Anda di halaman 1dari 6

342 Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan

Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam


Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan Konseptual untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa
yang Miskonsepsi

Hikmat, Yuyu R. Tayubi, Unang Purwana, dan Andi Suhandi


Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154
hikmat.upi@gmail.com

Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang penerapan Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual
Pada Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan Konseptual untuk menguatkan pemahaman siswa melalui reduksi
miskonsepsi. Metode penelitian yang digunakan metode Pre-Experiment menggunakan desain one group pretest-posttest.
Subyek penelitian siswa kelas XI salah satu SMU di kota Bandung. Materi ajar yang dibahas rangkaian listrik arus
searah menggunakan media simulasi virtual program PheT Simulations yang dikembangkan oleh University of Colorado
USA. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi virtual dapat
meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep rangkaian listrik arus searah dengan kategori rata-rata peningkatan
yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi, <g>, sebesar 0,8, angka penurunan
kuantitas siswa yang miskonsepsi pada tiap konsep yang diujikan di atas 0,7. Hasil-hasil ini menunjukkan penerapan
strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi virtual pada pembelajaran fisika memiliki potensi yang baik dalam
mengoptimalkan pemahaman konsep di kalangan para siswa sekolah menengah atas.

Kata kunci: Strategi Konflik kognitif, Media Simulasi.

Abstract An application of Cognitive Conflict Strategy Simulation Assisted Virtual Media Oriented Conceptual
Physics Canging to strengthen students' understanding through the reduction of misconceptions has been studied. The
research method used Pre-Experiment using design one group pretest-posttest. The population is Class XI students of
one high school in Bandung. Teaching materials discussed direct current electrical circuit simulation using virtual media
Phet Simulations program developed by the University of Colorado, USA. The results showed the use of cognitive
conflict strategy simulation can enhance the understanding of the concepts of direct current electrical circuit with the
category average height increase. This is showed by the average of the normalized gain score, <g>, by 0.8, the number
of students who not misconceptions in each concept tested above 0.7. These results showed the application of cognitive
conflict strategy on learning physics simulation has good potential in optimizing understanding concepts among high
school students

Keywords: Cognitive Conflict Strategy, Simulation Media

I. PENDAHULUAN didik. Kuncinya adalah gurunya sendiri tidak mengalami


Para siswa dalam mengarungi hidupnya tidak terisolasi miskonsepsi. Suparno menyatakan bahwa beberapa hasil
melainkan banyak berinteraksi dengan lingkungan penelitian menunjukkan bahwa beberapa guru juga
sekitarnya dan hasil interaksi ini dapat membentuk terindikasi mengalami miskonsepsi [2]. Guru-guru yang
konsepsi-konsepsi di benak mereka. Pinker (2003) mengalami miskonsepsi dapat menularkan
mengemukakan, peserta didik hadir di kelas tidak dengan miskonsepsinya kepada peserta didik melalui kegiatan
kepala kosong, tetapi telah memiliki pengetahuan pembelajaran. Beberapa hasil penelitian [1, 3],
sebelumnya ketika berinteraksi dengan lingkungan yang menunjukkan bahwa miskonsepsi ditemukan di kalangan
disebut sebagai prakonsepsi. Konsepsi yang tertanam ini siswa SMA, baik sebelum maupun setelah proses
bisa saja salah atau tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah. pembelajaran berlangsung dan sifatnya menghambat
Jika konsepsi ini tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah (resistan) terhadap asimilasi konsep pada benak siswa.
maka akan dapat menghambat proses asimilasi Penyelidikan tentang miskonsepsi dalam sains sudah
pengetahuan atau konsep baru yang dikenalkan guru di berjalan sejak lama yaitu sejak sekitar 30 tahun yang lalu,
kelas. Konsepsi-konsepsi yang tidak sesuai dengan hal ini didorong oleh prinsip dari teori pembelajaran
konsepsi ilmuwan disebut sebagai miskonsepsi [1]. konstruktivis yang menyatakan bahwa siswa masuk ke
Sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru hendaknya lingkungan pembelajaran dengan membawa konsepsi
memiliki kemampuan untuk mengenali dan menggali awal (preconception) yang dibentuk saat mereka
konsepsi awal peserta didik, terutama yang mengarah berinteraksi baik dalam lingkungan sosial maupun dalam
pada miskonsepsi agar tidak berkepanjangan. Selain itu, lingkungan fisis, konsepsi awal ini memiliki pengaruh
guru hendaknya memiliki kemampuan untuk terhadap keberhasilan pembelajaran yang akan diikutinya
meremediasi miskonsepsi yang terjadi pada peserta [4]. Penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan 343
Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

