PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal pokok yang sangat amat penting untuk dimiliki oleh
setiap kalangan masyarakat. Pendidikan merupakan sebuah pondasi yang memegang
peranan penting dalam menentukan masa depan bangsa. Apabila disuatu Negara
masyarakatnya sudah memiliki pendidikan yang baik maka Negara tersebut akan lebih
mudah untuk mengembangkan potensi negaranya. John Dewey mengemukakan bahwa
pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan merupakan
suatu proses pembelajaran yang pasti didapatkan oleh setiap orang, pendidikan
membuat seseorang bisa berfikir lebih kritis, analitis dan rasional serta mampu
membuat seorang individu bisa bersikap lebih dewasa dalam memecahkan suatu
masalah. Pendidikan tidak semata-mata hanya untuk formalitas tetapi pendidikan
merupakan dasar fundamental serta cara berpikir seseorang.
Pembahasan mengenai pendidikan tidak akan jauh dari proses Belajar. Belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan sepanjang hayat tanpa mengenal usia. Manusia
setiap harinya tentunya melakukan pembelajaran baik formal maupun informal. Belajar
merupakan kebutuhan pokok dari setiap individu yang berlangsung sepanjang hayat,
belajar terus dilakukan oleh individu Proses belajar merupakan proses interaksi edukatif
yang terikat pada tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan khusus untuk mencapai
tujuan (Suastra, 2017). ). Dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses
mental yang aktif sementara guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran.
Proses belajar- mengajar merupakan kegiatan utama di sekolah. Dalam proses ini siswa
membangun makna dan pemahaman dengan bimbingan guru. Satu hal yang perlu
menjai perhatian guru, bahwa yang belajar dan diharapkan berhasil mencapai tujuan
adalah murid atau peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu, yang paling penting dalam
interaksi belajar mengajar adalah siswa. Diharapkan dalam proses belajar, tercipta
suasana disekoah yang termotivasi dan aktif. Guru diberikan kebebasan untuk
mengelola kelas yang meliputi strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik dari mata pelajaran, karakteristik siswa,
guru, dan sumber daya yang tersedia di sekolah.
1
Terdapat dua komponen penting dalam proses belajar yakni siswa dan guru
yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam melakukan peroses pembelajaran agar
tecipta suasana yang kondusif, aktif, termotivasi, efektif, efisien, dan dinamis maka,
guru perlu menentukan model pemebelajaran yang tepat. Model pembelajaran
merupakan seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar. Model pembelajaran dapat diartikan juga sebagai rencana atau pola yang
digunakan dalam mengatur berbagai hal yang akan dilakukan dikelas. Sehingga dapat
disimpulkan model pembelajarn ini sangat penting utuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dikelas.
Dikarenakan pentingnya penerapan model pembelajaran ini maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Model pembelajaran Kontekstual dan Inkuiri.
Kedua model pembelajaran ini cukup relevan diterapkan disekolah karena siswa
mampu berperan aktif untuk menemukan pengetahuan- pengetahuan baru.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, adalah
sebagai berikut:
2
1.4.1 Bagi Penulis
Manfaat yang penulis dapatkan dari penyusunan makalah ini adalah
memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang materi-materi yang
terkait dengan model pembelajaran Kontekstal dan model pembelajaran Inkuiri.
Pengetahuan ini nantinya bisa diterapkan ketika terjun langsung ke sekolah saat
sudah menjadi seorang pengajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Model Pembelajaran Kontekstual
Pengertian Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
4. Inquiry (Menemukan)
Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis
dan analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Sasaran utama pembelajaran dengan inquiry adalah sebagai berikut.
Keterlibatan siswa secara maksimal, yang melibatkan mental intelektual sosial
emosional siswa.
Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukannya dalam
proses inquiry.
5. Questioning (Bertanya)
Bertanya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara
informatif untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan bertanya akan mendorong siswa sebagai partisipan aktif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan ini menurut Nurhadi (2002) berguna untuk:
1) Menggali informasi, baik administratif maupun akademis.
5
2) Mengecek pemahaman siswa.
7
Guru menjelaskan kompetensi yang harus Siswa dibagi ke dalam kelompok
dicapai siswa serta manfaat dari proses kecil,sesuai dengan jumlah siswa. Guru
pembelajaran serta pentingnya materi menyajikan model atau feomena dan setiap
pelajaran yang akan dipelajari. kelompok diberi tugas untuk melakukan
observasi. Melalui observasi siswa
Guru menggali pengetahuan awal siswa
ditugaskan mencatat berbagai hal sesuai
serta menganalisis mikonsepsi siswa
dengan tujuan pembelajaran (modelling).
(konstruktivisme)
Fase 3 Fase 4
Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas Siswa melakukan observasi dan mencatat
yang harus dikerjakan oleh setiap hasil observasinya yang telah mereka
kelompok/individu siswa guna mencapai tentukan sebelumnya , serta menganalisis
tujuan pembelajaran (questioning) hasil observasinya (inkuiri)
Fase 5 Fase 6
8
tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic
assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang
apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan
mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program
pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya.
Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan
dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual
lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah
sebagai berikut.
1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa
yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pokok
dan Pencapaian Hasil Belajar.
2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu.
4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa.
5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati
partisipasinya dalam pembelajaran.
9
4. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di
lapangan.
5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari
guru.
6. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna.
Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual
berlangsung.
2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang
kurang kondusif . .
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks
ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
2.2. Model Pembelajaran Inkuiri
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri dalam bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan atau pemeriksaan atau
penyelidikan. Inkuiri adalah model pembelajaran yang memberikan siswa kebebasan
berpikir dan memungkinkan siswa untuk menggunakan segala potensinya, terutama
proses mentalnya untuk menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip -prinsip dalam
fisika serta dapat melatih proses mental lainnya yang mencirikan seorang ilmuwan.
Dengan model pembelajaran penemuan ini, materi pelajaran yang didapatkan siswa
akan lebih tahan lama, mudah diingat, lebih mudah diaplikasikan pada kondisi yang
berbeda, dapat memunculkan motivasi belajar serta dapat melatih kecakapan berpikir
secara terbuka.
Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu untuk
mendorong peserta didik menjadi insan yang cerdas, kritis dan berwawasan luas (Sadia,
2014).
Piaget memberikan definisi pendekatan inkuiri sebagai pendidikan yang
mempersiapkan situasi bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri.
10
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang
mereka ajukan (Syaiful, 2006).
Jadi, model pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa
untuk memecahkan masalah yang diberikan guru yang dikembangkan berdasarkan cara
berfikir yang bersifat penemuan yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang
teramati. Atas dasar ini model pembelajaran inkuiri menekankan pada pengalaman
lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil
kesimpulan.
Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu
dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan
pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.
11
Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Terdapat 7 jenis model pembelajaran inkuiri yaitu (Sadia, 2014):
1. Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Dalam model inkuiri terbimbing peran guru yaitu membimbing peserta didik
untuk melakukan kegiatan inkuiri dengan jalan mengajukan pertanyaan awal dan
mengarahkan siswa pada suatu diskusi. Proses ini dilakukan melalui tuntunan lembar
kerja siswa (LKS) yang lebih rinci. LKS tersebut biasanya berisi pertanyaan-
pertanyaan maupun langkah-langkah yang menuntun peserta didik agar dapat
menemukan suatu konsep maupun prinsip ilmiah yang menjadi target pembelajaran.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam pemerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing sebagai berikut:
a) Konsep-konsep serta prinsip-prinsip ilmiah harus ditemukan oleh peserta didik
melalui kegiatan pembelajaran.
b) Masalah pada setiap kegiatan inkuiri dapat dituliskan kedalam bentuk
pertanyaan.
c) Inkuiri harus dilakukan melalui kegiatan percobaan atau eksperimen.
d) Proses berpikir ilmiah, kritis dan kreatif merupakan wujud dari operasi mental
diharapkan terjadi selama proses inkuiri.
e) Guru harus menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses inkuiri.
f) Sebelum siswa melakukan kegiatan inkuiri guru perlu mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan agar proses inkuiri dapat berjalan lebih efektif.
2. Inkuiri Bebas (Free Inquiry)
Model pembelajaran inkuiri bebas adalah model pembelajaran yang dimana
peserta didik melakukan penelitian secara individu. Kegiatan pembelajaran dimulai
dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah secara mandiri. Kemudia dilanjutkan
dengan proses perumusan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan,
mengumpulkan data, menganalisis data, menginterpretasi hasil analisis data,
melakukan pembahasan temuannya dan menarik simpulan. Keseluruhan rangkaian
proses inkuiri perserta didik tidak dibimbing oleh guru ataupun jika dibimbing oleh
guru hanya sekedar. Jika guru menyediakan LKS maka,LKS tersebut bersifat terbuka
dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengembangkan penyelidikannya
atau eksperimennya secara individual. Namun, proses inkuirinya terarah pada
pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Kelebihan dari belajar
melalui model pembelajaran inkuiri bebas yaitu:
a) Adanya kemungkinan peserta didik dalam memecahkan masalahsecara terbuka
dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara.
b) Ada kemungkinan peserta didik menemukan cara atau solusi baru yang belum
pernah ditemukan oleh orang lain.
12
c) Peserta didik memperoleh kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif.
d) Peserta didik memperoleh kesempatan untuk menjadi mandiri dan konsep dirinya
menjadi lebih positif.
Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran inkuiri bebas ini juga
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
a) Waktu yang diperlukan dalam proses inkuiri bebas ini lebih lama.
b) Dikarenakan peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih sendiri
permasalahan maka ada kemungkinan masalah yang diselidiki berada di luar
konteks kurikulum.
c) Ada kemungkinan masing-masing kelompok atau individu peserta didik memilih
topik yang berlainan hal ini menyebabkan guru memerlukan waktu yang lebih
lama untuk memeriksanya.
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry)
Model inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan gabungan antara inkuiri
bebas dengan inkuiri terbimbing. Model inkuiri bebas yang dimodifikasi, permasalah
yang diselidiki oleh peserta didik berpedoman pada materi kurikulum dan
masalahnya diberikan oleh guru. Di sini guru masih memberikan bimbingan, akan
tetapi kadar bimbingannya lebih kecil dari inkuiri terbimbing dan pola bimbingannya
pun juga tidak terstruktur. Guru membatasi bimbingannya agar peserta didik
berupaya terlebih dahulu, akan tetapi jika peserta didik menemukan kendala dan
tidak dapat dipecahkan maka guru memberikan bimbingan secara tidak langsung
dengan cara memberikan contoh-contoh yang relevan dan dapat memberikan arahan
pada peserta didiknya untuk menemukan solusi. Guru dapat memberikan LKS,
namun sifat LKS tersebut tidak terstruktur secara rinci sehingga peserta didik masih
memiliki kebebasan dalam proses inkuiri ini.
4. Model Pembelajaran Inkuiri Invitasi (Invitation to Inquiry)
Model inkuiri invitasi ini peserta didik dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah dengan cara yang dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu undangan diberikan
kepada peserta didik yang berupa suatu permasalahan yang harus dipecahkan.
Permasalahan yang diberikan dirancang secara khusus dan akurat agar menantang
peserta didik untuk melakukan penyelidikan sesuai dengan langkah-langkah yang
dilakukan oleh ilmuwan.
5. Model Pictorial Riddle
Model pictorial riddle merupakan model pembelajaran inkuiri yang dapat
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok melalui
peragaan gambar maupun situasi yang sesungguhnya untuk meningkatkan
13
keterampilan berpikir kritis dan kreatif dari peserta didik. Riddle yang berupa
gambar, poster ataupun simulasi disajikan oleh guru dan ditindaklajuti dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk dicari pemecahannya melalui suatu proses inkuiri.
6. Synectics Lesson
Synectics lessonmerupakan model inkuiri yang memusatkan keterlibatan dari
peserta didik dalam membuat berbagai macam kiasan untuk menantang dan
mengemban kemampuan kemampuan kreatifnya serta menggugah potensi
intelektualnya. Ide-ide kratif peserta didik akan muncul melalui kegiatan pemecahan
masalah yang secara implisit ada di dalam kiasan tersebut. Pemecahan masalah
berlangsung dalam tahapan proses inkuiri.
7. Model Klarifikasi Nilai (Value Clarification)
Model klasifikasi nilai merupakan model pembelajaran inkuiri yang
memfokuskan peserta didik pada tata aturan maupun nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran.
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Guide Inquiry atau pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau
petunjuk cukup luas kepada siswa (Suastra, 2009). Sebagian perencanaannya dibuat oleh
guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan
kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berfikir lambat atau siswa yang mempunyai
intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan
dan siswa yang mempunyai intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu
guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus dan pandai mengendalikan
siswa.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar
lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami
konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas
yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara
individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara
mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan
14
bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi,
sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang
diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat
menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu,
bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama
berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga
guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang
diperlukan oleh siswa. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing
antara lain:
1. Problem untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pertanyaan dan
pernnyataan biasa.
2. Konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan
belajar harus dituliskan dengan jelas dan tepat.
3. Alat atau bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk
melakukan kegiatan.
6. Proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation siswa yang
diharapkan selama kegiatan berlangsung.
7. Pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah pada
pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa.
15
c. Faktor-faktor variabel yang dapat mempengaruhi hasil–hasilnya terutama penting
sekali apabila kegiatan percobaan atau penyelidikan tidak berjalan (gagal).
16
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung
dalam proses penemuan.
d. Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide
dengan baik.
17
d. Dalam beberapa bidang ilmu (misalnya sains), fasilitas yang dibutuhkan untuk
menguji ide-ide tertentu tidak tersedia.
18
adalah demokratis, kreatif
dan tanggungjawab.
Penerapan konsep Siswa menerapkan konsep- Pada fase ini
pada situasi baru konsep yang dimilikinya dalam karakter siswa yang bisa
situasi baru, misalnya dikembangkan yaitu
pamecahan masalah, latihan disiplin, kreatif, kerja
soal, dll. keras, jujur dan tanggung
jawab.
Pembuatan Siswa membuat kesimpulan Pada fase ini
kesimpulan dan terhadap hasil pengamatan yang karakter siswa yang bisa
repleksi telah mereka lakukan dan dikembangkan yaitu
melakukan refleksi terhadap disiplin, kerja keras, jujur
perkembangan belajarnya. dan tanggung jawab.
19
Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir
ilmiah tersebut.
Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan
merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan
merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk
melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argument
dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya
untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini
menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi
kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan
masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa
dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah
lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi
yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
21
pokok-pokok kegiatan yang harus menghargai guru, disiplin
dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini
dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap
langkah, mulai dari langkah
merumuskan merumuskan
masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
24
25