Anda di halaman 1dari 13

Literasi Digital.

1. Pengertian
Secara harfiah, literasi digital dapat didefinisikan dengan menurunkan definisi dari kata
‘literasi’ dan ‘digital’. Literasi didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis,
sedangkan digital dapat diartikan sebagai format tulisan dan bacaan yang ada pada komputer.
Apabila dirangkai, literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan mengoperasikan
komputer untuk membaca dan menulis dalam format digital.
Lee (2014) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan memahami dan
menggunakan informasi dalam berbagai format (teks, gambar, audio, video, dan animasi) dan
dari berbagai sumber yang tersaji melalui perangkat elektronik. Sedangkan menurut Deakin
University’s Graduate Learning Outcome 3 (DU GLO3), literasi digital didefinisikan sebagai
pemanfaatan teknologi untuk menemukan informasi, menggunakan informasi tersebut sebagai
input pemikiran, dan menyebarluaskan informasi yang telah diperkaya, melalui platform
digital. Sehingga, literasi digital juga melibatkan kemampuan memahami, menganalisis,
memberikan penilaian terhadap berbagai informasi yang diterima, serta melakukan evaluasi
terhadap informasi tersebut.
Sementara itu Commmon Sense Media (2009) mendefinisikan literasi digital sebagai
kemampuan memanfaatkan teknologi, memaknai dan memahami, serta menilai kredibilitas
informasi yang ada pada konten digital. Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika
mendeskripsikan literasi digital sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang agar dapat
menggunakan komputer dan mengakses konten yang ada di dalamnya dengan benar dan
optimal.
2. Pentingnya Literasi Digital.
Perkembangan teknologi tidak hanya berbentuk komputer (perangkat keras), tetapi juga
berupa kemajuan yang pesat juga terjadi pada sisi perangkat lunak. Pada awal pemakaian
komputer, aplikasi yang digunakan berbasis teks. Sejak ditemukannya sistem operasi
windows, yang mempunyai aksesibilitas yang ramah pengguna, mulailah bermunculan
aplikasi pendukung yang dapat dimanfaatkan untuk media digital. Laptop yang saat ini
banyak beredar menjawab kebutuhan masyarakat di dunia berupa kemudahan mobillitas. Saat
ini pun pemakaian laptop mulai terganikan oleh penggunaan gawai dalam pemanfaatan media
digital yang juga seiring dengan peningkatan jaringan internet yang luar biasa.
Setiap individu perlu memahami bahwa literasi digital merupakan hal pening yang
dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern sekarang ini. Literasi digital sama
pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Generasi yang
tumbuh dengan akses yang idak terbatas dalam teknologi digital mempunyai pola berpikir
yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Setiap orang hendaknya dapat bertanggung jawab
terhadap bagaimana menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Teknologi digital memungkinkan orang untuk berinteraksi dan berkomunikasi
dengan keluarga dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, dunia maya saat ini
semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan
praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini
hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.
Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan
yang kritis-kreatif. Mereka tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi
korban informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital. Dengan demikian,
kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan cenderung aman dan kondusif. Membangun
budaya literasi digital perlu melibatkan peran akif masyarakat secara bersama-sama.
Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator pencapaian dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan.

