Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya statistik kuantum karena masih ada kekurangan-kekurangan pada
statistik sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada keterbatasan dalam statistik Maxwell-
Boltzmann di mana terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan hasil experiment. Dari
hasil observasi didapatkan bahwa kapasitas panas molar untuk metal adalah 3R
sedangkan berdasarkan statistik Maxwell-Boltzmann untuk elektron bebas (gas
monoatomik) kapasitas panasnya adalah 3R/2. Kesuliatan ini telah dipecahkan dalam
statistik kuantum. Perbedaan pokok pada teori baru dan teori lama ini terletak pada cara
mendefinisikan microstate dan menghitung jumlah microstate yang diasosiasikan dengan
macrostate tertentu.
Sebelum pengenalan statistik Fermi-Dirac pada tahun 1926, terjadi pula kesulitan
pemahaman beberapa aspek perilaku elektron karena fenomena yang tampaknya
bertentangan. Sebagai contoh, elektronik kapasitas panas dari logam pada suhu kamar
tampak datang dari 100 kali lebih sedikit elektron daripada berada di arus listrik. Ini juga
sulit untuk memahami mengapa arus emisi , yang dihasilkan dengan menerapkan medan
listrik tinggi untuk logam pada suhu kamar, hampir tidak tergantung pada suhu.
Kesulitan dihadapi oleh teori elektronik logam pada waktu itu adalah karena mengingat
bahwa elektron yang (menurut statistik teori klasik) setara semua. Dengan kata lain,
diyakini bahwa setiap elektron berkontribusi pada panas spesifik sejumlah urutan
konstanta Boltzmann k. Masalah statistik yang tetap tak terpecahkan sampai penemuan
statistik Fermi-Dirac.
Statistika Femi-Dirac adalah merupakan salah satu bagian statistika kuantum yang
menelaah tentang sistem partikel banyak yang memenuhi hukum mekanika kuantum di
mana tiap-tiap sistem memiliki banyak sekali keadaan diskret yang masing-masing
dicirikan oleh sesuatu himpunan lengkap bilangan-bilangan kuantum, dengan tiap
partikel dalam sistem menempati salah satu keadaan. Salah satu hal yang membedakan
statistika kuantum dengan statistika klasik adalah anggapan yang bersangkutan dengan
penurunan distribusi kuantumnya yakni bahwa pada kenyataannya partikel-partikel tak
dapat terbedakan satu dari yang lain. Dengan perkataan lain, pada dasarnya adalah tak
mungkin memasang tanda pengenal pada sebuah partikel, katakanlah dengan sebuah
nomor yang akan tetap membedakan partikel itu dari yang lainnya kapan saja.
1
Pada statistik Fermi-Dirac berlaku ketentuan yang lebih ketat seperti aturan
larangan Pauli dalam pengisian titik fase. Dalam satu kompartemen yang bervolume h3
tidak boleh lebih dari dua titik fase. Prinsip larangan Pauli ini mempengaruhi susunan
elektron di dalam atom yang sama yang mempunyai bilangan kuantum yang sama.
Bayangkan bahwa masing-masing kompartemen dibagi menjadi dua bagian dan masing-
masing bagian tidak boleh lebih dari satu titik. Jumlah setengah kompartemen di dalam

2H
masing-masing cell yaitu : n dan jumlah titik maksimum di dalam masing-
h3
masing cell adalah n.
Untuk lebih memahami tentang statistik kuantum, maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai salah satu dari yang termasuk statistik kuantum, panas jenis gas
electron, emisi termionik, fenomena Fermi Dirac dalam kehidupan sehari-hari yang akan
dipaparkan pada bab pembahasan

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana penjabaran panas jenis gas elektron?
1.2.2 Bagaimana penjabaran emisi termionik?
1.2.3 Bagaimanakah fenomena fermi-dirac dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk dapat menjelaskan panas jenis gas elektron.
1.3.2 Untuk dapat menjelaskan emisi termionik.
1.3.3 Untuk dapat menjelaskan fenomena fermi-dirac dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat
1.4.1 Mampu menjelaskan panas jenis gas elektron.
1.4.2 Mampu menjelaskan emisi termionik.
1.4.3 Mampu memahami fenomena fermi-dirac dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Panas Jenis Gas Elektron


Salah satu penerapan statistik Fermi-Dirac adalah pada panas jenis gas elektron. Panas
jenis gas elektron ini tak dapat dijelaskan dengan menggunakan statistik Maxwell-
Boltzmann. Sekarang kita akan mengkajinya dengan statistik Fermi-Dirac. Meskipun
energi untuk elektron dianggap lebih besar dari statistik sebelumnya, namun perubahan
energi terhadap temperatur sangat kecil, dan hanya berubah dalam pengaruh kapasitas
panas.
Energi rata-rata w untuk sebuah elektron dideinisikan dengan cara yang sudah
umum yaitu :

 wdN w

w 0

 dN
0
w

 1
4V w 2
 
3
0 h 3
w 2 m 2
exp  ( w  wm ) / kT   1
dw
w 1

4V w 2
 
3
0 h 3 2 m 2
exp  ( w  wm ) / kT   1
dw

Nol absolut merupakan batas limit atas integral yang dapat diambil karena pada
temperatur ini tidak ada elektron dengan energi yang lebih besar daripada wmo . Untuk
w < wmo, dan pada T = 0 K, maka dari persamaan materi sebelumnya akan diperoleh :
4 V
dN w  (2m) 3 / 2 wdw
h3
Sehingga:
w o  53 wmo

Energi rata-rata pada sembarang temperatur diperoleh dengan cara yang sama, dengan
menggunakan perluasan deret untuk wm sebagai fungsi T dan integrasi dari 0 sampai ,
diperoleh :
 5 2  kT 
2

w  53 wmo 1     . . . (1)
 12  wmo  

3
Energi internal total U dari N elektron adalah :
U Nw

Kapasitas panas pada volume konstan adalah :


dU d w N 2 k 2
Cv  N  T
dT dT 2wmo

Kajian Statistik Fermi-Dirac diperoleh bahwa panas jenis gas elektron dipengaruhi oleh
temperature. Sehinggga N sama dengan bilangan Avogadro, Nk = R dan C v menjadi
panas jenis molar cv yaitu :
 2 kT
Cv  R (2)
2wmo

Statistik Maxwell-Boltzmann meramalkan: cv  23 R, tak bergantung pada temperatur.

2.2 Emisi Termionik


Elektron-elektron di dalam konduktor muncul di permukaan konduktor dengan energi
yang cukup dapat lepas melewati permukaan. Peristiwa ini disebut emisi termionik.
Pemancaran elektron-elektron dapat digambarkan dengan elektrode pengumpul pada
potensial positif relatif terhadap permukaan pemancar.
z

y
vx
s = vxdt

Permukaan

x
Gambar 1. Gerakan Elektron Menuju Permukaan Logam

Beda potensial antara elektrode pengumpul dan pemancar (emiter) cukup besar,
semua elektron yang dipancarkan akan terkumpul. Berkaitan kerapatan arus pada
permukaan pemancar disebut rapat arus jenuh, Jsat.
Luas permukaan logam adalah A, jarak yang ditempuh elektron menuju permukaan
logam adalah s, maka volume batangan logam adalah V  A . v x dt . Persamaan ini
kemudian disubstitusi pada persamaan

4
4Vm 2 kT
dNv x  ln  exp{ wm  w x  / kT }  1 dv x
h3
Sehingga di peroleh persamaan sebagai berikut.
4 A . v x dt m 2 kT
dNv x  ln  exp{ wm  wx  / kT }  1 dv x
h3
dNv x 4 . v x m 2 kT
 ln  exp{ wm  wx  / kT }  1 dv x
A dt h3
dNv x e 4 . v x m 2 e kT
 ln  exp{ wm  wx  / kT }  1 dv x
A dt h3
dNv x e 4 . m 2 e kT
 ln  exp{ wm  wx  / kT }  1 v x dv x
A dt h3
4 . m 2 e kT
dJv x  ln  exp{ wm  wx  / kT }  1 dwx
h 3 m
4mekT
dJvx = ln exp[( wm  w x ) / kT ]  1 dv x (3)
h3
Semua permukaan konduktor, terdapat sesuatu yang disebut dengan Potensial Barier,
yaitu suatu daerah sempit di mana medan listrik mengarahkan sedemikian elektron
bergerak pelan mendekati elektron dari dalam. Hanya elektron dengan energi yang cukup
besar yang mampu mengatasi Potensial Barier, melompati permukaan, dan memberi
kontribusi terhadap arus emisi., sedangkan elektron dengan energi yang lebih kecil dari
energi yang dipersyaratkan akan kembali kedalam logam. Misalkan wB merupakan energi
kinetik minimum, yang normal terhadap permukaan, di mana elektron-elektron harus
melawan Potensial Barier.
Kerapatan arus pada permukaan pemancar yang disebut dengan rapat arus jenuh dapat
diperoleh dengan mengintegrasi persamaan
4 . m e kT
dJv x  ln  exp{ wm  w x  / kT }  1 dwx
h3
dengan batas integrasi wB nol sampai tak hingga, sehingga persamaannya menjadi

4mekT
J sat 
h3  ln{exp[( w
wB
m  w x ) / kT ]  1}dw x (4)

Rentangan integrasi, wx selalu lebih besar daripada wB. Selanjutnya, kita harus
menganggap harus lebih besar daripada wB, karena pada temperatur biasa, elektron-
elektron di dalam logam tidak lepas secara spontan. Jadi, (w m-wx)/kT, dalam rentangan
integrasi adalah bilangan negatif besar, suku eksponensial adalah kecil, dan dengan
menggunakan aproksimasi ln(x+1) = x, maka pers (10) menjadi :

5

4 . m e kT
J sat 
h3 w ln  exp{ wm  wx  / kT } 1dwx
b


4 . m e kT
J sat 
h3   exp{ w
wb
m  wx  / kT dwx

wm

4 . m e kT e kT
J sat 
h3 w wx kT dwx
b e


4 . m e kT wm kT 1
J sat 
h 3
.e 
wB e
wx
kT
dwx


4 . m e kT wm kT  wx kT
J sat 
h3
.e w e dwx
B


wx du 1
Misal e kT
 u , maka  , sehingga dwx   kT du
dwx kT

4 . m e kT wm kT
J sat 
h 3
.e 
wB
e u (  kTdu )


4 . m e k 2T 2 wm kT
J sat  
h 3
.e 
wB
e u du


4 . m e k 2T 2 wm kT  wx kT 
J sat  .e e 
h3 wB

4 . m e k 2T 2 wm kT  wB kT
J sat  .e e
h3
4 . m e k 2T 2  wm  wB  / kT 4 . m e k 2T 2
J sat  e  J sat  exp wm  wB  / kT
h3 h3
4 . m e k 2
Jika A  dan    wm  wB  , maka persamaan diatas akan menjadi:
h3
J s a t = AT 2 e x p ( -  / k T ) (5)
Persamaaan (5) adalah persamaaan Dushman untuk emisi termionik. Hal itu sama
dengan bentuk persamaan yang diturunkan sebelumnya oleh Richardson, didasarkan
pada asumsi bahwa elektron di dalam logam agaknya lebih mengikuti statistik
Boltzmann daripada statistik Fermi-Dirac.

2.3 Aplikasi Statistik Fermi-Dirac dalam Sehari-hari

6
2.3.1 Statistik Fermi-Dirac untuk Menentukan Suhu Bintang Katai Putih
Logam bukan satu-satunya sistem yang mengandung gas fermion. Sekitar 10%
banyaknya bintang dari galaksi kita merupakan bintang katai putih yaitu bintang dalam
tahap akhir evolusi. Setelah reaksi nuklir yang memberi energi kehabisan bahan bakar,
maka bintang bintang akan berkontraksi (mengerut) secara gravitasional sehingga atom-
atomnya ambruk menjadi inti-inti dan elektronnya termanpatkan. Pada umumnya massa
bintang katai putih adalah sekitar setengah kali mssa matahari dan ukurannya hampir
sama dengan bumi.
Ketika calon bintang katai putih mulai mengerut, volume V berkurang dan energi
Fermi (EF) elektron bertambah. Bila EF melampaui kT, maka elektron-elektron tersebut
membentuk gas degenerasi. Perkiraan nalar energi Fermi pada sebuah bintang katai putih
adalah 0,194 MeV. Inti yang ada jauh lebih massif daripada elektron dan karena E F
berbanding terbalik dengan massa inti.
Elektron yang mencapai jarak yang sangat rapat, hampir kontinu, maka energi
elektron mengikuti distribusi Fermi-Dirac, maka banyaknya keadaan energi elektron
adalah:
3
8 2Vm 2
g  E  dE  E dE
h3
Untuk menghitung harga EF, maka kita dapat melakukannya dengan mengisi keadaan
energi dengan N elektron dalam urutan pertambahan energi dimulai dari E = 0. Energi
tertinggi yang terisi menurut definisi ialah dengan banyaknya keadaan pada energi itu,
karena masing-masing terbatas isinya dengan satu elektron saja, jadi:
EF 3
2 EF
8 2Vm
N   g  E  dE   E dE
0 h3 0

3
16 2Vm 2 3
N EF 2
3h 3
Sehingga energi fermi menjadi:
2
h 2  3N  3
EF    (6)
2m  8V 

Ukuran katai putih itu bergantung pada massanya, makin besar massanya makin kecil
ukurannya. Sebuah katai putih yang massanya satu kali massa matahari maka jejarinya
sekitar satu persen dari jejari matahari atau sekitar sama dengan jejari bumi. Makin lebih

7
besar massanya dari massa matahari maka jejarinya makin lebih kecil dari satu persen
jejari matahari dan akhirnya mencapai massa sekitar 1,4 kali massa matahari yang
merupakan batas massa katai putih dalam kesetimbangan.

Gambar 6. Diagram H-R


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Hertzsprung%E2%80%93Russell_diagram)
Meskipun demikian dia tidak dapat mengerut lagi karena tekanan degenerasi gas.
Elektron yang sangat besar yang menahan pengerutan ini. Satu-satunya sumber energi
adalah energi termal dari inti atom yang tak terdegenerasi. Akibatnya bintang makin lama
makin mendingin. Selama pendinginan ini kedudukannya dalam diagram H-R bergeser
sepanjang garis diagonal ke arah kanan bawah (suhu .dan luminositas yang rendah)
seperti terlihat pada Gambar diatas. Makin lama katai putih berubah menjadi katai
merah, dan akhimya berhenti bersinar dan menjadi bintang dingin yang gelap dengan
massa gas terdegenerasi. Pada tahap akhir ini .dikatakan bintang menjadi katai hitam atau
black dwarf.
2.3.2 Fungsi Distribusi Fermi-Dirac pada Semikonduktor
Penerapan fungsi distribusi Fermi-Dirac pada semikonduktor terdapat pada
pengisian pita energi dalam semikonduktor. Dimana elektron dari pita konduksi yang
akan mengisi pita valensi pada semikonduktor harus memiliki besar energi melebihi
energi gap dari semikonduktor itu sendiri, sehingga bahan tersebut akan terkonduksi dan
akan menghantarkan arus listrik.
Keadaan ini digambarkan pada Gambar dibawah. Baik elektron yang telah berada di
pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak sebagai pembawa muatan
untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik dengan cepat dengan naiknya
temperatur. Pada temperatur kamar, sejumlah electron terstimulasi thermis dan mampu
naik ke pita konduksi dan meninggalkan hole (tempat lowong) di pita valensi.
Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinksik.
8
Gambar 7. Diagram pita energi semikonduktor. Sejumlah elektron naik
ke pita konduksi pada temperatur kamar.
(Sumber: http://documents.tips/documents/semikonduktor-5608ed4461295.html)

Konduktivitas material semikonduktor juga dapat ditingkatkan dengan penambahan


atom asing tertentu (pengotoran, impurity). Jika atom pengotor memiliki 5 elektron
terluar (misalnya P atau As) maka akan ada kelebihan satu elektron tiap atom.
Kelebihan elektron ini akan menempati tingkat energi sedikit di bawah pita
konduksi (beberapa perpuluh eV) dan dengan sedikit tambahan energi akan sangat
mudah berpindah kepita konduksi dan berkontribusi pada konduktivitas listrik. Atom
pengotor seperti ini disebut donor (karena ia memberikan elektron lebih) dan
semikonduktor dengan donor disebut semikonduktor tipe n.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
3 . 1 . 1 Panas jenis gas elektron adalah penerapan statistic Fermi-Dirac dan ini tidak bisa
dijelaskan dengan menggunakan statistic Maxwell-Bolzman. Adapun formula

dU d w N 2 k 2  2 kT
secara matematisnya yaitu C v  N  T atau C v  R
dT dT 2wmo 2wmo

3 . 1 . 2 Emisi termionik adalah elektron-elektron di dalam konduktor muncul di


permukaan konduktor dengan energi yang cukup dapat lepas melewati permukaan.
Adapun formula secara matematisnya yaitu J s a t = AT 2 e x p ( -  / k T )
3 . 1 . 3 Aplikasi Fermi Dirac dalam kehidupan sehari-hari, logam bukan satu-satunya
sistem yang mengandung gas fermion. Sekitar 10% banyaknya bintang dari galaksi
kita merupakan bintang katai putih yaitu bintang dalam tahap akhir evolusi. Setelah
reaksi nuklir yang memberi energi kehabisan bahan bakar, maka bintang bintang
akan berkontraksi (mengerut) secara gravitasional sehingga atom-atomnya ambruk
menjadi inti-inti dan elektronnya termanpatkan.
3 . 1 . 4 Aplikasi fungsi distribusi Fermi-Dirac pada semikonduktor terdapat pada pengisian
pita energi dalam semikonduktor. Dimana elektron dari pita konduksi yang akan
mengisi pita valensi pada semikonduktor harus memiliki besar energi melebihi
energi gap dari semikonduktor itu sendiri, sehingga bahan tersebut akan
terkonduksi dan akan menghantarkan arus listrik.

10

Anda mungkin juga menyukai