A. Dasar Pemikiran
1. Molekul-molekul bergerak kesegala arah dalam ruang dengan peluang
yang sama.
2. Arah kecepatan molekul diasumsikan terdistribusi secara merata di
permukaan bola
3. Titik pangkal dari vektor kecepatan molekul jika dikumpulkan pada
suatu titik akan membentuk permukaan bola dengan jari-jari bola
adalah kecepatan molekul
4. Permukaan bola dipandang sebagai suatu dinding yang tegar
5. Jumlah molekul yang sampai pada permukaan bola sama dengan
jumlah vektor kecepatan molekul
6. Molekul yang sampai pada permukaan bola dikatakan menumbuk
dinding dan tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna
7. Jumlah tumbukan molekul dengan dinding menghasilkan perubahan
momentum
1
Gambar 1. Permukaan Bola dalam Suatu Koordinat
Polar
Pada sistem koordinat bola ada tiga nilai skalar, yaitu jari-jari r, sudut
, dan sudut . Nilai jari-jari menunjukkan jarak suatu titik dari titik asal.
Sebagai jari-jari dari sistem koordinat bola dalam hal ini adalah laju
molekul. Sudut (0≤≤) menunjukkan sudut yang dibentuk dari sumbu Z.
Sudut (0≤≤ 2) menunjukkan sudut perputaran mengelilingi sumbu Z .
Jumlah molekul yang mempunyai laju v antara v dan v+dv dalam arah
antara dan + d, dan + d adalah
N
d 2 N dA
4v 2
N
d 2 N sin d d
4
Disini, dN = jumlah molekul dalam elemen luas dA, dA = elemen luas
pada permukaan bola, N = jumlah molekul dalam volume bola, dan v =
laju molekul.
Jumlah molekul persatuan volume dengan kecepatan yang
mempunyai arah antara dan + d, dan + d adalah
n
d 2 n sin d d
4
Jumlah molekul persatuan volume dengan laju yang mempunyai arah
antara dan + d, dan + d tergantung pada d dan d.
2
C. Fluks Total Molekul
Karena molekul-molekul bergerak kontinu secara random dari suatu
gas, maka molekul-molekul secara kontinu mencapai setiap bagian dari
dinding dari ruang. Jika ΔN melukiskan jumlah total dari molekul yang
sampai dari semua arah dan dari semua laju pada suatu sisi elemen
permukaan luas ΔA selama interval waktu Δt. Dalam kasus ini, Fluks
molekul () pada permukaan didefinisikan sebagai jumlah total dari
molekul yang sampai pada permukaan persatuan luas persatuan waktu.
Fluks molekul dapat ditulis seperti
N
A t
Jika dA melukiskan elemen luas yang kecil dari elemen permukaan
bola pada suatu dinding. Buat garis normal pada luas dan beberapa
bidang referensi pada garis normal. Jumlah molekul-molekul yang sampai
pada permukaan bola dalam interval waktu t, yang bergerak dengan
kecepatan v, dalam arah dan . Ini berarti jumlah molekul yang
mempunyai kecepatan antara v dan v + dv dengan arah antara dan +
d, dan + d yang sampai pada permukaan dapat ditentukan.
Ruangan permukaan bola dapat dibagi atas bagian-bagian dalam bentuk
silinder :
3
Panjang dari silinder
L = v dt
Tinggi dari garis normal
Zn
cos
L
Zn = v dt cos
Volume dari elemen silinder
dV Zn dA
dV v dt cos dA
Jumlah molekul dengan arah antara dan + d, dan + d, dan
laju antara v dan v + dv atau jumlah molekul dengan arah dan laju v
dalam silinder. Jumlah molekul dengan v dalam silinder dapat
dipandang sebagai jumlah tumbukan molekul dengan elemen luas
permukaan dinding dalam interval waktu dt adalah:
d 5n vAt d 3n v dV
1
d5n vAt v dnv sin cos d dA dt
4
Jumlah tumbukan antara molekul dengan dinding persatuan luas
persatuan waktu adalah
d 5n vAt 1
v dn v sin cos d dA dt
dA dt 4
/ 2 2
d 3n vAt 1
dA dt 0
v dn v sin cos d
0
4
4
d 3n vAt 1
v dn v
dA dt 4
d 2 n At 1
dA dt 4
v dn v
1
nv
4
Dalam persamaan, v adalah laju rata-rata dari molekul. Jika
molekul-molekul mempunyai distribusi laju kontinu dan dnv adalah jumlah
dengan laju v maka laju rata-rata dari molekul untuk molekul-molekul yang
mempunyai distribusi kontinu dapat ditulis dalam bentuk:
n v v dn v
v v dn v
v dN v
n N
Hasil ini diekspresikan dalam bentuk laju rata-rata atau laju rata-rata
aritmatika. Besaran ini ditentukan dengan menjumlahkan semua laju-laju
untuk semua molekul dan membagi dengan jumlah molekul. Laju rata-rata
dari molekul untuk molekul-molekul yang mempunyai distribusi deskrit
adalah
v
v
N
Jika N1 adalah molekul dengan laju v1, N2 adalah molekul dengan
laju v2, dan seterusnya, maka jumlah dari laju dapat ditemukan dengan
mengalikan laju v1 dengan jumlah molekul N1, mengalikan laju v2 dengan
jumlah molekul N2, dan seterusnya. Laju rata-rata dari molekul merupakan
penjumlah dari semua perkalian antara setiap laju dengan jumlah molekul
dibagi dengan jumlah total dari molekul. Berarti laju rata-rata dari molekul
untuk distribusi deskrit adalah:
5
v
N1 v1 N 2 v 2 ......