3. Tujuan

4. Manfaat
Menurut Brian tahun 2015 dalam jurnal yang ditulis oleh Maulana(Maulana, 2015)
menjelaskan 10 manfaat literasi digital yaitu sebagai berikut
a) Menghemat Waktu
Dalam penggunaan literasi digital pengguna tidak harus mengunjungi langsung tempat
tujuan untuk mendapatkan informasi. Proses itu membutuhkan waktu yang sangat jauh
lebih lama dibandingkan memanfaatkan media elektronik.
b) Belajar Lebih Cepat
Dalam literasi digital seseorang yang ingin menemukan informasi dapat dilakukan dengan
cepat hanya dengan menggunakan media elektronik seperti komputer dan smartphone.
Dalam hitungan detik pengguna dapat mendapatkan informasi yang diinginkan tanpa
bersusah payah mencari secara manual.
c) Menghemat Uang
Dalam pemanfaatan literasi digital keuntungan seseorang yang dapat dirasakan salah
satunya adalah menghemat uang. Penghematan uang dapat dirasakan jika pengguna
menggunakan media digital dalam melakukan pembelian secara online. Dalam berbagai
aktivitas pembelian kebutuhan pun dapat dilakukan secara online sekaligus dapat
membandingkan harga secara cepat dan mudah. Dalam pemanfaatan ini pun di sektor
pendidikan adalah membeli kebutuhan sekolah yang biasanya dilakukan langsung, saat ini
lebih banyak yang memilih untuk berbelanja online. Selain itu bagi mahasiswa maupun
pelajar yang mengikuti bimbingan belajar setelah sekolah, dengan pemanfaatan literasi
digital saat ini sudah banyak fasilitas bimbingan belajar yang menawarkan privat secara
daring dengan harga yang lebih murah daripada biasanya.
d) Membuat Lebih Aman.
umber informasi yang tersedia dan bernilai di internet jumlahnya sangat banyak. Ini bisa
menjadi referensi ketika mengetahui dengan tepat sesuai kebutuhannya. Sebagai
masyarakat yang paham akan literasi dalam dunia digital saat ini banyak informasi yang
memang diragukan kebenarannya. Namun, jika masyarakat mengambil langkah yang tepat
informasi digital ini pun bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi yang sebenar-
benarnya. Saat pandemi ini untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, pemanfaatan digital
ini dapat dilakukan dalam proses transaksi keuangan sehingga masyarakat dapat merasa
lebih aman tanpa harus mengambil uang tunai.
e) Selalu Memperoleh Informasi Terkini.
Kehadiran informasi digital terpercaya akan membuat seseorang akan selalu memperoleh
informasi baru. Pada era digital saat ini informasi dapat berubah dalam hitungan detik,
informasi yang begitu banyak dan beragam dapat mempengaruhi sudut pandang
masyarakat akan berita yang dipublikasikan.
f) Selalu Terhubung.
Mampu menggunakan beberapa aplikasi yang dikhususkan untuk proses komunikasi, maka
akan membuat orang akan selalu terhubung. Dalam hal-hal yang bersifat penting dan
mendesak, maka ini akan memberikan manfaat tersendiri . Media internet saat ini sudah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia karena seluruh informasi akan
selalu terhubung dalam media digital ini.
g) Membuat Keputusan yang Lebih Baik.
Literasi digital membuat individu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena ia
memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan
membandingkannya kapan saja. Banyak keputusan yang jauh dapat dilakukan lebih baik
dengan memanfaatkan media internet, salah satunya dalam pemahaman suatu informasi
untuk melakukan keputusan. Hal sederhana yang dapat dilakukan dalam memutuskan
pembelian barang elektronik, masyarakat dapat membandingkan harga dan kualitas secara
cepat dan akurat sehingga tidak perlu lagi merasa ragu untuk membeli sesuatu.
h) Dapat Membuat Seseorang Bekerja.
Dengan literasi digital, maka ini dapat membantu pekerjaan sehari-hari terutama yang
berkaitan dengan pemanfaatan komputer seperti penggunaan aplikasi-aplikasi seperti
aplikasi manajemen dokumen ilmiah. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian
Pemanfaatan informasi digital saat ini sangat dibutuhkan bagi para peneliti agar
pekerjaannya dapat dilakukan sampai tuntas. Peneliti dapat mengakses informasi digital
dimana pun selama sarana internet tersedia. Sistem wawancara dapat dilakukan melalui
kontak by phone maupun media zoom yang banyak digunakan saat ini. Dan dalam
pengolahan data penelitian pun dapat dilakukan secara online melalui aplikasi yang
tersedia seperti Mendeley dan lainnya.
i) Membuat Lebih Bahagia.
Dalam pandangan Brian Wright, di internet banyak sekali berisi konten-konten seperti
gambar atau video yang bersifat menghibur. Oleh karenanya, dengan mengaksesnya bisa
berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang. Liburan adalah hal penting bagi masyarakat
untuk menjaga kewarasan pikiran dan relaksasi anggota tubuh. Media digital saat ini
banyak yang dijadikan peluang bagi pembisnis maupun masyarakat untuk menghibur diri
sendiri. Salah satu peluang yang diambil oleh pembisnis adalah dengan memasarkan
produk yang dikenal “virtual traveling”. Layanan perjalanan online Agoda ada sejumlah
destinasi wisata dunia yang menyediakan layanan tur virtual. Masyarakat tinggal mengklik
suatu tautan kemudian tersambung ke situs atau layanan yang menampilkan suasana di
objek wisata tersebut melalui virtual (Kustiani, n.d.).
j) Mempengaruhi Dunia.
Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya.
Dengan penyebaran tulisan melalui media yang tepat akan memberikan kontribusi terhadap
perkembangan dan perubahan dinamika kehidupan sosial yang dapat mempengaruhi dunia
dari masa ke masa. Pemanfaatan informasi melalui media digital merupakan informasi
yang tanpa batas bagi siapapun, di masa pandemi saat ini masyarakat seluruh dunia pada
umumnya menjadikan informasi digital ini suatu kebutuhan. Termasuk mengenai
perkembangan pendidikan di dunia, perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Informasi apapun dilakukan melalui media digital, namun akan kembali pada masing-
masing pribadi bagaimana cara memilih pemanfaatan informasi baik bagi diri sendiri.
5. Prinsip Dasar.
Konsep literasi digital, sejalan dengan terminologi yang dikembangkan oleh UNESCO
pada tahun 2011, yaitu merujuk pada serta tidak bisa dilepaskan dari kegiatan literasi, seperti
membaca dan menulis, serta matematika yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu,
literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan
menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga kemampuan
bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif,
serta inspiratif sebagai kompetensi digital.
Prinsip dasar pengembangan literasi digital, antara lain, sebagai berikut.
a) Pemahaman
Prinsip pertama dari literasi digital adalah pemahaman sederhana yang meliputi
kemampuan untuk mengekstrak ide secara implisit dan eksplisit dari media.
b) Saling Ketergantungan.
Prinsip kedua dari literasi digital adalah saling ketergantungan yang dimaknai bagaimana
suatu bentuk media berhubungan dengan yang lain secara potensi, metaforis, ideal, dan
harfiah. Dahulu jumlah media yang sedikit dibuat dengan tujuan untuk mengisolasi dan
penerbitan menjadi lebih mudah daripada sebelumnya. Sekarang ini dengan begitu
banyaknya jumlah media, bentuk-bentuk media diharapkan tidak hanya sekadar
berdampingan, tetapi juga saling melengkapi satu sama lain
c) Faktor Sosial.
Berbagi tidak hanya sekadar sarana untuk menunjukkan identitas pribadi atau distribusi
informasi, tetapi juga dapat membuat pesan tersendiri. Siapa yang membagikan informasi,
kepada siapa informasi itu diberikan, dan melalui media apa informasi itu berikan tidak
hanya dapat menentukan keberhasilan jangka panjang media itu sendiri, tetapi juga dapat
membentuk ekosistem organik untuk mencari informasi, berbagi informasi, menyimpan
informasi, dan akhirnya membentuk ulang media itu sendiri.
d) Kurasi.
Berbicara tentang penyimpanan informasi, seperti penyimpanan konten pada media sosial
melalui metode “save to read later” merupakan salah satu jenis literasi yang dihubungkan
dengan kemampuan untuk memahami nilai dari sebuah informasi dan menyimpannya agar
lebih mudah diakses dan dapat bermanfaat jangka panjang. Kurasi tingkat lanjut harus
berpotensi sebagai kurasi sosial, seperti bekerja sama untuk menemukan, mengumpulkan,
serta mengorganisasi informasi yang bernilai.

