Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH I

KONSEP DASAR IPA 4


(FLUIDA STATISTIK , DINAMIS , HUKUM PASCAL)

Dosen Pengampu :
Dra. Zuryanti, M.Pd.

Oleh :

SANTIKA MAHARANI (18129309)


WAHYUNI NOVITA KADRI (18129327)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan
fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil. Karena itu, fluida dapat ditinjau
sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep
mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir.
Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan uraian diatas,
maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.
Manusia merupakan makhluk yang dikatakan makhluk sempurna. Namun,terlepas
dari itu, manusia pun mempunyai keterbatasan dalam bidang kemampuansecara fisik.
Manusia tidak dapat mengangkat beban yang melebihi bobot dirinya.Hanya segelincir
manusia yang mempunyai kemampuan melebihi manusia yang lain. Dilain hal, manusia
juga mempunyai kelebihan dalam hal pemikiran. Pemikianmanusia terus berkembang
seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat.Seiring perkembangan zaman,
perkembangan pemikiran manusia punsemakin berkembangan. Namun, hal itu tidak
terlepas dari alat ± alat atau mesin sederhana yang ciptakan oleh manusia. Kini, dengan
bantuan alat manusia dapat mengangkat bobon yang lebih besar.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya
yaitu :
1. Apakah Fluida itu?
2. Apakah pengertian dari Fluida Statis dan Fluida Dinamis?
3. Apa sifat- sifat Fluida Statis dan Fluida Dinamis?
4. Apa itu Tekanan Hidrostatis?
5. apa saja besaran dalam Fluida Dinamis?
6. Bagaimana penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari?
7. Apakah Hukum Pascal itu?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :


1. Agar dapat mengetahui pengertian dari Fluida.
2. Agar dapat mengetahui pengertian dari Fluida statis dan Fluida Dinamis.
3. Agar mengetahui sifat- sifat Fluida Statis dan Fluida Dinamis.
4. Agar mengetahui Tekanan Hidrostatis.
5. Agar mengetahui apa saja besaran dalam Fluida Dinamis.
6. Agar dapat mengetahui penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari.
7. Agar mengetahui hukum pascal.
1.4 Manfaat Penulisan

Manfa’at dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui pengertian dari Fluida.


2. Dapat mengetahui pengertian dari Fluida statis dan Fluida Dinamis.
3. Dapat mengetahui sifat- sifat Fluida Statis dan Fluida Dinamis.
4. Dapat mengetahui Tekanan Hidrostatis.
5. Dapat mengetahui besaran dalam Fluida Dinamis.
6. Dapat mengetahui penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari.
7. Dapat mengetahui tentang hukum pascal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas
karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat
padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas,
dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat
cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat
lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:


1.    Fluida statis
2.    Fluida Dinamis

1. Fluida Statis

Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Cairan yang
berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak
mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas
ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar
Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak
mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
a. Sifat-sifat Fluida

Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tekanan,
tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas. Tapi yang kita bahas dalam makalah ini
hanyalah massa jenis dan tekanan.

1) Massa Jenis/Kerapatan

Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-
beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa
jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3). Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut :

dengan: m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3),
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Massa Jenis (g/cm3)
Bahan
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil 0,81 Udara 0,0012
Alkohol
Kerapatan berat didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume, yang biasa disimbolkan
dengan “D’’

atau

Dengan : D = Berat jenis (N/m3)


w = Berat benda (N)
V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Rapat massa relatif didefinisikan sebagai perbandingan dari rapat massa zat tersebut
terhadap rapat massa dari zat tertentu sebagai zat pembanding.
Zat pembanding biasa diambil air, pada suhu 40 C.
Rapat massa relatif biasa disimbolkan dengan : rho r.
Juga berlaku :

Atau  Rapat massa relatif tidak mempunyai satuan.