Ni vi Ni vi
N1 N 2 ........ Ni N
v
Ni vi
N
Laju rata-rata dari molekul adalah penjumlah dari semua perkalian lajuu
dengan jumlah molekul dibagi dengan jumlah total dari molekul. Metode
ini adalah penting untuk menentukan laju rata-rata dari molekul.
vx1
v1
1
v
vx
Gambar 3. Perubahan Kecepatan Molekul dalam
Tumbukan Elastik Sempurna
Komponen dari kecepatan dari satu molekul sebelum dan setelah
tumbukan antara molekul dengan dinding dapat ditulis seperti:
6
Komponen dari momentum satu molekul sebelum dan setelah
tumbukan antara molekul dengan dinding adalah:
d 5PvAt 1
m v 2 dn v cos2 sin d d
dA dt 2
Perubahan momentum pada dinding persatuan luas persatuan waktu
untuk semua arah sama dengan perubahan momentum perubahan
momentum yang diberikan oleh sejumlah molekul pada dinding dengan
laju antara v dan v + dv persatuan luas persatuan waktu untuk semua
arah adalah:
/ 2 2
d 3PvAt d 3PvAt
dA dt 0
0
dA dt
/ 2 2
d 3PvAt 1
m v 2 dn v cos2 sin d d
dA dt 2 0 0
d 3PvAt 1
m v 2 dn v
dA dt 3
7
Nilai kuadrat rata-rata dari semua molekul yang mempunyai suatu
distribusi laju kontinu dapat ditentukan dari persamaan:
n v 2 v 2 dn v
2
2
v dn v
v
n
2
2
v dNv
v
N
Nilai kuadrat rata-rata dari laju dari sejumlah molekul dapat
ditentukan dengan mengkuadratkan semua laju, menambahkan besaran-
besaran ini, dan membaginya dengan jumlah total dari molekul:
2
2 v
v
N
Untuk sejumlah molekul yang terdiri atas N1 molekul dengan laju v1,
N2 dengan laju v2, N3 dengan laju v3, dan seterusnya, maka laju kuadrat
rata-rata dari molekul merupakan hasil perkalian N1 dengan v12, N2
dengan v22, dan seterusnya dibagi dengan jumlah total dari molekul.
Jumlah kuadrat rata-rata dari sejumlah molekul untuk distribusi laju
molekul deskrit adalah:
2
2 N v i i N i vi2
v
N i N
d 2 PAt
dF
dt
Sejumlah molekul yang menumbuk dinding memberikan tekanan
pada dinding. Berarti sejumlah molekul memberikan tekanan pada dinding
dan dinding menerima tekanan dari sejumlah molekul. Tekanan yang
8
diberikan oleh sejumlah molekul pada dinding sama dengan tekanan yang
diterima dinding dari sejumlah molekul
dF 1
p m n v2
dA 3
1 N 2
p m v
3 V
Pada persamaan jumlah molekul persatuan volume dilambangkan
dengan n. Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk:
1 1
pV m N v2 N m v2
3 3
Persamaan ini dikenal dengan persamaan keadaan dari gas ideal.
Persamaan keadaan gas ideal dalam Termodinamika atau Kimia dapat
dituliskan dalam bentuk:
1
pV nRT
3
Pada persamaan, n melukiskan jumlah molekul dalam kilomol sama
dengan jumlah total molekul dibagi dengan jumlah molekul per kilomol.
Persamaan keadaan adalah suatu persamaan yang menghubungkan
antara variable-variabel fisis yang menggambarkan kondisi dari suatu
material. Persamaan keadaan dari gas ideal dapat digunakan untuk
memperkenalkan karakteristik lain dari gas ideal.
E. Hasil-Hasil Teori
9
In terms of the Boltzmann constant, the equation of state of an
ideal gas becomes
pVNkT
The will agree with the equation derived from kinetic theory
1
NkT N m v2
3
The average value of the square of the speed of all molecules or
the mean square speed
3k T
v2
m
The square root of the mean square root of a molecule or root-
mean-square speed of a molecule is
3k T
v rms
m
The mean square speed of a molecule depend on temperature and
mass of molecule. This equation can be changed in form:
1 3
m v2 k T
2 2
The product of one-half the mass of a molecule and the mean root
speed is the same as the mean translational kinetic energy of a molecule.
The mean translational kinetic energy of a gas molecule proportional to
the absolute temperature
3
Ek kT
2
3. Heat Capacity
The heat capacity specifies the heat needed to raise a certain
amount of a substance by 1 K. For a gas, the molar heat capacity C is the
10
heat required to increase the temperature of 1 mole of gas by 1 K. The
specific heat capacity at constant volume (cv) is defined as the quantity of
heat required to raise the temperature of 1 kg of the gas by 1 K if the
volume of the gas remains constant. The specific heat capacity at
constant volume is
dU 3 3
Cv NK n R
dT 2 2
3
cv R
2
The specific heat capacity at constant pressure (cp) is defined as
the quantity of heat required to raise the temperature of 1 kg of the gas by
1 K if the pressure of the gas remains constant. The specific heat
capacity at constant pressure is
5
cp c v R R
2
The ratio between specific heat capacity at fixed pressure and heat
capacity at fixed volume is called as Poisson’s ratio:
cp 5
cv 3
The value of specific heat capacity at constant volume, specific
heat capacity at constant pressure, and poisson’s ratio for all gases from
the kinetic theory of ideal gas are 1.5 R, 2.5 R and 1.67, respectively. In
other words, the results of the kinetic theory of gas predict that the value of
the specific heat capacity at a constant volume, the specific heat capacity
at a constant pressure, and the Poisson’s ratio are the same for all gases.
11
Kr 1.69 2.49 1.48 1.01
Xe 1.67 2.50 1.50 1.00
H2 1.40 3.47 2.47 1.00
O2 1.40 3.53 2.52 1.01
N2 1.40 3.50 2.51 1.00
CO 1.42 3.50 2.50 1.00
NO 1.43 3.59 2.52 1.07
Cl2 1.36 4.07 3.00 1.07
CO2 1.29 4.47 3.47 1.00
NH3 1.33 4.41 3.32 1.10
CH4 1.30 4.30 3.30 1.00
Air 1.40 3.50 2.50 1.00
Consider first a gas whose atoms are monoatomic and for which
energy is wholly kinetic energy of translation, Since there are three
translation degrees of freedom. The degrees of freedom refers to the
number of values involved in the calculations that have the freedom to
vary. The degree of freedom of atomic gases f= 3, and we would expect
that the value of specific heat capacity at constant volume, specific heat
capacity, and Poisson’s ratio of monoatomic gases
f 3
cv R R 1.5 R
2 2
f 2 5
cp R R 2.5 R
2 2
cp f 2 5
1.67
cv f 3
Consider diatomic gases have translation kinetic energy. At near
room temperature, the diatomic behave as if either the rotational or
vibration degree of freedom, but not both. It means that for diatomic gases,
the degree of freedom if f = 5. We will find
f 5
cv R R 2.5 R
2 2
f 2 7
cp R R 3.5 R
2 2
cp f 2 7
1.40
cv f 5
12
These are almost exactly equal to the average value of c v, cp, and for the
diatomic molecules in the second part of the table, cl2 is an interesting
exception.
Polyatomic gases can be considered that they have three types of
motion, namely translation, rotation, and vibration. In other words, a
polyatomic molecule has degree of freedom three for translation, two for
rotation, and two for vibration. This means that the degree of freedom of
polyatomic gases f = 7
f 7
cv R R 3.5 R
2 2
f 2 9
cp R R 4.5 R
2 2
cp f 2 9
1.29
cv f 7
The values of specific heat capacity at constant volume, specific heat
capacity at constant pressure, and Poisson’s ration have a good
agreement with the experimental results, air is an interesting exception.
13