Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yogi Yastika

NIM : F1041181060
Kelas/Semester : A2/ VI (Enam)
Mata kuliah : Miskonsepsi
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Halini, M.Pd

Kerjakan tugas berikut (3 Maret 2021)

Cari bahan terkait konsepsi dan miskonsepsi siswa


1. Jelaskan pengertian konsepsi dan miskonsep siswa
2. Berikan contoh miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika (dalam bentuk hasil
pekerjaan siswa disertai penjelasan mengenai miskonsepsi yang terjadi)
3. Tuliskan sumber rujukan
4. Tugas dikirim ke email halini.fkip14@gmail.com

Jawaban

1. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi atau salah konsep merupakan konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ilmuwan pada bidang yang
bersangkutan (Suparno, 2005). Sedangkan Novak (dalam Suparno, 2005)
menyatakan bahwa prakonsepsi yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah disebut
dengan miskonsepsi. Brown (dalam Suparno, 2005) memandang miskonsepsi
sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu
gagasan yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah.
Menurut Fowler miskonsepsi merupakan pengertian yang tidak akurat akan
konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep
yang tidak benar.
Miskonsepsi merupakan suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu
pernyataan yang tidak dapat diterima. Secara rinci miskonsepsi dapat merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah,
klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep
yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis
konsep-konsep yang tidak benar
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah yang di terima pakar di bidang itu.Bentuk
miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar
diantara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif. Menurut Brow
miskonsepsi sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang
sekarang di terima. Sedangkan Fowler memandang miskonsepsi sebagai pengertian
yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
contoh yang salah, kekacauan konsepkonsep yang berbeda, dan hubungan hirarkhis
konsep-konsep yang tidak benar. Dengan demikian seorang guru semestinya tidak
keliru dalam menanamkan konsep-konsep matematika kepada siswanya, sebab sekali
konsep matematika keliru diterima siswa, sangat sulit untuk mengubah pengertian
yang keliru tersebut.
Miskonsepsi tersebut berkaitan dengan tingkat pemahaman siswa dalam
menangkap materi pelajaran yang berbedabeda. Perbedaan tersebut dapat terjadi
karena sebelum mengikuti proses pembelajaran formal di sekolah/instansi, siswa
sudah membawa pemahaman tertentu tentang sebuah konsep materi yang mereka
kembangkan lewat pengalaman hidup mereka. Banyaknya kesalahan yang dilakukan
siswa dalam mengerjakan soal dapat menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan
siswa terhadap materi. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti lebih lanjut
mengenai penyebab kesalahan siswa.Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa
harus segera mendapat pemecahan yang tuntas. Pemecahan ini ditempuh dengan
caramenganalisis akar permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang
dilakukan siswa. Selanjutnya diupayakan alternatif pemecahannya, sehingga
kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi di kemudian hari. Penelitan yang
dilakukan Hebrew J Godden yang mengatakan bahwa“Hasil penelitian menunjukkan
jika persentase dihitung berdasarkan jumlah kesalahanyang dianalisis, dimana
kesalahan ceroboh 8 %, prosedural26,3 %, aplikasi 17,3 %, konsep48,4 %. Dari
keempat jenis kesalahan tersebut kesalahan konsep pada materi persamaan kuadrat
yang paling tinggi dengan persentase 48,4 %.”1Ini berarti kesalahan konsep siswa
sangat besar terhadap matematika dan mengkhusus pada materi persamaan kuadrat,
bisa saja kesalahan konsep yang dialami oleh siswa dimulai dari hal yang dasarnya.
Siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk pemecahan
masalah dan siswa merasa kesulitan untuk menginterpretasikan masalah yang
diberikan dalam bentuk masalah kata ke dalam model matematika. Dengan
demikian, siswa tidak dapat menyelesaikan masalah mengingat siswa cenderung
menarik kesimpulan untuk melakukan operasi angka yang ada dalam soal cerita
tanpa memahami masalah apa yang diberikan dalam masalah. Dimana pemecahan
masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep, membutuhkan
kemampuan berpikir dan keterampilan siswa (Lubis, Panjaitan, Surya, & Syahputra,
2017). Di proses pembelajaran, aktivitas siswa dimulai dengan observasi, kemudian
mengajukan pertanyaan, mencoba, membuat jaringan, dan menganalisis. Oleh
karena itu sekarang dan di masa depan, kita perlu model pembelajaran yang
seharusnya dapat meningkatkan siswa kemampuan pemecahan masalah matematika
di Sekolah Menengah (Surya&Syahputra, 2017).
Miskonsepsi dalam matematika dapat menjadi masalah serius jika tidak
segera diperbaiki, sebab kesalahan satu konsep dasar saja dapat menuntun seorang
siswa pada kesalahan yang terus menerus. Karena sebuah konsep dasar dalam
matematika akan terus diaplikasikan kemateri selanjutnya. Pembelajaran yang tidak
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsi-
miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil. Miskonsepsi dipandang sebagai
faktor penting penghambat bagi siswa dan rujukan bagi guru dalam pembelajaran
dan pengajaran sains. Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus
dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak
memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan
bermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka.
2. Contoh Miskonsepsi
Berdasarkan uji coba dan wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa
disekitar rumah diperoleh informasi bahwa kemampuan awal siswa masih tergolong
rendah.Hal ini terlihat dari banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dikarenakan tidak menguasai materi prasyarat.Selain itu, juga
diperoleh informasi bahwa siswa banyak yang mengalamai miskonsepsi pada materi
aljabar untuk membuktikan hal tersebut ,diberikan tes sebanyak 3 butir soal tentang
aljabar untuk melihat pemahaman konsep aljabar siswa.
Selama pengerjaan berlangsung, banyak siswa yang terlihat merasa cepat
putus sebelum berusaha mencoba dan emosi dalam mengerjakan soal yang sulit,
banyak yang berkomentar bahwa itu sulit sedangkan materi tersebut telah
dipelajari.kurang aktif dan kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Rendahnya kemampuan awal siswa dan muculnya sifat tidak mudah
menyerah siswa yang sangat rendah selama pembelajaran berlangsung berimpikasi
pada rendahnya hasil tes kemampuan pemahaman konsep akan di jabarkan sebagai
berikut :

Berdasarkan jawaban siswa pada gambar di atas, kesalahan yang dilakukan


oleh siswa adalah operasi penjumlahan terhadap suku yang tak sejenis.Siswa kurang
memahami bahwa operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar hanya dapat
dilakukan pada suku-suku yang sejenis.
Gambar diatas terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan dengan jenis
kesalahan konsep. Kesalahan yang dilakukan siswa yaitu tidak menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal, siswa juga melakukan kesalahan dalam
memahami konsep pengurangan aljabar.

3. Sumber Rujukan

Sumber Rujukan

http://talitamelalania.blogspot.com/2014/09/konsep-konsepsi-dan-miskonsepsi.html?m=1

https://www.researchgate.net/publication/325393542_IDENTIFIKASI_MISKONSEPSI_MA
TEMATIKA_SISWA_PADA_MATERI_OPERASI_ALJABAR

https://studylibid.com/doc/1208813/miskonsepsi-dalam-pembelajaran-matematika-sekolah
https://www.researchgate.net/publication/336830614_IDENTIFIKASI_MISKONSEPSI_MA
TEMATIKA_SISWA_PADA_MATERI_OPERASI_ALJABAR_IDENTIFICATION_OF_S
TUDENT_MATHEMATICS_MISCONCEPTION_IN_ALJABAR_OPERATING_MATERI
ALS/link/5db472ef299bf111d4d03cef/download

http://numeracy.stkipgetsempena.ac.id/home/article/download/43/41

https://core.ac.uk/download/pdf/148608893.pdf

Anda mungkin juga menyukai