𝑁!(𝑔1 )𝑁1
.......................................................................................................4
𝑁1 !(𝑁−𝑁1 )!
1
Untuk tingkatan energy kedua, situasinya sama, kecuali hanya terdapat
(𝑁 − 𝑁1 ) partikel tersisa yang harus ditangani, yaitu dengan cara:
(𝑁−𝑁1 )!(𝑔2 )𝑁2
.................................................................................................5
𝑁2 !(𝑁−𝑁1 −𝑁2 )!
𝑔𝑗 𝑁 1
= 𝑁! ∏𝑛𝑗=1 ………………………………………….6
𝑁𝑗
𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗 untuk semua j
Kondisi ini berlaku untuk semua gas riil kecuali dengan suhu yang sangat
rendah. Jika diwilayah ini sangat sedikit keadaan untuk ditempati semuanya,
hal ini tidak mungkin bahwa terdapat lebih dari satu partikel akan menempati
keadaan tertentu. Sehingga tidak relevan atau, partikel tidak mematuhi prinsip
Pauli. Oleh karena itu, kita mungkin dapat menggunakan statistic Maxwell
Boltzmann, Fermi-Dirac, dan Bose-Einstein untuk mengidentifikasi limit dari
gas encer.
Pada statistic Fermi-Dirac diperoleh sebagai berikut:
2
𝑔 !
𝜔𝐹𝐷 = ∏𝑗 𝑁 !(𝑔 𝑗−𝑁 )!.............................................................................................7
𝑗 𝑗 𝑗
Sehingga,
nilai perkiraan sedikit lebih besar dari nilai yang sebenarnya karena faktor-
faktor seperti (𝑔𝑗 − 1), (𝑔𝑗 − 2), dll sehingga dapat ditulis 𝑔𝑗 .
Dimana:
Kita lihat pada pembilang pada persamaan 9 terdapat 𝑁𝑗 diantara (𝑔𝑗 − 1)!.
Oleh karena itu pada 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗 maka :
(𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 − 1)! 𝑔𝑗 𝑁𝑗
𝜔𝐵𝐸 ≈∏ ≈∏ , 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗
𝑁𝑗 ! (𝑔𝑗 − 1)! 𝑁𝑗 !
𝑗 𝑗
3
𝜔𝐵 = 𝑁! 𝜔𝑀𝐵
𝑔𝑗 𝑁𝑗
𝜔𝑀𝐵 = ∏ , 𝑁𝑗 ≪ 𝑔𝑗
𝑁𝑗 !
𝑗
2. Peluang Termodinamika
4
Bandingkan dua sistem A dan B pada gambar 1. Entropi merupakan sifat
yang luas seperti volume, dan itu akan menjadi dua kali lipat ketika massa atau
jumlah partikel berlipat. Jadi entropi merupakan gabungan dari jumlah masing-
masing subsistem.
Stotal = SA + SB
atau
f (wtotal) = f (wA) + f (wb) ................................................................(2)
Namun, satu konfigurasi subsistem dapat dikombinasikan dengan yang
lain untuk memberikan konfigurasi sistem keseluruhan. Yaitu sebagai berikut:
wtotal = wAwB .................................................................................(3)
Ini mengikuti dari fakta bahwa peluang bebasnya adalah perkalian. Untuk kembali
ke percobaan melempar koin, anggaplah bahwa dua subsistem masing-masing
terdiri dari dua koin terbedakan. Kemungkinan konfigurasi subsistem tercantum
dalam tabel 2. Peluang dua kepala di subsistem A jelas 1/4, seperti di subsistem B.
Dari tabel 1, kemungkinan mendapatkan semua kepala ketika empat koin
dilempar adalah 1/16, yang sama dengan 1/4 x 1/4.
Tabel 1. Hasil yang Mungkin dari Percobaan Melempar Menggunakan Empat Koin
5
Sehingga sesuai dengan persamaan (3), dan karena menggabungkan persamaan
(2) dan (3), kita akan memperoleh persamaan:
f (wA) + (wB) = f (wAwB) .......................................................(4)
Hanya fungsi ini yang sesuai dengan logaritma, oleh karena itu:
S = k ln w ............................................................................(5)
di mana k adalah konstanta dengan satuan entropi. Untuk ketetapan nilai
Boltzmann yaitu:
k = 1,38 x 10-23 J K-1