PEMBELAJARAN FISIKA
Aldi Ryan Pratama, Ami Annisa Wudda, Anisah Septia Rahmi, Boris Dwicahyo, Wulan Sari
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131, Indonesia
Email. anisahseptiarahmi@gmail.com
ABSTRAK
Pembelajaran saat ini menekankan siswa untuk mampu belajar dengan menerapkan keterampilan-
keterampilan berpikir abad 21 sesuai tuntutan kurikulum 2013 maupun edisi revisi seperti berpikir
kritis dan metakognisi. Namun tak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
konsep fisika, dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya Penulisan ini bertujuan untuk
melihat bagaimana pengaruh implementasi strategi konflik kognitif dalam pembelajaran fisika
terhadap keaktifan peserta didik saat proses pemeblajaran. Meningkatkan keterampilan
metakognisi dan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika melalui
implementasi model pemecahan masalah dengan strategi konflik kognitif. berdasarkan hasil study
literatur yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi model pemecahan masalah
dengan strategi konflik kognitif dapat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran,
keterampilan metakognisi dan keterampilan berpikir kritis siswa implementasi strategi konflik
kognitif dalam pembelajaran fisika dan contohnya. Pada makalah ini akan di bahas tentang
strategi konflik kognitif, proses strategi konflik kognitif dan contoh implementasinya dalam
pembelajaran fisika
I. LATAR BELAKANG
Kesulitan dalam memahami konsep fisika hampir dirasakan siswa pada semua pokok bahasan.
Pada kondisi seperti ini siswa sering berhadapan dengan situasi yang serba sulit mencari jalan
keluar untuk memecahkan masalah. Hal ini dikarenakan siswa belum dibiasakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam filosofi konstruktivisme, pengetahuan siswa
dikonstruksi atau dibangun sendiri oleh siswa. Ketika siswa berinterkasi dengan lingkungan
belajar, siswa mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Dalam proses
mengkonstruksi pengetahuan tersebut kemungkinan besar telah terjadi kesalahan. Hal ini
disebabkan pengetahuan awal tersebut diperoleh dari pengalaman yang berbeda-beda dan
Strategi pembelajaran konflik kognitif dapat meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa
pada Fisika Komputasi Jurusan Fisika FMIPA Padang. Dengan demikian berarti pembelajaran
dengan strategi konflik kognitif dapat menurunkan miskonsepsi mahasiswa pada mata kuliah Fisika
Komputasi Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Padang, namun sejauh ini belum
signifikan. Implementasinya adalah pembelajaran generatif berbasis strategi konflik kognitif yang
baik digunakan dalam pembelajaran Fisika Komputasi. Namun, penelitian lebih lanjut dengan lebih
banyak sampel dan variasi moderator lainnya harus dilakukan. Strategi konflik kognitif perlu
dibuktikan pada mata kuliah lain karena setiap mata kuliah memiliki karakteristik tersendiri. (A.
Akmam dkk, 2018).
Dari beberapa pandangan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa strategi konflik kognitif
ini di harapkan mampu mengatasi kesulitan siswa dalam belajar serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan melatih siswa untuk berfikir kritis dan mampu menyelesaikan permasalahan yang
ditemui.
II. METODE
Makalah ini dibuat dengan metode studi literatur. Dengan mengumpulkan data pustaka,
mencatat melalui beberapa jurnal dan artikel.
Ada banyak istilah yang digunakan setiap peneliti dengan makna yang mirip dengan konflik
kognitif, yaitu : konflik konseptual (Johnson & Johnson, 1979), Psikis Konflik (Chantor,
1983). Damon dan Killen (1982) mengatakan Konflik kognitif adalah ketidakseimbangan
kognitif yang disebabkan oleh adanya kesadaran seseorang akan adanya informasiinformasi
yang bertentangan dengan informasi dimilikinya yang tersimpan dalam struktur kognitifnya.
Konflik kognitif dapat juga muncul dalam lingkungan sosial ketika ada pertentangan pendapat/
pemikiran antara seseorang individu dengan individu lainnya pada lingkungan individu yang
bersangkutan. Menurut Kwon & Lee (2003), konflik kognitif didefiniskan sebagai konflik
Dapat disimpulkan bahwa konflik kognitif adalah keadaan dimana terdapat ketidak cocok antara
struktur kognitif yang dimiliki dan dipunyai oleh seseorang dengan informasi yang baru dia dapat
dari luar (lingkungan) atau informasi baru yang diterimannya tidak cocok dengan struktur kognitif
yang telah dia miliki.
Pengertian konflik menurut KBBI (Depdiknas, 2008) adalah percekcokan, perselisihan dan
pertentangan yang disebabkan adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling
bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Sedangkan kognitif
adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi yang berdasarkan kepada pengetahuan
faktual yang empiris.
Dapat kita simpulkan bahwa konflik kognitif ini adalah pertentangan atau perbedaan antara
gagasan yang didapatkan dari luar dengan gagasan yang telah dimiliki.
