Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koordinat thermodinamika dan sifat thermal sistem dapat diperoleh tanpa
bersandar pada pengukuran. Untuk itu diperlukan perhitungan yang berdasarkan
sifat atau kelakuan molekul sistem. Teori yang mendasari untuk mengkaji
kelakuan molekul sistem atau secara umum sistem mikroskopik, yaitu teori
kinetik dan teori mekanika statistik.
Kedua teori itu berpautan dengan molekul, gerak internal dan eksternalnya,
tumbukan antar molekul yang satu dengan yang lain serta dengan dinding yang
ada dan gaya interaksinya. Dengan menggunakan hukum mekanika dan teori
peluang, serta teori kinetik memusatkan perhatian pada perincian gerak molekul
serta dampaknya dan mampu menghadapi keadaan tak setimbang seperti berikut
ini, yaitu: (a) molekul yang terlepas dari lubang bejana, suatu proses yang dikenal
dengan sebagai efusi, (b) molekul yang bergerak dalam pipa di bawah pengaruh
perbedaan tekanan, (c) molekul bermomentum bergerak melewati bidang dan
bercampur dengan molekul yang momentum-nya lebih kecil, suatu proses
molekul yang menimbulkan viskositas, (d) molekul berenergi kinetik bergerak
melewati bidang yang bercampur dengan molekul yang energi kinetiknya lebih
kecil; suatu proses yang berkaitan dengan penghantaran kalor, (e) molekul jenis
tertentu bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul jenis lain suatu
proses yang dikenal sebagai difusi, (f) kombinasi secara kimiawi antara dua atau
lebih jenis molekul yang berlangsung dengna laju yang berhingga yang dikenal
sebagai kinetik kimiawi, (g) ketaksamaan dampak molekul yang terjadi pada
berbagai sisi benda yang sangat kecil yang melayang dalam fluida suatu
perbedaan yang menimbulkan gerak sigzag partikel yang melayang itu dikenal
sebagai gerak Brown.
Metoda statistik pertama kali dikembangkan oleh Boltzmann di Jerman dan
Gibb di Amerika Serikat. Dengan diperkenalkannya teori kuantum, Bose-
Einstein, dan Fermi-Dirac memperkenalkan modifikasi idea Boltzman, sehingga
dapat mengatasi kegagalan statistik Maxwell-Boltzmann untuk kasus tertentu.

1
Fisika Statistik
Pendekatan statistik mempunyai hubungan dengan thermodinamika dan gas
kinetik. Untuk sistem-sistem ini, energi partikel dapat ditentukan, salah satu
dengan menggunakan rata-rata statistik persamaan keadaan dari substansi dan
persamaan energi. Fisika statistik dilengkapi dengan interpretasi tentang konsep
entropi.
Mekanika statistik, tidak seperti teori kinetik, tidak mengulas secara detail
anggapan tentang tumbukan molekul antar molekul atau molekul dengan
permukaan dinding. Akan tetapi mengungkapkan fakta bahwa molekul-molekul
yang sangat banyak dan sifat-sifat rata-rata sejumlah molekul yang besar yang
dapat dihiutng tanpa informasi yang detail tentang molekul tertentu. Mekanika
statistik menghindari perincian mekanis gerak melokular dan hanya berurusan
segi energi molekul. Mekanika statistik sangat mengandalkan pada teori peluang,
tetapi lebih sederhana matematiknya daripada teori kinetik walaupun konsepnya
lebih sulit. Hanya keadaan setimbang saja yang dibahas.
Berbeda dengan teori kinetik, untuk memahami gejala-gejala thermodinamika
dengan pendekatan yang lebih banyak memanfaatkan sifat-sifat statistik benda
banyak. Molekul-molekul gas misalnya kita pelajari sebagai kumpulan benda
banyak tanpa menghiraukan perangai masing-masing molekul satu persatu.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah yang kami sajikan adalah sebagai
berikut.
1. Apakah yang dimaksud peluang thermodinamika?
2. Bagaimanakah penjabaran untuk fungsi Helmhotz?
3. Bagaimanakah hubungan antara entropi dengan peluang thermodinamika?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peluang thermodinamika.
2. Untuk mengetahui penjabaran untuk fungsi Helmhotz.
3. Untuk mengetahui hubungan antara entropi dengan peluang
thermodinamika.

2
Fisika Statistik
1.4 Metode penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam menulis makalah ini adalah metode
kajian pustaka. Dalam metode kajian pustaka penulis menggunakan buku-buku
sumber dan internet yang relevan dengan materi yang dibahas dalam makalah.

3
Fisika Statistik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Entropi dan Probabilitas (Peluang).
2.1.1 Entropi (S)
Telah diketahui bersama bahwa entropi (S) adalah salah satu variabel dalam
termodinamika. Dimana entropi lebih banyak dibahas dalam penerapan hukum ke dua
termodinamika. Dalam hal ini hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi
mengatakan, "Sebuah proses alami yang bermula di dalam satu keadaan
kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak
di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin
besar". Jadi dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa entropi adalah ukuran
ketidakteraturan sistem atau secara sederhana bisa dikatakan sebagai suattu derajat
ketidakberaturan atau derajat kehancuran. Jika entropi sistem meningkat, komponen
sistem menjadi semakin tidak teratur, random dan energi sistem lebih terdistribusi
pada range lebih besar Sdisorder > Sorder.
Pada persamaan () menyatakan jumlah titik fase Ni di dalam cell ke i di dalam
ruang fase untuk makrostate dengan peluang maksimum. Dari sudut pandang
termodinamika, keadaan seimbang untuk sistem tertutup memiliki entropi maksimum.
Jika sistem tidak seimbang maka akan terjadi perubahan dalam sistem sampai entropi
maksimum tercapai. Jadi, di dalam keadaan seimbang baik entropi dan peluang
termodinamika mempunyai harga maksimum, yang mana akan dapat digunakan
sebagai dasar memprediksi korelasinya. Dalam hal ini dapat dicari korelasinya yaitu
antara S dan W dengan meninjau dua buah sistem A dan B yang serupa yang
bersentuhan secara termal. Pada sistem A terdapat kondisi dengan besar entropi S A
dan peluang termodinamik WA, dan untuk sistem B terdapat kondisi dengan besar
entropi SB dan peluang termodinamik WB. Karena entropi merupakan perubahan
ekstensif, maka entropi total sistem gabungan adalah:
Stotal = Sfinal – Sinitial …………………………………………(37)
Jadi seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi (S) juga fungsi keadaan
yaitu hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses
terjadinya yaitu: Jika entropi meningkat maka Stotal akan negatif, sebaliknya jika
entropi turun, maka Stotal akan positif.

4
Fisika Statistik
Sedangkan untuk peluang termodinamikanya, perumusannya adalah:
Wtotal = WA .WB ……………………….…………………(38)
Jika kita ambil dalam hal ini S = f (W), maka:
f (WAWB) = f (WA) + f (WB). ……………………………………(39)
Satu-satunya fungsi yang dapat memenuhi hubungan antara entropi (S) dengan
Peluang termodinamik (W) adalah logaritma, maka dapat dituliskan persamaannya
yaitu:
S = k ln W ……………………………………………………….(40)
Dengan:
K adalah konstanta Boltzman = 1, 381 x 10-23 J/K atau 8, 617 x 10-5 eV/K.
S adalah entropi.
W adalah peluang termodinamik.
Dari sudut pandangan mekanika statistik dapat diinterpretasikan bahwa
kenaikan entropi di dalam sistem tertutup adalah sebagai konsekuensi kecendrungan
alamiah sebuah sistem dari keadaan kurang mungkin menjadi lebih mungkin.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal,
dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya
semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu
daerah bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka
semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam V.
Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers.
(40):

W1 = c V ……………………………………………….(41)

dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di


dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah
keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(41):
w = w1N = (cV)N. ………………………………………(42)
Jika persamaan (42) disubstitusikan ke (40), maka perbedaan entropi gas ideal dalam
proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah,
adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal
tersebut bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (40), menghubungkan
gambaran termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan
5
Fisika Statistik
untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana
proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum
kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini,
keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum secara
termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi
fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan. Dari
sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-
tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama
ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam
kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu vakum
setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum kedua termodinamika
memperlihatkan arah peristiwa-peristiwa yang paling mungkin, bukan hanya
peristiwa-peristiwa yang mungkin.

2.1.2 Peluang (Probability).


Konsep peluang lebih sering digunakan di dalam istilah lain seperti
ketidakketeraturan sistem. Semakin besar ketidakketeraturan, maka semakin besar
peluang termodinamika dan semakin besar entropinya. Derajat keteraturan terbesar
dari titik fase gas di dalam ruang fase tercapai jika semua berada di dalam sebuah cell,
yakni jika semuanya di dalam volume yang sangat kecil di dalam ruang biasa dan
semua bergerak dengan kecepatan sama. Peluang termodinamika W mempunyai nilai
minimum satu dan entropi k ln w adalah nol. Lebih banyak partikel yang terpancar
keluar di dalam ruang biasa, dan lebih besar kecepatan yang terpancar dalam ruang
kecepatan, maka lebih besar ketidakketeraturan dan lebih besar entropinya.
Tinjaulah sebuah contoh. Misalkan sebuah bejana dibagi menjadi dua bagain
sama dipisahkan dengan sebuah partisi. Ke dua bagian bejana tadi diisi dengan jumlah
molekul yang sama dari gas yang berbeda. Sistem mempunyai derajat keteraturan
tertentu untuk smeua molekul pada masing-masing sisi dari partisi. Jika partisi
sekarang dihilangkan, gas menyebar secara difusi ke sisi yang lain, dan akhirnya ke
dua molekul-molekul terdistribusi secara uniform ke seluruh ruang volume. Dari
awal, keteratauran tidak muncul dan sistem tidak teratur, atau ketidak teraturan telah
meningkat. Demikian pula entropinya bertambah, karena volume ditempati oleh

6
Fisika Statistik
masing-masinggas yang telah rangkap (pada temperatur konstan, jika gas adalah
ideal).
Di dalam ekspansi adiabatik reversible dari gas, volume bertambah tetapi
temperatur berkurang. Entropi yang tersisa adalah konstan, dengan demikian ketidak
teraturan juga tetap. Peningkatan ketidak teraturan sebagi akibat penambahan volume
dikonpensasi dengan penurunan ketidak teraturan akibat dari pemancaran kecepatan
yang lebih kecil pada suhu yang lebih rendah.
Menurut hukum termodinamika, proses ini hanya dapat terjadi di dalam sistem
tertutup untuk entropi yang membesar atau di dalam limit yang tersisa konstan. Setiap
proses dalam mana entropi akan berkurang merupakan sesuatu yang dilarang. Kita
lihat bahwa penjelasan statistik dalam menginterpretasikan entropi merupakan
pernyataan dogmatis yang harus dimodifiskasi. Misalnya sebuah sistem dalam
keadaan peluang termodinamika maksimum atau entropi maksimum. Keadaan ini
bukanlah statis karena perubahan kontinue titik fase di dalam ruang fase. Kadang-
kadang sebuah keadaan akan menghasilkan peluang dan juga entropi kurang dari
harga maksimum. Perubahan kecil lebih mungkin dari pada perubahan besar, namun
perubahan besar tersebut tidak mungkin. Kita akan membahas permasalahan ini lebih
detail di dalam topik fluktuasi.
Marilah kembali pada persamaan () S = k ln W. berdasarkan persamaan () dan
persamaan (), maka diperoleh:
ln W = N ln N – Σ Ni ln Ni
= N ln N – Σ Ni (ln N – ln Z - βwi)
= N ln N – ln N Σ Ni + ln Z Σ Ni + β Σ Ni wi ………………(43)
Karena Σ Ni = N dan β Σ Ni wi sama dengan energi internal U. Dengan demikian:
S = k ln W = N k ln Z + k β U ……………………………………..(44)
Berdasarkan uraian diatas, konsep temperatur tidak muncul di dalam
pengembangan teori statistik. Hal itu sekarang dapat dikumukakan sebagai berikut.
Berdasarkan prinsif termodinamika dari hubungan:
 U   S  1
  T atau    …………………………………..(45)
 S V  U V T
Berdasarkan persamaan (44), maka diperoleh:
 S  Nk  Z       
        k  kU  
 U V Z   V  U   U 

7
Fisika Statistik
  
  = k β ………………………………………………………..(46)
 U 
Dengan:
 Z 
    UZ / N ………………………………………………...(47)
 U V
Berdasarkan persamaan (46) dan (47), maka diperoleh:
β = 1/kT
sekarang konstanta β dapat ditentukan. Dengan demikian seperangkat persamaan yang
melibatkan β dapat dituliskan kembali yaitu:
Jumlah titik-titik di dalam cell ke I dapat dinyatakan dalam bentuk T.
N
Ni  exp ( wi / k T ) ……………………………………………(48)
Z
Dengan Z menyatakan fungsi partisi, yang dirumuskan sebagai:
Z = Σ exp (- wi / kT )……………………………………………….(49)
Energi internal sistem U adalah:
N
U = Σ wi Ni =
Z
w i exp ( wi / kT )

Turunan Z terhadap T adalah:


dZ 1

dT KT 2
w i exp ( wi / kT )

Dengan demikian, akan diperoleh:


NKT 2 dZ d (ln Z )
U=  N kT 2 ………………………………….(50)
Z dT dT
Kemudian berdasarkan persamaan (44), maka diperoleh:
S = N k ln Z + U/ T
Fungsi Helmholtz diberikan oleh F = U – TS, jadi akan diperoleh:
F = - N kT ln Z
Jadi, dapat kita lihat bahwa sekali fungsi partisi z telah ditentukan, maka
semua sifat-sifat thermodinamika dari sistem dapat ditentukan. Hanya perbedaan pada
energi internal dan entropi dapat di dalam thermodinamika, metode statistik
mencakup kedua pernyataan ini tanpa memerlukan konstan tak tentu.

8
Fisika Statistik
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan yang disajikan dalam makalah ini, dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut.
1. Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan
makrostate tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W. Secara umum
W adalah bilangan yang sangat besar.
2. Persamaan 𝜕 lnW = ∑(𝜕𝑁𝑖 ln 𝑁𝑖 ) merupakan peluang termodinamika
maksimum dengan menggunakan pendekatan Stirling.
3. Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann dirumuskan sebagai berikut.
𝑁𝑖 = 𝛼. 𝑒 −𝛽𝑊𝑖
4. Kuantitas  exp(-wi)memegang peranan penting di dalam teori statistik.
Kuantitas itu disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan
dengan Z (bahasa Jerman, Zustandssumme).
Z =  exp(-wi)
5. Energi internal sistem U dinyatakan dengan persamaan :
N
U = wi Ni =
Z
w i
exp   w i  kT 

6. Fungsi Helmotz, jika dinyatakan dalam bentuk fungsi partisi diperoleh:


F = - N k T ln Z
7. Jika entropi ditandai dengan S dan peluang tremodinamika ditandai
dengan W, maka hubungan S dan W dapat dituliskan sebagai berikut.
S = k ln W

9
Fisika Statistik
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Mekanika Statistika. Tersedia pada :


http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_statistika. Diakses pada tanggal 2
Mei 2009

Ngurah, A. A. G. 2005. Fisika statistik II. Bahan perkuliahan. IKIP N Singaraja.


Tidak diterbitkan.

Sujanem, R. 2004. Fisika Statistik Bagian 2. Buku ajar. IKIP N Singaraja. Tidak
diterbitkan.

Valzki. 2008. Fungsi-fungsi Termodinamika Sistem Statistika Fuzzy. Tersedia pada


http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/fisika/fungsi-fungsi-
termodinamika-sistem-statistika-fuzzy. Diakses pada tanggal 2 Mei 2009

10
Fisika Statistik

Anda mungkin juga menyukai