Anda di halaman 1dari 6

Nama kelompok :

1. Kadek Ari Widia Astuti 1213021058


2. Ni Putu Septariani Sunia Dewi 1213021061
3. Putu Tirta Utami 1213021062

STATISTIK MAXWELL BOLTZMANN DAN PELUANG


TERMODINAMIKA
1. Statistik Maxwell Boltzmann
Dalam mencari distribusi tingkatan energy (𝑁𝑗 ) untuk keadaan seimbang
dari system. Bahwa, kita ingin menentukan jumlah partikel 𝑁𝑗 dengan energy
𝜀𝑗 untuk semua tingkatan energy n pada system. Subjek memiliki pembatasan
kondisi sebagai berikut
∑𝑛𝑗=1 𝑁𝑗 = 𝑁 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙)…………………………………………..1
∑𝑛𝑗=1 𝑁𝑗 𝜀𝑗 = 𝑈 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖)…………………………………………..2
Dimana N dan U adalah konstan. Disini, 𝑁𝑗 adalah nomor partikel dengan
energy 𝜀𝑗 tiap tingkatan. kita perlu untuk memungkinkan degenerasi.
mempertimbangkan tingkat energi pertama, j = 1. jumlah cara memilih partikel
𝑁1 dari total N untuk ditempatkan di tingkat pertama dengan cara:
𝑁 𝑁!
( ) = 𝑁 !(𝑁−𝑁 )!.........................................................................................3
𝑁1 1 1

Bagaimana banyak cara dapat menentukan partikel 𝑁1 di tingkat


pertama?. Terdapat Keadaan kuantum 𝑔1 di tingkat pertama, sehingga untuk
setiap partikel terdapat pilihan 𝑔1 . Bahwa, terdapat (𝑔1 )𝑁1 di semua
kemungkinan. misalnya 𝑔1 = 2 dan 𝑁1 = 3. Oleh karena itu, untuk setiap
partikel terdapat 2 pilihan, sehingga terdapat 23 total pilihan. Sehingga
banyaknya cara untuk menempatkan partikel 𝑁1 ke tingkat yang mengandung
pilihan yang berbeda dari 𝑔1 adalah

𝑁!(𝑔1 )𝑁1
.......................................................................................................4
𝑁1 !(𝑁−𝑁1 )!

1
Untuk tingkatan energy kedua, situasinya sama, kecuali hanya terdapat
(𝑁 − 𝑁1 ) partikel tersisa yang harus ditangani, yaitu dengan cara:
(𝑁−𝑁1 )!(𝑔2 )𝑁2
.................................................................................................5
𝑁2 !(𝑁−𝑁1 −𝑁2 )!

Sehingga kita dapakan :


𝑁!(𝑔1 )𝑁1 (𝑁−𝑁1 )!(𝑔2 )𝑁2 (𝑁−𝑁1 −𝑁2 )!(𝑔3 )𝑁3
𝜔𝐵 (𝑁1 𝑁2 … 𝑁𝑛 ) = 𝑁 𝑥 𝑥 …
1 !(𝑁−𝑁1 )! 𝑁2 !(𝑁−𝑁1 −𝑁2 )! 𝑁3 !(𝑁−𝑁1 −𝑁2 −𝑁3 )!

(𝑔1 )𝑁1 (𝑔2 )𝑁2 (𝑔3 )𝑁3


= 𝑁! 𝑁1 !𝑁2 !𝑁3 !

𝑔𝑗 𝑁 1
= 𝑁! ∏𝑛𝑗=1 ………………………………………….6
𝑁𝑗

Persamaan 6 disebut dengan statistic Boltzmann. Untuk mencari statistic


Maxwell Boltzmann. Maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karena partikel elementer memiliki spin setengah, partikel-partikel gas
yang baik fermion atau boson; mereka jelas satu atau yang lain. Namun, hal ini
berguna; mempertimbangkan jenis lain dari statistik yang berkaitan seperti apa
yang disebut dengan gas encer. Kata encer ini dapat diartikakn untuk semua
tingkatan energy yang dimiliki oleh partikel gas. Andaikan N buah molekul
terbagi ke dalam n bilik dimana masing-masing bilik berisi 𝑁1 , 𝑁2 , 𝑁3 , … , 𝑁𝑛
molekul yang bisa disebut dengan 𝑁𝑗 . 𝑁𝑗 adalah nomor partikel dengan energy
satu partikel dibandingkan dengan tersedianya jumlah dari keadaan kuantum (𝑔𝑗 ).
Maka dalam gas encer ini diasumsikan bahwa :

𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗 untuk semua j

Kondisi ini berlaku untuk semua gas riil kecuali dengan suhu yang sangat
rendah. Jika diwilayah ini sangat sedikit keadaan untuk ditempati semuanya,
hal ini tidak mungkin bahwa terdapat lebih dari satu partikel akan menempati
keadaan tertentu. Sehingga tidak relevan atau, partikel tidak mematuhi prinsip
Pauli. Oleh karena itu, kita mungkin dapat menggunakan statistic Maxwell
Boltzmann, Fermi-Dirac, dan Bose-Einstein untuk mengidentifikasi limit dari
gas encer.
Pada statistic Fermi-Dirac diperoleh sebagai berikut:

2
𝑔 !
𝜔𝐹𝐷 = ∏𝑗 𝑁 !(𝑔 𝑗−𝑁 )!.............................................................................................7
𝑗 𝑗 𝑗

Sehingga,

𝑔𝑗 ! 𝑔𝑗 (𝑔𝑗 − 1)(𝑔𝑗 − 2) … (𝑔𝑗 − 𝑁𝑗 + 1)(𝑔𝑗 − 𝑁𝑗 )!


= ≈ 𝑔𝑗 𝑁𝑗
(𝑔𝑗 − 𝑁𝑗 )! (𝑔𝑗 − 𝑁𝑗 )!

Oleh karena itu,


𝑁
𝑔𝑗 𝑗
𝜔𝐹𝐷 ≈ ∏𝑗 , 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗 ………………………………………………………8
𝑁𝑗 !

nilai perkiraan sedikit lebih besar dari nilai yang sebenarnya karena faktor-
faktor seperti (𝑔𝑗 − 1), (𝑔𝑗 − 2), dll sehingga dapat ditulis 𝑔𝑗 .

Pada Bose-Einstein yakni

(𝑔𝑗 +𝑁𝑗 −1)!


𝜔𝐵𝐸 = ∏𝑗 ............................................................................................9
𝑁𝑗 !(𝑔𝑗 −1)!

Dimana:

(𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 1)! = (𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 1)(𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 2) … (𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 𝑁𝑗 )(𝑔𝑗 − 1)!

Kita lihat pada pembilang pada persamaan 9 terdapat 𝑁𝑗 diantara (𝑔𝑗 − 1)!.
Oleh karena itu pada 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗 maka :

(𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 1)! ≈ 𝑔𝑗 𝑁𝑗 (𝑔𝑗 − 1)!.......................................................................10

Yang memiliki perkiraan sedikit kurang dari nilai sebenarnya. Sehingga

(𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 1)! 𝑔𝑗 𝑁𝑗
𝜔𝐵𝐸 ≈∏ ≈∏ , 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗
𝑁𝑗 ! (𝑔𝑗 − 1)! 𝑁𝑗 !
𝑗 𝑗

Jelas bahwa, untuk gas encer, statistic Fermi-Dirac dan Bose-Einstein


memberikan probabilitas termodinamika yang hampir sama. Batas
classical ini disebut Statistik Maxwell-Boltzmann, diselidiki jauh sebelum
pengembangan mekanika kuantum. Dengan catatan perbedaan antara
statistic Maxwell-Boltzmann, persamaan 9, dan statistic Boltzmann, serta
persamaan 6 yiatu

3
𝜔𝐵 = 𝑁! 𝜔𝑀𝐵

𝑔𝑗 𝑁𝑗
𝜔𝑀𝐵 = ∏ , 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗
𝑁𝑗 !
𝑗

Probabilitas Boltzmann jauh lebih besar termasuk permutasi N! dari N


partikel diidentifikasi, sehingga menimbulkan microstate tambahan.
Melalui penjelasan ini terdapat dua distribusi yang teridentifikasi, yakni
statistic Boltzmann dan Maxwell-Boltzmann. Statistik Boltzmann
mengasumsikan partikel terlokaliasasi dan oleh karena itu, memiliki batas
kondisi yakni sebagian besar untuk padatan dan beberapa cairan. Kalau
statistic Maxwell-Boltzmann sangat berguna untuk mendekati kasus
special untuk gas encer, yang baik untuk model yang baik untuk gas rill
pada kondisi yang paling bawah. Begitu terjadi, distribusi yang
sesuaiadalah sama dengan distribusi Boltzmann.

2. Peluang Termodinamika

Boltzman membuat hubungan antara konsep klasik entropi dengan


peluang termodinamika. Boltzman berpendapat bahwa entropi terdiri dari fungsi
w, yaitu diliat dari persamaan:
S = f (w) .....................................................................................(1)
Dimana S dan w adalah sifat dari keadaan sistem. Agar dapat digunakan secara
langsung, f(w) harus bernilai tunggal, dan fungsi meningkat secara monoton.

Gambar 1. Dua Sistem dengan Entropi SA dan Sb

4
Bandingkan dua sistem A dan B pada gambar 1. Entropi merupakan sifat
yang luas seperti volume, dan itu akan menjadi dua kali lipat ketika massa atau
jumlah partikel berlipat. Jadi entropi merupakan gabungan dari jumlah masing-
masing subsistem.
Stotal = SA + SB
atau
f (wtotal) = f (wA) + f (wb) ................................................................(2)
Namun, satu konfigurasi subsistem dapat dikombinasikan dengan yang
lain untuk memberikan konfigurasi sistem keseluruhan. Yaitu sebagai berikut:
wtotal = wAwB .................................................................................(3)
Ini mengikuti dari fakta bahwa peluang bebasnya adalah perkalian. Untuk kembali
ke percobaan melempar koin, anggaplah bahwa dua subsistem masing-masing
terdiri dari dua koin terbedakan. Kemungkinan konfigurasi subsistem tercantum
dalam tabel 2. Peluang dua kepala di subsistem A jelas 1/4, seperti di subsistem B.
Dari tabel 1, kemungkinan mendapatkan semua kepala ketika empat koin
dilempar adalah 1/16, yang sama dengan 1/4 x 1/4.

Tabel 1. Hasil yang Mungkin dari Percobaan Melempar Menggunakan Empat Koin

Tabel 2. Konfigurasi yang Mungkin Ketika Koin Dilemparkan untuk Subsistem A


dan B, Masing-masing Terdiri dari Dua Koin

5
Sehingga sesuai dengan persamaan (3), dan karena menggabungkan persamaan
(2) dan (3), kita akan memperoleh persamaan:
f (wA) + (wB) = f (wAwB) .......................................................(4)
Hanya fungsi ini yang sesuai dengan logaritma, oleh karena itu:
S = k ln w ............................................................................(5)
di mana k adalah konstanta dengan satuan entropi. Untuk ketetapan nilai
Boltzmann yaitu:
k = 1,38 x 10-23 J K-1

Anda mungkin juga menyukai