Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

FISIKA SMA

Dosen Pengampu : Drs. Jurubahasa Sinuraya, M.Pd

NAMA : TIA DAMAYANTI

NIM : 4163121016

KELAS : FISIKA REGULER A 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2017/2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………

a. Latar Belakang ……………………………………………………………


b. Tujuan …………………………………………………………………….
c. Manfaat …………………………………………………………...............

BAB II RINGKASAN ISI BUKU………………………………………………

a. Identitas Buku…………………………………………………………….
b. Ringkasan Isi Buku ………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………

a. Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama……………………………….


b. Kelebihan Dan Kekurangan Buku Pembanding………………………...

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………....

a. Kesimpulan………………………………………………………………
b. Saran …………………………………………………………………….
c. Daftar Pustaka……………………………………………………...........
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa . Karena atas 
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Critical
Book Review ini untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan.
Ucapan terima kasih Saya ucapkan kepada Bapak Drs. Jurubahasa Sinuraya, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Fisika SMA yang telah membantu dan membimbing Saya
dalam penyelesaian Critical Book Review ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
Saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan
Makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan kita bersama.

Medan, Maret 2018

Penulis,

Tia Damayanti

(4163121016)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki tahun 2016 Perguruan Tinggi Khususnya keguruan menggunakan kurikulum baru
yaitu KKNI. Pada kurikulum ini mahasiswa baru terkususnya diberikan beberapa tugas pokok
pada stiap mata kuliah yang terdiri dari Tugas Rutin, Critical Book Report, Critical Journal
Review, Mini Research, Rekayasa Ide, dan Project. Hal ini dilakukan karena sangat baik sebagai
pegangan ataupun modal para Mahasiswa untuk kedepanya terutama pada jurusan kependidikan.
Karenanya para dosen Pendidikan memberikan 6 tugas ini kepada seluruh Mahasiswa nya.

B. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika SMA.


2. Untuk mengulas isi buku yang dikritikalisasi.
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku - buku tersebut.

C. Manfaat

1. Menemukan informasi mengenai materi fluida statis dari berbagai sumber buku.
2. Menelaah materi fluida statis dari berbagai sumber buku
3. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi buku.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Identitas Buku

Buku Utama

1. Judul Buku      : Fisika (Untuk SMA dan MA Kelas XI)


2. Penulis             : Dwi Satya Palupi , Suharyanto, dan Karyono
3. Penerbit           : CV.Sahabat
4. Tahun Terbit    : 2009
5. Tebal               : 361 Halaman
6. Kota                : Jakarta
7. Bahasa : Indonesia
Buku Pembanding
1. Judul Buku      : Fisika (Untuk SMA dan MA Kelas XI)
2. Penulis             : Ari Damari dam Sri Handayani
3. Penerbit           : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
4. Tahun Terbit    : 2009
5. Tebal               : 302 Halaman
6. Kota                : Jakarta
7. Bahasa : Indonesia
B. Ringkasan Isi Buku

Ringkasan Isi Buku Fisika (Untuk SMA dan MA Kelas XI), Penulis : Dwi Satya Palupi,
Suharyanto, dan Karyono.
A. Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
 Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup
juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

B. Pengertian Fluida Statis


Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam
pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Cairan yang
berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir.
Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari
bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini
tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam
keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah
oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
C. Massa Jenis/Kerapatan
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu
massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3). Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut :

                                      

dengan: m = massa (kg atau g),


            V = volume (m3 atau cm3),
             ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

Kerapatan berat didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume, yang biasa disimbolkan
dengan “D”.
               

                                                                              atau

Dengan : D = Berat jenis (N/m3)


 W = Berat benda (N)
 V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Rapat massa relatif didefinisikan sebagai perbandingan dari rapat massa zat tersebut terhadap
rapat massa dari zat tertentu sebagai zat pembanding. Zat pembanding biasa diambil air, pada
suhu 40 C. Rapat massa relatif biasa disimbolkan dengan : rho r.
Juga berlaku : 
                      
Atau

Rapat massa relatif tidak mempunyai SATUAN.


Contoh soal :
1. 1000 liter alkohol massanya 789 kg. Massa jenis alkohol tersebut adalah ...
Pembahasan :
Diketahui :
V = 1000 L                     m = 789 kg;
Ditanya : m…?
Jawab :
m 789 Kg
ρ = V = 1000 L =¿ 0,789 kg/m3

Jadi massa jenis alkohol sebesar 0,789 kg/m3

D. Tekanan
Tekanan yang besar dihasilkan dari gaya yang besar pula, sebaliknya tekanan yang kecil
dihasilkan dari gaya yang kecil. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa tekanan
sebanding dengan gaya. Dari sini terlihat bahwa luas permukaan yang terkena gaya berpengaruh
terhadap tekanan. Luas permukaan yang sempit/kecil menghasilkan tekanan yang lebih besar
daripada luas permukaan yang lebar. Artinya tekanan berbanding terbalik dengan luas
permukaan.
Pengertian tekanan ini digunakan secara luas dan lebih khusus lagi untuk Fluida. Satuan
untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus di atas yaitu 1 Newton/m2 atau disebut dengan pascal.
Jadi 1 N/m2=1 Pa (pascal). Bila suatu cairan diberi tekanan dari luar, tekanan ini akan menekan
ke seluruh bagian cairan dengan sama prinsip ini dikenal sebagai hukum Pascal.
Jika gaya F bekerja tegak lurus bekerja pada benda seluas A, besarnya tekanan secara
matematis dituliskan sebagai berikut :
P = F/A
                  Keterangan : P = Tekanan (N/m2 atau pascal)
                                       F  = Gaya (N)
                                       A = Luas permukaan benda (m2)
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
E. Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan
hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi,
ditulis : 

Oleh karena m = ρ.V persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p =


Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana
(A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi : 
P  = ρ.g.h
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai
berikut :
                     Dengan :  Ph = Tek anan hidrostatis (N/m2)
 Ph = ρ.g.h                      ρ = Massa jenis (kg/m3)
                                                   g = Percepatan gravitasi (m/s2)
                                                   h = Ketinggian (m)
Manometer Pipa Terbuka
Manometer  pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat
ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p
(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan
atmosfir (p0).

Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli
Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara.
Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of
Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa
(mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2

Pengukur Tekanan Ban


Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan
dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara
luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
Contoh soal :
1. Sebuah tempa air berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 60 cm diisi 180 liter air (massa jenis
air = 103 kg/m3). Jika g = 10 m/s2, tentukan :
a. tekanan hidrostatik pada dasar kubus;
b. gaya hidrostatik pada dasar kubus;
c. gaya hidrostatik pada titik B yangberjarak 0,25 m dari permukaan air.

2. Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 1000 kg/m3). Ketinggian airnya adalah 85cm. Jika g = 10 m/s 2
dan tekanan udara 1 atm, maka tentukan :
a. tekanan hidrostatis di dasar bejana;
b. tekanan mutlak di dasar bejana.

Penyelesaian :
1.    Diketahui:

V = 180 L = 0,18 m3;     ρ   = 103 kg/m3   


g = 10 m/s2;                    A  = 0.36 m2
s = 60 cm;                     hB = 0,25 m                          

hA = 0,5 m

Jawab :
a. PA = ρ. g .h
    = 1000.10.0,5 = 5000 Pa  
b. FA = PA. A
    = 5000.0,36 = 1800 N
c. PB = ρ.g.h
= 1000.10.0,25 = 2500 Pa
FB = PB . A
= 2500.0,25 = 900 N
Jadi besar tekanan hidrostatis pada dasar kubus adalah P A = 5000 Pa, gaya hidrostatis pada dasar
kubus adalah FA = 1800 N, dan gaya hidrostatis pada titik B adalah FB = 900 N.

2.      Diketahui :
h  = 85 cm = 0,85 m;    ρ = 1000 kg/m3;
Pu = 1 atm;                    g = 10 m/s2.
Jawab :
a.       Tekanan hidrostatis di dasar bejana.
Ph = ρ.g.h
     = 1000.10.0.85
     = 8,5.103 Pa.
b.      Tekanan mutlak di dasar bejana.
PA = Pu + Ph
      = 105 + 8,5.103
     
= 1,085.103 Pa.
Ringkasan Isi Buku Fisika (Untuk SMA dan MA Kelas XI), Penulis : Ari Damari dam
Sri Handayani
A. Pengertian Fluida Statis
  Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup
juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga
tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam
pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.

B. Sifat- Sifat Fluida


Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1.    Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa
per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan
satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
  dengan: m = massa (kg atau g),
    V = volume (m3 atau cm3), dan
    ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
2.      Tegangan permukaan
         Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat
cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di
permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan
timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa
tenggelam.
       Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
          Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis.
3.    Kapilaritas
          Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga
terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
          Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa
kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan
pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau
lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan
gejala kapilaritas. 
         Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
          Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan
yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
          Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel
air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air
raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
          Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
          Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
          Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas  sehingga
dinding rumah lembab.
4.    Viskositas
          Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
          Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu
disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide
ideal.
Tekanan Hidrostatis
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus
pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis,
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan
oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan
hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi
Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p =  ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana
(A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p=  ρ(Ah) g / A = ρ h g 
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.

ph = ρ gh

dengan: ph = tekanan hidrostatis (N/m2),


ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis
akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang
dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah
jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar
tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.                                                                       
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui:  h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya   : a. Ph air
     b. Ph raksa
    c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
  Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
 Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
 Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer  pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini
berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari
gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir
(p0).
b. Barometer
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam
peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan
tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan
tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya
adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
               Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder
panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan
udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang
diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala.
Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer)
dengan tekanan udara dalam ban.
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dan kekurangan Buku Utama

Kelebihan :
1. Buku ini dilengkapi dengan latar belakang permasalahan yang jelas dan padat terkait
dengan permasalahan yang terdapat disetiap babnya,sehingga pembaca menjadi tau mengenai
permasalahan yang dibahas pada setiap babnya.
2. Pada buku ini penulis memberikan overview atau gambaran langsung mengenai apa saja
yang akan diterangkan pada setiap materi dalam buku ini,sehingga dengan begitu pembaca
langsung dapat memahami maksud dan tujuan membaca materi pada buku tersebut.
3. Pada materi ini tidak lupa juga penulis memuat kata kunci yang  penting-penting terkait
dengan materi yang ada dalam setiap materinya dalam bentuk Teks Box sehingga dengan begitu
disamping  pembaca membaca mengenai teori pendukung yang lain pembaca juga dapat
memahami materi setiap babnya dari hanya membaca kata kunci dan penjelasannya dalam text
box tersebut.
Kekurangan :
1. Buku ini sangatlah bagus tetapi cakupannya materinya sangat luas jika membahas point-
point materinya, pada bagian sifat-sifat fluida statis, penulius belum lengkap dalam membahas
materi sifat-sifat fluida statis, sehingga ada bagian yang kurang dalam materi ini.
2. Pada materi Fluida statis dalam buku ini juga penulis hanya berpatokan pada kekuatan
materi saja,sehingga aplikasi Fluida statis dalam pengajaran yang akan diterapkan nantinya
tersebut sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kelebihan dan kekurangan Buku Pembanding


Kelebihan :
1. Pada buku ini penekanan materinya lebih umum pada Fluida statis sederhana hingga yang
kompleks,jadi pembaca cukup mudah memahami materinya karena pada dasarnya setiap materi
dipaparkan secara sederhana.
2. Setiap bab nya juga memiliki latar belakang masalah yang bermacam-macam seperti
pada buku utama,dan dengan latar belakang permasalahan ini penulis memaparkan solusi
bagaiamana memecahkan permasalahan soal maupun latihan yang ada pada setiap babnya
3. Dan dalam setiap materi dalam buku ini penulis memaparkan rangkuman dari keselurhan
materi yang dibahas,sehingga dengan adanya rangkuman ini sudah sangat membantu membaca
dalam menyimpulkan dan memahami materi yang mereka telah baca didalam buku ini.
Kekurangan :
1. Pada setiap materinya penulis juga kurang banyak memaparkan pendapat para ahli
sebagai penguat dari materi yang ada.
2. Dan tidak kalah penting pada buku pembanding ini penulis kurang banyak memaparkan
konsep pendukung setiap teori.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Setelah Saya membaca dan mencoba memahami setiap pembahasan materi yang ada di dalam
kedua buku ini, Saya dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya kedua buku ini merupakan buku
yang sangat bagus, baik dari segi materi dan pembahasannya. Buku utama yang Saya kritik
berjudul Buku Fisika (Untuk SMA dan MA Kelas XI), Penulis : Dwi Satya Palupi,
Suharyanto, dan Karyono lebih menekankan pembahasan yang terbilang terstruktur dari
dasar,sehingga dengan memahami konsep latar belakang masalah yang ada didalam setiap
bagian materi yang ada dalam buku utama ini pembaca sudah dapat mengerti materinya.
Sedangkan pada buku pembanding Saya gunakan buku yang berjudul Buku Fisika (Untuk
SMA dan MA Kelas XI), Penulis : Ari Damari dam Sri Handayani . Pada dasarnya buku ini
juga membahas hal yang sama dan tidak berbeda jauh dengan buku utama hanya saja buku ini
kurang menekankan pendalaman materi dan contoh-contoh soal dari yang sederhana hingga yang
kompleks.

Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan setelah Saya membaca dan memahami serta
mencoba menemukan kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalam kedua buku ini yaitu,
sebaiknya kedua buku ini lebih mendapat penyempurnaan dari segi panduan pembahasan materi
dan konsep dasar materinya agar baik pembaca maupun yang lain dapat lebih mudah dalam
pengerjaannya dan otomatis cepat memahami materi Fluida statis ini.
Daftar Pustaka
Handayani,Sri.,dan Damari,Ari.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Palupi,Dwi Satya.,Suharyanto,dan Karyono.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta:


CV.Sahabat.

Anda mungkin juga menyukai