difokuskan pada idntifikasi miskonsepsi yang terjadi di Untuk meyajikan fenomena/gejala fisis secara
kalangan peserta didik serta pengembangan dan demonstrasi dalam rangka konfrontasi prakonsepsi
implementasi teknik, metode dan strategi untuk peserta didik tentu diperlukan bantuan media. Sajian
meremediasinya. fenomena fisis dapat dilakukan dengan bantuan ragam
Karena miskonsepsi biasanya melekat kuat pada benak media. Media demonstrasi real dapat digunakan jika
siswa dan mereka sendiri tidak menyadari akan materi ajar yang dibahas bersifat makroskofis dan dapat
kekeliruannya, maka tidak mudah untuk melakukan diamati langsung oleh indra peserta didik, sedangkan
remediasi miskonsepsi. Remediasi miskonsepsi hanya media simulasi virtual dapat digunakan jika materi ajar
mungkin terjadi jika diawali dengan proses pelunturan yang dibahas bersifat mikroskofis dan tidak dapat diamati
keyakinan mereka, menggalaukan pikiran mereka oleh indra peserta didik, seperti fenomena gerak
sehingga mereka mulai meragukan kebenaran konsepsi elektron pada penghantar listrik dan sebagainya. Ragam
yang selama ini dianutnya. Dalam keadaan galau di media ini dapat juga saling memperkuat satu sama lain,
pikiran mereka akan terjadi ketidakseimbangan sehingga kehadirannya dalam pembelajaran di kelas
(disequilibrium) yang mengarah pada konflik fikiran sangat menguntungkan. Untuk peserta didik yang tidak
(konflik kognitif). Dalam situasi konflik seperti ini, akan mengalami miskonsepsi, kehadiran ragam media ini
lebih mudah untuk mengubak konsepsi mereka sehingga bukan untuk sarana untuk memicu konflik kognitif,
mulai mengarah kepada konsepsi yang benar. Dengan melainkan sebagai sarana bantu untuk konstruksi
demikian maka harus diciptakan situasi yang dapat pemahaman konsep. Untuk keperluan konfrontasi
membuat mereka konflik, salah satu caranya adalah konsepsi peserta didik, penggunaan media harus dikemas
menghadapkan siswa pada fenomena sebenarnya yang sedemikian rupa sehingga dapat memicu terjadinya
bertolak belakang dengan yang mereka duga selama ini. keadaan konflik kognitif (disequiblirium) di pikiran
Posner, et al. menyatakan bahwa salah satu cara untuk peserta didik. Media simulasi virtual yang sering
meremediasi miskonsepsi adalah menghadapkan secara digunakan sebagai alat bantu pembelajaran adalah yang
langsung peserta didik yang mengalami miskonsepsi diproduksi oleh Colorado University USA, yaitu Physics
dengan sebuah pengalaman yang menyebabkan Education of Technology (PhET) [7].
ketidakseimbangan, lalu diikuti oleh proses akomodasi Paper ini memaparkan proses dan hasil kegiatan
konsep sebagaimana yang dikemukakan pada teori penelitian terkait implelentasi strategi konflik kognitif
Piaget [5]. berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran
Remediasi miskonsepsi pada hakekatnya adalah fisika berorientasi pengubahan konseptual dalam
pengubahan konsepsi, dari konsepsi yang keliru ke pembelajaran materi rangkaian listrik arus searah.
konsepsi yang benar sesuai konsepsi ilmiah. Model Masalah penelitiannya adalah bagaimana peningkatan
pembelajaran yang diorientasikan pada remediasi pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang
miskonsepsi seringkali disebut model pembelajaran mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep yang
berorientasi pengubahan konseptual (conceptual change tercakup dalam materi rangkaian listrik arus searah
model = CCM). Strategi konflik kognitif sangat tepat sebagai impact penerapan CCM berbantuan media
diterapkan dalam CCM. Model ini dikembangkan di simulasi virtual.
Cornell University sejak tahun 1978. Thorley
menyatakan bahwa The CCM instructional format helps II. METODE PENELITIAN
students to learn by actively identifying and challenging Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
their existing conceptions and skills. CCM lessons place pre-experimental dengan desain one group pretest-
the students in an environment that encourages them to posttest yaitu desain yang diawali pemberian tes awal
confront their preconceptions and then work toward kepada kelompok eksperimen, kemudian memberikan
resolution and conceptual change. As they learn, their perlakuan eksperimen terhadap kelompok eksperimen
metacognition also develops [6]. yaitu berupa strategi konflik kognitif berbantuan media
Menurut Joseph I. Stepans , tahapan-tahapan pada simulasi virtual pada model pembelajaran berorientasi
CCM dengan strategi konflik kognitif meliputi : 1) sajian perubahan konseptual, dan diakhiri dengan pemberian tes
masalah konseptual untuk mengidentifikasi konsepsi akhir. Desain penelitian ini dapat dilukiskan dalam
siswa; 2) ekspos keyakinan siswa atas jawaban yang bentuk bagan seperti pada Gambar 1.
diberikan serta argumentasinya ; 3) konfrontasi konsepsi
siswa dengan strategi konflik kognitif berbantuan media Tes awal perlakuan eksperimen tes akhir
riel dan virtual; 4) Akomodasi konsepsi baru oleh siswa;
5) Penguatan pemahaman pemahaman konsep; 6) O X O
perluasan pemahaman dan penerapan pengetahuan Gambar 1. Bagan One Group Pretest-Posttest Design
secara bermakna [6]. Namun demikian meskipun model
ini diorientasikan pada pengubahan konsepsi, pada Disini O adalah tes pemahaman konsep yang
praktiknya model ini dapat juga digunakan untuk dintegrasikan dengan identifikasi miskonsepsi yang
menanamkan pemahaman pada peserta didik yang tidak dilakukan pada saat sebelum dan sesudah perlakuan, dan
tidak memiliki konsepsi awal (tidak tahu konsep), karena X adalah perlakuan eksperimen berupa penerapan
ada tahap 4 sampai dengan tahap 6, yaitu kegiatan strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi
eksplanasi ilmiah untuk asimilasi dan akomodasi dalam virtual pada model pembelajaran berorientasi perubahan
rangkan konstruksi konsep di kalangan peserta didik. konseptual. Subyek penelitian ini adalah para siswa di