6. Komponen Literasi
a) Functional Skill and Beyond
- Pengertian
Komponen ini berkaitan dengan operasional teknologi. Berkaitan dengan kemampuan
ICT-Skills seseorang dan relasinya dengan konten dari berbagai media. Kemudian
penggunaan operasional dari teknologi juga berkaitan dengan familiaritas terhadap
teknologi, keterjangkauan alat teknologi, penggunaan teknologi dan menghasilkan data,
kesadaran mengenai copyright dan mampu menghasilkan produk akhir dari teknologi.
b) Creativity
- Pengertian.
Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita
mendatangkan/memunculkan suatu ide baru. Hal itu menggabungkan ide-ide yang
sebelumnya yang belum dilakukan. Kreativitas merupakan produk berpikir kreatif
seseorang. Berpikir kreatif juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir
logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran
(Pehkonen, 1997).
- Ciri-ciri Berpikir Kreatif.
Krutetskii (1976) mengutip gagasan Shaw dan Simon memberikan indikasi
berpikir kreatif, yaitu
(1) produk aktivitas mental mempunyai sifat kebaruan (novelty) dan bernilai baik secara
subjektif maupun objektif;
(2) proses berpikir juga baru, yaitu meminta suatu transformasi ide-ide awal yang
diterimanya maupun yang ditolak;
(3) proses berpikir dikarakterisasikan oleh adanya sebuah motivasi yang kuat dan stabil,
serta dapat diamati melebihi waktu yang dipertimbangkan atau dengan intensitas
yang tinggi.
- Aspek.
1) kefasihan (banyaknya respon-respon yang diterima).
jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar, sedang dalam pengajuan masalah
mengacu pada banyaknya atau keberagaman masalah yang diajukan siswa sekaligus
penyelesaiannya dengan benar. Dua jawaban yang beragam belum tentu berbeda.
Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila jawaban-
jawaban itu tidak sama satu dengan yang lain, tetapi tampak didasarkan pada suatu
pola atau urutan tertentu
2) fleksibilitas (banyaknya berbagai macam respon yang berbeda).
Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Sedang fleksibilitas dalam
pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan masalah yang
mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda.
3) Kebaruan.
Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa menjawab
masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu
jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada tahap perkembangan
mereka atau tingkat pengetahuannya. Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu
pada kemampuan siswa mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang
diajukan sebelumnya.