Contoh soal :
1. 1000 liter alkohol massanya 789 kg. Massa jenis alkohol tersebut adalah ...
2. Sebuah cangkir (berbentuk tabung) dapat memuat air kopi sebanyak 314 gram jika
diisi sampai setinggi 10 cm. Jika massa jenis kopi dianggap 1 gram/cm 3, maka radius dalam
cangkir tersebut adalah ...
Pembahasan :
1. diketahui :
V = 1000 l
m = 789 kg
Jawab :
ρ =  10001/789= 0,789 kg/m3
Jadi massa jenis alkohol sebesar 0,789 kg/m3

2. diketahui :
m = 314 gram;
ρ = 1 gram/cm2
h = 10 cm
Jawab :
ρ =314gram =31,4 kg
p = 1
31,4 r2 = 314
r2 = 10
r =  = 3,16 cm
Jadi radius dalam cangkir tersebut adalah 3,16 cm.

a. Tekanan

Pengertian tekanan akan mudah kita pahami setelah kita menjawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini. Mengapa pisau yang tajam lebih mudah memotong dari pada pisau
yang tumpul? Mengapa paku yang runcing lebih mudah menancap kedalam benda
dibandingkan paku yang kurang runcing? Pertanyaan diatas sangat berhubungan dengan
konsep tekanan. Konsep tekanan identik dengan gaya, gaya selalu menyertai pengertian
tekanan. Tekanan yang besar dihasilkan dari gaya yang besar pula, sebaliknya tekanan yang
kecil dihasilkan dari gaya yang kecil. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa tekanan
sebanding dengan gaya. Mari kita lihat orang memukul paku sebagai contoh. Orang
menancapkan paku dengan gaya yang besar menghasilkan paku yang menancap lebih dalam
dibandingkan dengan gaya yang kecil.
Pengertian tekanan tidak cukup sampai disini. Terdapat perbedaan hasil tancapan paku
bila paku runcing dan paku tumpul. Paku runcing menancap lebih dalam dari pada paku yang
tumpul walaupun dipukul dengan gaya yang sama besar. Dari sini terlihat bahwa luas
permukaan yang terkena gaya berpengaruh terhadap tekanan. Luas permukaan yang
sempit/kecil menghasilkan tekanan yang lebih besar daripada luas permukaan yang lebar.
Artinya tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan.
Penjelasan di atas memberikan bukti yang sangat nyata pada pengertian tekanan. Jadi,
tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas. Pengertian tekanan ini digunakan secara
luas dan lebih khusus lagi untuk Fluida. Satuan untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus di
atas yaitu 1 Newton/m2 atau disebut dengan pascal. Jadi 1 N/m2=1 Pa (pascal). Bila suatu
cairan diberi tekanan dari luar, tekanan ini akan menekan ke seluruh bagian cairan dengan
sama prinsip ini dikenal sebagai hukum Pascal.

Jika gaya F bekerja tegak lurus bekerja pada benda seluas A, besarnya tekanan secara
matematis dituliskan sebagai berikut :
P = F/A

Keterangan : P = Tekanan (N/m2 atau pascal)


F  = Gaya (N)
A = Luas permukaan benda (m2)

Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas


permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.

a) Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di
dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika
besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan,
besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan
bejana (A).

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis :

Oleh karena m = ρ.V persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p


Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar
bejana akibat fluida setinggi h  dapat dituliskan menjadi :  P =  = ρ.g.h

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai


berikut :
Dengan :  Ph= Tek anan hidrostatis (N/m2)
Ph = ρ.g.h
Keterangan :
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian (m)
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengaa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara
akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan
udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan
semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis
akan bertambah jika kedalaman bertambah.

1) Manometer Pipa Terbuka


Manometer  pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana.
Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan
sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan
tekanan atmosfir (p0).

2) Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli
Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara.
Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of
Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa
(mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau

(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2


Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2

3) Pengukur Tekanan Ban


Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang
dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai
selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

Contoh soal :
1. Sebuah tempa air berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 60 cm diisi 180 liter air
(massa jenis air = 103 kg/m3). Jika g = 10 m/s2, tentukan :
a. tekanan hidrostatik pada dasar kubus;
b. gaya hidrostatik pada dasar kubus;
c. gaya hidrostatik pada titik B yangberjarak 0,25 m dari permukaan air.

2. Sebuah pipa U berisi dua cairan dengan kerapatan berbeda pada keadaan setimbang. Di
pipa sebelah kiri berisi minyak yang tidak diketahui kerapatannya, di sebelah kanan
berisi air dengan kerapatan 1000 kg/m3. Bila selisih ketinggian di permukaan air adalah
h=13 mm dan selisih ketinggian antara minyak dan air adalah 15   mm. Berapakah
kerapatan minyak ?
3. Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 1000 kg/m3). Ketinggian airnya adalah 85cm. Jika g
= 10 m/s2 dan tekanan udara 1 atm, maka tentukan :
a. tekanan hidrostatis di dasar bejana;
b. tekanan mutlak di dasar bejana.

Penyelesaian :
1.    Diketahui:

V = 180 L = 0,18 m3;     ρ   = 103 kg/m3


g = 10 m/s2;                    A  = 0.36 m2
s = 60 cm;                     hB = 0,25 m
hA =  =  = 0,5

jawab :
a. PA = ρ.g.h = 1000.10.0,5 = 5000 Pa

b. FA = PA.A = 5000.0,36 = 1800 N


c. PB = ρ.g.h
= 1000.10.0,25 = 2500 Pa
FB = PB.A
= 2500.0,25 = 900 N
Jadi besar tekanan hidrostatis pada dasar kubus adalah PA = 5000 Pa, gaya
hidrostatis pada dasar kubus adalah FA = 1800 N, dan gaya hidrostatis pada titik B
adalah FB = 900 N.

2.      Tekanan di sebelah kiri pipa disebabkan karena tekanan atmosfer dan berat minyak.
Tekanan di sebelah kanan pipa adalah karena berat air dan tekanan atmosfer. Tekanan
pada titik yang segaris adalah sama sehingga :
P1 = P2
ρ1.g1.h1 = ρ2.g2.h2
ρ1.h1 = ρ1.h2 =>  ρ1 =  =  = 866,7 kg/m3
Jadi kerapatan minyak adalah 866,7 kg/m3

3.      Diketahui :
h  = 85 cm = 0,85 m;    ρ = 1000 kg/m3;
Pu = 1 atm;                    g = 10 m/s2.

Jawab :
a.       Tekanan hidrostatis di dasar bejana.
Ph = ρ.g.h
= 1000.10.0.85
= 8,5.103 Pa.
b.      Tekanan mutlak di dasar bejana.
PA = Pu + Ph
= 105 + 8,5.103
= 1,085.103 Pa

2. Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak
kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.

Fluida Dinamis
Secara umum kita mengenal dua macam fluida, yaitu:
a.       Fluida ideal
b.      Fluida sejati

Adapun sifat fluida ideal adalah:


1)      Tidak kompresibel (tidak mengalami perubahan volume) karena tekanan
2)      Ketika bergerak tidak mengalami gesekan
3)     Alirannya stationer (aliran fluida yang kecepatannya pada titik-titik tertentu
konstan)

Sedangkan sifat fluida sejati:


1) Kompresibel (volumenya berubah/massa jenisnya bertambah bila ditekan)
2) Mempunyai viskositas (gesekan dalam fluida)
3) Alirannya tidak stationer (turbulen)

Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu :


a. Aliran laminar / stasioner / streamline.
Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline bila ,setiap partikel yang
melalui titik tertentu selalu mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu pula. Partikel-
partikel yang pada suatu saat tiba di K akan mengikuti lintasan yang terlukis pada gambar di
bawah ini. Demikian partikel-partikel yang suatu saat tiba di L dan M.Kecepatan setiap
partikel yang melalui titik tertentu selalu sama. Misalkan setiap partikel yang melalui K
selalu mempunyai kecepatan vK.
b. Aliran Turbulen
Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di atas disebut : aliran turbulen

a. Besaran-besaran dalam fluida dinamis

Debit aliran (Q)

Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :
Q   =    debit aliran (m3/s)

A   =    luas penampang (m2)

V   =    laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :

Q   =    debit aliran (m3/s)

V   =    volume (m3)

t     =    selang waktu (s)

b. Persamaan Kontinuitas

Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran
penampang berbeda.

Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A 1
setelah Dt berada di A2. Karena Dt kecil    dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida
yang mengalir di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyaknya fluida yang mengalir di A 1 sama dengan banyaknya fluida yang mengalir
di A2 karena mengikuti kekekalam massa.
massa  di A1         =          massa di A2
r.A1v1 ∆t        =           r.A2v2 ∆t
A1v1          =        A2v2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada
ketinggian yang berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A 1 adalah penampang
lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c.  v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir
fluida di c.
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:

Debit aliran 1 = Debit aliran 2

c. Hukum Bernoulli

Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah dari tekanan
(p), energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per satuan volum (rgh)
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
p1 + ½ rv12 + rgh1              =       p2 + ½ rv22 + rgh2
atau        p + ½ r v2 + r g h     =          Konstan
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.
Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :
a)  Semprotan
b)  Sayap pesawat terbang
c)  Venturi meter=alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran cair.
d)  Pipa pitot
e)   Tower air
Dalam hal fluida tak bergerak (statis), v1 = v2 = 0, persamaan Bernoulli diturunkan
menjadi :
p1 + ½ r 02 + r g h1                 =          p2 + ½ r 02 + r g h2
p1 - p2 = rg(h2- h1)
Dalam hal fluida mengalir dalam pipa mendatar (horisontal) di mana h1 = h2
p1 - p2 = r(v22- v12)

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi
kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan
menjadi :

Dimana :

p   = tekanan air (Pa)

v    = kecepatan air (m/s)

g   = percepatan gravitasi
h    = ketinggian air

d. Penerapan dalam teknologi

1) Pesawat Terbang

Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap,
karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih
kecil daripada tekanan pesawat di bawah.Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil
selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

Keterangan:

-  ρ  = massa jenis udara (kg/m3)

-  va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)

-  vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)

-  F= Gaya angkat pesawat (N)

Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan
Bernoulli dianggap bentuk  sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus
aliran udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah
(v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
p1 + ½ .v12 +  g h1 = p2 + ½ .v22 +  g h
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga   g h1 =  g h2.
dan persamaan di atas dapat ditulis :

p1 + ½ .v12 =  p2 + ½ .v22
p1 – p2 =  ½ .v22 -  ½ .v12
p1 – p2 =   ½ (v22 – v12)
Dari persamaan di atas dapat dilihat  bahwa v2 > v1 kita dapatkan p1 > p2 untuk luas
penampang sayap   F1 = p1  A  dan F2 = p2  A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya
pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat
terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :
F1 – F2 =  ½  A(v22-v12)

Dengan   = massa jenis udara   (kg/m3)

Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung
atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.

e. Sifat- Sifat Fluida


Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1.    Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa
besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada
kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang
berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran
kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
Ρ=mV
dengan: m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

2.      Tegangan permukaan


Pernahkah kamu melihat sebuah jarum atau silet terapung diatas air? Atau kamu
pasti pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini
erat kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan.
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan
disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam
cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan
timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke
atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di
permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan
perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum
disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik,
yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah,
yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan
dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter
kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air.
Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika
kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa
dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana.
Gejala inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya
tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang
satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya
ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik
karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada
gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan
lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas  sehingga
dinding rumah lembab.

4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas
adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih
tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu
disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.

5. Pengertian Hukum Pascal

Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada
dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin
ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati
permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan
sebanding dengan pgh (p =massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h  =
ketinggian/kedalaman) (Lohat, 2008).

Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini
berlaku untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk
wadah tersebut. Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan
zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah.
Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang sama
(Lohat, 2008).

Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak
lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Blaise Pascal
(1623-1662) menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang berbunyi, “tekananyang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”
(Kanginan, 2007).

Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di Clermount pada
19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia menciptakan  kalkulator digital pertama di dunia. Ia
menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus
selama pengobatan kanker yang dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan
eksperimenya bermain-main dengan air (Kanginan, 2007).

a. Persamaan Hukum Pascal

Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak
maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas
permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah
gambar fluida yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda.
Penghisap pertama memiliki luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap
yang kedua memiliki luas penampang yang besar (diameter besar) (Kanginan, 2007).
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap kedua (Kanginan, 2007).

Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.


P = F : A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang
(m2).

Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah newton per
meter persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama dengan satu newton
per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan biasanya diberikan
dalam satuan pound per inci persegi (lb/in2). Satuan tekanan lain yang biasa digunakan
adalah atmosfer (atm) yang mendekati tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer
didefisinikan sebagai 101,325 kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in 2. Selain
itu, masih ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar
1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur
tekanan), ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg (Tipler, 1998).

b) Penerapan Hukum Pascal

Hidraulika adalah ilmu yang mempelajari berbagai gerak dan keseimbangan zat cair.
Hidraulika merupakan sebuah ilmu yang mengkaji arus zat cair melalui pipa-pipa dan
pembuluh–pembuluh yang tertutup maupun yang terbuka. Kata hidraulika berasal dari bahasa
Yunani yang berarti air. Dalam teknik, hidraulika berarti pergerakan-pergerakan, pengaturan-
pengaturan, dan pengendalian-pengendalian berbagai gaya dan gerakan dengan bantuan
tekanan suatu zat cair (Krist, 1980).

Semua instalasi hidraulika pada sistem fluida statis (tertutup) bekerja dengan prinsip
hidraustatis. Dua hukum terpenting yang berhubungan dengan hidraustatistika adalah
1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah bejana atau reservoir), tekanan yang dikenakan
terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua arah,
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air atau minyak) adalah sama dengan gaya (F) dibagi
oleh besarnya bidang tekan (A) (Krist, 1980).

Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan memberikan gaya yang kecil pada


penghisap dengan luas penampang kecil dapat menghasilkan gaya yang besar pada penghisap
dengan luas penampang yang besar (Kanginan, 2007). Prinsi inilah yang dimanfaatkan pada
peralatan teknik yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan misalnya dongkrak
hidraulik, pompa hidraulik, dan rem hidraulik (Azizah & Rokhim, 2007).
1. Prinsip Kerja Dongkrak Hidraulik
Prinsip kerja dongkrak hidraulik adalah dengan memanfaatkan hukum Pascal. Dongkrak
hidraulik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda
ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi air. Mobil diletakkan di atas tutup tabung
yang berdiameter besar. Jika kita memberikan gaya yang kecil pada tabung yang
berdiameter kecil, tekanan akan disebarkan secara merata ke segala arah termasuk ke
tabung besar tempat diletakkan mobil(Anonim,2009a).
Jika gaya F1 diberikan pada penghisap yang kecil, tekanan dalam cairan akan
bertambah dengan F1/A1. Gaya ke atas yang diberikan oleh cairan pada penghisap yang
lebih besar adalah penambahan tekanan ini kali luas A2.
Jika gaya ini disebut F2, didapatkan F2 = (F : A1) x A2
Jika A2 jauh lebih besar dari A1, sebuah gaya yang lebih kecil (F1) dapat
digunakan untuk menghasilkan gaya yang jauh lebih besar (F2) untuk mengangkat sebuah
beban yang ditempatkan di penghisap yang lebih besar (Tipler, 1998).

Berikut ini contoh perhitungan tekanan pada sebuah dongkrak hidraulik. Misalnya,
sebuah dongkrak hidraulik mempunyai dua buah penghisap dengan luas penampang
melintang A1 = 5,0 cm2 dan luas penampang melintang A2 = 200 cm2. Bila diberikan suatu
gaya F1 sebesar 200 newton, pada penghisap dengan luas penampang A 2 akan dihasilkan
gaya F2 = (F1 : A1) x A2 = (200 : 5) x 200 = 8000 newton.

2. Prinsip Kerja Rem Hidraulik
Dasar kerja pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan
hukum Pascal. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga
kendaraan dapat berhenti (Triyanto, 2009). Rem hidraulik paling banyak digunakan pada
mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Rem hidraulik memakai prinsip
hukum Pascal dengan tekanan pada piston kecil akan diteruskan pada piston besar yang
menahan gerak cakram. Cairan dalam piston bisa diganti apa saja. Pada rem hidraulik
biasa dipakai minyak rem karena dengan minyak bisa sekaligus berfungsi melumasi
piston sehingga tidak macet (segera kembali ke posisi semula jika rem dilepaskan). Bila
dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi perkaratan (Anonim, 2009b).

3.   Prinsip Kerja Pompa Hidraulik


Dalam menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu operasional dari
sebuah sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidraulik. Sebagai contoh, untuk
mengangkat satu rangkaian kontainer yang memiliki beban beribu–ribu ton,
untuk memermudah itu digunakanlah sistem hidraulik.
Sistem hidraulik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan
prinsip Pascal, yaitu jika suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke
segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian
hidraulik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan
pompa hidraulik untuk menjalankan suatu sistem tertentu (Anonim, 2009c).
.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani,Sri.,dan Damari,Ari.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta : Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Indrajit, Dudi.2002.FISIKA.Bandung:Grafindo Media Pratama

Palupi,Dwi Satya.,Suharyanto,dan Karyono.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas


XI.Jakarta : CV.Sahabat.
Saripudin,Arip.,Rustiawan K.,Dede,dan Suganda,Agit.2009.Praktis \
Belajar Fisika.Jakarta : Visindo Media Persada.

http://finda-novelia.blogspot.com/2012/05/makalah-fluida-statis.html.
http://www.scribd.com/doc/35522039/Makalah-Fisika.
http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/37-fluida-statis#ixzz2P0J9AuB
http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/25/fluida/#more-208.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/makalah-fluida.html
http://yusiseftiakanita.blogspot.com/2012/11/makalah-fluida.html

Anda mungkin juga menyukai