Pembelajaran fisika berkaitan dengan lingkungan alam sekitar, oleh sebab itu siswa sebelum
memasuki sekolah sudah memiliki pengetahuan awal. Pengetahuan awal terbentuk melalui
pengalaman langsung dengan alam dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar pengetahuan awal
yang dimiliki siswa tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan suatu
strategi dan teknik pembelajaran untuk membantu memperbaiki konsepsi awal siswa yang belum
benar. Strategi konflik kognitif merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa. Selain itu, strategi konflik kognitif merupakan suatu strategi belajar yang berlandaskan
prinsip dan teori belajar konstruktivisme, untuk belajar suatu konsep baru siswa haruslah secara
aktif terlibat dalam proses pembentukan kembali dan restrukturisasi pengetahuannya
Implementasi strategi konflik kognitif dalam pembelajaran fisika adalah mengondisikan kegiatan
dan lingkungan belajar siswa dengan tujuan menghadirkan suatu keadaan konflik kognitif pada diri
siswa. Dalam hal ini guru memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pembimbing tetapi
tidak banyak berperan langsung. Dalam pelaksanaannya strategi belajar konflik kognitif dapat
menggunakan model pembelajaran apa saja yang dalam kegiatannya siswa diberi kesempatan
untuk menjawab masalah yang diberikan guru dengan konsep yang dimiliki siswa. Yang kemudi
pada kegiatan inti siswa dan guru membuktikan jawaban atas masalah yang diberikan dengan
menunjukkan secara langsung pada siswa melalui kegiatan demonstrasi atau eksperimen. Kegiatan
pembelajaran dibagi kedalam 3 keadaan, yaitu: keadaan awal dimana siswa sudah memiliki C1
yaitu pra-konsep atau konsep awal yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari,
kemudian keadaan ketika mulai ada konflik antara konsep yang telah dipahami dengan R2 yaitu
keadaan atau lingkungan yang baru, dan keadaan tiga adalah saat dimana siswa sudah dapat
menyelaraskan konsep awalnya dengan keadaan baru sehingga dapat menyimpulkan konsep atau
pemahaman yang baru.
(2) Mempresentasikan situasi yang tidak bisa dijelaskan dengan konsep yang ada,
(4) Menyiapkan konsep lain untuk menjelaskan situasi yang berlawanan dengan konsep alternatif
siswa,
(6) Siswa berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya untuk mengungkapkan ide mengenai
situasi yang berlawanan dan memikirkan solusinya,
(7) Konsep baru yang dimiliki ini akan membantu untuk menangani masalah yang mungkin ditemui
di kemudian hari.
Menggunakan LKS dengan strategi konflik kognitif disertai dengan demonstrasi dan diskusi
sehingga hasil evaluasi tes pemahaman konsep siswa yang dilakukan setelah pembelajaran
mengalami penurunan persentase miskonsepsi untuk konsep pokok materi. Persentase
ketuntasan di kelas mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar LKS
dengan strategi konflik kognitif telah berhasil mengurangi miskonsepsi siswa dan
meningkatkan pemahaman siswa tentang mate. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan LKS dengan strategi konflik kognitif lebih efektif daripada pembelajaran
konvensional. Hal ini dapat terjadi karena dalam pembelajaran menggunakan LKS dengan
strategi konflik kognitif siswa dituntut untuk mengungkapkan konsepnya melalui kegiatan
demonstrasi di kelas. (Haryono, 2018) . Pemberian LKS fisika berbasis strategi konflik
kognitif untuk meminimalkan miskonsepsi peserta didik. Keuntungan menggunakan LKS
adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, agar peserta didik akan
belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan tugas tertulis. (Wityanita,
2019)
Strategi pembelajaran konflik kognitif yang diterapkan dalam Fisika ada 5 Fase sebagai
berikut:
Fase pertama yaitu orientasi siswa kepada konflik adalah tahap pengetahuan awal siswa. Pada
saat guru mendemonstrasikan animasi, ternyata waktu bola A dan bola B sampai di lantai
adalah sama. Kegiatan pada tahap ini disebut sebagai tahap konflik, karena setelah kegiatan
ini, siswa mengalami konflik kognitif dengan munculnya pertanyaan.
Fase kedua: mengorganisasi siswa untuk belajar dan pemberian LKS kepada siswa dapat
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang ditempuh.
Fase keempat yaitu mengembangkan dan penyajikan hasil karya, Siswa dilatih untuk
mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam
proses pembelajaran untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Fase kelima menganalisis dan mengevaluasi hasil analisis dan membuat kesimpulan terhadap
semua jawaban kelompok yang telah diuraikan bersama-sama sebelumnya dan kemudian
mengkaji informasi baru yang diperoleh dari siswa agar pemahaman yang jelas dan mendalam
terhadap permasalahan yang dikaji.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 154) dengan memberikan evaluasi
kepada siswa, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana hasil pengajaran yang telah
dilakukannya dan mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap materi
yang telah disampaikan. Peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap materi gerak parabola
merupakan akibat dari penerapan strategi pembelajaran konflik kognitif. Strategi ini menuntut
siswa untuk dapat merekonstruksi sendiri permasalahan-permasalahan yang siswa hadapi
dengan adanya bimbingan dari guru serta memberikan kesempatan pada siswa untuk terbiasa
menemukan, memecahkan masalah secara logis, sistematis, dan terarah sampai kepada
penarikan kesimpulan. (Ardi, dkk, 2016)
IV. KESIMPULAN
Konflik kognitif keadaan dimana terdapat ketidak cocok antara struktur kognitif yang
dimiliki dan dipunyai oleh seseorang dengan informasi yang baru dia dapat dari luar
(lingkungan) atau informasi baru yang diterimannya tidak cocok dengan struktur kognitif
yang telah dia miliki. Strategi konflik kognitif ini memiliki 3 (tiga) tahapan, yaitu: tahap
awal, tahap konflik dan tahap resolusi.
Implementasi Strategi Kognitif Konflik pada pembelajaran fisika dapat berupa pemberian
LKS fisika berbasis strategi konflik kognitif merekonstruksi sendiri permasalahan-
permasalahan yang siswa hadapi dengan adanya bimbingan dari guru serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk terbiasa menemukan, memecahkan masalah secara logis,
sistematis, dan terarah sampai kepada penarikan kesimpulan. Keuntungan menggunakan
Strategi konflik kognitif ini mampu mengatasi kesulitan siswa dalam belajar serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan melatih siswa untuk berfikir kritis dan mampu
menyelesaikan permasalahan yang ditemui.
REFERENSI