Anda di halaman 1dari 4

Seperti peluruhan alfa, peluruhan beta merupakan suatu cara untuk inti dapat merubah

komposisinya supaya mencapai kemantapan yang lebih besar. Yang paling jelas kesukaran
timbul dalam peluruhan beta ialah pemancaran elektron oleh inti sedangkan terdapat alasan
cukup kuat yang menentang kehadiran elektron dalam inti. Karena hakekatnya peluruhan beta itu
merupakan perubahan spontan dari neutron nuklir menjadi proton dan elektron, kesukaran
tersebut dapat di atasi dengan menganggap bahwa elektron itu meninggalkan inti tepat setelah
elektron itu tercipta. Persoalan yang serius itu menyangkut tiga prinsip kekekalan, energi,
momentum linier dan momentum sudut yang seolah-olah terlanggar ketika terjadi peluruhan
beta. Energi elektron yang teramati secara malar dari 0 hingga harga maksimum Kmaks yang
merupakan karakteristik nekluidenya. Dalam setiap kasus , energi maksimumnya ialah

Emaks = m0 c2 + Kmaks

Yang dibawa oleh elektron peluruhan sama dengan energi setara dari beda massa antara inti
induk dan inti anak. Hanya saja, sangat jarang elektron didapatkan terpancar dengan energi
Kmaks .

Pada suatu ketika, diduga bahwa energi yang hilang terjadi ketika tumbukan antara
elektron yang dipancarkan dan dan elektron atomik yang mengelilingi inti.

Momentum linier dan momentum sudut didapatkan tidak kekal dalam peluruhan beta.
Dalam peluruhan beta nuklide tertentu arah elektron yang terpancar dan inti rekoil dapat diamati,
ternyata arah tersebut tidak selalu tepat berlawanan seperti yang diramalkan oleh hukum
kekekalan momentum linier. Ketakkekekalan momentum sudut diturunkan dari spin ½ dari
elektron, proton dan netron. Peluruhan beta menyangkut konversi netron nuklir menjadi proton :

n → p + e-

karena spin masing – masing partikel yang tersangkut ialah ½ , reaksi tersebut tidak dapat
terjadi jika spin ( jadi momentum sudutnya ) harus kekal.

Dalam tahun 1930, Pauli mengusulkan jika sebuah partikel bermuatan dengan massa
kecil atau nol dan spin ½ dipancarkan bersama – sama dengan elektron ketika terjadi peluruhan
beta, penyimpanan momentum linier dan momentum sudut, sehingga diduga sebagai neutrino ,
membawa energi yang sama dengan selisih antara Kmaks dan energi kinetik elektron yang
sebenarnya. Kemudian ditemukan terdapat dua neutrino yang tersangkut dalam peluruhan beta,
neutrino itu sendiri ʋ dan anti neutrino anti 𝑣̈ . Dalam peluruhan beta yang biasa neutrinolah yang
dipancarkan jadi

𝑛 → 𝑝 + 𝑒 + 𝑣̈

Hipotesis Neutrino ini ternyata berhasil. Massa neutrino diduga tidak lebih dari fraksi
kecil dari massa elektron, karena Tmaks teramati sama, sekarang massa neutrino diperkirakan
sama dengan nol atau paling besar setara dengan beberapa volt. Penyebab tak terdeteksinya
neutrino secara eksperimental ialah interaksinya dengan materi yang sangat lemah. Neutrino
yang tak bermuatan dan tak bermassa, dan tidak memiliki sifat elektromagnetik seperti foton,
dapat melalui materi yang jumlahnya besar tak terhalang. Sebuah neutrino bisa melintasi rata –
rata lebih dari 100 tahun cahaya dalam besi sebelum berinteraksi.

