PENDAHULUAN
1
representatif di dalam sel dua kali jumlah kompartemen (sudah tentu kondisi aktual
mungkin kurang karena mungkin ada kompartemen yang kosong).
1 . 3 Tu j u a n
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Menjelaskan karakteristik statistik Fermi-Dirac.
1.3.2 Menghitung peluang termodinamika statistik Fermi-Dirac.
1.3.3 Menjelaskan fungsi distribusi statistik Fermi-Dirac.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Karakteristik Statistik Fermi-Dirac
Statistik Fermi-Dirac berlaku ketentuan yang lebih ketat seperti aturan
larangan Pauli dalam pengisian titik fase misalkan Ni menyatakan jumlah titik fase
dalam cell ke i. Prinsip pauli menyatakan dalam satu kompartemen yang bervolume
h3 tidak boleh lebih dari dua titik fase. Prinsip larangan Pauli ini mempengaruhi
susunan elektron di dalam atom yang sama yang mempunyai bilangan kuantum yang
sama. Koordinat kompartemen di dalam ruang fase berkorespondensi dengan
bilangan kuantum dengan alasan itu, maka boleh terdapat dua titik fase di dalam
kompartemen yakni elektron-elektron yang mana titik representatif mempunyai arah
spin yang berlawanan. Jumlah maksimum titik representatif di dalam sel dua kali
jumlah kompartemen (Sudah tentu kondisi aktual mungkin kurang karena mungkin
ada kompartemen yang kosong). Marilah kita bayangkan bahwa masing-masing
kompartemen dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing bagian tidak boleh
lebih dari satu titik. Jumlah setengah kompartemen di dalam masing-masing cell
yaitu:
2H
n ....................................................................................
h3
(1)
Jumlah titik maksimum di dalam masing-masing cell adalah n. Setengah
kompartemen dalam statistik Fermi-Dirac disebut kompartemen juga.
3
cell j . . Wj = 4
. .
Gambar 1: Susunan titik fase yang berbeda di dalam sebuah cell di dalam ruang fase
menurut Statistik Fermi-Dirac
4
jumlah cell di dalam ruang fase, dan jumlah cara dari susunan “sesuatu” disebut
peluang termodinamika dari makrostate.
Peluang termodinamika untuk cell tertentu dengan cara yang sama
didefinisikan sebagai jumlah cara kompartemen yang berbeda dapat dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu kelompok yang ditempati dan kelompok yang kosong. Jumlah
kompartemen total adalah n, yang ditempati adalah Ni, dan yang kosong adalah n-Ni
dengan demikian cara berbeda dalam pembagian kompartemen ke dalam kelompok
ditempati dan kelompok kosong, atau peluang termodinamika Wi adalah :
n
Wi ……………………………………..(6)
N i n N i
Wj =4
n!
Berdasarkan persamaan W , maka akan diperoleh
Ni ! n Ni !
5
n!
W
Ni ! n Ni !
n!
ln W ln
Ni ! n Ni !
…………………
ln W ( ln n ! ln Ni ! n Ni ! )
ln W (ln n ! ln Ni ! ln n Ni )
ln W ( n ln n ln Ni ! ln n Ni )
……..(8)
n dan Ni merupakan bilangan yang sangat besar dikarenakan jumlah cell
sangat besar, maka dapat digunakan pendekatan Stirling, sehingga persamaan
ln W ( n ln n ln Ni ! ln n Ni ) akan menjadi seperti berikut.
ln W ( n ln n ln Ni ! ln n Ni )
ln W n ln n Ni ln Ni n Ni ln n Ni
ln W n ln n Ni ln Ni n ln n Ni Ni ln n Ni
ln W n ln n Ni ln Ni n ln n Ni Ni ln n Ni
d ln W d n ln n Ni ln Ni n ln n Ni Ni ln n Ni
....(9)
Jumlah partikel dan energi total adalah konstan, akan terdapat persamaan
kondisi seperti berikut.
dN dNi 0
dU wi dNi 0
n Ni
kemudian menambahkannya dengan persamaan d ln W ln dNi 0 ,
Ni
6
n Ni
ln B dNi ( wi dNi ) ln dNi 0
Ni
n Ni
ln B dNi wi dNi ln dNi 0
Ni
n Ni
ln ln B wi dNi 0
Ni
n Ni
Suku ln ln B wi dan dNi saling bebas, dalam artian jika dNi = 0,
Ni
n Ni
maka ln ln B wi 0 dan sebaliknya jika
Ni
n Ni Ni
ln ln B wi 0 , maka dNi ≠ 0. Namun agar terdefinisi, maka
Ni n
n Ni
ln ln B wi harus sama dengan nol oleh karena itu, akan diperoleh
Ni
persamaan baru seperti berikut.
n Ni
ln ln B wi 0
Ni
n Ni
ln ln B wi 0
Ni
n Ni
ln Ni wi
B
n Ni
ln wi
B Ni
n Ni
exp wi
B Ni
n Ni
B exp wi
Ni
n
B exp wi 1
Ni
………………………………………...
n
B exp ( wi ) 1
Ni
(10)
n
B exp ( wi ) 1 , sehingga :
Ni
7
Ni 1
………………………………………...
n B exp ( wi ) 1
(11)
Persamaan (11) dikenal dengan fungsi distribusi Fermi-Dirac untuk keadaan
probabilitas termodinamika maksimum.
Bandingkan fungsi distribusi ketiga statistik yang sudah dikaji, maka akan
terdapat suatu perbedaan seperti tampak berikut.
Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann
Ni 1
n B exp ( wi )
S k ln W
S k N ln N ln NNi ln ZNi wi Ni
S k ln ZNi wi Ni
S Nk ln Z k U
Nk
S Z k U
Z
S Nk Z
k
U Z U
S Nk Z
. k
U Z U
S
k
U
dS 1
k k
dU T
8
1
…………………………………………..……………..
kT
………...(12)
Seperti yang telah diketahui bahwa dalam statistik Fermi-Dirac, terdapat
2H
jumlah kompartemen sebesar , dan dapat juga ditulis dengan persamaan seperti
h3
berikut.
2H
n
h3
2
n 3 dx dy dz dp x dp y dp z
h
2 1
d 6N dx dy dz dp x dp y dp z
h B exp w / kT 1
3
……………...(13)
Persamaan (13) menyatakan volume suatu ruang enam dimensi selanjutnya,
integrasi seluruh nilai x, y, dan z akan menghasilkan persamaan berikut.
2V 1
d 3N dp x dp y dp z ……….…………...
h 3 B exp w / kT 1
(14)
Persamaan (14) merupakan fungsi distribusi dalam ruang momentum tiga
dimensi. Langkah selanjutnya adalah menyatakan w dalam bentuk p atau sebaliknya
dan integrasi d 3 N untuk seluruh p.
Suku B exp w / kT akan bernilai sangat besar pada temperatur sangat
rendah dalam artian B exp w / kT >>1 akibatnya nilai 1 dapat diabaikan, sehingga
akan didapat formula untuk statistik Maxwell-Boltzmann. Gas elektron, metode
aproksimasi ini tidak dapat dilakukan, yang berarti bahwa nilai B harus ditentukan
dari persamaan (14).
Bentuk persamaan B pertama kali diturunkan oleh Sommerfeld untuk kasus B
kecil, dan didapat bentuk seperti berikut.
wm
B exp
kT
9
Masukkan nilai B ini ke persamaan (14), maka akan didapat bentuk baru
seperti berikut.
2V 1
d 3N dp x dp y dp z
h exp ( w wm ) / kT 1
3
dp x dp y dp z ………………………………………...
(15)
Temperatur mendekati harga nol absolut (0 K), fungsi distribusi ini akan
menjadi sangat sederhana. Hal ini disebabkan pada suhu nol absolut wm w ,
2V 1
d 3N dp x dp y dp z
h exp ( w wm ) / kT 1
3
2V 1
d 3N dp x dp y dp z
h exp( ) 1
3
2V
d 3 N 3 dp x dp y dp z
h
2V
……………………………………………………...
h3
(16)
Persamaan (16) menyatakan bahwa pada temperatur mendekati nol absolut,
kerapatan titik-titik representatif dalam ruang momentum merupakan nilai yang
2V
konstan, yaitu sebesar di dalam sebuah cell yang energinya w << wm. Jika
h3
w>>wm, maka persamaan (14) akan menjadi
2V 1
d 3N dp x dp y dp z
h 3 exp ( w wm ) / kT 1
…………..
d 3 N 0 . dp x dp y dp z
0
.(17)
Interpretasi fisis dari wm pada temperatur mendekati nol absolut atau sering
disebut dengan wm0 adalah merupakan energi maksimum dari elektron-elektron pada
temperatur mendekati nol absolut.
10
Persamaan yang menyatakan hubungan antara energi (w) dengan momentum
(p) adalah seperti berikut
1
m v2 w
2
m v 2 2w ……………………………...
m 2 v 2 2 wm
p 2 2 wm p 2 m w
1
2
(18)
Energi maksimum elektron pada temperatur mendekati nol absolut (wmo)
berkaitan dengan momentum pada saat itu, di mana momentumnya (pmo) adalah
seperti berikut.
p mo 2 m wmo
1
2 ………………………….…………...
(19)
Ungkapan secara geometri dapat dikatakan bahwa pada ruang momentum nol
absolut, populasi elektron secara uniform dalam sebuah bola yang jari jarinya pmo dan
tidak ada titik-titik fase di luar bola ini. Proses integrasi kerapatan untuk seluruh
ruang momentum dapat direduksi menjadi perkalian kerapatan konstan 0 dengan
volume bola yang jejarinya pmo. Perkalian ini sama dengan jumlah total dari elektron
(N).
2V 4
x p mo N
3
h3 3
8Vp mo
3
N ………...
3h 3
1
3 Nh 3 3 Nh 3 3
8Vp mo 3Nh p mo 3
3 3
8V 8V
(20)
2
p
Diketahui bahwa wmo mo dengan mensubstitusi persamaan (20) ke persamaan
2m
2
p
wmo mo , maka akan diperoleh
2m
11
2/3
h 2 3N
wmo ……………………………………..
8m V
(21)
Nilai wmo ini dihitung secara numerik, maka akan didapat hasil seperti berikut.
2/3
h 2 3N
wmo
8m V
2/3
(6,62 x 10 34 ) 2 3 28
wmo x 5,86 x 10
8 . 9 .10 31
wmo 9 x 10 19 Joule
…..(23)
Hasil yang diperoleh dari kajian menggunakan statistik Fermi-Dirac sangat
berbeda dengan hasil yang diperoleh dari kajian statistik Maxwell-Boltzmann.
Statistik Maxwell-Boltzmann, energi kinetik rata-rata dari molekul gas monoatomik
(24)
Temperatur adalah nol mutlak, maka wm akan direduksi menjadi wmo .
Semakin tinggi temperatur, maka perbadaan antara wm dan wmo akan semakin
12
kecil. Fungsi distribusi Fermi-Dirac ini dinyatakan dalam bentuk grafik, maka
terwujud grafik seperti berikut.
dNv x v y v z
dv x dv y dv z
T=0K
T1
wmo w
T2
Gambar 2. Distribusi dalam ruang momentum menurut statistik Fermi-Dirac
2V 1
d 3 Nv x v y v z 3 dmv x dmv y dmv z
h exp ( w wm ) / kT 1
2Vm3 1
d 3 Nv x v y v z dv x dv y dv z ……
h 3
exp ( w wm ) / kT 1
….(25)
2Vm 3 1
Suku yang merupakan koefisien dari elemen
h 3
exp ( w wm ) / kT 1
volume dv x dv y dv z adalah jumlah titik representatif per satuan volume atau disebut
juga dengan kerapatan dalam ruang kecepatan.
Fungsi distribusi kelajuan dapat diturunkan dari fakta bahwa distribusinya
adalah simetri bola. Dengan demikian, jumlah titik representatif dalam kulit tipis di
dalam ruang kecepatan dengan jejari v sama dengn hasil kali kerapatan di dalam
ruang kecepatan dengan volume kulit 4 v 2 dv .
13
Dengan demikian
8m 3V v2
dNv dv ……………………….…
h3 exp ( w wm ) / kT 1
(26)
16m 2V w
dNv dv …………………
h 3
exp (1 / 2mv wm ) / kT 1
2
…(27)
Temperatur nol absolut (T = 0 K), akan muncul persamaan-persamaan berikut :
dN v 8m 3V 2
v v v mo …………....
dv h3
(28)
dN v 16m 2V
w w wmo …………...
dv h3
(29)
dN v
0 v v mo , w wmo …..
dv
(30)
Fungsi ditribusi kelajuan diplot pada gambar sebagai fungsi v (Gambar 3), dan fungsi
w (Gambar 4) pada temperatur nol Kelvin dan dua temperatur yang lebih tinggi
dN v
dv
T= 0 K
T1
vmo v
14
T2
dN v
dv
T= 0
K
T1
wmo w
T
Gambar 4. Fungsi
2 distribusi kelajuan
Makna fisis dari grafik ditribusi kelajuan sebagai fungsi energi seperti di atas
adalah pada tempratur nol mutlak, semua partikel masih memiliki energi sebesar
wmo dan kerapatan partikel bertambah seiring dengan pertambahan energi.
Sebaliknya pada temperatur selain nol mutlak (T≠0), kerapatan partikel menurun
seiring dengan pertambahan energi.
Fungsi distribusi kelajuan, terdapat juga fungsi distribusi energi. Fungsi
distribusi energi dapat dinyatakan sebagai berikut.
15
1
4V w 2
dNw 3 2m
3
2 dw …………………
h exp ( w wm ) / kT 1
(31)
1
4V w2
2m
3
Suku 2 pada fungsi distribusi energi diplot
h3 exp ( w wm ) / kT 1
sebagai fungsi w pada Gambar 5 berikut
dN w
dw
T= 0
TK
1
w
wmo
Makna fisis dari grafik fungsi distribusi energi di atas adalah bahwa pada
T
temperatur nol Kelvin, partikel masih
2 memiliki energi sebesar wmo dan kerapatan
Gambar 5. Fungsi distribusi energi
partikel tiap perubahan kecil energi ( dw ) bertambah secara eksponensial seiring
dengan pertambahan energi sampai pada batas maksimum ( wmo ).
Memperoleh distribusi di dalam salah satu komponen kecepatan, misalnya v,
2Vm 3 1
kembali pada persamaan d Nv x v y v z
3
dv x dv y dv z ,
h 3
exp ( w wm ) / kT 1
dan dengan melakukan integrasi pada pada seluruh nilai v y dan vz, sehingga diperoleh
2m 3V
1
persamaan berikut. dNv x w
h 3
exp ( w wm ) / kT 1
dv y dv z dv x
…...........................…….(32)
Dengan w
1
2
2 2 2
m vx v y vz .
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Statistik Fermi-Dirac berlaku ketentuan yang lebih ketat seperti aturan
larangan Pauli dalam pengisian titik fase misalkan Ni menyatakan jumlah titik
fase dalam cell ke i.
3.1.2 Secara umum pernyataan untuk peluang termodinamika dari makrostate tertentu
n!
dalam statistik Fermi-Dirac adalah : W N
i !( n N i )!
Ni 1
3.1.3 Fungsi distribusi Fermi-Dirac n B exp ( wi ) 1
3.2 Saran
Saran yang hendak kami sampaikan adalah untuk memudahkan dalam
pemahaman konsep statistik Fermi Dirac, hendaknya memahami terlebih dahulu teori
17
fungsi distribusi statistik Fermi Dirac dan dibantu dengan fisika matematika akan
mempercepat pemahaman dalam statistik Fermi Dirac.
18