- Indikator
Silver (1997) memberikan indikator untuk menilai berpikir kreatif siswa (kefasihan,
fleksibilitas dan kebaruan) menggunakan pengajuan masalah dan pemecahan masalah.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.

c) Collaboration.
- Pengertian
Keterampilan kolaborasi adalah kemampuan berpartisipasi dalam setiap kegiatan untuk
membina hubungan dengan orang lain, saling menghargai hubungan dan kerja tim
untuk mencapai tujuan yang sama (Le, Janssen & Wubbels, 2017; Sari, Prasetyo &
Setiyo,
- Ciri-ciri
Menurut Klemm (Feng Chun, 2006), terdapat beberapa karakteristik pembelajaran
kolaboratif, yakni:
1. Ketergantungan positif.
Ketergantungan yang positif antarsiswa dalam suatu kelompok menjadi prasyarat
terjadinya kerja sama yang positif. Ketergantungan positif akan terjadi jika setiap
anggota kelompok menyadari bahwa seseorang tidak dapat berhasil tanpa melibatkan
keberhasilan anggota lainnya. Untuk mencapai hal ini, tujuan kelompok harus
dikomunikasikan kepada semua anggota, sehingga mereka meyakini bahwa mereka
akan dapat “berenang” bersama. Menurut Klemm (Feng Chun, 2006), terdapat
beberapa ciri adanya ketergantungan positif pada suatu kelompok, yakni: (1) setiap
anggota kelompok berusaha untuk mencapai kesuksesan bersama, (2) setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi yang unik (spesifik) dan memiliki peran yang
berbda, tetapi peran itu harus mendukung pencapaian tujuan kelompok. Peran-peran
itu di antaranya adalah: (a) membaca dan menginterpretasikan suatu materi atau
masalah (b) mendorong dan memotivasi semua anggota untuk berpartisipasi dalam
diskusi, dan (c) merangkum temuan atau kesepakatan kelompok (hasil diskusi).
2. Interaksi.
Interaksi antaranggota kelompok menjadi demikian penting karena terdapat
aktivitas-aktivitas kognitif penting dan kecakapan interpersonal yang dinamis hanya
terjadi jika terdapat interaksi yang dinamis. Aktivitas kognitif dan kecakapan
interpersonal yang dinamis itu dapat dicapai melalui berbagai aktivitas seperti
mempresentasikan hasil diskusi, berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain,
dan mengecek pemahaman. Adanya interaksi antaranggota kelompok memungkinkan
terwujudnya sistem dukungan akademik, yakni setiap anggota mempunyai komitmen
untuk membantu anggota kelompok lain.
3. Pertanggungjawaban individu dan kelompok.
Dalam pembelajaran kolaboratif, tidak hanya keberhasilan kelompok saja yang
menjadi perhatian, namun keberhasilan setiap anggota kelompok sangat
dipentingkan. Pembelajaran kolaboratif juga dimaksudkan untuk membuat siswa
kuat secara individual. Kelompok harus bertanggung jawab dalam hal pencapaian
tujuan dan masing-masing anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap
kontribusinya dalam kelompok. Pertanggungjawaban individu hanya akan terjadi jika
kinerja tiap individu dinilai dan hasilnya diberikan kembali ke kelompok dan
individu yang bersangkutan guna memastikan anggota yang memerlukan bantuan,
dukungan, atau penguatan belajar.
4. Pengembangan kecakapan interpersonal.
Kelompok kolaboratif berbeda dengan belajar secara individual atau pembelajaran
kelompok yang lebih bersifat kompetitif. Selain kecakapan akademik yang hendak
dicapai, terdapat kecakapan penting yang hendak dipesankan melalui aktivitas
pembelajaran kolaboratif, yakni kecakapan sosial. Perlu disadari bahwa kecakapan
sosial tidak secara spontan tampak ketika pembelajaran kolaboratif dilaksanakan.
Kecakapan sosial seperti kepemimpinan (leadership), kemampuan membuat
keputusan, membangun kepercayaan, berkomunikasi, dan managemen konflik
diharapkan dapat terbentuk melalui pembelajaran kolaboratif yang kontinu dan
berkesinambungan.
5. Pembentukan kelompok heterogen.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan agar setiap
anggota dapat berdiskusi sehingga mencapai tujuan mereka dan membangun
hubungan kerja yang efektif. Dalam pembentukan kelompok perlu dideskripsikan
tugas setiap anggota kelompok. Terdapat beberapa prinsip dalam pembentukan
kelompok kolaboratif, di antaranya perlunya mengakomodasi heterogenitas siswa,
seperti mengkombinasikan siswa yang pendiam dengan siswa yang relatif mudah
berkomunikasi, siswa yang rendah diri dan optimistis, siswa yang mempunyai
motivasi tinggi dan rendah diri. Pembentukan kelompok juga perlu memperhatikan
kebiasaan bekerja, etnik, dan gender. Tidak terdapat ketentuan secara secara pasti
tentang berapa besar suatu kelompok dibentuk. Kelompok yang terlalu besar akan
kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif,
sedangkan kelompok yang terlalu kecil juga kurang memungkinkan adanya
dinamisasi. Secara umum ukuran kelompok yang baik adalah 4 atau 5 siswa.
Pengalaman dan latar belakang siswa yang berbeda-beda adalah modal penting untuk
memperkaya proses belajar di kelas. Dalam kelas kolaboratif, setiap siswa dapat
belajar dari siswa lainnya. Perlu diyakinkan bahwa setiap siswa harus saling
memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan belajar.

- Aspek
a) Waktu
Waktu menjadi bagian dari kolaborasi karena dalam penyatuan atau penggabungan
beberapa aspek yang berbeda memerlukan waktu yang bersamaan yang mungkin
sulit untuk diperoleh. Jadi memerlukan beberapa persiapan matang sebelum proses
penggabungan tersebut. Kolaborasi tidak bisa dilakukan secara spontan karena harus
mempersiapkan jauh-jauh hari untuk mencari waktu yang tepat.
b)

- Rubrik Penilaian
Komponen Collaboration didasarkan pada sifat teknologi digital itu sendiri.
Teknologi digital menyediakan peluang untuk bekerjasama dalam tim. Dan teknologi
digital juga membuka proses partisipasi yang kemudian membuka dukungan untuk
kolaborasi. Komponen ini menekankan partisipasi individu dalam proses dialog,
diskusi dan membangun gagasan-gagasan lainnya untuk menciptakan pemahaman.
Misalnya, kemampuan berpartisipasi dalam ruang digital, mampu menjelaskan dan
menegosiasikan gagasan-gagasan dengan orang lain di grup.
c) Communication.
Menjadi seseorang yang terliterasi digital berarti menjadi orang yang mampu
berkomunikasi melalui media teknologi digital. Komunikasi yang efektif dan literasi digital
erat dengan kemampuan membagikan pemikiran, gagasan dan pemahaman. Selain iu
memiliki kemampuan memahami dan mengerti audiens (sehingga ketika membuat konten
mereka memperkirakan kebutuhan audiens dan dampaknya)
d) The Ability to find and select Information.
Komponen ini menitikberatkan pada kemampuan mencari dan meyeleksi informasi.
Disebutkan di dalam Digital Literacy Across the curriculum (2009). Kemampuan ini
berkaitan dengan bagaimana berpikir hati-hati mengenai bagaimana proses pencarian
informasi dan menggunakan sumber secara selektif.
e) Critical Thinking and Evaluation.
Komponen ini menekankan bahwa jangan hanya menerima informasi dan memaknai
informasi secara pasif saja tapi sebaiknya juga berkontribusi, menganalisis dan
menajamkan berpikir kritis saat berhadapan dengan informasi.
f) Cultural and Social Understanding.
Praktik literasi digital sebaiknya sejalan dengan konteks pemahaman sosial dan budaya.
g) E-Safety.
Komponen E-Safety menekankan pada pilihan-pilihan yang menjamin keamanan saat
pengguna bereksplorasi, berkreasi, berkolaborasi dengan teknologi digital.
literasi digital memiliki komponen penilaian yang tidak berbeda jauh. Meski literasi digital
memiliki perspektif yang lebih luas dan multidimensional daripada literasi media.
Komponen-komponen literasi media yang menggunakan pendekatan lifeskills pun masih
ada pada komponen literasi digital.

Anda mungkin juga menyukai