Elektron positif baiasanya disebut positron. Sifat positron identik dengan elektron,
kecuali muatan yang dibawanya adalah +e sebagai pengganti –e. Pemancaran positron sebagai
bersesuaian dengan konversi proton proton nuklir menjadi neutron, positron dan neutrino.
p → n + e+ + ʋ ( pemancaran positron.)
Neutron di luar inti mengalami peluruhan beta negatif menjadi proton karena massanya
lebih besar daripada proton yang lebih ringan tidak dapat bertransformasi menjadi neutron,
kecuali didalam inti. Pemancaran positron menghasilkan inti – anak yang nomor atomiknya lebih
rendah dari Z, sedangkan nomor massaya tak berubah. Dekat hubungannya dengan pemancaran
positron yaitu penangkapan elektron. Dalam elektron sebuah inti menyerap sebuah orbital
elektron orbitalnya, sehingga hasilnya ialah sebuah proton nuklir menjadi sebuah neutron dan
sebuah neutrino terpancar. Jadi reaksi pokok dari penangkapan elektron ialah
P + e- → n + ʋ
Biasanya elektron diserap oleh kulit K, dan foton sinar – x terpancar, ketika elektron
atomik yang lebih luar jatuh mengisi keadaan yang kosong. Panjang gelombang foton
merupakan karakteristik dari unsur inti – anak, bukan inti asalnya, dan proses itu dapat dikenal
atas dasar itu.
Penangkapan elektron bersaing dengan pemancaran positron, karena kedua proses itu
menghasilkan transformasi nuklir yang sama. Penangkapan elektron terjadi lebih sering daripada
pemancaran positron dalam unsur berat karena orbit elektron unsur seperti itu memiliki jari – jari
yang lebih kecil; elektron yang lebih dekat ini memungkinkan interaksi yang lebih kuat dari
intinya. Karena hampir semua inti tak mantab dalam alam Z – nya tinggi. Peluruhan beta proton
dalam inti mengikuti skema sebagai berikut:
p → n + e+ + ʋ
karena penyerapan elektron oleh inti setara dengan pemancaran positron, reaksi
penangkapan elektron adalah :
P + e- → n + ʋ
Pada intinya antineutrino setara dengan pemancaran neutrino, sehingga reaksi
P + ʋ → n + e+
Menyangkut proses fisis yang sama dengan peluruhan beta. Reaksi yang kedua ini,
disebut peluruhan beta balik.
Dua reaksi peluruhan beta balik
P + ύ → n + e+
n + ʋ → p + e-
mempunyai peluang yang sangat rendah, sehingga neutrino mampu menembus sejumlah
materi besar. Jumlah fluks neutrino yang sangat besar diahsilkan dalam matahari dan bintang lain
ketikaka terjadi badai nuklir didalamnya, dan fluks ini kelihatannya dapat bergerak bebas
kesegala penjuru semesta. Beberapa persen dari energi yang dilepaskan dalam reaksi seperti itu
dibawa neitrino.
Interaksi nuklir yang kuat yang mengikat nukleon bersama untuk membentuk inti tidak
bisa menerangkan peluruhan beta. Interaksi berjangkauan pendek yang lain ternyata bertanggung
jawab untuk gejala itu : interaksi lemah. Sejumlah struktur materi yang dipersoalkan, peranan
interaksi lemah kelihatannya terbatas pada penyebab peluruhan beta didalam inti yang rasio
neutron/proton tidak memadai untuk menjaga kemantapan. Interaksi ini juga mempengaruhi
partikel elementer yang bukan merupakan bagian dari inti dan dapat menyebabkan transformasi
menjadi partikel lain. Nama “ interaksi lemah “ timbul karena gaya berjangkauan pendek lain
yang mempengaruhi nukleon sangat kuat seperti yang ditunjukan oleh energi ikat yang sangat
tinggi dari inti. Interaksi gravitasional lebuh lemah dari pada interaksi lemah pada jarak di mana
yang kedua merupakan faktor penting.
Jadi ada empat interaksi pokok yang dipandang cukup untuk mengatur struktur dan
perilaku seluruh alam semesta fisis, dari atom sampai galaksi bintang : gravitasional,
elektromagnetik, nuklir kuat, nuklir lemah.
Energi Peluruhan

Anda mungkin juga menyukai