Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

ANALISIS MISKONSEPSI FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR

DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS


(FISIKA SMA)

Dosen Pengampu : Drs. Jurubahasa Sinuraya, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Tia Damayanti

NIM : 4163121016

Kelas : Fisika Reguler A 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa . Karena atas 
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Mini
Research ini untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan.
Ucapan terima kasih Saya ucapkan kepada Bapak Drs. Jurubahasa Sinuraya, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Fisika SMA yang telah membantu dan membimbing Saya
dalam penyelesaian Mini Research ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
Saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan
Makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan kita bersama.

Medan, 20 Maret 2018

Penulis,

Tia Damayanti

(4163121016)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, permasalahan dalam memahami konsep-konsep awal yang sudah ada semakin
meningkat, khususnya dalam bidang pendidikan. Konsep – konsep yang tidak sesuai dengan
kebenaran sains ini disebut miskonsepsi. Konsep awal tersebut didapatkan oleh peserta didik saat
berada di sekolah dasar, sekolah menengah, dari pengalaman dan pengamatan mereka di
masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak
cocok dengan konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama
pendidikan formal.
Menurut Suparno (2005:3) hal tersebut disebabkan oleh konsep yang siswa miliki, meskipun
keliru, tetapi dapat menjelaskan beberapa persoalan yang sedang mereka hadapi dalam
kehidupan mereka. Bahkan beberapa anak menggunakan konsep ganda dalam hal ini, yaitu
konsep ilmiah digunakan di sekolah dan konsep sehari-hari untuk digunakan di masyarakat. Hal
ini membuat para ahli baik pendidik maupun peneliti terlibat dalam membahas bagaimana
terjadinya miskonsepsi, bagaimana miskonsepsi dapat diatasi dan kesulitan apa dalam
mengatasinya.
Miskonsepsi atau salah konsep (Suparno, 2005:4) menunjuk pada suatu konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.
Begitu juga dengan Wartono, dkk (2004:25) mendefinisikan miskonsepsi adalah pemahaman
alternatif yang tidak benar secara ilmiah. Miskonsepsi ini diyakini oleh siswa dan dijadikannya
dasar untuk merespon masalah yang muncul. Dengan demikian miskonsepsi adalah
ketidaksesuaian konsep yang dimiliki oleh siswa dengan konsep para ahli. Berdasarkan hal
tersebut miskonsepsi fisika adalah ketidaksesuaian konsep fisika yang dimiliki oleh siswa
dengan para fisikawan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran miskonsepsi fisika ?
2. Apa saja factor yang menjadi dasar dalam miskonsepsi fisika ?

C. Tujuan
1. Mengetahui gambaran miskonsepsi fisika.
2. Mengetahui factor – factor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi dalam fisika
BAB II

BAGIAN TEORI

A. Pengertian Miskonsepsi dalam pembelajaran fisika

Miskonsepsi adalah salah konsep menunjuk pada sesuatu yang tidak sesuai dengan pengertian
ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu (atau tidak sesuai dengan
tuntutan keilmuan suatu disiplin ilmu tertentu. Kondisi yang bagaimana yang memungkinkan
terjadinya perubahan miskonsepsi menjadi konsep yang benar?

-          Siswa harus merasa tidak puas dengan adanya pemahaman yang salah.

-          Siswa harus mempunyai pemahaman minimal tentang konsep baru.

-          Konsep baru harus logis dan dapat diterima akal.

-          Konsep baru harus mempunyai daya memprediksi dan ekplanasi.

Bentuk Miskonsepsi dapat berupa:

1.      Konsep awal

2.      Kesalahan,

3.      Hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,

4.      Gagasan intuitif,

5.      Pandangan yang naif.

Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi

1.      Peta Konsep

Peta konsep adalah suatu alat skematik untuk memperesentasikan suatu rangkaian konsep yang
digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan
yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan pokok. Miskonsepsi dapat
diidentifikasi dengan melihat hubungan antara dua atau lebih konsep apakah benar atau tidak.
Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak ada hubungan yang
lengkap antar konsep.