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
344 Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan
Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Sampel elektron dalam rangkaian. elektron yang
penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan kelas X mengalir pada
yang terdapat di SMA tersebut, yang dipilih secara rangkaian.
purposive sampling. Karena pembelajaran ini bersifat 5 Penambahan baterai secara Penambahan
paralel tidak memperbesar baterai secara
remedial teaching, maka yang dipilih sebagai sampel beda potensial antar ujung- paralel
penelitian adalah para siswa yang pernah mengikuti ujung rangkaian sehingga memperbesar beda
pembelajaran materi rangkaian listrik arus searah. Jumlah tidak memperbesar arus listrik potensial antar
sampel penelitian ini sebanyak 40 orang siswa. yang mengalir pada rangkaian ujung-ujung
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes rangkaian
pemahaman konseptual rangkaian listrik arus searah yang sehingga
terintegrasi dengan identifikasi miskonsepsi. Tes ini memperbesar arus
disusun dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda. listrik yang
Siswa selain diminta untuk memilih salah satu jawaban mengalir pada
rangkaian
yang dianggap paling tepat pada setiap soal, juga diminta
6 Kuat arus listrik yang Kuat arus listrik
untuk membubuhkan indeks keyakinan (CRI = certainty melewati setiap titik dalam yang melewati
of response index) yang menggambarkan tingkat rangkaian tertutup sederhana setiap titik dalam
keyajinan mereka dalam menjawab setiap soal. di mana-mana sama. suatu rangkaian
Untuk mengolah dan menganalisis data peningkatan seri nilainya
pemahaman konsep rangkaian listrik arus searah bergantung pada
digunakan persamaan N-gain yang dikembangkan oleh jarak titik tersebut
Hake (1998) sebagai berikut : terhadap kutub-
kutub baterai.
7 Besar arus listrik yang Besar arus listrik
(1) melewati setiap hambatan yang melewati
Sedangkan penurunan kuantitas siswa yang mengalami yang dipasang seri pada suatu setiap hambatan
miskonsepsi dihitung dengan menggunakan persamaan rangkaian tertutup sederhana yang dipasang seri
yang diadopsi dari persamaan N-gain sebagai berikut : nilainya tidak bergantung pada pada suatu
nilai hambatan yang rangkaian tertutup
dilewatinya. sederhana nilainya
(2) bergantung pada
nilai hambatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN yang dilewatinya.
Tabel 1 menunjukkan sebaran konsep-konsep pada 8 Arus listrik yang mengalir Arus listrik yang
materi rangkaian listrik arus searah dan miskonsepsi yang pada suatu cabang rangkaian mengalir pada
sering terjadi terkait konsep tersebut. paralel nilainya tidak berubah suatu cabang
jika pada rangkaian ditambah rangkaian paralel
Tabel 1. Sebaran konsep listrik dinamis dan miskonsepsi yang atau dikurang cabang paralel nilainya berubah
biasa terjadi yang nilai hambatannya sama. jika pada
rangkaian
Nomor Konsep rangkaian Listrik ditambah atau
Miskonsepsi
Konsep arus searah dikurang cabang
1 Arus listrik mengalir hanya Setiap rangkaian paralel yang nilai
pada rangkaian listrik tertutup yang tersusun dari hambatannya
kabel, lampu dan sama.
baterai pasti dapat 9 Beda potensial listrik pada Beda potensial
menyalakan rangkaian terbuka yang listrik antara
lampu. mengandung baterai tidak ujung-ujung
2 Arus listrik pada konduktor Arus listrik adalah sama dengan nol rangkaian terbuka
terjadi akibat pergerakan muatan positif sama dengan nol.
elektron bukan pergerakan yang mengalir 10 Besar beda potensial baterai Besar beda
pembawa muatan positif. dalam konduktor tidak bergantung pada nilai potensial di antara
dari kutub positif arus yang melewatinya kedua ujung-ujung
baterai menuju baterai nilainya
kutub negatif dapat berubah
baterai. bergantung pada
3 Elektron tersebar di sepanjang Elektron dari nilai arus listrik
konduktor dan ketika dipasang baterai mengalir yang melewatinya.
beda potensial pada ujung- pada rangkaian
ujungnya, elektron disepajang dengan kecepatan
Tabel 2 merangkum data tentang jumlah siswa yang
konduktor bergerak serempak yang sangat tinggi.
bergerak dengan kecepatan paham konsep, jumlah siswa yang tidak paham konsep
yang tidak terlalu besar. dan jumlah siswa yang miskonsepsi pada konsep listrik
4 Penambahan baterai secara Penambahan dinamis dari siswa sebanyak 40 siswa sebelum dan
seri tidak menambah jumlah baterai yang sesudah implementasi CCM.
elektron melainkan disusun seri dapat
mempercepat laju aliran menambah jumlah

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan 345
Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis CRI Tabel 3 memperlihatkan terjadi penurunan kuantitas
Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa siswa yang miskonsepsi pada seluruh konsep rangkaian
No Miskonsepsi Paham Konsep Tidak Paham listrik arus searah yang ditinjau. Penurunan kuantitas
Konsep Konsep siswa yang miskonsepsi pada setiap konsep rangkaian
Pretest posttest Pretest Posttest Pretest Posttest listrik arus searah berada dalam kategori penurunan yang
1 21 4 5 31 14 5 tinggi. Hal ini menunjukkan penggunaan strategi konflik
2 19 3 3 34 18 3 kognitif berbantuan media simulasi virtual pada
3 22 2 2 35 16 3 pembelajaran berorientasi pengubahan konsepsi memiliki
4 28 3 7 32 15 5 impact yang baik terhadap penurunan kuantitas siswa
5 20 3 3 35 17 2 yang miskonsepsi.
6 21 3 4 31 15 6 Namun demikian miskonsepsi masih terdapat pada
7 18 3 8 33 14 4 sejumlah siswa pada konsep-konsep rangkaian listrik arus
8 23 4 9 32 8 4 searah yang ditinjau. Meskipun kuantitasnya relatif
9 17 2 11 34 12 4 sangat kecil, namun hal ini menunjukkan bahwa
10 22 4 5 30 13 6 miskonsepsi siswa tidak 100 % dapat diremediasi. Tabel
Jumlah total siswa = 40 4 menunjukkan persentase jumlah siswa yang
miskonsepsinya teremediasi dan tidak teremediasi pada
Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat ditentukan besar masing-masing konsep konsep listrik dinamis.
peningkatan pemahaman konsep pada materi rangkaian
Tabel 4. Persentase Jumlah siswa yang Miskonsepsi
listrik arus searah secara umum dengan cara menghitung
Teremediasi dan Tidak Teremediasi Pada Setiap
rata-rata N-gain, <g>, dengan teknik seperti yang Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah
dipaparkan pada bagian metode penelitian. Gambar 2
menyajikan diagram batang rata-rata skor tes awal, tes
akhir dan N-gain pemahaman konsep rangkaian listrik Persentase siswa
arus searah. yang
Nomor yang
miskonsepsinya
Konsep miskonsepsinya
tidak
20 teremediasi
17,60 teremediasi
18
1 80,95 19,05
16
2 84,21 15,79
14
3 90,91 9,09
Rata-Rata Skor

12
4 89,29 10,71
10
7,50 5 85,00 15,00
8
6 85,71 14,29
6
4
7 83,33 16,67
2
8 82,61 17,39
0,81
0
9 88,24 11,76
Pretest Posttest N-Gain 10 81,82 18,18
.
Gambar 2. Diagram Batang Peningkatan Pemahaman konsep Berdasarkan data-data pada Tabel 2, miskonsepsi
rangkaian Listrik arus searah
rangkaian listrik arus searah ditemukan dalam kuantitas
yang cukup besar setelah siswa mengikuti pembelajaran
Tabel 3 menyajikan rekapitulasi penurunan kuantitas
dengan model pembelajaran tradisional. Hal ini
siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap konsep
membuktikan bahwa pembelajaran tradisional yang
rangkaian listrik arus searah.
seting dilaksanakan saat dimana guru sebagai pusat
pembelajaran dan didominasi metode ceramah
Tabel 3. Penurunan Kuantitas Mahasiswa yang Miskonsepsi
Pada Setiap Konsep Rangkaian Listrik Searah menyisakan cukup banyak miskonsepsi. Pembelajaran
sains yang tidak sesuai dengan karakteristik sains tidak
Persentase Siswa yang dapat memfasilitasi pemahaman sains yang komprehensif
Nomor Miskonsepsi
M Kategori malah banyak menghasilkan kekeliruan konsepsi di
Konsep % %
benak siswa. Kejadian ini dapat dipahami karena fisika
Mpretest Mposttest
52,5 10,0 0,81 Tinggi
mempelajari interaksi antara besaran fisis dalam wujud
1
2 47,5 7,5 0,84 Tinggi fenomena fisis. Fenomena fisis ada yang sifatnya
3 55,0 5,0 0,91 Tinggi obsevable dapat diamati oleh siswa dalam konteks
4 70,0 7,5 0,89 Tinggi kehidupan keseharian, tetapi ada juga yang sifatnya
5 50,0 7,5 0,85 Tinggi unobservable yang tidak dapat diamati oleh siswa, seperti
6 52,5 7,5 0,86 Tinggi fenomena-fenomena mikroskopis dalam skala atomik.
7 45,0 7,5 0,83 Tinggi Metode pembelajaran yang bersifat informatif tidak akan
8 57,5 10,0 0,83 Tinggi membantu dalam memvisualkan fenomena-fenomena
9 42,5 5,0 0,88 Tinggi mikroskopis sehingga sulit dipahami oleh siswa. Guru
10 55,0 10,0 0,82 Tinggi pun akan sulit menggambarkan secara verbal dengan
kata-katanya bagaimana fenomena mikroskopis itu

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
346 Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan
Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

terjadi. Kadang-kadang penggambarannya apa adanya, bercabang, ketika satu cabang ditutup maka air yang
dan siswa dipaksa untuk dapat mengerti dengan apa yang semula mengalir melalui cabang yang ditutup akan
digambarkannya. Keadaan ini yang akhirnya pindah ke cabang yang tidak ditutup sehingga aliran air
menimbulkan kekeliruan-kekeliruan dalam konsepsi yang pada cabang yang tidak ditutup akan menjadi dua kali
terbentuk di benak siswa. semula. Jawaban dan tingkat keyakinan ini
Penerapan CCM dengan strategi konflik kognitif mengindikasikan banyak diantara mereka yang
secara nyata dapat meningkatkan pemahaman konsep mengalami miskonsepsi.
(PK) siswa baik pada materi rangkaian listrik searah, Konsepsi dan keyakinan siswa mulai goyah ketika
melalui reduksi siswa yang tidak tahu atau tidak paham mereka dihadapkan pada kenyataan seperti ditunjukkan
konsep (TTK/TPK) dan reduksi mahasiswa yang pada Gambar 4.
mengalami miskonsepsi (MK). Reduksi mahasiswa yang
tidak tahu atau tidak paham konsep terjadi pada fase
eksplanasi konsep, dimana dalam fase itu terdapat
aktivitas-aktivitas yang memungkinkan siswa
mengkonstruksi konsepsinya melalui asimilasi dan
akomodasi konsep-konsep baru. Proses konstruksi konsep
ditunjang oleh media simulasi dan laboratorium virtual.
Dengan proses seperti itu siswa yang semula tidak tahu
konsep berubah menjadi paham konsep. Reduksi jumlah
siswa yang miskonsepsi dimulai dari fase konfrontasi
kemudian dikuatkan pada fase eksplanasi. Pada fase
Gambar 4. Kuat arus listrik pada rangkaian setelah satu cabang
konfrontasi terjadi proses pelunturan keyakinan konsepsi diputus
siswa sehingga terjadi disekuilibrium pada pemikiran
siswa yang sering dikenal dengan konflik kognitif. Mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri
Dengan Lunturnya keyakinan tersebut, maka akan bahwa ternyata konsepsi mereka keliru, kuat arus listrik
memudahkan dalam rekonstruksi konsepsi di benak yang mengalir pada satu cabang rangkaian paralel setelah
siswa. Rekonstruksi konsepsi terjadi pada fase eksplanasi satu cabang diputus ternyata tidak menjadi dua kali
ilmiah dan penguatan konsepsi. semula, melainkan tetap 1,8 ampere. Keadaan ini tentu
Terjadinya penurunan kuantitas miskonsepsi menandai membuat pikiran mereka menjadi galau, terjadi konflik
terjadi perubahan dari konsepsi yang keliru menjadi dipikirannya, dan mulai bertanya-tanya jangan-jangan
konsepsi yang benar yang sesuai dengan konsepsi para konsepsi yang selama ini dianutnya keliru. Keadaan
ahli atau ilmuwan. Perubahan konsepsi ini tidak lepas seperti ini akan menguntungkan ketika guru ingin
dari efektifnya peran media baik media demonstrasi merekonstruksi konsepsi siswa yang keliru tersebut
fenomena riel maupun media simulasi/laboratorium menjadi konsepsi yang benar. Setelah galau tinggal
virtual yang digunakan pada strategi konflik kognitif. mereka diajak untuk bersama-sama mengeksplorasi
Sebagai contoh pada awalnya cukup banyak siswa yang fenomena tersebut dan menemukan konsep yang berlaku
mengalami miskonsepsi bahwa arus yang melewati suatu dalam fenomena itu sehingga dapat menjelaskan
cabang rangkaian listrik paralel bergantung pada jumlah mengapa perilaku rangkaian paralel tersebut seperti itu
cabang yang terdapat pada rangkaian tersebut. dan berbeda dengan konsepsi mereka.
Contoh lainnya adalah banyaknya siswa yang
mengalami miskonsepsi pada konsep beda potensial.
Banyak diantara mereka yang memiliki anggapan bahwa
beda potensial listrik diantara dua titik pada rangkaian
terbuka adalah nol meskipun pada rangkaian itu terdapat
baterai. Jika probe voltmeter dipasang pada ujung-ujung
rangkaian terbuka seperti pada Gambar 5, maka volmeter
akan menunjukkan angka nol.

