Anda di halaman 1dari 3

LARANGAN PAULI

Sistem yang tersusun oleh partikel-partikel tidak identik (terbedakan) dan


mematuhi hukum-hukum fisika klasik dapat didekati dengan statistik klasik
Maxwell-Boltzmann. Sedangkan pada sistem yang tersusun oleh partikel-partikel
identik (tidak terbedakan), hukum-hukum fisika klasik tidak cukup memadai
untuk merepresentasikan keadaan sistem dan hanya dapat diterangkan dengan
hukum-hukum fisika kuantum. Sistem semacam ini dapat didekati dengan statistik
modern, yaitu statistik Fermi-Dirac dan Bose-Einstein. Statistik Fermi-Dirac
sangat tepat untuk menerangkan perilaku partikel-partikel identik yang memenuhi
larangan Pauli, sedangkan statistik Bose-Einstein sangat tepat untuk menerangkan
perilaku partikel-partikel identik yang tidak memenuhi larangan Pauli.

Energi Fermi yaitu tingkat energi tertinggi yang terisi pada suhu 0 K
disebut tingkat Fermi atau energi Fermi. Pada suhu diatas 0 K, elektron-elektron
mendapat tambahan energi sehingga sejumlah elektron yang semula berada di
bawah namun dekat dengan energi Fermi naik ke atas dan meninggalkan beberapa
tingkat energi kosong yang semula ditempatinya.
Distribusi Fermi-Dirac. Dalam tinjauan ini partikel dianggap identik dan
tak dapat dibedakan satu terhadap lainnya, partikel-partikel ini juga mengikuti
prinsip eksklusi Pauli sehingga tidak lebih dari dua pastikel berada pada status
yang sama. Partikel dengan sifat demikian biasa disebut fermion. Prinsip larangan
paul dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konfigurasi electron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom.
Susunan elektron pada sebuah atom tidak sembarangan tetapi mengikuti pola atau
rumus atau kaidah tertentu yang telah di tetapkan. Terdapat tiga aturan dasar atau
azas penting yang menjadi dasar penyusunan konfigurasi elektron suatu atom.
Salah satunya yaitu larangan pauli. Asas larangan Pauli adalah prinsip mekanika
kuantum yang dirumuskan oleh fisikawan Austria Wolfgang Pauli pada tahun
1925. Prinsip larangan Pauli:
Tidak mungkin lebih dari 2 elektron menempati
orbital yang sama, dan jika 2 elektron menempati
satu orbital, spinnya harus berlawanan.
Jadi bila 𝑛, 𝑙, dan 𝑚𝑙 kedua elektron semuanya sama, 𝑚𝑠 haruslah berbeda,
sehingga kedua elektron tersebut memiliki spin berlawanan. Orbital yang sama
akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m yang sama. Dengan demikian, yang
dapat membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Setiap orbital hanya dapat
berisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan. Dengan kata lain,
setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron dengan arah spin berlawanan.
Sebagai contoh, pengisian elektron pada orbital 1s digambarkan sebagai berikut.

Dari sini muncul bilangan kuantum ke-4 yaitu bilangan kuantum spin, yang
1
bernilai: s =± 2. Berdasarkan bilangan kuantum itu, prinsip ini bisa dinyatakan:

Tidak mungkin 2 elektron pada suatu atom memiliki


ke-4 bilangan kuantum yang sama.

Contoh:

Pernyataan yang lebih canggih:


Jika label dua partikel fermion yang identik dipertukarkan, maka nilai total fungsi
gelombang sistem tersebut akan berubah tanda, sedangkan jika dua partikel boson
yang identik dipertukarkan, maka nilai total fungsi gelombang sistem tersebut
tidak akan berubah tanda.
Terdapat suatu pertanyaan, mengapa pada satu orbital hanya dapat
ditempati maksimal oleh dua elektron? Karena jika ada elektron ketiga, maka
elektron tersebut pasti akan mempunyai spin yang sama dengan salah satu
elektron yang terdahulu dan itu akan melanggar asas larangan Pauli dengan
demikian tidak dibenarkan. Jumlah elektron maksimal untuk tiap subkulit sama
dengan dua kali dari jumlah orbitalnya. Jumlah maksimum elektron adalah
sebagai berikut :
Sub kulit s maksimum isi 2 elektron

Sub kulit p maksimum isi 6 elektron

Sub kulit d maksimum isi 10 elektron

Sub kulit f maksimum isi 14 elektron

Anda mungkin juga menyukai