Gambar 1. (a) James Clerk Maxwell, (b) Ludwig Boltzmann (Anom, 2010)
Penentuan fungsi distribusi kecepatan molekul pertama kali dilakukan oleh James Clerk
Maxwell pada tahun 1859. Untuk membuktikan secara kuantitatif teori tersebut, maka seorang
ilmuan bernama Ludwig Boltzmann mengkajinya dengan menggunakan mekanika statistik. Perlu
diketahui bahwa dalam menentukan fungsi distribusi kecepatan molekul, maka terlebih dahulu
dibuat suatu model seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Dari model tersebut, kuantitas v menyatakan besarnya kecepatan atau disebut juga
dengan laju. Dalam hal ini, untuk setiap kecepatan berlaku persamaan berikut.
v 2 vx v y vz
2 2 2
Dalam sumbu koordinat ini, setiap vektor kecepatan dapat ditentukan dengan koordinat
titik ujung vektornya.Oleh karena itu, untuk membicarakan distribusi kecepatan molekul, cukup
diperhitungkan distribusi titik representatif yang merupakan titik ujung masing-masing vektor
kecepatan.Pada gambar ruang kecepatan di atas, dapat dilihat titik representatif yang terdapat
dalam prisma bervolume d x d y d z akan mempunyai koordinat (v x dv x ), (v y dv y ), (v z dv z ).
1
Gambar 2. Menentukan Fungsi Distribusi Kecepatan Molekul (Bama, 2009)
volume ini harus mengandung titik representatif yang jumlahnya banyak sekali, tetapi cukup
kecil bila dibandingkan dengan seluruh titik representatif yang ada. Distribusi kecepatan molekul
ini dianggap merupakan suatu fungsi yang kontinu meskipun sesungguhnya bila jumlah titik
representatif terbatas, fungsi distribusi kecepatan tersebut diskontinu.
Bila jumlah total molekul dalam suatu wadah adalah N (jumlah titik representatif= N),
maka pada komponen x terdapat beberapa bagian molekul yang mempunyai harga kecepatan dari
v x sampai ( v x dv x ), dengan kata lain terdapat beberapa titik representatif yang ada lembaran
(slice) yang tebalnya dv x sejajar dengan bidang YZ dan berjarak v x dari bidang YZ.
Untuk mengetahui banyaknya molekul yang mempunyai komponen kecepatan antara
v x dan ( v x dv x ), maka pertama-tama diambil suatu notasi dN vx yang menyatakan banyaknya
molekul atau titik representatif dalam suatu lembaran (slice).
2
Bila banyaknya molekul atau titik representatif dalam suatu lembaran (slice) ini
dNvx
dibandingkan dengan seluruh titik representatif (N) akan menjadi
N
dNvx
Bagian ini akan tergantung dari letak slice, jadi merupakan fungsi v x . Selain itu
N
tergantung dari tebalnya slice ( dv x ), sehingga bagian ini juga sebanding dengan dv x . Secara
dNvx
matematis bagian ini dapat dinyatakan dengan suatu persamaan berikut
N
dNv x
f v x dv x ................................................................................(1)
N
Dari persamaan ini akan didapat jumlah molekul yang memiliki komponen kecepatan
pada sumbu x dari v x sampai v x dv x seperti persamaan berikut
dNv x N f v x dv x ................................................................................(2)
Fraksi jumlah molekul dalam slice yang tegak lurus dengan sumbu v y dan v z harus diberikan
oleh fungsi v y dan v z yang mempunyai presisi sama dalam bentuk fungsi v x yaitu seperti berikut
f v y dv y
dNvy ................................................................................(3)
N
dNv z
f v z dv z ................................................................................(4)
N
Selanjutnya terdapat suatu pertanyaan “apakah fraksi molekul dengan komponen
kecepatan kearah X, yaitu antara v x dan v x dv x pada waktu yang sama memiliki komponen
kecepatan ke arah Y antara v y dan v y dv y ”? Meskipun sub kelompok molekul dNv x hanya
fraksi kecil jumlah molekul total, fraksi tersebut masih terdiri dari sejumlah besar molekul.
Maxwell berasumsi bahwa jika salah satu sub kelompok molekul dianggap jumlah molekul total,
maka fraksi jumlah molekul antara v y dan v y dv y memiliki komponen kecepatan yang cukup
besar.
Dengan asumsi tersebut, maka akan didapatkan fraksi jumlah molekul dengan
komponen kecepatan v x yang memiliki komponen X antara v x dan v x dv x sama dengan fraksi
3
jumlah total yang memiliki komponen Y di dalam rentang yang sama. Misalkan d 2 Nvx v y
menyatakan jumlah molekul yang memiliki komponen kecepatan arah sumbu X antara v x dan
Substitusi Fraksi dari jumlah total dengan komponen Y antara v y dan v y dv y pada
f v y dv y
dNv y
N
Berdasarkan persamaan (2) dinyatakan secara matematis bahwa dNvx N f v x dv x .
Oleh karena itu, kita bisa mensubstitusikan persamaan (5) dengan persamaan (2), sehingga
menjadi
d 2 Nv x v y dNv x f v y dv y
d 2 Nv x v y N f v x dv x f v y dv y
d 2 Nv x v y N f v x f v y dv x dv y
Selanjutnya akan dicari jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan komponen
pada sumbu X adalah v x sampai v x dv x dan pada sumbu Y dari v y dan v y dv y
Jumlah molekul ini akan sama dengan jumlah titik ujung vektor kecepatan yang terletak
pada prisma yang merupakan potongan. Slice yang tegak lurus dengan sumbu X sejarak vx dari
pusat sumbu O dengan tebal dvx dengan slice tegak lurus dengan sumbu Y yang berjarak sejauh
4
Z
X
Gambar 3 .Jumlah Molekul ini Dinyatakan dengan d 2 Nvxvy
Jumlah molekul atau titik representatif ini dinyatakan dengan d 2 Nvxvy . Besarnya
d 2 Nvxvy akan sebanding dengan vx , v y dan juga pada tebal dvx , dv y . Hal ini dituliskan
persamaan,
d 2 Nvx v y
f (vx ) f (v y )dvx dv y
N
Atau
d 2 Nvxvy Nf (v x ) f (v y )dv x dv y
Berdasarkan Gambar 3 di atas, dapat pula ditentukan sebagai berikut ini:
1. Jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan komponen kecepatan pada sumbu Y
adalah v y sampai ( v y + dv y ) dan pada sumbu Z adalah
vz (vz dvz )
d 2 Nv y v z N f (v y ) f (v z )dv y dv z
2. Jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan komponen pada sumbu X adalah vx
sampai ( vx dvx ) pada sumbu Z adalah vz sampai (vz dvz ) . Jumlah ini ditulis d 2 Nvx vz
sehingga:
d 2 Nvx vz Nf (vx ) f (vz )dvx dvz
5
3. Jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan komponen pada sumbu X adalah vx
d 2 Nv x v y sehingga:
d 2 Nvx v y Nf (v x ) f (v y )dvx dv y
Untuk mencari jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan komponen kecepatan
pada sumbu X adalah vx sampai ( vx dvx ), pada sumbu Y adalah v y sampai ( v y dv y ) dan pada
Molekul ini akan memiliki titik ujung kecepatan pada suatu prisma kecil merupakan
potongan dari slice yang tegak lurus sumbu X berjarak vx dari titik 0 dan dengan tebal dvx ,
dengan slice yang tegak lurus sumbu Y berjarak v y dari titik 0 dan bertebal dv y dan dengan slice
yang tegak lurus dengan sumbu Z berjarak vz dari titik 0 dan bertebal vdz . Prisma ini dapat
dilihat pada gambar berikut.
Z
dvz
dvy
Y
dvx
Selanjutnya titik-titik ujung vektor kecepatan molekul disebut titik representatif yaitu
yang mewakili molekul. Karena itu dapat dihitung pula jumlah titik representatif per satu satuan
volume adalah dan dapat ditulis ,
6
d 3 Nv x v y v z
Nf (v x ) f (v y ) f (v z )
dv x dv y dv z
Kemudian kalau sebaran ke kecepatan adalah isotropik maka adalah sama untuk
daerah yang memiliki jarak dari 0 sampai v. Berlaku formulasi:
v2 v2 x vy2 vz2
Dengan kata lain besarnya sama dalam satu shell yaitu bola berongga tipis dengan
jari-jari v dari 0 dan tebal dv.
Kulit II
Kulit I
dv
Gambar 5. Bola Berongga Tipis dengan Jari-Jari V dari 0 dan Tebal dv
Kita analisis kalau pindah dari elemen volume 1 ke elemen volume II pada umumnya
berubah. Perubahan yang terjadi karena perubahan vx , v y , vz . Secara matematik dapat
ditulis sebagai turunan parsial dari ke dvx , ke dv y dan ke dvz dan dapat ditulis dengan.
d dvx dv y dvz
vx v y vz
Untuk f( vx ) adalah fungsi dari vx dan f( v y )dan f( vz ) tak tergantung dari vx maka dapat
ditulis persamaan :
d
N f v x f (v y ) f (v z )
v x dv x
Nf ' (v x ) f (v y ) f (v z )
7
= Nf ' (v z ) f (v x ) f (v y )
v z
Kalau perubahan dvx , dv y , dvz dalam elemen II masih terletak dalam shell I, elemen
volume I dan keadaan isotropik ( = konstan) maka, d =0, dan dari persamaan
d dvx dv y dvz
vx v y vz
0 2v x dv x 2v y dv y 2v z dv z 0 v x dv x v y dv y v z dv z
v x dv x v y dv y v z dv z 0 ...............(7)
sembarang, namun harus memenuhi persamaan (7) yang disebut persamaan syarat.
Dalam hal ini, dv x , dv y , dan dv z di dalam persamaan (6) saling bebas (independen) hanya
dengan cara membuat koefisien sama dengan nol. Misalkan dv x , dv y , dan dv z independent, dalam
8
2) Hasil perkalian dengan konstanta tersebut kemudian ditambahkan pada persamaan
pokok.
3) Selanjutnya persamaan pada poin 2 dikerjakan dengan berbagai cara, yang satu satunya
adalah metode integrasi.
4) Dalam menyelesaikan persamaan di poin 3 bila diperlukan menurut keadaannya,
konstanta integrasinya dipilih misalnya dalam bentuk ln , di mana juga merupakan
suatu konstanta yang akan ditentukan pula.
1) Sebagai langkah pertama, kalikanlah persamaan syarat dengan konstanta tak tentu ,
sehingga dari persamaan (7) akan diperoleh
v x dvx v y dv y v z dv z 0
2) Langkah kedua, tambahkan persamaan pokok dengan hasil ini, sehingga diperoleh
Oleh karena dv x , dv y , dan dvz tidak saling bergantung, maka persamaan ini akan benar
kalau koefisien dari dv x , dv y , dan dvz masing-masing sama dengan nol, sehingga akan
f ' (v z )
v z 0
f (v z )
9
Proses Pencarian Solusi Secara Matematis
f ' (v x ) f ' (v x )
v x 0 v x
f (v x ) f (v x )
f ' (v x )
v x dv x dv x
f (v x )
1 1
v x C
2
. f ' (v x )dv x
2 f (v x )
d f (v x )
1 1
v x C
2
2 f (v x )
2
1
vx ln f (vx ) C
2
2
C dalam persamaan ini merupakan konstanta integrasi yang nilainya dapat dimisalkan
dengan ln , oleh karena itu persamaan di atas akan menjadi
1
v x 2 ln f (v x ) C
2
1
v x ln f (v x ) ln
2
2
f ( v x ) f ( v x ) 2 v x 2
1
1
v x ln
2
, e
2
1
v x 2
f (v x ) . e 2
Metode integrasi seperti ini juga digunakan untuk menentukan f (v y ) dan f (v z ) , yang
f (v x ) e ( vx 2 )
( vy 2 )
f (v y ) e
f (v z ) e ( vz
2
)
Dengan
2
10
Jadi bentuk fungsi f (v x ) telah tertentu, tetapi muncul dua konstanta yaitu dan
yang nilainya belum diketahui.Selanjutnya, denganmensubstitusi persamaan yang diperoleh
maka akandidapat persamaan baru seperti berikut.
d 3 N N 3 e
2
(vx 2 v y 2 vz 2 ) dv dv dv
x y
d 3 N N 3 e v dv x dv y dv
2 2
N 3 e v dv x dv y dv z
2 2
d 3N
dv x dv y dv z dv x dv y dv z
N e v
2 2
3
Jadi kerapatan hanya merupakan fungsi v saja sesuai dengan asumsi distribusi isotropik
dan grafiknya dapat diplot seperti terlihat pada gambar.
d 3N
dvx dv y dvz
v
Gambar 6. Grafik terhadap v
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa massa jenis bernilai paling besar
jika v 0 . Adapun penurunan nilai massa jenis ini bersamaan dengan membesarnya nilai v.
jumlah molekul dengan laju yang besarnya antara v dan v dv untuk distribusi kecepatan
isotropik.
Molekul yang memiliki laju dari v sampai v dv , titik representatifnya akan terletak
pada lapisan bola yang jari-jarinya v dan tebalnya dv . Perlu diingat bahwa Jumlah titik
11
representasi pada lempeng konsentrik yang berjarak v dari pusat dan ketebalan dv adalah
dN v 4v 2 dv dimana 4 v 2 dv adalah volume dari lempeng konsentrik (volume
materialnya, bukan volume yang dilingkupi oleh material tersebt). Sebelumnya sudah diketahui
bahwa kerapatan pada jarak v dari pusat bola adalah N 3 e v . Dengan demikian, jumlah
2 2
molekul yang memiliki laju dari v sampai v dv dinyatakan dengan dN v seperti berikut
dN v . 4 v 2 dv dN v N 3 e v .4 v 2 dv
2 2
dN v 4 N v 2 3 e v dv
2 2
4 N v 2 3 e v
dN v
2 2
dv
dN v
Rasio disebut fungsi distribusi laju molekul dari Maxwell
dv
4 N v 2 3e v
dN v 2 2
dv
Fungsi distribusi laju ini tidak sama dengan distribusi kecepatan, di mana fungsi
distribusi laju ini tidak menyatakan jumlah molekul per satuan volume, tetapi jumlah molekul
per satuan rentangan laju dv . Jika digambarkan dalam bentuk grafik, fungsi distribusi laju
dN v
molekul terlihat seperti berikut.
dv
dN v
dv
dN v
dv
v0 v
dv
Gambar 7. Grafik Fungsi Distribusi Kelajuan Maxwell Boltzmann
Kurva tersebut berbentuk kurva normal, di mana luas daerah yang diarsir di bawah
kurva menyatakan jumlah molekul yang mempunyai kelajuan antara v dan v dv . Meskipun
12
kerapatan atau jumlah titik representatif per satuan volume adalah maksimum pada titik asal,
akan tetapi jumlah molekul maksimum berada pada kulit bola yang jari-jarinya v m dan terletak
pada kurva distribusi laju maksimum.
Selanjutnya akan ditentukan jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan
komponen kecepatan pada sumbu X dari v sampai v dv . Jumlah molekul ini dinyatakan
dengan dNv x yang besarnya dirumuskan seperti berikut.
dNv x Nf (v x ) dv x
Oleh karena
f (v x ) e ( vx 2 )
2
,
Maka
dNv x Ne ( vx 2 )
2
dv x
Dengan demikian akan didapat jumlah molekul per satuan komponen kecepatan pada
sumbu X seperti berikut
dNv x
Ne ( vx )
2 2
dv x
dNv x
dv x
dNv x
dv x
v0
dv x vx
Gambar 8.Grafik Fungsi Distribusi Kecepatan Maxwell Boltzmann
Sama halnya dengan jumlah molekul per satuan komponen kecepatan pada sumbu Y
dan sumbu Z.
13
dNv y ( 2v y 2 ) dNv z
N e Ne ( vz )
2 2
dv y dv z
v e
2 ( 2v 2 )
dN v 4 N 3
dv
0
Apabila dN v diintegralkan untuk seluruh nilai dari v 0 sampai v , maka akan didapat
jumlah molekul total (N).
N dv
N 4 N 3 v 2 e (
2 2
v )
dv
0
Untuk dasar perhitungan selanjutnya, diberikan suatu hasil integrasi dari integral-integral tertentu
berikut.
Bentuk Integral
x e
( ax
dx f (n)
2
n )
x e ( ax ) dx 2 f (n)
2
n
x e ( ax ) dx 0
2
n
14
Tabel 1.Daftar Hasil Integrasi
n f (n) n f (n)
1 a
0 1 1 2
2 a
2 1 3
4 a3 1 a2
2
4 3 5
8 a5 1
a3
6 15 7 3
16 a7 a4
v e
2 (
N 4 N
2 2
3 v )
dv
0
1
N 4 N 3
3
4 a
2
1
N 4 N . 3
4 3
N3
N
3
3
3 2
3
3
3
3
Dengan demikian nilai dN v dapat ditentukan dengan konstanta saja, sehingga akan
didapat hasil seperti berikut
dN v 4Nv 2 3 e (
2 2
v )
dv
3
4N ( 3 )v 2 e (
2 2
2 v )
dv
4
N 3 v 2 e (
2 2
v )
dv
Besarnya harga ini ditentukan dengan kecepatan rata-rata v yang dirumuskan sebagai
berikut:
15
v dN v
v 0
N
4
N 3 v 3 e (
2 2
v )
dv
v 0
N
4
v e
3 (
v
2 2
3 v )
dv
0
4 1
v 3
2 ( 2 )2
2 2
v
v
Jadi,
2
v
0
Berdasarkan tabel nilai integral, akan didapatkan seperti berikut.
1
4 33 2
v rms
8 ( 2 ) 5
1
3 1 2
v rms 2
2
3 1
.
2 v rms
16
Besarnya Ditentukan Dengan Nilai v m
Peluang laju molekul paling banyak v m berkaitan dengan jari-jari kulit bola dalam
ruang kecepatan yang terdiri dari jumlah titik representatif terbesar. Dalam artian, sebagian besar
molekul memiliki memiliki laju sebesar v m . Untuk dapat menentukan v m , terlebih dahulu harus
dicari nilai v dari fungsi distribusi laju yang maksimum dengan mengambil turunan terhadap v
sama dengan nol.
Diketahui fungsi distribusi laju molekul
dN v 4
N 3 v 2 e ( v )
2 2
dv
d dN v d 4 3 2 ( 2v 2 )
0 N v e 0
dv dv dv
d 4 2 2
N 3 v 2 e ( v ) 0
dv
8 8
N 3 v e ( N 3 v 2 2 ve( 0
2 2 2 2
v ) v )
8
N 3 v e ( 2 2
v )
2 v 2 e (
2 2
v )
0
e ( 2 v 2 e ( 0
2 2 2 2
v ) v )
e ( 2 v 2 e (
2 2 2 2
v ) v )
2 vm 2 1
1 1
2
vm vm
3KT
Pada pembahasan sebelumnya, terdapat suatu persamaan v rms , dan dengan
m
3 1
persamaan . , maka akan muncul persamaan baru untuk seperti berikut ini.
2 v rms
3 1 3 m
. .
2 3KT 2 3KT
m
m
2 KT
17
Substitusi nilai ini untuk tiga distribusi, maka akan diperoleh tiga persamaan seperti
berikut.
3
4 N m 2 2 ( 2 mv2 / 2 KT )
dN v v e dv ..............................................(a)
2 KT
3
N m 2 ( 2 mv2 / 2 KT )
d Nv x v y v z 3
3
2 KT e dv x dv y dv z ...............................(b)
2
1
N m 2 2 ( 2 mvx 2 / 2 KT ) ..............................................(c)
dNv x v e dv x
2 KT
Persamaan (a) dNv menyatakan jumlah molekul dengan ujung vektor kecepatan pada
kulit bola dalam ruang kecepatan yang berjari-jari v dan tebalnya dv . Persamaan (b) d 3 Nvx v y vz
menyatakan jumlah molekul dengan ujung vektor kecepatan di dalam elemen volume ruang
kecepatan dv x dv y dv z . Persamaan (c) dNvx menyatakan jumlah molekul dengan ujung vektor
kecepatan di dalam slice tipis yang tegak lurus dengan sumbu X dan berjarak v x dari pusat
koordinat.
Masing-masing fungsi distribusi bergantung pada temperatur.Salah satu contohnya terlihat
dN v
pada grafik fungsi untuk temperatur yang berbeda.
dv
18
Pada grafik tersebut, T1>T2>T3, akan tetapi luas daearah di bawah kurva untuk tiga
kurva tersebut adalah sama, karena luas daerah tersebut menyatakan jumlah molekul total.Dari
hubungan laju rata-rata ( v ), v rms dengan , dan dari pernyataan dalam bentuk T, diperoleh
1 1
vm vm
m
2 KT
2 KT
vm
m
2
v
2
v
m
2 KT
8KT
v
m
3KT
v rms
m
19