Bab
7 LISTRIK DINAMIS
𝐽 = 𝜎. (𝐸 + 𝑣 𝑥 𝐵).........................................................................(7.2)
Kecepatan muatan yang sangat kecil bisa diabaikan, sehingga :
𝐽 = 𝜎. 𝐸..........................................................................................(7.3)
Persamaan 7.3 disebut Hukum Ohm
Dijelaskan bahwa E=0 diluar konduktor, tetapi jika muatan tidak
𝐽
bergerak (J=0) terlebih untuk konduktor yang baik. 𝐸 = 𝜎 = 0 jika
arusnya mengalir
1
Elektrodinamika 2
Contoh 7.1
Perhatikan sebuah resistor silinder dengan luas penampang melintang
A, panjang L, dan konduktivitas 𝜎. Jika potensial konstan disetiap
ujung, dan beda potensial antar ujungnya adalah V. Bagaimnakah
arusnya ?
𝐼 = 𝐽𝐴
𝐼 = 𝜎𝐸𝐴
𝑉
𝐼=𝜎 𝐴
𝐿
𝐴
𝐼=𝜎 𝑉
𝐿
Contoh 7.2
2
Elektrodinamika 3
Solusi :
𝐼 = ∫ 𝐽 ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑎
⃗⃗⃗⃗
𝐼 = ∫ 𝜎 𝐸⃗ 𝑑𝑎
𝐼 = 𝜎 ∫ 𝐸⃗ ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑎
𝜎
𝐼= 𝜆𝐿
𝜀0
Potensial antara silinder adalah :
𝑎
𝑉 = − ∫ 𝐸⃗ ⃗⃗⃗
𝑑𝑙
𝑏
𝑏
𝑉 = ∫ 𝐸⃗ ⃗⃗⃗
𝑑𝑙
𝑎
3
Elektrodinamika 4
1 𝜆 𝑏1
𝑉= ∫ 𝑑𝑠
𝜀0 2𝜋 𝑎 𝑠
1 𝜆
𝑉= [𝐼𝑛(𝑏) − 𝑙𝑛(𝑎)]
𝜀0 2𝜋
1 𝜆 𝑏
𝑉= ln
𝜀0 2𝜋 𝑎
𝜎 2𝜋𝜀0
𝐼= 𝐿. 𝑉
𝜀0 ln 𝑏
𝑎
2𝜋 𝜎 𝐿
𝐼= 𝑏 𝑉
ln 𝑎
𝑉 = 𝐼. 𝑅..........................................................................................(7.4)
1
∇. 𝐸 = 𝜎 ∇. 𝐽 = 0.............................................................................(7.5)
Jika jarak antara dua blok adalah 𝜆 dan percepatan a, waktu yang
dibutuhkan untuk menuju blok adalah :
4
Elektrodinamika 5
2𝜆
𝑡=√
𝑎
1 𝜆𝑎
Oleh karena itu, 𝑣𝑎𝑣𝑒 = 2 𝑎 𝑡 = √ 2
Daya :
𝑃 = 𝑉. 𝐼 =.𝐼 2 𝑅...............................................................................(7.7)
5
Elektrodinamika 6
6
Elektrodinamika 7
Ada cara yang menarik untuk mendapatkan gaya gerak listrik yang
dihasilkan dalam loop yang bergak. Biarkan menjadi fluk B melalui
loop :
∅ ≡ ∫ 𝐵𝑑𝑎 ...................................................................................(7.12)
7
Elektrodinamika 8
8
Elektrodinamika 9
Percobaan 3
Dengan kedua loop dan magnet diam (gambar 7.6 c), dia mengubah
kekuatan medan (menggunakan elekktomagnet dan memvariasikan
arus didalam koil ). Hasilnya, sekali lagi arus mengalir dalam loop.
9
Elektrodinamika 10
𝜕𝐵
∇. 𝐸 = 0, ∇x𝐸 = −
𝜕𝑡
Secara matematis identik dengan :
∇. 𝐵 = 0, ∇xB = 𝜇0 𝐽
𝜕𝐵
Faraday-induksi medan magnetik ditentukan oleh − 𝜕𝑡 , dengan cara
10
Elektrodinamika 11
Contoh 7.3
Kawat lurus tak berhingga panjangnya memiliki arus yang perlahan
berubah I(t). Tentukan medan listrik yang diinduksi.sebagai fungsi
jarak s dari kawat.
Solusi :
Dalam pendekatan kualitatif, medan magnetnya adalah (𝜇0 𝐼/
2𝜋𝑠), dan lingkaran disekitar kawat. Seperti medan B dari selenoid, E
bergerak sejajar dengan sumbu. Berdasarkan Hukum Faraday :
𝑑
∮ 𝐸. 𝑑𝑙 = 𝐸(𝑠𝑜)𝑙 − 𝐸(𝑠)𝑙 = − ∫ 𝐵. 𝑑𝑎
𝑑𝑡
𝜇0 𝐼 𝑑𝐼 𝑠 1 𝜇0 𝐼 𝑑𝐼
∮ 𝐸. 𝑑𝑙 = − ∫ ′ 𝑑𝑠 = − (𝑙𝑛𝑠 − 𝑙𝑛𝑠0 )
2𝜋 𝑑𝑡 𝑠0 𝑠 2𝜋 𝑑𝑡
Sehingga :
𝜇 𝑑𝐼
𝐸(𝑠) = [2𝜋0 𝑑𝑡 ln 𝑠 + 𝐾] 𝑧̂ ...............................................................(7.20)
11
Elektrodinamika 12
7.2.3 Induktansi
Misalkan anda memiliki dua kawat loop. Jika anda
menjalankan arus konstan 𝐼1 disekitar 𝐼2 , hal itu akan menghasilkan
medan magnet 𝐵1. Beberapa medan magnet :
Gambar 7.8 Loop saat diam Gambar 7.9 Loop 1 dijalankan disekitar loop 2
Sumber : David J. Griffith Sumber : David J. Griffith
Satu fakta penting tentang medan ini ; secara proporsional untuk arus
𝐼1 . Oleh karena itu, sama hal nya dengan flux yang melalui loop 2:
∅2 = ∫ 𝐵1 . 𝑑𝑎2
∅2 = 𝑀21 𝐼1..................................................................................(7.22)
Ada rumus yang dapat digunakan untuk induktansi, yang bisa anda
dapatkan dengan menggunakan flux dalam kaitannya dengan vektor
potensial, dan teorema stokes :
Ternyata :
𝜇 𝑑𝑙1 .𝑑𝑙2
𝑀21 = 4𝜋0 ∮ ∮ ......................................................................(7.23)
𝑟
12
Elektrodinamika 13
Disamping itu :
1 1
𝑊= 2
𝐼 ∮ 𝐴. 𝑑𝑙 = 2 ∮(𝐴. 𝐼)𝑑𝑙.....................................................(7.31)
13
Elektrodinamika 14
Dalam bentuk ini, secara umum volume arus nya sudah jelas :
1
𝑊= ∫ (𝐴. 𝐽) 𝑑𝜏.......................................................................(7.32)
2 𝑣
Akan tetapi, kita bisa melakukan lebih baik lagi dan menjelaskan W
dalam medan magnet : Hukum Ampere ∇𝑥𝐵 = 𝜇0 𝐽, dengan
mengeliminasi J :
1
𝑊= ∫ 𝐴(∇𝑥𝐵) 𝑑𝜏.................................................................(7.33)
2𝜇0
14
Elektrodinamika 15
1
(i) ∇. 𝐸 = 𝜀 𝜌 (Hukum Gauss)
0
𝜕𝐵
(iii) ∇𝑥𝐸 = − 𝜕𝑡 (Hukum Faraday)
15
Elektrodinamika 16
∮ 𝐵. 𝑑𝑙 = 𝜇0 𝐼𝑒𝑛𝑐
16
Elektrodinamika 17
𝜕𝐸 1 𝑑𝑄 1
= = 𝐼
𝜕𝑡 ϵ0 A 𝐴 ϵ0 A
Sekarang mari lihat persamaan 7.37, pada integral :
𝜕𝐸
∮ 𝐵. 𝑑𝑙 = 𝜇0 𝐼𝑒𝑛𝑐 + 𝜇0 𝜀0 ∫ ( 𝜕𝑡 ) 𝑑𝑎...............................................(7.39)
arus.
17
Elektrodinamika 18
(ii) ∇. 𝐵 = 0
𝜕𝐵
(iii) ∇𝑥𝐸 + =0 (7.43)
𝜕𝑡
𝜕𝐸
(iv) ∇𝑥𝐵 − 𝜇0 𝜀0 𝜕𝑡 = 𝜇0 𝐽
(ii) ∇. 𝐵 = 𝜇0 𝜌𝑚
𝜕𝐵
(iii) ∇𝑥𝐸 = −𝜇0 𝐽𝑚 − 𝜕𝑡 (7.44)
𝜕𝐸
(iv) ∇𝑥𝐵 = 𝜇0 𝜀0 𝜕𝑡
18
Elektrodinamika 19
𝜌 = 𝜌𝑓 + 𝜌𝑏 = 𝜌𝑓 − ∇. 𝑃.............................................................(7.50)
Dan rapat arus menjadi tiga bagian :
𝜕𝑃
𝐽 = 𝐽𝑓 + 𝐽𝑏 + 𝐽𝑃 = 𝐽𝑓 + ∇𝑥𝑀 + 𝜕𝑡 ..............................................(7.51)
Atau :
∇. D = 𝜌𝑓 ......................................................................................(7.52)
Seperti dalam kasus statis :
19
Elektrodinamika 20
D = ϵ0 E + P.................................................................................(7.53)
Sementara itu :
𝜕𝑃 𝜕𝐸
∇𝑥𝐵 = 𝜇0 (𝐽𝑓 + ∇𝑥 𝑀 + )+𝜇0 ϵ0
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Atau :
𝜕𝐷
∇𝑥𝐻 = 𝐽𝑓 + 𝜕𝑡 .............................................................................(7.54)
20
Elektrodinamika 21
(i) ∮𝑠 𝐷. 𝑑𝑎 = 𝑄𝑓𝑒𝑛𝑐
(ii) ∮𝑠 𝐵. 𝑑𝑎 = 0
𝑑
(iii) ∮𝑃 𝐸. 𝑑𝑙 = − 𝑑𝑡 ∮𝑆 𝐵. 𝑑𝑎
𝑑
(iv) ∮𝑃 𝐻. 𝑑𝑙 = 𝐼𝑓 𝑒𝑛𝑐 + 𝑑𝑡 ∮𝑆 𝐷. 𝑑𝑎
𝐷1 . 𝑎 − 𝐷2 . 𝑎 = 𝜎 𝑓 𝑎
21
Elektrodinamika 22
DAFTAR PUSTAKA
22
Elektrodinamika 23
LAMPIRAN
23