Gambar 3. Pembagian arus listrik pada rangkaian paralel

Ketika mereka dihadapkan pada fenomena seperti pada


Gambar 3 dan kepada mereka ditanyakan bagaimana
dengan kuat arus listrik yang mengalir pada cabang
rangkaian pertama jika cabang yang lain rangkaiannya
diputus? Banyak diantara siswa yang menjawab dengan
penuh keyakinan bahwa arus listrik yang mengalir pada
cabang yang tidak diputus akan menjadi dua kali semula
yaitu 3,6 ampere. Jawaban ini muncul dari anggapan
bahwa fenomena ini mirip dengan aliran air yang Gambar 5. Rangkaian listrik terbuka.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Hikmat / Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Berorientasi Pengubahan 347
Konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

Tetapi keyakinan mereka akhirnya luntur setelah PUSTAKA


melihat simulasi virtual yang menunjukkan bahwa [1] Sutrisno, dkk., (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA
ternyata beda potensialnya tidak nol. Konsepsi mereka SD. Dikti Depdiknas
dapat berubah secara definitif setelah dilakukan tahap [2] Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep
eksplanasi. Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Grasindo.
[3] Van den Berg, E., (1991). Miskonsepsi Fisika dan
Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Press.
[4] Pfundt, H and Duit, R. (2006). Bibliography : Students and
Teacher conceptions and science education. Kiel : IPN.
[5] Posner, at al, (1982). Accommodation of a Scientific
Conception: Toward a Theory of Conceptual Change.
Science Education, 66(2), 211-227.
[6] Thorley, N.R. (1990). The Role of Conceptual Change
Model in the Interpretation Classroom Interactions.
Unpublished DoctoralThesis, University of Wisconsin-
Madison.
[7] Wieman, at.al. (2010). Teaching Physics Using PhET
Simulations. The Physics Teacher Vol. 48.
Gambar 6. Beda potensial listrik pada rangkaian listrik terbuka
yang mengandung baterai tidak bernilai nol.
TANYA JAWAB
Beberapa siswa yang miskonsepsinya tidak teremediasi
diprediksi akibat kurang optimalnya rekonstruksi konsep Muchlas, UAD
pada siswa-siswa tersebut. Hal ini mungkin disebabkan ? Bagaimana mengantisipasi kekurangan media virtual
mereka kurang fokus dalam mengikuti tahap eksplanasi dibandingkan hands-on dalam mengurangi salah
ilmiah, sehingga mereka tidak dapat mengasimilasi atau konsep?
mengakomodasi konsep yang ditanamkan. Penyebab
lainnya yang mungkin adalah media yang digunakan Hikmat (UPI)
dalam tahap akomodasi konsep kurang variatif, atau @ Dalam penelitian ini media virtual digunakan untuk
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan tipe kecerdasan konsep-konsep yang bersifat abstrak/mikroskopis,
yang nereka miliki. sedang fenomena-fenomena makroskopis disajikan
melalui demonstrasi langsung.
IV. KESIMPULAN
Penerapan strategi konflik kognitif berbantuan media Assaidah, UNSRI
simulasi virtual dalam pembelajaran fisika berorientasi ? Maksud dari N-gain apa dan bagaimana cara
perubahan konseptual dapat meningkatkan pemahaman mendapatkannya?
konsep siswa SMA dengan kategori peningkatan tinggi.
Peningkatan pemahaman konsep ini terjadi sebagai efek Hikmat (UPI)
dari menurunnya kuantitas siswa yang mengalami @ N-gain adalah ukuran peningkatan pemahaman siswa,
miskonsepsi dan tingginya jumlah siswa yang tadinya dihitung dari selisih jumlah siswa yang mengalami
tidak paham konsep menjadi paham konsep. perubahan dari tidak paham atau miskonsepsi menjadi
paham konsep.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pengelola
projek Dia Bermutu Batch III Tahun ke-3 prodi
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI yang telah mendanai
kegiatan penelitian ini..

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai