PENDAHULUAN
2H
masing-masing cell yaitu : n dan jumlah titik maksimum di dalam masing-
h3
masing cell adalah n.
Untuk lebih memahami tentang statistik kuantum, maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai salah satu dari yang termasuk statistik kuantum, panas jenis gas
electron, emisi termionik, fenomena Fermi Dirac dalam kehidupan sehari-hari yang akan
dipaparkan pada bab pembahasan
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk dapat menjelaskan panas jenis gas elektron.
1.3.2 Untuk dapat menjelaskan emisi termionik.
1.3.3 Untuk dapat menjelaskan fenomena fermi-dirac dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mampu menjelaskan panas jenis gas elektron.
1.4.2 Mampu menjelaskan emisi termionik.
1.4.3 Mampu memahami fenomena fermi-dirac dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
wdN w
w 0
dN
0
w
1
4V w 2
3
0 h 3
w 2 m 2
exp ( w wm ) / kT 1
dw
w 1
4V w 2
3
0 h 3 2 m 2
exp ( w wm ) / kT 1
dw
Nol absolut merupakan batas limit atas integral yang dapat diambil karena pada
temperatur ini tidak ada elektron dengan energi yang lebih besar daripada wmo . Untuk
w < wmo, dan pada T = 0 K, maka dari persamaan materi sebelumnya akan diperoleh :
4 V
dN w (2m) 3 / 2 wdw
h3
Sehingga:
w o 53 wmo
Energi rata-rata pada sembarang temperatur diperoleh dengan cara yang sama, dengan
menggunakan perluasan deret untuk wm sebagai fungsi T dan integrasi dari 0 sampai ,
diperoleh :
5 2 kT
2
w 53 wmo 1 . . . (1)
12 wmo
3
Energi internal total U dari N elektron adalah :
U Nw
Kajian Statistik Fermi-Dirac diperoleh bahwa panas jenis gas elektron dipengaruhi oleh
temperature. Sehinggga N sama dengan bilangan Avogadro, Nk = R dan C v menjadi
panas jenis molar cv yaitu :
2 kT
Cv R (2)
2wmo
y
vx
s = vxdt
Permukaan
x
Gambar 1. Gerakan Elektron Menuju Permukaan Logam
Beda potensial antara elektrode pengumpul dan pemancar (emiter) cukup besar,
semua elektron yang dipancarkan akan terkumpul. Berkaitan kerapatan arus pada
permukaan pemancar disebut rapat arus jenuh, Jsat.
Luas permukaan logam adalah A, jarak yang ditempuh elektron menuju permukaan
logam adalah s, maka volume batangan logam adalah V A . v x dt . Persamaan ini
kemudian disubstitusi pada persamaan
4
4Vm 2 kT
dNv x ln exp{ wm w x / kT } 1 dv x
h3
Sehingga di peroleh persamaan sebagai berikut.
4 A . v x dt m 2 kT
dNv x ln exp{ wm wx / kT } 1 dv x
h3
dNv x 4 . v x m 2 kT
ln exp{ wm wx / kT } 1 dv x
A dt h3
dNv x e 4 . v x m 2 e kT
ln exp{ wm wx / kT } 1 dv x
A dt h3
dNv x e 4 . m 2 e kT
ln exp{ wm wx / kT } 1 v x dv x
A dt h3
4 . m 2 e kT
dJv x ln exp{ wm wx / kT } 1 dwx
h 3 m
4mekT
dJvx = ln exp[( wm w x ) / kT ] 1 dv x (3)
h3
Semua permukaan konduktor, terdapat sesuatu yang disebut dengan Potensial Barier,
yaitu suatu daerah sempit di mana medan listrik mengarahkan sedemikian elektron
bergerak pelan mendekati elektron dari dalam. Hanya elektron dengan energi yang cukup
besar yang mampu mengatasi Potensial Barier, melompati permukaan, dan memberi
kontribusi terhadap arus emisi., sedangkan elektron dengan energi yang lebih kecil dari
energi yang dipersyaratkan akan kembali kedalam logam. Misalkan wB merupakan energi
kinetik minimum, yang normal terhadap permukaan, di mana elektron-elektron harus
melawan Potensial Barier.
Kerapatan arus pada permukaan pemancar yang disebut dengan rapat arus jenuh dapat
diperoleh dengan mengintegrasi persamaan
4 . m e kT
dJv x ln exp{ wm w x / kT } 1 dwx
h3
dengan batas integrasi wB nol sampai tak hingga, sehingga persamaannya menjadi
4mekT
J sat
h3 ln{exp[( w
wB
m w x ) / kT ] 1}dw x (4)
Rentangan integrasi, wx selalu lebih besar daripada wB. Selanjutnya, kita harus
menganggap harus lebih besar daripada wB, karena pada temperatur biasa, elektron-
elektron di dalam logam tidak lepas secara spontan. Jadi, (w m-wx)/kT, dalam rentangan
integrasi adalah bilangan negatif besar, suku eksponensial adalah kecil, dan dengan
menggunakan aproksimasi ln(x+1) = x, maka pers (10) menjadi :
5
4 . m e kT
J sat
h3 w ln exp{ wm wx / kT } 1dwx
b
4 . m e kT
J sat
h3 exp{ w
wb
m wx / kT dwx
wm
4 . m e kT e kT
J sat
h3 w wx kT dwx
b e
4 . m e kT wm kT 1
J sat
h 3
.e
wB e
wx
kT
dwx
4 . m e kT wm kT wx kT
J sat
h3
.e w e dwx
B
wx du 1
Misal e kT
u , maka , sehingga dwx kT du
dwx kT
4 . m e kT wm kT
J sat
h 3
.e
wB
e u ( kTdu )
4 . m e k 2T 2 wm kT
J sat
h 3
.e
wB
e u du
4 . m e k 2T 2 wm kT wx kT
J sat .e e
h3 wB
4 . m e k 2T 2 wm kT wB kT
J sat .e e
h3
4 . m e k 2T 2 wm wB / kT 4 . m e k 2T 2
J sat e J sat exp wm wB / kT
h3 h3
4 . m e k 2
Jika A dan wm wB , maka persamaan diatas akan menjadi:
h3
J s a t = AT 2 e x p ( - / k T ) (5)
Persamaaan (5) adalah persamaaan Dushman untuk emisi termionik. Hal itu sama
dengan bentuk persamaan yang diturunkan sebelumnya oleh Richardson, didasarkan
pada asumsi bahwa elektron di dalam logam agaknya lebih mengikuti statistik
Boltzmann daripada statistik Fermi-Dirac.
6
2.3.1 Statistik Fermi-Dirac untuk Menentukan Suhu Bintang Katai Putih
Logam bukan satu-satunya sistem yang mengandung gas fermion. Sekitar 10%
banyaknya bintang dari galaksi kita merupakan bintang katai putih yaitu bintang dalam
tahap akhir evolusi. Setelah reaksi nuklir yang memberi energi kehabisan bahan bakar,
maka bintang bintang akan berkontraksi (mengerut) secara gravitasional sehingga atom-
atomnya ambruk menjadi inti-inti dan elektronnya termanpatkan. Pada umumnya massa
bintang katai putih adalah sekitar setengah kali mssa matahari dan ukurannya hampir
sama dengan bumi.
Ketika calon bintang katai putih mulai mengerut, volume V berkurang dan energi
Fermi (EF) elektron bertambah. Bila EF melampaui kT, maka elektron-elektron tersebut
membentuk gas degenerasi. Perkiraan nalar energi Fermi pada sebuah bintang katai putih
adalah 0,194 MeV. Inti yang ada jauh lebih massif daripada elektron dan karena E F
berbanding terbalik dengan massa inti.
Elektron yang mencapai jarak yang sangat rapat, hampir kontinu, maka energi
elektron mengikuti distribusi Fermi-Dirac, maka banyaknya keadaan energi elektron
adalah:
3
8 2Vm 2
g E dE E dE
h3
Untuk menghitung harga EF, maka kita dapat melakukannya dengan mengisi keadaan
energi dengan N elektron dalam urutan pertambahan energi dimulai dari E = 0. Energi
tertinggi yang terisi menurut definisi ialah dengan banyaknya keadaan pada energi itu,
karena masing-masing terbatas isinya dengan satu elektron saja, jadi:
EF 3
2 EF
8 2Vm
N g E dE E dE
0 h3 0
3
16 2Vm 2 3
N EF 2
3h 3
Sehingga energi fermi menjadi:
2
h 2 3N 3
EF (6)
2m 8V
Ukuran katai putih itu bergantung pada massanya, makin besar massanya makin kecil
ukurannya. Sebuah katai putih yang massanya satu kali massa matahari maka jejarinya
sekitar satu persen dari jejari matahari atau sekitar sama dengan jejari bumi. Makin lebih
7
besar massanya dari massa matahari maka jejarinya makin lebih kecil dari satu persen
jejari matahari dan akhirnya mencapai massa sekitar 1,4 kali massa matahari yang
merupakan batas massa katai putih dalam kesetimbangan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3 . 1 . 1 Panas jenis gas elektron adalah penerapan statistic Fermi-Dirac dan ini tidak bisa
dijelaskan dengan menggunakan statistic Maxwell-Bolzman. Adapun formula
dU d w N 2 k 2 2 kT
secara matematisnya yaitu C v N T atau C v R
dT dT 2wmo 2wmo
10