𝐾2 ′ 𝑚 𝑣′ 4𝑚1 𝑚2
2 2 2
= 1 2 = 𝑚 ........................................................................(13.8)
𝐾1 𝑚 𝑣′ (1+ 2 )2
2 1 1 𝑚1
14 ∗ 13
7𝑁 → 7𝑁 + 10𝑛
14 ∗ 13
7𝑁 → 6𝐶 + 11𝐻
14 ∗ 12
7𝑁 → 6𝐶 + 21𝐻
14 ∗ 10
7𝑁 → 5𝐵 + 42𝐻𝑒
Analisis reaksi yang terjadi bila sebuah nukleon yang bergerak atau
inti menumbuk inti lain yang diam bisa disederhanakan dengan memakai
sistem koordinat yang bergerak dengan pusat massa partikel-partikel yang
bertumbukan.
𝑚𝐴 (𝑣 − 𝑉) = 𝑚𝐵 𝑉
𝑚𝐴
𝑉 = (𝑚 ) 𝑣.........................................................................(13.10)
𝐴 +𝑚𝐵
1
𝐾𝑙𝑎𝑏 = 2 𝑚𝐴 𝑣 2 ..........................................................................(13.11)
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel itu bergerak dan memberi
kontribusi pada energi kinetik total :
1 1
𝐾𝑐𝑚 = 𝑚𝐴 (𝑣 − 𝑉)2 + 𝑚𝐵 𝑉 2
2 2
1 1
𝐾𝑐𝑚 = 𝑚𝐴 𝑣 2 − (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑉 2
2 2
1
𝐾𝑐𝑚 = 𝐾𝑙𝑎𝑏 − (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑉 2
2
𝑚𝐵
𝐾𝑐𝑚 = ( ) 𝐾𝑙𝑎𝑏 .................................................................(13.12)
𝑚𝐴 +𝑚𝐵
𝐾𝑐𝑚 sebagai energi kinetik gerak relatif partikel itu. Jika pertikel
bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat berubah menjadi energi
eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap mempertahankan
kekekalan momentum ialah 𝐾𝑐𝑚 yang lebih kecil dari𝐾𝑙𝑎𝑏
𝐴 + 𝐵 → 𝐶+ 𝐷
𝑄 = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 − 𝑚𝐶 − 𝑚𝐷 )𝑐 2...........................................................(13.13)
Inti-inti baru yang muncul sebagai hasil fissi disebut petilan fissi.
Biasanya petilan fissi ukurannya tidak sama, dan karena inti berat
mempunyai rasio neutron/proton yang lebih besar daripada inti yang lebih
ringan, inti ini berisi neutron kelebihan. Untuk mereduksi kelebihan inti, dua
atau tiga buah neutron dipancarkan oleh petilan tersebut segera setelah
terbentuknya, dan peluruhan beta yang berlangsung setelah itu menjadikan
rasio neutron/proton menjado harga yang mantap. Contoh reaksi fissi yang
bisa diambil adalah :
Aspek yang sangat mencolok dari fissi nuklir ialah besarnya energi
yang terlibat. Sebagian besar energi dilepaskan ketika terjadi fissi timbul
menjadi energi kinetik petilan fissi.
Fisika Moderen 8
Pembahasan :
Reaksinya :
15 15
𝑁+ 𝑝 →𝑛+ 16𝑂
Massa 15𝑁,