Anda di halaman 1dari 14

A.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, gaya lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh medan
elektromagnetik atau gaya yang didapatkan oleh muatan listrik yang bergerak dalam
medan magnet. Pada muatan yang bergerak ini menghasilkan medan listrik (E) dan
juga menghasilkan medan magnet (B). Pada gaya lorentz arah gaya dan medan
magnet dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip kaidah tangan kanan, yaitu
bila arah medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I)
diwakili oleh ibu jari, serta arah F dapat juga ditentukan dengan kaidah skrup,
yaitu bila i diputar menuju B melalui sudut terkecil, jika ternyata arah itu diputar
ke kanan, maka arah F akan masuk seperti skrup, tetapi jika diputar ke kiri, maka
akan berlaku sebaliknya.
Adapun pokok bahasan yang akan dijabarkan pada makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Gaya magnetic pada gerak Cyclotron


2. Gaya magnetic pada gerak Cycloid
3. Gaya magnetic yang dialami oleh kawat berarus
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gaya lorenzt ?
2. Bagaimana gaya magnetic pada cyclotron ?
3. Bagaimana gaya magnetic pada Cycloid ?
4. Bagaimana gaya magnetic pada kawwat berarus ?
c. Tujuan
1. Mengetahui konsep dari gaya lorenzt
2. Mengetahui gaya magnetic pada cyclotron
3. Mengetahui gaya magnetic pada cycloid
4. Mengetahui gaya magnetic pada kawat berarus
B. URAIAN MATERI
1. Gaya Lorentz
Gaya magnet sering disebut juga dengan Gaya Lorentz merupakan gaya
yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak, atau oleh arus listrik yang berada
dalam suatu medan magnet B. Arus listrik dapat dipandang sebagai partikel
bermuatan yang bergerak, sehingga medan magnetik yang bekerja pada partikel-
partikel bermuatan, seperti ion-ion atau elektron-elektron menyebabkan timbulnya
gaya pada partikel-partikel tersebut. Gaya yang dikerjakan pada suatu penghantar
tidak lain ialah resultan gaya-gaya yang bekerja pada elektron-elektron yang bergerak
dalam penghantar tersebut. Misalkan saja muatan listrik q diletakkan (diam) pada
daerah yang bermedan magnet B, muatan q itu tidak akan mengalami gaya. Namun
bila q digerakan dengan kecepatan v maka q akan mengalami gaya yang disebut
dengan gaya lorentz. Sehingga dapat diketahui bahwa gaya Lorentz dapat timbul
dengan syarat sebagai berikut.
a. ada kawat penghantar yang dialiri arus.
b. kawat penghantar berada di dalam medan magnet.
Definisi medan magnet pada suatu titik, pertimbangkan partikel muatan q dan
bergerak dengan kecepatan 𝑣⃗. Secara experiment kita memiliki pengamatan sebagai
berikut :
1. Besarnya gaya magnet 𝐹⃗𝐵 yang diberikan pada partikel bermuatan
sebanding dengan v dan q.
2. Besarnya dan arah 𝐹⃗𝐵 tergantung pada 𝑣⃗ dan 𝐵
⃗⃗.

3. Gaya magnet 𝐹⃗𝐵 menghilang ketika 𝑣⃗ sejajar dengan 𝐵


⃗⃗. Namun, ketika 𝑣⃗
⃗⃗, arah 𝐹⃗𝐵 tegak lurus terhadap bidang yang
membuat sudut 𝜃 dengan 𝐵
⃗⃗, dan besarnya 𝐹⃗𝐵 sebanding dengan sin 𝜃.
dibentuk oleh 𝑣⃗ dan 𝐵
4. Ketika tanda muatan partikel diubah dari positif ke negative (atau
sebalinya), arah gaya magnet juga berbalik
Gambar 1.1 Arah gaya magnet

