Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA

“Miskonsepsi”

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu : Dr. Budi Naini Mindyarto, M. App. Sc.

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Fadia Noval Nur (4201419021)

2. Khofifah Nurhayati (4201419049)

PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak penelitian membuktikan bahwa penyebab kesalahan yang terjadi pada siswa
adalah karena kurangnya penguasaan konsep-konsep pada mata pelajaran yang diajarkan.
Secara umum, pengetahuan dalam ingatan siswa digambarkan dalam bentuk potongan-
potongan kecil informasi. Pengetahuan tersebut akan menjadi sebuah konsep ketika saling
berhubungan (Ibrahim, 2012). Pentingnya pemahaman dan penguasaan konsep juga
menjadi tujuan penerapan kurikulum di berbagai jenjang pendidikan. Untuk mewujudkan
hal tersebut diperlukan pemahaman dan penguasaan konsep yang benar agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
Miskonsepsi adalah pemahaman pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut.
Miskonsepsi juga didefinisikan sebagai pengetahuan konseptual dan proposional siswa
yang tidak konsisten atau berbeda dengan kesepakatan ilmuwan yang telah diterima secara
umum dan tidak dapat menjelaskan secara tepat fenomena ilmiah yang diamati.
Miskonsepsi terjadi pada siswa paling banyak disebabkan konsep awal yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah dibawa ke pendidikan formal. Jika miskonsepsi siswa tidak
ditanggulangi dengan baik, maka miskonsepsi akan semakin kompleks dan stabil. Kondisi
demikian menyebabkan berakumulasinya kesulitan belajar siswa dan bermuara pada
rendahnya hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki
miskonsepsi dengan menggunakan penyajian yang lebih bermakna dan membuat peserta
didik lebih efektif dalam menghadapinya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Masalah yang akan di nahas pada makalah ini adalah
1. Apa pengertian konsep dan miskonsepsi?
2. Apa penyebap miskonsepsi?
3. Apa syarat konsep dianggap miskonsepsi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan konsep dan miskonsepsi
2. Menjelaskan penyebap miskonsepsi
3. Menjelaskan syarat suatu konsep dianggap miskonsepsi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep, dan miskonsepsi pembelajaran sains


A. KONSEP
konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi
antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir (bahasaadalah alat berfikir).
Setiap konsep yang berada dalam pikiran seseorang dapat terbentuk sedemikian rupa,
berkembang dan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman
yang diprolehnya. Menurut Ausubel (Dahar, 1989:81) konsep dapat diperoleh dengan
cara, yaitu formasi konsep dan melalui asimilasi konsep. Maksud formasi dan asimilasi
adalah :
a. Formasi konsep
Pembentukan kosep-konsep sebelum anak mendapatkan pendidikan formal
melaluiproses induksi. Ketika siswa dihadapkan pada rangsangan lingkungan, ia
mengabstraksi sifat-sifat atau atribut-atribut tertentu yang sama dari berbagai
stimulus. Pembentukan konsep merupakan bentuk belajar penemuan, setidaknya
dalam bentuk primitif yang melibatkan proses-proses psikologi seperti analisis
diskriminatif, abstraksi, deferensial, pembentukan hipotesis, pengujian dan
generalisasi. Pembentukan konsep ini juga ditunjukan oleh orang-orang lebih tua
dalam situasi kehidupan nyata dan di dalam laboratorium tetapi dengan tingkat
yang lebih tinggi.
b. Asimilasi konsep
Asimilasi konsep bersifat deduktif di dapat setelah memasuki pendidikan
formal. Siswa yang belajar akan menghubungkan atribut-atribut dengan gagasan
yang relefan yang sudah ada dalam struktur kognitif mereka.
B. Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah pemahaman pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut.
Miskonsepsi menurut para ahli diuraikan sebagai berikut
➢ Menurut Soparno (2005:4), mengungkapkan bahwa miskonsepsi atau salah
konsep menunjuk:”
➢ Menurut Brow (Supomo, 2005:4) mendifinisikan:”miskonsepsi sebagai suatu
gagasanyang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang di terima”.
➢ Menurut kelompok mendifinisikan bahwa “miskonsepsi merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan
konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan
hierarki konsep-konsep yang tidak benar.

2.2 Penyebab Miskonsepsi


a. Siswa.
Miskonsepsi yang disebabkan dari siswa dapat bermacam-macam, seperti
prakonsepsi siswa sebelum memperoleh materi pelajaran, lingkungan, teman,
pengalaman dan minat. Secara filosofi terjadinya miskonsepsi dapat dijelaskan
dengan filsafat konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan di bentuk
oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang
dipelajari. Karena siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya maka ada
kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengkonstruksi. Hal ini disebabkan karena
siswa belum terbiasa mengkonsep Fisika secara tepat, belum mempunyai kerangka
ilmiah yang dapat digunakan sebagai standar. Miskonsepsi pada materi fisika banyak
terjadi disebabkan oleh pemahaman pada diri siswa sendiri, hal ini kemungkinan
dikelompokan menjadi : prakonsep atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif,
pemikiran humanistik, penalaran yang tidak lengkap, intuisi yang salah, tahap
perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa danminat belajar siswa.
b. Buku

Buku diktat yang salah dalam mengungkapkan konsep berdampak pada


kebingungan siswa dalam memahami konsep sehingga memunculkan miskonsepsi.
Kesalahan yangkiranya perlu mendapat perhatian dan penekanan dalam buku diktat
adalah soal, gambar, grafik, skema, tabel, penulisan rumus dan konstanta.
c. Konteks
Menurut Suparno kesalahan siswa dapat berasal dari kekacauan penggunaan
bahasa antara bahasa sehari-hari dengan bahasa ilmiah. Sehingga Mc Clleand
(Suparno) menganjurkan guru/dosen dalam memberikan definisi dengan jelas tidak
menggunakanbahasa yang ambigu serta melatih siswa dengan cara yang sama.
Miskonsepsi dapat disebabkan pengalaman sehari-hari siswa yang tidak sesuai
dengan konsep IPA/Fisika, maka pengajar harus mengungkapkan asal dari
pengalaman yang menyebabkan miskonsepsi untuk mengetahui penyebabnya,
kemudian membetulkan dengan konsep yang benar dengan memberikan
pengalaman yang sesuai dengan konsepIPA/Fisika.
d. Metode mengajar
Menurut suparno (2005:82), cara mengajar yang dapat menjadi penyebab
khusus miskonsepsi diantaranya yaitu : hanya menggunakan metode ceramah dan
menulis, langsung kebentuk matematis, tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa,
tugas tidak dikoreksi, model analogi, model pratikum dan diskusi yang tidak sesuai
langkah- langkah yang ditentukan.

Metode mengajar yang hanya menekankan salah satu segi dari kebenaran yang
diajarkan dan kefanatikan terhadap salah satu jenis metode mengajar perlu dihindari
karena akan membatasi cara pandang kita terhadap masalah pengetahuan. Selain itu
metode mengajar yang tidak tepat terhadap situasi, kondisi materi yang diajarkan dapat
memunculkan miskonsepsi pada diri siswa, sehingga guru harus memilih dan
menggunakan metode mengajar yang tepat agar penyampaian konsep dapat dipahami
siswa.

2.3 Syarat Konsep Dianggap Miskonsepsi


Konsep siswa dianggap miskonsepsi apabila memenuhi kriteria berikut :
➢ Atribut tidak lengkap, yang berakibat pada gagalnya mendefinisikan konsep secara
benar dan lengkap.
➢ Penerapan konsep yang tidak tepat, akibat dalam perolehan konsep terjadi
diferensiasi yang gagal.
➢ Gambaran konsep yang salah, proses generalisasi dari suatu konsep abstrak bagi
seseorang yang tingkat pikirnya masih konkrit akan banyak mengalami hambatan.
➢ Generalisasi yang salah dari suatu konsep, berakibat pada hilangnya esensi dasar
konsep tersebut. Kehilangan pemahaman terhadap esensi konsep menimbulkan
pandangan yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah.
➢ Kegagalan dalam melakukan klasifikasi.
➢ Misinterpertasi terhadap suatu objek abstrak dan proses yang berakibat gambaran
yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Miskonsepsi dalam pembelajaran Ipa dapat diubah melalui pertanyaan,
eksperimen (dengan catatan bahwa hukum alam selalu benar), dan situasi hipotetis tanpa
didasari hukum fisika, kimia, dan biologi yang kemudian akan diuji melalui eksperimen
atau demonstrasi. Sedapat mungkin proses pembuktian tidak menggunakan perangkat
matematika yang rumit, yang kadang belum didapat oleh siswa. Miskonsepsi akan mudah
diketahui melalui penalaran yang digunakan, mungkin kurang masuk akal, mungkin
kurang lengkap, mungkin juga kurang jelas.
3.2 Saran
Jangan memaksakan siswa menerima konsep yang lebih dasar akan tetapi dengan
tingkat kerumitan yang lebih tinggi. Ini akan membuat siswa terlalu cepat matang, dan
apabila abstraksinya belum cukup, pemaksaan konsep yang lebih abstrak akan melahirkan
miskonsepsi baru yang pada saat itu belum disadari. Artinya miskonsepsi lama akan
menjadi benar, akan tetapi muncul miskonsepsi baru yang tidak disadari. Hal yang perlu
dilakukan oleh seorang guru adalah memahami kerangka berpikir siswa agar proses belajar
mengajar tidak terjadi miskonsepsi antara guru dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ausubel, David P., Floyd G. Robinson., (1978). School Learning. Holt, Rinehart and Winston,
New York

Berg, Euwe van den (ed), (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas
Kristen Satya Wacana Press.

Novak & Gowin., (1984). Learning How to Learn. Cambridge: University Press.

Masril dan Nur Asma., (2002). “Pengungkapan Miskonsepsi Siswa Force Concept Inventory
dan Certainity of Response Inde”. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia. 2002. Vol.B5).
Hlm: 1-3. Available at: http:hfi.fisika.net

Anda mungkin juga menyukai