2.      Tes Multiple Choice dengan Reasoning atau Pertanyaan Terbuka.

Siswa diberi soal atau tes pilihan ganda dengan alasan. Dalam bagian reasoning, siswa harus
menulis alasan mengapa memilih jawaban itu. Atau siswa diberi soal tes pilihan ganda dengan
interview. Berdasarkan hasil jawaban yang jelek dalam multiple choice itu, mereka
mewawancarai siswa. Tujuan wawancara adalah untuk meneliti bagaimana siswa berpikir dan 
mengapa mereka berpikir seperti itu.

3.      Tes Esai Terbuka

a)      Guru dapat mempersiapkan suatu tes esai yang memuat beberapa konsep fisika yang
memeang mau diajarkan atau yang sudah diajarkan.

b)      Dari tes tersebut dapat diketahui salah pengertian yang dibawa siswa dan salah pengertian
dalam bidang apa.

c)      Beberapa siswa diwawancarai untuk lebih mendalami mengapa mereka punya gagasan
seperti itu.

d)     Dari wawancara itu akan terlihat darimana salah pengertian itu dibawa.

4.      Wawancara

a)      Guru memilih beberapa konsep fisika yang diperkirakan sulit dimengerti siswa, atau
beberapa konsep fisika yang pokok dari bahan yang akan diajarkan.

b)      Kemudian siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep di atas.

c)      Dari sini dapat dimengerti miskonsepsi yang ada dan sekaligus ditanyakan dari mana
mereka memperoleh konsep alternatif tersebut.

5.      Diskusi Dalam Kelas

a)      Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang
sudah diajarkan atau ang akan diajarkan.

b)      Dari diskusi dikelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan mereka tepat atau tidak. Guru
dapat mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa.

c)      Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar dan juga sebagai penjajakan awal.

B. Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya miskonsepsi

1.      Dapat berasal dari diri siswa sendiri (konsepsi awal sebelum pelajaran, pengalaman,
kemampuan, dan minat)

a)      Dapat dijelaskan dengan filsafat konstruktivisme (siswa membangun pengetahuan awal
sebelum belajar formal)

b)      Gagasan asosiatif siswa (asosiasi siswa terhadap istilah sehari-hari, misal asosiasi terhadap
gaya dengan aksi atau gerakan, dan mengasosiasikan kerja dengan energi)
c)      Intusi yang salah dan perasaan siswa (pandangan manusiawi, misal jika dua benda punya
percepatan sama, kecepatan dan jaraknya juga sama. Jika kecepatan adalah nol, maka
percepatannya juga nol.

d)     Pengalaman siswa (dalam kehidupan sehari-hari, siswa berpikir energi kekal yang artinya
walaupun digunakan akan tetap benilai sama dan kekal, tanpa memikirkan perubahan energi
yang terjadi)

2.      Dapat berasal dari guru yang juga punya salah pengertian dan salah mengajar.

a)      Guru tidak memahami konsep fisika yang baik,

b)      Cara guru mengajar yang klasik, hanya terpaku pada matematis bukan konsep.

c)      Guru memberikan contoh yang keliru.

3.      Dari buku yang digunakan (bahasa sulit dimengerti, atau pembahasan yang salah)

4.      Berasal dari penggunaan metode mengajar.

Penggunaan analogi yang salah dalam mengajarkan konsep, misal guru yang membandingkan
listrik dengan aliran air. Ini dapat menjelaskan kepada siswa mengenai aliran listrik, tetapi dapat
menimbulkan miskonsepsi tentang tegangan.

C. Upaya dalam meminimalisir terjadinya miskonsepsi terjadi

1.      Interaksi dengan Siswa

a)      Guru memahami kerangka berpikir siswa,

b)      Guru mendefinisikan konsep dengan jelas dan tidak ambigu serta melatih siswa dengan
cara yang sama. Guru harus konsekuen dalam menggunakan term yang sama dalam contoh-
contoh.

c)      Diskusi dengan siswa, mengungkap pengetahuan siswa.

d)     Probelem solving, siswa mengerjakan soal untuk mengecek mereka salah konsep atau tidak,
dilatih untuk mengorganisasikan kemampuannya.

e)      Percobaan atau pengalaman lapangan,

f)       Pemberain pengalaman anomali, percobaan yang berlawanan dengan gagasan siswa yang
salah.

2.      Guru dan Metode Mengajar

a)      Guru harus menguasai konsep dengan baik,


b)      Pemberian analogi harus tepat,

c)      Pegarahan peta konsep yang dibuat siswa.

d)     Pemberian contoh dalam hidup sehari-hari untuk mengajarkan rumus atau konsep, hukum,
teori, dan hal-hal yang baru.

3.      Buku

Sangat penting bahwa buku teks dibuat dengan benar dan secara konseptual juga benar.
Kesalahan yang ditulis dalam buku teks akan mudah dicerna siswa sehingga mereka memperoleh
salah pengertian.

D. Bentuk – bentuk miskonsepsi yang sering terjadi

a) Konsep kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu, siswa beranggapan bahwa kalor itu
sesuatu yang disimpan oleh suatu benda. Tetapi konsep yang benar yaitu kalor yang diterima air
digunakan untuk menaikkan suhu.

b) Konsep pengaruh suhu terhadap ukuran benda, Siswa menganggap bahwa suhu yang dicapai
suatu benda bergantung pada ukurannya tetapi konsep yang benar yaitu suhu balok es akan
sama besar bagaimanapun dipotong.

c) Konsep pengaruh kalor terhadap suhu suatu benda, siswa menganggap ketika balok besi
diletakkan di atas balok kayu maka Kalor dari kayu mengalir ke besi sebab besi lebih cepat
panas daripada kayu tetapi konsep yang benar yaitu tidak ada kalor yang mengalir dari besi
ke kayu atau sebaliknya sebab suhu kedua benda.

d) Konsep kalor jenis, siswa menganggap bahwa Suhu benda naik lebih cepat jika kalor jenisnya
besar sedangkan suhu benda naik lebih lambat jika kalor jenis yang kecil tetapi konsep yang
benar yaitu semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil kemampuan benda tersebut
menyerap atau melepaskan kalor. Semakin kecil kalor jenis benda, semakin baik
kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor.

e) Konsep muai panjang, siswa menganggap bahwa partikel-partikel kalor memenuhi ruang antar
partikel alumunium, sehingga partikel-partikel alumunium terdesak ke segala arah tetapi konsep
yang benar yaitu suatu benda yang dipanaskan mengalami pemuaian karena jarak antar
partikel menjadi semakin jauh akibat kenaikan suhu.

f) Konsep perubahan wujud dari padat menjadi cair, siswa mengganggap Es melepaskan kalor
tetapi konsep yang benar yaitu yaitu terjadi perubahan wujud dari es menjadi air karena es
menerima kalor dari lingkungan akibat adanya perbedaan suhu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan data dalam Penelitian

Metode penelitian
Metode Penelitian yang Kami gunakan adalah metode penelitian Observasi secara langsung
dalam pengumpulan data.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 :
104).

Metode observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi
terhadap obyek. Adapun kriteria yang hendak diperhatikan oleh observeser antara lain:
 Memliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti.
 Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
 Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
 Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati.
 Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis.
 Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi.
 Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi.  

Instrument Penelitian  
Instrument Penelitian yang Kami gunakan adalah dengan pembagian test dalam materi suhu dan
kalor kepada siswa/siswi SMAN 1 Batang Kuis sebanyak 10 butir soal.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang kami gunakan adalah dengan memberikan 10 butir soal fisika
dengan materi suhu dan kalor . Setelah soal tersebut sudah diselesaikan oleh siswa/siswa SMAN
1 Batang Kuis, maka kami akan memeriksa jawaban mereka kemudian kami klasifikasikan
jawaban mereka ke dalam kolom pengamatan data kami.

B. Lokasi Atau Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi : SMA NEGERI 1 BATANG KUIS

Waktu : Jum’at , 09 Maret 2018

C. Populasi dan Sampel


Populasi dan Sampel yang kami observasi adalah Siswa / Siswi SMAN 1 Batang Kuis
kelas X IPA 3 sejumlah 25 orang.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Objek penelitian : 25 orang siswa / siswi SMAN 1 Batang Kuis kelas X IPA 3

1. Langkah-langkah penelitian :
2. Menentukan topic materi yang akan dibahas
3. Mengembangkan instrument test untuk menguji terjadinya miskonsepsi berdasarkan
materi suhu dan kalor.
4. Menguji test tersebut ke 25 orang siswa/siswi SMAN 1 Batang Kuis kelas X IPA 3
5. Analisa jawaban pada test.
6. Daftar semua jawaban baik yang benar maupun yang salah
7. Data yang diperoleh kemudian ditulis didalam laporan.

Nama :

Kelas / Jurusan :

Asal Sekolah :

Hari / Tanggal :

Ceklist (√) jawaban pada kolom yang Anda anggap benar !

No Materi Ya Tidak Alasan


1 Apakah kalor itu sesuatu yang disimpan
oleh suatu benda ?
2 Apakah suhu yang dicapai suatu benda
bergantung pada ukuran bendanya ?
3 Ketika balok besi diletakkan di atas
balok kayu, apakah ada Kalor dari kayu
yang mengalir ke besi?
4 Ketika balok besi diletakkan di atas
balok kayu, Apakah besi lebih cepat panas
daripada kayu ?
5 Apakah Suhu benda naik lebih cepat jika
kalor jenisnya besar sedangkan suhu benda
naik lebih lambat jika kalor jenisnya kecil ?
6 Apakah Es melepaskan kalor sehingga bisa
mencair ?
7 Apakah suhu air yang sedang mendidih
tidak akan naik lagi meskipun terus
dipanaskan ?
8 Apakah pemanasan batang logam termasuk
proses konveksi ?
9 Apakah ruang hampa yang ada pada termos
dimaksudkan agar pemindahan panas
secara radiasi tidak terjadi ?
10 Apakah suhu pada sendok besi lebih tinggi
daripada suhu pada sendok plastik ?

Hasil Penelitian

A. Gambaran miskonsepsi Fisika di SMAN 1 Batang kuis

No Objek Jawaban benar pada nomor Jawaban salah pada nomor


1 Beni Rizky Putra 1,2,5, dan 9 3,4.6.7.8 dan 10
2 Cici Yusniar 4,6, dan 10 1,2,3,5,7,8,dan 9
3 Erwin Sinaga 1 , 2 dan 5 3,4,6,7,8,9, dan 10
4 Haris Ramadhani 4,5,7,dan 10 1,2,3,6,8,dan 9
5 Ika Maya Sari 1,2 dan 4 3,5,6,7,8,9, dan 10
6 Ilham Abdi Lubis 3 ,4 ,7 dan 8 1,2,5,6,9, dan 10
7 Jenny Inke Br. Sitorus 2,3,dan 4 1,5,6,7,8,9, dan 10
8 Kayla Nababan 1, 3 dan 5 2,4,6,7,8,9,dan 10
9 Lossya Angel Br Sinaga 2,3,5, dan 6 1,4,7,8,9,dan 10
10 M. Nur Adly 3, 4, dan 10 1,2,5,6,7,8, dan 9
11 M. Rifqi Nazukir 1,2,3,6,7, dan 9 4,5,8, dan 10
12 M. Satria Nugraha 3,7,8,9 dan 10 1,2,4,5,dan 6
13 Maulina Eka Niar 1,2,5,6, dan 8 3,4,7,9, dan 10
14 Mecca Arumi Jihan 2,3,7, dan 8 1,4,5,6,9, dan 10
15 Monalisa Br Simanjuntak 1,2,3,9, dan 10 4,5,6,7, dan 8
16 Naura Shakila Adrian 2,5,6, dan 7 1,3,4,8,9, dan 10
17 Novita Yusrika 1,2,3, dan 6 4,5,7,8,9,dan 10
18 Nuria Ahmadi 2,6,8, dan 9 1,3,4,5,7,dan 10
19 Octa Sheryn Br Sitepu 1,3,4, dan 7 2,5,6,8,9, dan 10
20 Preddy Gunawan 1,3,7, dan 9 2,4,5,6,8, dan 10
21 Rio Subroto 1,5, dan 9 2,3,4,6,7,8,dan 10
22 Roy Nicolas Purba 3,7,8, dan 10 1,2,4,5,6, dan 9
23 Sahyan Ahmad Nur 1,5,9, dan 10 2,3,4,6,7,dan 8
24 Teddy Saputra 1,2,4,6,dan 9 3,5,7,8, dan 10
25 Zenny Febrina 4,5, dan 8 1,2,3,6,7,9,dan 10
Analisa data

No Kesalahan pada nomor Jumlah


1 1 12 responden
2 2 12 responden
3 3 12 responden
4 4 13 responden
5 5 15 responden
6 6 16 responden
7 7 15 responden
8 8 18 responden
9 9 16 responden
10 10 18 responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, ternyata masih banyak sekali
siswa atau siswi yang mengalami miskonsepsi terhadap materi fisika yaitu suhu dan kalor.
Hampir semua bagian dari mereka masih sangat minim dalam memahami konsep dasar
fisika. Dalam hal ini, seharusnya peran guru harus sangat signifikan guna perbaikan dalam
proses pembelajaran.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada satu pun siswa yang berhasil mencapai nilai
KKM. Artinya, dalam proses belajar mengajar mereka juga sudah membawa miskonsepsi
tersebut sebelumnya, sehingga konsep yang salah tersebut tetap dijadikann panduan atau
pedoman dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, Peran guru dalam proses
pembelajaran, khususnya sains (fisika), sangat sentral.

Guru tidak hanya sebagai sumber belajar tetapi juga sebagai motivator serta memiliki
tugas sebagai penilai (supervisi) (Indrakutni, 2005; ). Oleh karena itu, profesionalitas seorang
guru dalam memahami bidang keilmuan, khususnya konsep sains, dengan baik sangat
dibutuhkan. Apabila guru memiliki pemahaman konsep yang kurang baik maka
dikhawatirkan siswa juga akan mengalami hal yang serupa.
B. Faktor- factor yang mempengaruhi terjadinya miskonsepsi fisika di SMAN 1
Batang Kuis

Miskonsepsi dalam menjawab soal

No Soal yang dijawab belum Alasan Responden Keterangan


benar
1 Pada soal pertama, sebanyak 12 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu kalor
kolom YA. Bahwa kalor itu bahwa kalor tersebut merupakan sesuatu yang diterima
sesuatu yang disimpan oleh merupakan sesuatu yang oleh suatu benda.
suatu benda. sudah ada pada benda.
2 Pada soal kedua, sebanyak 12 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu suhu
kolom YA. Bahwa suhu yang bahwa suhu yang ada pada yang dicapai suatu benda tidak
dicapai suatu benda bergantung suatu benda bergantung pada bergantung pada ukuran
pada ukuran bendanya. ukuran bendanya. bendanya.
3 Pada soal ketiga, sebanyak 12 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu , ketika
kolom YA. Bahwa ketika balok bahwa ketika balok besi balok besi diletakkan di atas
besi diletakkan di atas balok diletakkan di atas balok balok kayu, tidak ada kalor dari
kayu, ada Kalor dari kayu yang kayu, ada kalor dari kayu kayu yang mengalir ke besi.
mengalir ke besi. yang mengalir ke besi.
4 Pada soal keempat, sebanyak 13 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu, ketika
kolom YA. Bahwa Ketika balok bahwa ketika balok besi balok besi diletakkan di atas balok
besi diletakkan di atas balok diletakkan di atas balok kayu, kayu, besi tidak lebih cepat panas
kayu, besi lebih cepat panas besi lebih cepat panas daripada kayu, karena tidak ada
daripada kayu ? daripada kayu kalor yang mengalir dari besi ke
kayu atau sebaliknya
5 Pada soal kelima, sebanyak 15 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu, semakin
kolom YA. Bahwa Suhu benda bahwa semakin besar kalor besar kalor jenis suatu benda,
naik lebih cepat jika kalor jenis suatu benda, maka suhu semakin kecil kemampuan benda
jenisnya besar sedangkan suhu pada suatu benda naik lebih tersebut menyerap atau
benda naik lebih lambat jika cepat dan semakin kecil kalor melepaskan kalor. Semakin kecil
kalor jenisnya kecil. jenis suatu benda, maka suhu kalor jenis benda, semakin besar
pada suatu benda naik lebih kemampuan benda tersebut
lambat. menyerap atau melepaskan kalor.

6 Pada soal keenam, sebanyak 16 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu, terjadi
kolom YA. Bahwa Es bahwa es yang melepaskan perubahan wujud dari es menjadi
melepaskan kalor sehingga bisa kalor lama - kelamaan akan air karena es menerima kalor dari
mencair. segera mencair. lingkungan akibat adanya
perbedaan suhu.
7 Pada soal ketujuh, sebanyak 15 Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab
responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat salah. Konsep yang benar yaitu,
kolom YA. Bahwa suhu air bahwa suhu air yang sudah kalor digunakan untuk mengubah
yang sedang mendidih tidak mendidih tidak akan naik molekul air dari keadaan cair
akan naik lagi meskipun terus lagi meskipun terus menjadi uap (gas).
dipanaskan. dipanaskan.
8 Pada soal kedelapan, sebanyak Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
18 responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu
kolom YA. Bahwa pemanasan bahwa pemanasan batang pemanasan batang logam
batang logam termasuk proses logam termasuk proses termaksud konduksi.
konveksi. konveksi.
9 Pada soal kesembilan, sebanyak Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
16 responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu, termos
kolom YA. Bahwa ruang hampa bahwa ruang hampa yang ada dibuat dengan prinsip mencegah
yang ada pada termos pada termos dimaksudkan proses perpindahan kalor secara
dimaksudkan agar pemindahan agar pemindahan panas konduksi, konveksi dan radiasi.
panas secara radiasi tidak secara radiasi tidak terjadi.
terjadi.
10 Pada soal kesepuluh, sebanyak Menurut alasan yang mereka Jawaban yang mereka jawab salah.
18 responden menjawab pada berikan, mereka berpendapat Konsep yang benar yaitu, suhu
kolom YA. Bahwa suhu pada bahwa suhu pada sendok pada sendok besi dan sendok
sendok besi lebih tinggi besi lebih tinggi daripada plastik sama.
daripada suhu pada sendok suhu pada sendok plastik.
plastik.
Berdasarkan penelitian tersebut, melalui alasan – alasan jawaban responden maka dapat
disimpulkan bahwa factor - factor yang mempengaruhi terjadinya miskonsepsi dalam fisika pada
materi suhu dan kalor adalah :

1. Dapat berasal dari diri siswa sendiri (konsepsi awal sebelum pelajaran, pengalaman,
kemampuan, dan minat)
a. Siswa membangun pengetahuan awal sebelum belajar formal
b. Pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari siswa

2. Dapat berasal dari guru yang juga punya salah pengertian dan salah mengajar.
a. Guru tidak memahami konsep fisika yang baik,
b. Cara guru mengajar yang klasik, hanya terpaku pada matematis bukan konsep.
c. Guru memberikan contoh yang keliru.

3. Dari buku yang digunakan (bahasa sulit dimengerti, atau pembahasan yang salah)

4. Berasal dari penggunaan metode mengajar. Penggunaan analogi yang salah dalam
mengajarkan konsep.
Dokumentasi
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, ternyata masih banyak sekali siswa
atau siswi yang mengalami miskonsepsi terhadap materi fisika yaitu suhu dan kalor. Hampir
semua bagian dari mereka masih sangat minim dalam memahami konsep dasar fisika.
Dalam hal ini, seharusnya peran guru harus sangat signifikan guna perbaikan dalam proses
pembelajaran.
2. Miskonsepsi sering terjadi dalam berbagai disiplin ilmu pada diri siswa. Sesuai dengan
pandangan konstruktivisme, siswa diberi kebebasan untuk membangun konsep sendiri,
tetapi bila terjadi kesalahan perlu diluruskan dengan cara yang bijak.
3. Kita perlu tahu bagaimana konsep siswa, maka penting untuk mereka diberi kesempatan
mengungkapakan gagasan dari konsepnya. Sehingga dapat diketahui penyebab dan dapat
membantunya.
4. Dibutuhkan guru yang menguasai bahan , memahami kesulitan dan kesalahan siswa,  serta
rela bertekun dengan siswa. Butuh waktu lama untuk  membantu siswa mengatasi salah
konsep.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Depdikbud.1986b. Kurikulum Landasan Program Dan Pengembangan. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Fisika, Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai