Anda di halaman 1dari 9

FISIKA MATEMATIKA II

FUNGSI ERROR & FUNGSI STIRLING

Oleh:
KELAS VI A/ Kelompok 5

Kadek Devy Ariningsih Candra Dilova 1613021007


Ni Putu Tiyas Sriningsih 1613021036
I Putu Indra Putra Pratama 1513021081
Ni Made Evi Pracintia 1413021004

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2017
FUNGSI ERROR

y  e  x . Fungsi Error
2
Fungsi Error menyatakan luas daerah di bawah kurva
didefinisikan dengan :
x
2
 
t 2
erf ( x)  e dt
0

Definisi tersebut adalah definisi standard fungsi Error, meskipun demikian terdapat
beberapa bentuk integral yang dapat dinyatakan dalam fungsi Error. Misalnya,
x
1
e
t 2 / 2
P(, x)  dt
2 

Misalkan t  u 2 maka t 2  2u 2 dan dt  2du , maka:

1  u 2 
x/2 x/2 0 x/2
1 1
 ( x)  P(, x)  e  e du   
u u
2du   e u du 
2 2 2
e du
2      0 
Dimana:
 Suku kedua dapat dinyatakan sebagai fungsi error, yaitu
x/2

e
u 2
du  erf ( x / 2 )

2

 Suku pertama merupakan integral dari suatu fungsi genap, sehingga dapat dituliskan
menjadi:

0
(1 / 2) 
e du   e u du 
u 2

2

 0
2 2

Sehingga:

1  u 2 
0 x/2
 ( x)  P(, x)    e du   e du 
u 2

  0 
1    
   erf ( x / 2 )
  2 2 
1 1
  erf ( x / 2 )
2 2

2
Fungsi  (x) dikenal sebagai fungsi distribusi normal standar atau dikenal juga dengan
fungsi distribusi kumulatif gauss yang banyak dijumpai dalam persoalan statistika.

Selain itu, ada juga fungsi yang disebut sebagai fungsi error pelengkap (complementary
error function) yang dinyatakan dengan erfc(x).
Fungsi error pelengkap didefinisikan dengan :

2
 e dt
t
erfc( x) 
2

 x

Dengan menggunakan definisi fungsi error untuk x   , maka dapat dinyatakan :



2
e
t 2
erf ()  dt
 0

2 1
 (1 / 2)
 2
2 1
 
 2
1

Hubungan antara fungsi error dan fungsi pelengkap error adalah :

2  t 2 
x 
  x 
t 2
erf ( x)  erfc( x)  e dt  e dt
  0 


2
e
t 2
erf ( x)  erfc( x)  dt
 0

erf ( x)  erfc( x)  erf ()  1

Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

erf ( x)  erfc( x)  1

erf ( x)  1  erfc( x) dan erfc( x)  1  erf ( x)

3
Fungsi error banyak dijumpai dalam teori probabilitas. Di dalam fisika, fungsi error
banyak dijumpai dalam mekanika statistiks. Sebagai contoh, fungsi error banyak digunakan
ketika kita hendak menentukan jumlah molekul yang memiliki kecepatan yang lebih besar atau
lebih kecil dari kecepatan tertentu.

Contoh soal :

1). erf √𝑥 = ⋯
Penyelesaian:
Bentuk umum dari fungsi error adalah
𝑥
2 2
erf 𝑥 = ∫ 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
√𝜋
0

Berdasarkan bentuk umum tersebut, maka soal di atas dapat dituliskan kembali sebagai berikut,
√𝑥
2 2
erf √𝑥 = ∫ 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
√𝜋
0
2
Agar dapat menyelesaikan bentuk integral di atas, maka bentuk 𝑒 −𝑥 dapat diubah atau
ditransformasi terlebih dahulu.
Mengingat bentuk,
𝑥2 𝑥3 𝑥4
𝑒 −𝑥 = 1 − 𝑥 + − +
2! 3! 4!
2
Maka bentuk dari 𝑒 −𝑥 dapat ditulis kembali sebagai berikut.
2 (𝑥 2 )2 (𝑥 2 )3 (𝑥 2 )4
𝑒 −𝑥 = 1 − 𝑥 2 + − + −⋯
2! 3! 4!
2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
𝑒 −𝑥 = 1 − 𝑥 2 + − + −⋯
2! 3! 4!
2
Substitusikan nilai dari 𝑒 −𝑥 yang telah didapatkan, sehingga bentuk integralnya akan menjadi:
√𝑥
2 2
erf √𝑥 = ∫ 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
√𝜋
0

√𝑥
2 𝑥4 𝑥6 𝑥8 2
erf √𝑥 = ∫ [1 − 𝑥 + − + ] 𝑑𝑥
√𝜋 2! 3! 4!
0

4
√𝑥
𝑥3 𝑥5
2 𝑥7 𝑥9
erf √𝑥 = [𝑥 − + − + ]
√𝜋 3 2! 5 3! 7 4! 9 0

2 𝑥 3/2 𝑥 5/2 𝑥 7/2 𝑥9


erf √𝑥 = {𝑥1/2 − + − + } − {0}
√𝜋 3 10 42 216
2 𝑥 3/2 𝑥 5/2 𝑥 7/2 𝑥9
erf √𝑥 = {𝑥1/2 − + − + }
√𝜋 3 10 42 216

2. Buktikan bahwa erf(𝑥) adalah fungsi ganjil dari fungsi x tersebut.


Penyelesaian :
Bentuk umum dari fungsi error adalah
𝑥
2 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋
0

Jika dimisalkan fungsi ganjilnya adalah −𝑥, maka persamaan di atas menjadi,
−𝑥
2 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋
0

Jika dimisalkan 𝑡 = −𝑠, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑡 = −𝑑𝑠, sehingga


−𝑥
2 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 −(−𝑠) (−𝑑𝑠)
√𝜋
0

Syarat batas :
Batas bawah : Ketika 𝑡 = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑠 = 0
Batas atas : Ketika 𝑡 = −𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑠 = 𝑥
𝑥
2 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 −(−𝑠) (−𝑑𝑠)
√𝜋
0
𝑥
2 2
erf(−𝑥) = − ∫ 𝑒 −(−𝑠) 𝑑𝑠
√𝜋
0
𝑥
2 2
erf(−𝑥) = − ∫ 𝑒 −𝑠 𝑑𝑠
√𝜋
0

5
𝑥
2 2
erf(−𝑥) = − { ∫ 𝑒 −𝑠 𝑑𝑠}
√𝜋
0

Atau dapat dituliskan


erf(−𝑥) = − erf(𝑥)
Sehingga terbukti bahwa erf(𝑥) 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙

6
FUNGSI STIRLING

Sebuah persamaan yang mengandung 𝑛! ataupun Ґ(𝑝) tidak dapat secara sederhana
didiferensialkan. Disini kita menggunakan pendekatan untuk fungsi faktorial atau fungsi Ґ yang
disebut persamaan stirling.

Persamaan ini didapatkan dengan fungsi gamma :

∞ ∞
Ґ(𝑧 + 1) = 𝑧! = ∫0 𝑡 𝑧 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 = ∫0 𝑒 𝑧 𝐼𝑛 𝑡−𝑡 𝑑𝑡 (1)

Dengan melakukan subtitusi −𝑧 + 𝑦√𝑧, 𝑑𝑡 = √𝑧𝑑𝑦 :

𝑧! = ∫ 𝑒 𝑧 𝐼𝑛(𝑧+𝑦√𝑧)−(𝑧+𝑦√𝑧) √𝑧𝑑𝑦
−√𝑧

Untuk z dengan nilai besar, bentuk logaritma dapat diekspansi menurut deret pangkat :

𝑦 𝑦2 𝑦
𝐼𝑛 (𝑧 + 𝑦√𝑧) = 𝐼𝑛 𝑧 + 𝐼𝑛 (1 + ) = 𝐼𝑛 𝑧 + − +⋯
√𝑧 √𝑧 2𝑧

Sehingga didapatkan :


𝑦2
𝑧 𝐼𝑛 𝑧+𝑦√𝑧−( )−𝑧−𝑦√𝑧
𝑧! ~ ∫ 𝑒 2 √𝑧𝑑𝑦
0


𝑦2
𝑧 𝐼𝑛 𝑧−𝑧 −( )
=𝑒 √𝑧 ∫ 𝑒 2 𝑑𝑦
−√ 𝑧

∞ −√𝑧
𝑦2 𝑦2
𝑧 −𝑧 −( ) −( )
=𝑧 𝑒 √𝑧 [ ∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 − ∫ 𝑒 2 𝑑𝑦]
−∞ −∞

Untuk integral pertama didapatkan √2𝜋. Untuk integral kedua bernilai nol untuk → ∞ , dan kita
dapatkan formula Stirling:

7
𝑧! ~𝑧 𝑧 𝑒 −𝑧 √2𝜋𝑧 (2)

Adapun untuk ekspansi asymtot Ґ(𝑧 + 1) didapatkan :

1 1
Ґ(𝑧 + 1) = 𝑧! = 𝑧 𝑧 𝑒 −𝑧 √2𝜋𝑧 (1 + 12𝑧 + 288𝑧 2 + ⋯ ) (3)

Bagian pertama yang merupakan formula stirling merupakan pendekatan yang baik digunakan
untuk z bernilai besar dan bagian keduanya dapat digunakan untuk memperkirakan kesalahan
relatif fungsi tersebut.

Bentuk yang sering dijumpai dalam formula stirling adalah nilai In z! dengan nilai z besar. Pada
kasus ini, formula Stirling memberikan hubungan:

𝐼𝑛 𝑧! = 𝐼𝑛 (𝑧 𝑧 𝑒 −𝑧 √2𝜋𝑧) = 𝐼𝑛 𝑧 𝑧 + 𝐼𝑛 𝑒 −𝑧 + 𝐼𝑛 √2𝜋𝑧

= 𝑧 𝐼𝑛 𝑧 − 𝑧 + 𝐼𝑛 √2𝜋𝑧

Karena nilai z besar, bagian 𝐼𝑛 √2𝜋𝑧 dapat diabaikan sehingga didapatkan persamaan umum:

𝐼𝑛 𝑧! = 𝑧 𝐼𝑛 𝑧 − 𝑧 (4)

Contoh soal

2
1. Buktikan bahwa  p   p p e  p dengan menggunakan hubungan rekursif fungsi gamma
p
dan formula stirling.
Jawab
2 2
 p   p p e  p  ln  p   ln p p e  p
p p
2
 ln p p  ln e  p  ln
p

 p ln p   p  ln e  ln 2  ln p
1
2
 1
  p   ln p  p  ln 2
 2

8
9

Anda mungkin juga menyukai