Kita tahu bahwa medan listrik 𝐸⃗⃗ memberikan gaya 𝑞𝐸⃗⃗ pada muatan q. Di
⃗⃗, muatan q mengalami gaya tambahan, dari hasil
hadapan dari medan magnet 𝐵
pengamatan di atas dapat diringkas dengan persamaan berikut :
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗
𝐹𝑚 = 𝑞𝑣⃗ × 𝐵
di mana 𝑣 adalah kecepatan muatan
 Tidak ada kekuatan pada muatan saat istirahat.
 Gaya diberikan pada muatan hanya jika ada komponen magnetic bidang tegak
lurus terhadap arah kecepatan, yaitu komponen medan magnet yang paralel
dengan 𝑣⃗ tidak berkontribusi pada ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝑚 .
 𝑣⃗ · ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝑚 = 0, yang menunjukkan bahwa gaya magnet tidak bekerja.
Dalam kasus di mana 𝐸⃗⃗ dan 𝐵
⃗⃗ hadir, gaya pada muatan q diberikan oleh

𝐹⃗ = 𝑞 (𝐸
⃗⃗⃗⃗ + 𝑣 ⃗⃗ )
⃗⃗⃗⃗ × 𝐵

Ini disebut Gaya Lorentz setelah H.E. Lorentz yang mendalilkan hubungan. Dapat
dicatat bahwa ekspresi gaya berlaku bahkan ketika 𝐸⃗⃗ dan 𝐵
⃗⃗ adalah bergantung waktu.

2. Gaya Magnetic Pada Gerak Cyclotron


Gerakan pola dasar dari partikel bermuatan dalam medan magnet
melingkar, dengan gaya magnet memberikan percepatan sentripetal. Artinya
percepatan sentripetal kepada partikel ditimbulkan oleh gaya magnet tersebut
menyebabkan partikel membuat lintasan lingkaran.
⃗⃗,dimana 𝐵
Pada Gambar (a) kecepatan partikel 𝑣⃗ ⊥ 𝐵 ⃗⃗ seragam , jika
muatan Q bergerak berlawanan, dengan kecepatan 𝑣, sekitar lingkaran dengan
jari-jari R, gaya magnet Fmag = Q(v × B) menunjukkan ke dalam, dan memiliki
besaran tetap 𝑄𝑣𝐵 - tepat untuk mempertahankan gerak melingkar beraturan :
𝑣2
𝑄𝑣𝐵 = 𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 𝑄𝐵𝑅
𝑅
di mana 𝑚 adalah massa partikel dan 𝑝 = 𝑚𝑣 adalah momentum. Persamaan
diatas dikenal sebagai formula siklotron karena menggambarkan gerak partikel
dalam siklotron yang pertama dari akselerator partikel modem.

Di asumsikan bahwa muatan bergerak dalam bidang tegak lurus ke B .


Jika dimulai dengan beberapa tambahan kecepatan 𝑣 paralel ke B, komponen
gerak ini tidak dipengaruhi oleh medan magnet, dan partikel bergerak dalam
heliks (Gambar b). Radius masih diberikan oleh persamaan diatas , namun
kecepatan yang dimaksud adalah saat komponen tegak lurus terhadap B, 𝑣⊥

(a) (b)
Gambar 1.2

Siklotron ialah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel


bermuatan, agar mempunyai energi sangat tinggi, yaitu yang dihasilkan oleh
beda potensial listrik puluhan, atau ratusan juta volt. Alat int digunakan dalam
penelitian fisika nuklir. Alat ini menggunakan medan magnet yang tegak
lurus bidang gerak partikel bermuatan. Orbit partikel bermuatan dalam
medan magnet ini berupa lingkaran. Perhatikan gambar dibawah ini !

(a) (b)
Gambar 1.3
Gambar (a) Partikel bermuatan q, bergerak dengan kecepatan v mendapat gaya
Fo ⊥ vo. Di b kecepatan vb mendapat gaya Fb ⊥ vb. Akibatnya partikel akan
bergerak dalam lingkaran , seperti pada gambar (b). Arah masuk bidang halaman
dinyatakan dengan x, yaitu arah panah dilihat dari pangakalnya.

Pada gambar ini dilukiskan suatu partikel bermuatan + q, bermassa m,


bergerak dalam bidang halaman ini dengan kecepatan v
⃗ . Arah rapat fluks B
masuk bidang. Arah gaya haruslah tegak lurus v ⃗ . Jadi 𝐹 ada pada bidang ,
⃗ dan 𝐵
dan tegak lurus v
⃗ . Selanjutnya ini berarti gaya 𝐹 hanya mengubah arah v
⃗ tanpa
mengubah besarnya. Pada diatas dilukiskan gaya di titik a, b, dan c. Karena 𝐹
selalu tegak lurus v
⃗, partikel akan bergerak pada lingkaran. Lintasan ini
disebut lintasan siklotron. Karena gaya 𝐹 selalu tegak lurus orbit lingkaran
gaya 𝐹 tidak lain adalah gaya sentripetal yang membuat partikel terus
membelok, membentuk lintasan lingkaran.

𝑚 𝑣²
𝐹 = 𝑞𝑣 𝐵 =
𝑅

Dari persamaan diatas kita peroleh jejari lintasan :

𝑚𝑣
𝑅=
𝑞𝐵

Dari persamaan diatas dapatlah kita ambil kesimpulan berikut :

a. Makin besar momentum makin besar, pula jari-jari lingkarannya.


Dikarenakan partikel yang bergerak dengan momentum besar sukar
dibelokkan.
b. Bila medan magnet kuat, jari-jari lingkaran kecil.Karena gaya sentripetal
yang besar akan menyebabkan pembelokkan yang cepat,sehingga lingkaran
menjadi kecil.

3. Gaya Magnetic Pada Gerak Cycloid


Misalnya lintasan suatu partikel bermuatan Q yang dipengaruhi selain
⃗⃗, juga mengalami medan listrik 𝐸⃗⃗ seragam, dimana 𝐸⃗⃗ tegak
oleh medan magnet 𝐵
⃗⃗. Anggap bahwa partikel mula-mula diam di titik asal 0, kemudian
lurus pada 𝐵
⃗⃗. Pada saat bergerak maka
mengalami percepatan karena adanya medan listrik 𝐵
⃗⃗ sejajar sumbu X dan arah 𝐸⃗⃗
gaya magnet akan mulai bekerja. Misalnya arah 𝐵
sejajar sumbu Z sehingga partikel akan mengalami gerak sikloid. Seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 1.4 Gaya magnetik pada gerak Cycloid

Secara matematis lintasan sikloid dapat ditentukan persamaanya. Karena


⃗⃗ dalam arah X, maka tak ada gaya yang bekerja adalah pada arah X.
𝐵

Gaya pada partikel bermuatan di hadapan kedua listrik dan medan magnet
diberikan oleh

𝐹⃗ = 𝑞(𝐸⃗⃗ + 𝑣⃗ × 𝐵
⃗⃗ )

Biarkan listrik dan medan magnet berada di sudut kanan satu sama lain, sehingga,

𝐸⃗⃗ ∙ 𝐵
⃗⃗ = 0
Jika partikel awalnya diam ada gaya magnet bertindak pada partikel. Sebagai
medan listrik memberikan gaya pada partikel, itu memperoleh kecepatan dalam
arah 𝐸⃗⃗ . Gaya magnet sekarang bergerak kesamping pada partikel.
Untuk analisis kuantitatif gerak, biarkan 𝐸⃗⃗ diambil sepanjang arah 𝑥 dan 𝐵
⃗⃗
sepanjang arah 𝑧. Karena tidak ada komponen dari gaya sepanjang arah 𝑧,
kecepatan partikel tetap nol dalam arah ini. Oleh karena itu, gerak berlangsung di
bidang 𝑥 − 𝑦. Persamaan gerak yaitu :

𝑑𝑣𝑥
𝑚 𝑑𝑡
= 𝑞(𝐸⃗⃗ + 𝑣⃗ × 𝐵
⃗⃗ )𝑥 = 𝑞𝐸 + 𝑞𝐵𝑣𝑦 (1)
𝑑𝑣𝑦
𝑚 = 𝑞(𝐸⃗⃗ + 𝑣⃗ × 𝐵
⃗⃗ )𝑦 = −𝑞𝐵𝑣𝑥 (2)
𝑑𝑡

Seperti dalam kasus sebelumnya, kita dapat memecahkan persamaan dengan


membedakan salah satu persamaan dan menggantikannya dengan yang lain,

𝑑²𝑣𝑋 𝑑𝑣𝑦 𝑞²𝐵²


𝑚 = 𝑞𝐵 =− 𝑣
𝑑𝑡² 𝑑𝑡 𝑚 𝑥

Yang mana seperti sebelumnya, memiliki solusi,

𝑣𝑥 = 𝐴 sin 𝜔𝑐 𝑡

dengan 𝜔𝑐 = 𝑞𝐵 / 𝑚. Mensubstitusi solusi ini ke dalam persamaan untuk 𝑣𝑦 ,


kita dapat menggunakan persamaan (1)

𝐸 𝑚 𝑑𝑣𝑥 𝐸 𝑚
𝑣𝑦 = − + =− + 𝐴𝜔𝐶 cos 𝜔𝑐 𝑡
𝐵 𝑞𝐵 𝑑𝑡 𝐵 𝑞𝐵

karena 𝑣𝑦 = 0 pada 𝑡 = 0, konstanta 𝐴 = 𝐸𝑞 / 𝑚𝜔𝑐 = 𝐸 / 𝐵, sehingga


demikian kita memiliki
𝐸
𝑣𝑥 = sin 𝜔𝑐 𝑡
𝐵

𝐸
𝑣𝑦 = (cos 𝜔𝑐 𝑡 − 1)
𝐵

Persamaan untuk lintasan diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan di atas


dan menentukan konstanta integrasi dari posisi awal ,

𝐸
𝑥= (1 − cos 𝜔𝑐 𝑡)
𝐵𝜔𝑐

𝐸
𝑦= (sin 𝜔𝑐 𝑡 − 𝜔𝑐 𝑡)
𝐵𝜔𝑐

Persamaan untuk lintasan adalah


𝐸 2 𝐸𝑡 2 𝐸2
(𝑥 − ) + (𝑦 − ) = 2 2
𝐵𝜔𝑐 𝐵 𝐵 𝜔 𝐶

yang mana merupakan lingkaran dengan jari-jari

𝐸
𝑅=
𝐵𝜔𝑐

pusatnya melakukan perjalanan sepanjang arah 𝑦 negatif dengan kecepatan


konstan

𝐸
𝑣0 =
𝐵

Lintasan menyerupai sebuah titik pada lingkar roda dengan jari-jari R, bergulir
sumbu y tanpa menyelip dengan kecepatan 𝑣0 . Lintasan dikenal sebagai sikloid
(cycloid) .

4. Gaya Magnetic yang dialami Oleh Kawat Berarus


Partikel bermuatan yang bergerak melalui medan magnet mengalami
sebuah gaya magnetis 𝐹⃗𝐵 . Karena arus listrik terdiri dari kumpulan partikel
bermuatan yang bergerak, ketika diempatkan dalam medan magnet, kabel
pembawa arus juga akan mengalami gaya magnet.
Pertimbangkan kawat lurus panjang yang tergantung di wilayah antara dua
kutub magnet. Medan magnet menunjukkan halaman dan diwakili dengan dot (∙).
Dapat dengan mudah diperagakan bahwa ketika arus ke bawwah lewat, kawat di
belokkan ke kiri. Namun ketika arus naik, dibelokkan ke kanan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Belokan kawat pembawa arus dengan gaya magnet


Untuk menghitung gaya yang diberikan pada kawat, pertimbangkan
segmen kawat dengan panjang l dan luas penampang A, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 1.6. Medan magnet menunjuk ke halaman, dan diwakili dengan
tanda (×).

Gambar 1.6 Potongan kawat yang panjangnya l mengalirkan arus I dalam


medan magnetic B.

Seutas kawat mengalirkan arus dalam medan magnetik. Pada seutas


kawat tersebut terdapat gaya yang besarnya sama dengan penjumlahan gaya
magnetic pada partikel bermuatan yang geraknya menghasilkan arus. Muatan
bergerak dengan kecepatan rata-rata 𝑣⃗𝑑 . Karena jumlah total dalam segmen ini
adalah 𝑄𝑡𝑜𝑡 = 𝑞(𝑛𝐴𝑙), dimana n adalah jumlsh muatan per satuan volume, gaya
magnetic total pada segmen adalah
𝐹𝐵 = 𝐼(𝑙⃗ × 𝐵
⃗⃗ )
Untuk potongan kawat kecil, gaya magnet dapat diperoleh dengan
menjumlahkan gaya yang bekerja pada segmen kecil yang membentuk kawat,
sehingga segmen diferensial tersebut dapat dinotasikan sebagai 𝑑𝑠⃗ (Gambar 1.6)

Gambar 1.7 Kawat pembawa arus ditempatkan di medanmagnet

Gaya magnet yang bekerja pada segmen tersebut adalah

𝑑𝐹⃗𝐵 = 𝐼 𝑑𝑠⃗ × 𝐵
Bila arus dalam kawat bermuatan dq melalui suatu penampang dalam
𝑑𝑞
waktu dt,maka dalam kawat mengalir arus 𝑖 = . Gaya yang bekerja pada
𝑑𝑡

⃗ adalah:
muatan dq yang mengalir dengan kecepatan 𝑣 dalam medan magnet 𝐵

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗
𝑑𝐹 = 𝑑𝑞 𝑣 × 𝐵 (4.1)

𝑑𝑞
Bila digunakan persamaan 𝑖 = dan persamaan di atas menjadi:
𝑑𝑡

𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = ∫(𝑣⃗ × 𝐵
⃗⃗ )𝑑𝑞

⃗⃗ )𝜆𝑑𝑙⃗
𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = ∫(𝑣⃗ × 𝐵

⃗⃗ )𝑑𝑙⃗
𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = ∫(𝜆𝑣⃗ × 𝐵

⃗⃗ )𝑑𝑙⃗
𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = ∫(𝐼⃗ × 𝐵

𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = ∫ 𝐼⃗(𝑑𝑙⃗ × 𝐵
⃗⃗ )

Karena besar 𝐼 konstan dalam sepanjang kawat, maka dapat keluar dari
integral, sehingga:

𝐹⃗𝑚𝑎𝑔 = 𝐼 ∫(𝑑𝑙⃗ × 𝐵
⃗⃗ ) (4.2)

Perhatikan gambar di bawah ini:


Gambar 1.6. Gaya yang bekerja pada kawat lurus arus I dalam medan magnet B
Persamaan 4.2 di atas menyatakan gaya yang bekerja pada elemen
⃗ , seperti dinyatakan pada
panjang 𝑑 𝑙 yang dialiri arus I dalam medan magnet 𝐵
⃗ tetap dan serba sama,sudut antara 𝑑 𝑙 dan 𝐵
gambar 1.6 . Bila kawat lurus, 𝐵 ⃗ tetap,
besar gaya yang bekerja pada kawat menjadi:

𝐹 = 𝑖 𝐵 sin 𝜃 ∫𝑐 𝑑𝑙 = 𝑖 𝐵 𝐿 sin 𝜃 (4.3)

Arah gaya 𝐹 searah perpindahan sekrup bila diputar dari 𝑖 ⃗⃗⃗ ⃗.


𝑑𝑙 ke 𝐵

C. Rangkuman
Gaya Lorentz merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang
bergerak, atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet B. gaya
Lorentz dapat timbul dengan syarat sebagai berikut:
a. ada kawat penghantar yang dialiri arus.
b. kawat penghantar berada di dalam medan magnet
sehingga dapat dituliskan untuk rumus gaya Lorentz :
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗
𝐹𝑚 = 𝑞𝑣⃗ × 𝐵
Medan magnet untuk gaya Lorentz dapat bergerak pada gerak
cyclotron,cycloid dan pada kawat berarus. Medan magtnet yang bergerak pada gerak
cyclotron merupakan Gerakan pola dasar dari partikel bermuatan dalam medan
magnet melingkar, dengan gaya magnet memberikan percepatan sentripetal. Artinya
percepatan sentripetal kepada partikel ditimbulkan oleh gaya magnet tersebut
menyebabkan partikel membuat lintasan lingkaran. Gerak muatan pada gerak
cyclotron membentuk lintasan berbentuk lingkaran, gaya pada gerak cyclotron sama
dengan gaya sentripetal yang dimana gaya sentripetal itu membuat gerakan muatan
membentuk lingkaran, sehingga dapat dituliskan:

𝑚 𝑣²
𝐹 = 𝑞𝑣 𝐵 =
𝑅

Medan magnet pada gerak cycloid merupakan lintasan suatu partikel


⃗⃗, juga mengalami medan
bermuatan Q yang dipengaruhi selain oleh medan magnet 𝐵
listrik 𝐸⃗⃗ seragam, dimana 𝐸⃗⃗ tegak lurus pada 𝐵
⃗⃗. Pada gerak cycloid terdapat medan
listrik yang mempengaruhi gerak dari muatan atau partikel. Secara matematis lintasan
⃗⃗ dalam arah X, maka tak ada gaya
sikloid dapat ditentukan persamaanya. Karena 𝐵
yang bekerja adalah pada arah X. Gaya pada partikel bermuatan di hadapan kedua
listrik dan medan magnet diberikan oleh:

𝐹⃗ = 𝑞(𝐸⃗⃗ + 𝑣⃗ × 𝐵
⃗⃗ )
Yang dimana terdapat medan listrik yang mempengaruhi.
Untuk kawat berarus dimana Seutas kawat mengalirkan arus dalam medan
magnetic. Pada seutas kawat tersebut terdapat gaya yang besarnya sama dengan
penjumlahan gaya magnetic pada partikel bermuatan yang geraknya menghasilkan
arus. Sehingga gaya pada seutas kawat adalah:
𝐹 = 𝐼𝑙 × 𝐵
Untuk gaya pada seutas kawat yang diambil bagian kecilnya, Jika potongan kawat
kecil dl dan gaya pada potongan kawat kecil tersebut sehingga dituliskan:
𝑑𝐹 = 𝐼 𝑑𝑙 × 𝐵

D. Contoh Soal
1. Sebuah cyclotron yang berjari-jari 53 cm beroperasi pada frekuensi 12 MHz.
Medan magnetik yang digunakan adalah 1,6 T. Partikel bermuatan yang
digunakan adalah deuteron yang bermuatan sama dengan proton tapi bermassa
dua kali massa proton. Hitung energi kinetik yang dihasilkan !
Jawab :
m  2(1,67 x10 27 )  3,34 x10 27 kg q  1,6 x10 19 B  1,6T
mv
R
qB
qRB (q  1,6 x10 19 )(0,53)(1,6)
v   27
 3,99 x10 7 m / s
m 3,34 x10
1 1
K  mv 2  (,34 x10  27 )(3,99 x10 7 )  16,6 MeV
2 2

2. Suatu elemen arus dengan panjang 3 m terletak sepanjang sumbu y dengan titik
tengahnya di titik asal. Arus yang mengalir pada elemen bessarnya 4 A dalam arah
ay jika gaya pada elemen tersebut adalah 1,2 (ax + az) N oleh medan B, tentukan
medan B.
Jawab :
𝐹 = 𝐼𝑙 × 𝐵
= 1,2 (ax + az)
𝑎𝑥 𝑎𝑦 𝑎𝑧
Det. = | 0 (4)(3) 0 |
𝐵𝑥 𝐵𝑦 𝐵𝑧

Dari persamaan di atas didapat nilai-nilai


1,2
𝐵𝑥 = −12

= -0,1
1,2
𝐵𝑧 = −12

= 0,1

Jadi,

𝐵 = (−0,1 𝑎𝑥 + 0,1 𝑎𝑦 ) 𝑇

E. Soal - soal
1. Seorang fisikawan hendak merancang sebuah siloktron yang akan digunakan
untuk mempercepat proton sehingga kecepatannya menjadi 1/10 dari kecepatan
cahaya. Magnet yang digunakan menghasilkan medan magnetic sebesar 1,4 T.
a. Hitung jari-jari siloktron tersebut
b. Hitung frekuensi dari siloktron
2. Gerak cyloid sebuah partikel bergerak dari titik O terhadap bidang x, y dan z
(bergerak medan listrik E arah sumbu z dan medan magnet B bergerak arah
sumbu x). Tunjukkan bahwa gerak partikel tersebut memberi solusi persamaan
𝐸⃗⃗
gerak : 𝑦(𝑡) = 𝐶1 𝑐𝑜𝑠𝜔
̅𝑡 + 𝐶2 𝑠𝑖𝑛𝜔
̅𝑡 + 𝐵 𝑡 + 𝐶3 dan 𝑧(𝑡) = 𝐶2 𝑠𝑖𝑛𝜔
̅ − 𝐶1 𝑠𝑖𝑛𝜔
̅+
𝑞𝐵̅
𝐶4 dengan 𝜔
̅= , q muatan partikel dan m massa partikel.
𝑚

3. Tentukan arah gaya pada kawat AB pada gambar dibawah ini !


Daftar Pustaka

Griffiths, David J. 1999. Introduction to Electrodynamics. United States of America: Prentice


Hall, Inc.
Loeksmanto,Waloejo. 1993. Medan Elektromagnetik . Bandung : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Sailah, Siti. 2014. Medan Elektromagnetik (Teori dan Contoh Soal). Yogyakarta : PT ANDI.

Anda mungkin juga menyukai