Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida
yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.

a)
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)

1.
2.

fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan
siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan
uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
Apa pengertian dari Fluida Statis dan fluida dinamis
Apa sifat- sifat Fluida Statis
Apa itu Tekanan Hidrostatis
Apa saja besaran-besaran dalam fluida dinamis
I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
Untuk mengetahui pengertian dari Fluida Statis dan fluida dinamis
Untuk mengetahui sifat- sifat fluida
Untuk mengetahui pengertian tekanan hidrostatis
Untuk mengetahui besaran- besaran dalam fluida
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai fluida statis dan
dinamis
Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

BAB II
PEMBAHASAN

A.Fluida Statis
2.1. Pengertian Fluida Statis
Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu fluida. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir. Kata Fluida mencakup zat cair, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir,
sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal

selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.

2.2.

Sifat- Sifat Fluida

Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
= m/V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Nama Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Air

1,00

Gliserin

1,26

Aluminium

2,7

Kuningan

8,6

Baja

7,8

Perak

10,5

Benzena

0,9

Platina

21,4

Besi

7,8

Raksa

13,6

Emas

19,3

Tembaga

8,9

Es

0,92

Timah Hitam

11,3

Etil Alkohol

0,81

Udara

0,0012

2. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan
zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya,
tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan
menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke
atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan
air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan
adalahkecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah
yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini

menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada
gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan
lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengantekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.

2.3.

Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan
dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan
sebagai berikut.
p= F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Dapatkah
Anda memberikan beberapa contoh penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari?
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekananhidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami
oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep
tekanan, besarnya pdapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A).
p= F/A

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar
bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= (Ah) g / A = h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph = gh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
= massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara
akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan
udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan
semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis
akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar
tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat
ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan
sebesar p(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan
tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli
Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara.
Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul A Unit of
Measurement, The Torr Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa
(mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang
dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai
selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

B.Fluida Dinamis
3.1. Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak
kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
1.1. Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau
:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t

= selang waktu (s)

Contoh Soal
Suatu pipa mengalirkan air dengan debit 1m3 tiap sekonnya, dan digunakan untuk mengisi
bendungan berukuran ( 100 x 100 x 10 ) m. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
bendungan sampai penuh !
Jawab :
1.2. Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
A1V1= A2V2
1.3. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi
yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi
kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v

= kecepatan air (m/s)

g = percepatan gravitasi
h

= ketinggian air

1.4. Penerapan dalam teknologi


Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena
laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil
daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih
antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
= massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F= Gaya angkat pesawat (N)
Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.

Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.
Perhatikan gambar pipa air di bawah!
Suatu zat cair di alirkan melalui pipa seperti tampak pada gambar di atas. Jika luas
penampang A2 = 8 cm2, A1 = 2 cm2, dan laju zat cair V1= 2 m.s-1, maka besar V2 adalah
Jawab:
A1 V1
= A2 V2
2x2
= 8 x V2
V2
= 8/4
V2
= 0,5 m.s-1
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat
kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
b) Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak
diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti
untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum,
penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.
III.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
fluida statis dan dinamis
http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-fisika-dasar-fluida-statisdan.html

Pengertian dan definisi Fluida. Fluida adalah iatilah yang digunakan untuk menyebut segala jenis
zat yang dapat mengalir. Baik itu dalam bentuk cairan ataupun gas, selama bisa mengalir maka
akan di sebut fluida. Hampir semua bentuk air dan gas disebut fluida. Karena zat cair dan gas
memiliki sifat fisik yang sama, yaitu dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Contoh
fluida yang paling sederhana adalah air dan udara.
Fluida suatu zat yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Sepanjang hidupnya manusia akan selalu berhubungan dengan fluida terutama dalam bentuk air
dan udara. Dari kedua fluida itu, manusia dapat hidup dan berkembang dan mendapatkan
kesejahteraan hidupnya. Karena banyak hal yang bisa dipelajari dari fluida yang ketika
diaplikasi kedalam kehidupan sangat bermanfaat.
Jenis-jenis Fluida

Berdasarkan kondisinya, Fluida dibedakan menjadi 2, yaitu:

Fluida Statis

Fluida Dinamis

Fluida statis adalah fluida yang berada kondisi diam dan tidak bergerak. Contohnya air sumur,
air dalam gelas, air laut, dll. Berkat fluida statis, para ilmuwan dunia menemukan hukum-hukum
dasar fisika yang sangat bermanfaat bagi kesjahteraan umat manusia. Hukum-hukum dasar
yang berikat dengan fluida statis adantara lain adalah hukum Archimedes, hukum Pascal,
hukum Boyle, teoritekanan hidrostatik, dll. Contoh aplikasi yang berhubungan dengan fluida
statis adalah kemampuan kapal laut untuk melayang dan mengapung di air, dongkrak hidrolik
yang dapat mengangkat benda berat, dll.
Fluida dinamis adalah fluida yang berada dalam kondisi bergerak atau mengalir. Contohnya
adalah aliran air, angin, dll. Dari fluida dinamis di temukan energi potensial yang dapat dijadikan
sumber energi listrik. Contohnya PLT air, PLT angin, dll. Fluida dinamis merupakan salah satu
jenis sumberdaya alam yang dapat dimanipulasi dan rekayasa untuk kesejahteraan umat.
Karena begitu pentingnya zat fluida dalam menunjang kehidupan manusia, maka ilmu fisika
memberikan perhatikan khusus dalam mempelajari tentang fluida dan hal-hal yang berhubungan
dengannya.

Bab 7. Fluida Statis & Fluida Dinamis


Pengertian Fluida
Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Anda
mungkin pernah belajar di sekolah bahwa materi yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari terdiri dari zat padat, cair dan gas. Nah, istilah
fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair seperti air atau zat gas
seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat
mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Untuk lebih
memahami penjelasan gurumuda, alangkah baiknya jika kita tinjau
beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dirimu mandi,
dirimu pasti membutuhkan air. Untuk sampai ke bak penampung, air
dialirkan baik dari mata air atau disedot dari sumur. Air merupakan salah
satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak
pelumas, susu dan sebagainya. Semuanya zat cair itu dapat kita

kelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari


satu tempat ke tempat yang lain.
Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. zat gas juga dapat mengalir
dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Zat padat tidak dapat digolongkan ke dalam fluida karena zat padat tidak
dapat mengalir. Batu atau besi tidak dapat mengalir seperti air atau
udara. Hal ini dikarenakan zat pada t cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya sedangkan fluida tidak mempertahankan
bentuknya tetapi mengalir. Selain zat padat, zat cair dan zat gas, terdapat
suatu jenis zat lagi yang dinamakan plasma. Plasma merupakan zat gas
yang terionisasi dan sering dinamakan sebagai wujud keempat dari
materi. Mengenai plasma dapat anda pelajari di perguruan tinggi. Yang
pasti, plasma juga tidak dapat digolongkan ke dalam fluida.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Setiap hari kita menghirupnya, meminumnya dan bahkan
terapung atau teggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya, kapal laut mengapung di atasnya; demikian juga kapal selam
dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang kita minum dan
udara yang kita hirup juga bersirkulasi di dalam tubuh kita setiap saat,
hingga kadang tidak kita sadari. Jika ingin menikmati bagaimana indahnya
konsep mekanika fulida bekerja, pergilah ke pantai.
Fluida statis
Pada penjelasan panjang lebar di atas, gurumuda telah menerangkan
makna fluida yang menjadi pokok bahasan kita kali ini. Nah, dalam
mempelajari Fluida, kita memilahnya menjadi dua bagian yakni Fluida
statis (Fluida diam) dan Fluida Dinamis (Fluida bergerak). Kataya fluida
bergerak, kok ada fluida yang diam ?Jangan bingung, fluida memang
merupakan zat yang dapat mengalir. Yang kita tinjau dalam Fluida statis
adalah ketika fluida yang sedang diam pada keadaan setimbang. Jadi kita
meninjau fluida ketika tidak sedang bergerak. Pada Fluida Dinamis, kita
akan meninjau fluida ketika bergerak.
Fluida dinamis

Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni
aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut
sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak
saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap
dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur
(mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara
teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen
ditandai dengan adanya linkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran
dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen
adalah pusaran air.
Energi Kinetik Rotasi
Jika energi kinetik translasi merupakan energi yang dimiliki oleh bendabenda yang bergerak pada lintasan lurus, maka energi kinetik rotasi
merupakan energi yang dimiliki oleh benda yang melakukan gerak rotasi.
Bedanya, dalam gerak lurus kita menganggap setiap benda sebagai
partikel tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi, setiap benda dianggap
sebagai benda tegar (Benda dianggap terdiri dari banyak partikel.
Mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan momen
inersia).
Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau
dalam gerak lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal)
mempunyai massa (m), maka dalam gerak rotasi, setiap benda tegar
mempunyai momen inersia (I). Temannya massa tuh momen inersia.
Kalau dalam gerak lurus ada kecepatan, maka dalam gerak rotasi ada
kecepatan sudut. Secara matematis, energi kinetik rotasi benda tegar,
dinyatakan dengan persamaan :
EK rotasi = I 2
Keterangan:
EK = Energi Kinetik
I = Momen Inersia
= Kecepatan sudut

Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar yang sudah gurumuda tulis
di atas, sebenarnya bisa kita turunkan dari persamaan energi kinetik
translasi.
Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-partikel. Untuk
mudahnya perhatikan ilustrasi di bawah.
energi-kinetik-rotasi-b
Ini contoh sebuah benda tegar. Benda tegar bisa dianggap tersusun dari
partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam.
Partikel-partikel tersebar di seluruh bagian benda itu. Jarak setiap partikel
ke sumbu rotasi berbeda-beda. Pada gambar, sumbu rotasi diwakili oleh
garis berwarna biru.
Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda itu juga berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai
massa (m). Ketika benda tegar berotasi, setiap partikel itu juga bergerak
dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan setiap partikel bergantung
pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah partikel dari
sumbu rotasi, semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatannya besar).
Sebaliknya, semakin dekat partikel dari sumbu rotasi, semakin lambat
partikel itu bergerak (kecepatannya kecil). Untuk membantumu
memahami penjelasan gurumuda ini, silahkan mendorong pintu rumah.
Dibuktikan sendiri, kalo dirimu belum percaya
Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada
sumbu. Engsel yang menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi
sebagai sumbu rotasi. Nah, ketika pintu berputar, bagian tepi pintu
bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih besar). Sebaliknya, bagian pintu
yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan (kecepatannya lebih
kecil). Jadi ketika sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap partikel
berbeda-beda, tergantung jaraknya dari sumbu rotasi.
Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka
kita bisa mengatakan bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua
partikel yang menyusun benda itu memiliki energi kinetik (energi kinetik
= energi kinetik translasi jangan lupa ya). Nah, total energi kinetik
semua partikel yang menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar.
Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :

EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel


EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + . + EKn
EK benda tegar = m1v12 + m2v22 + m3v32 + . + mnvn2
Keterangan :
EK1 = m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1
EK2 = m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2
EK3 = m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3
Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita
cukup menulis titik-titik (..)
EKn = mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir
Persamaan di atas bisa kita tulis lagi seperti ini :
energi-kinetik-rotasi-cWalaupun kecepatan linear setiap partikel berbedabeda, kecepatan sudut semua partikel itu selalu sama. Dengan kata lain,
ketika sebuah benda tegar berotasi, kecepatan sudut semua bagian benda
itu selalu sama. Hubungan antara kecepatan linear dan kecepatan sudut,
dinyatakan dengan persamaan :
energi-kinetik-rotasi-d
Karena kecepatan sudut semua partikel sama, maka persamaan ini bisa
ditulis menjadi :
energi-kinetik-rotasi-e
Ini adalah persamaan energi kinetik rotasi benda tegar Satuan energi
kinetik rotasi = joule
Tekanan
Barometer air raksa sebagai pengukur tekanan udara dalam satuan
milibar
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan
luas (A).

p = \frac{F}{A}
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu
cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama,
maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa
pisau yang diasah dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin
kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan
yang lebih tinggi.
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer.
SUMBER :http://rustamfu.blogspot.com/2010/03/fluida-statis-dan-fluidadinamis.html

1.

1.
a.
b.
c.
2.

FLUIDA STATIS DAN DINAMIS


FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat
gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari- hari. Setiap hari
manusia menghirup, meminum, terapungatau tenggelam didalamnya. Setiap hari pesawat
udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam
dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
sifat sifat fluida dibagi menjadi tiga adalah
tidak dapat melawan secara tetap stress geser.
Mempunyai komprebilitas.
Mempunyai kekentalan atau viskositas.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:

1. Materi fluida statis terdiri dari :


a. Tekanan
b.Tegangan permukaan
c. Kapilaritas
2. Materi fluida dinamis terdiri dari :
a. Persamaan Kontinuitas
b.Persamaan Bernaoulli
c. Viskositas

1.1 Pengertian Fluida statis


Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis
sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak
yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air
sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari
permukaan sampai dasar sungai.Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang
seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya
dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan
dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada
gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom
tersebut.
1. Tekanan
Besar tekanan di definisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya sebesar
F bekerja secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A,
tekanan pada permukaan itu dapat di rumuskan tekanan sebagai berikut:

Keterangan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m 2 atau disebut juga Pascal (Pa). untuk
tekanan udara kadang-kadang digunakan satuan atmosfer (atm), cm raksa (cmHg),
mmHg (atau torr dari Torricelli) atau milibar (mb).
Aturan konversinya adalah sebagai berikut :
1 mb = 10-3 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 Pa
1 mmHg = 1 torr = 1,316 x 10-3 atm = 133,3 Pa
1. Tekanan Hidrostatik

Tekanan hidrostatis adalah tekanan pada zat cair yang diam. Besarnya tekanan hidrostatis
tergantung pada jenis dan kedalaman zat cair, tidak tergantung pada bentuk wadahnya
(asalkan wadahnya terbuka).
Besarnya tekanan hidrostatis dirumuskan dengan :
P=pgh
Keterangan:
P = tekanan (Pa atau N/m2))
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = perepatan gravitasi bumi (m/s2 atau N/kg)
h = kedalaman (m)
Sehingga besar tekanan pada alas bejana adalah

Jadi, besarnya tekanan hidrostatik secara umum di rumuskan sebagai berikut


Gaya hidrostatik pada alas bejana ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Pernyataan di atas dikenal sebagai hukum utama hidrostatika. Perhatikan gambar berikut:
"Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar di dalam
satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama."

Berdasarkan hukum utama hidrostatika dapat dirumuskan :


PA = PB = PC
PD = PE
Hukum utama hidrostatika dapat diterapkan untuk menentukan masa jenis zat cair dengan
menggunakan pipa U. Perhatikanlah gambar berikut!
Dalam hal ini, dua cairan yang digunakan tidak akan tercampur. Pipa U mula-mula diisi
dengan zat cair yang sudah diketahui massa jenisnya, kemudian salah satu kaki dituangi zat
cair yang di cari massa jenisnya hingga setinggi h1. Kemudian, tarik garis mendatar AB
sepanjang pipa. Ukur tinggi zat cair mula-mula di atas garis AB (misal : h 2)Menurut hukum
utama hidrostatika, tekanan di A sama dengan di B.
1. Tekanan Gauge
Tekanan Gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan atmosfer
(tekanan udara luar).Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan adalah tekanan
gauge.Adapun tekanan sesungguhnya disebut dengan tekanan mutlak.
Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
P = Pgauge + Patm
2. Tekanan Mutlak Pada Suatu Kedalaman Zat Cair
Tekanan hidrostatis zat cair dapat kita miripkan dengan tekanan gauge.Dengan
demikian,tekanan mutlak pada kedalam h dirumuskan sebagai berikut.
P =P0 + gh
Keterangan :
P = Tekanan Hidrostatika (Pa)
P0 = Tekanan Atmosfer (0,01 x 105 Pa)
= Massa jenis (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi 9,8 m/s2


h = Kedalaman (m)
Pemahaman tekanan gauge dengan melakukan percobaan yang menggunakan sebuah
kaleng/wadah yang diberikan dua lubang pada sisinya kemudian diisi dengan air hingga
penuh.
Pabsolut = Patmosfer + Phidrostatis
P = p atm + p gh
Air terpancar dari lubang-lubang kedua sisi kaleng.Ketika kaleng diangkat dan dipercepat
keatas maka jarak pancaran air dari kedua lubang semakin jauh dengan lubang.Tapi,ketika
kaleng dijatuhkan dari suatu ketinggian,jarak pancaran air dari kedua lubang menjadi dekat
dengan lubang.
2. Hukum pascal

Ketika pengisap kecil kamu dorong maka pengisap tersebut diberikan gaya sebesar F1
terhadap luas bidang A1, akibatnya timbul tekanan sebesar p1. Menurut Pascal, tekanan ini
akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata sehingga tekanan akan diteruskan ke
pengisap besar dengan sama besar. Dengan demikian, pada pengisap yang besar pun terjadi
tekanan yang besarnya sama dengan p1. Tekanan ini menimbulkan gaya pada luas bidang
tekan pengisap kedua (A2) sebesar F2 sehingga kamu dapat menuliskan persamaan sebagai
berikut.
Keterangan :
P1= tekanan (pa)
P2 = tekanan (pa)
F1 = gaya
(N)
F2 = gaya
(N)
A1 = luas
(cm2)
A2 = luas
(cm2)
Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Dari Persamaan , dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan efek gaya yang besar dari
gaya yang kecil, maka luas penampangnya harus diperbesar. Inilah prinsip kerja sederhana
dari alat teknik pengangkat mobil yang disebut pompa hidrolik.
1. Bejana Berhubungan
Prinsip bejana berhubungan adalah sebuah peristiwa di mana permukaan air selalu rata.
Dalam hal ini, tidak dipengaruhi oleh bentuk permukan dasar atau bentuk tabungnya, dengan
syarat tempat air tersebut berhubungan.aplikasi bejana berhubungan dalam kehidupan sehari
hari.
a. Tukang Bangunan
Tukang bangunan menggunakan konsep bejana berhubungan untuk membuat titik yang
sama tingginya. Kedua titik yang sama ketinggiannya ini digunakan untuk membuat garis
lurus yang datar. Biasanya, garis ini digunakan sebagai patokan untuk memasang ubin supaya
permukaan ubin menjadi rata dan memasang jendela-jendela supaya antara jendela satu dan
jendela lainnya sejajar. Tukang bangunan menggunakan slang kecil yang diisi air dan kedua
ujungnya diarahkan ke atas. Akan dihasilkan dua permukaan air, yaitu permukaan air kedua
ujung slang. Kemudian, seutas benang dibentangkan menghubungkan dua permukaan air

pada kedua ujung slang. Dengan cara ini, tukang bangunan akan memperoleh permukaan
datar.
b. Teko Air
Perhatikan teko air di rumahmu. Teko tersebut merupakan sebuah bejana berhubungan.
Teko air yang baik harus mempunyai mulut yang lebih tinggi daripada tabung tempat
menyimpan air.
c. Tempat Penampungan Air
Biasanya, setiap rumah mempunyai tempat penampungan air. Tempat penampungan air ini
ditempatkan di tempat tinggi misalnya atap rumah. Jika diamati, wadah air yang cukup besar
dihubungkan dengan kran tempat keluarnya air menggunakan pipa-pipa. Jika bentuk bejana
berhubungan pada penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada penampungan
air ini tidak berbentuk demikian. Hal ini sengaja dirancang demikian karena sistem ini
bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah dengan kekuatan pancaran yang
cukup besar.
2.2 pengertian fluida dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak
kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.

1.Macam macam fluida dinamis :


Aliran steady (stasioner)
Aliran viscous
Aliran turbulen
Persamaan kontinitas dan benoulli
Persamaan kontinuitas menyatakan hubungan anatar kecepatan fluida yang masuk pada suatu
pipa terhadap kecepatan fluida yang keluar. Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
v1A1 = v2A2 = Q

a.
b.
c.
1.

a.

Debit aliran (Q) Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu.

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
b. Debit aliran (Q) Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t

= selang waktu (s)

2. Persamaan bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v

= kecepatan air (m/s)

g = percepatan gravitasi
h

= ketinggian air

a. Dua kasus persamaan bernoulli


1.

Kasus untuk fluida tak bergerak (fluida statis) untuk fluida tak bergerak ,kecepatan v1 = v2.
Persamaan ini adalah persamaan tekanan hidrostatis sebagai berikut .
P1 + g h1+0 = P2+ g h2+0
P1 P2 = (h1- h2)

2. Kasus untuk fluida yang mengalir (fluida statis) dalam pipa mendatar dalam pipa mendatar
(horizontal) tidak terdapat perbedaan ketinggian dianatara bagian bagian fluida. Ini berarti
ketinggian h1- h2
P1 + g V1 2+0 = P2+ g V2 2+0
P1 P2 =

(V12- V2 2)

Menyatakan bahwa jika V2 V1 maka P1 P2 ini berarti bahwa temapat yang kelajuan aliran
besar, tekanan kecil. Ebaliknya ditempat ditempat yang kelajuannya aliran kecil, tekanan
besar. pernyataan ini dikenal asas bernoulli.
b. Teorema torricelli
Salah satu penggunaan persamaan Bernoulli adalah menghitung kecepatan zat cair yang
keluar dari dasar sebuah wadah (lihat gambar di bawah).
Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2 (permukaan
lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari diameter
wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol (v1 = 0). Permukaan

wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan tekanan
atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah :
p + 1 v + gh = p + v + gh
gh1 = v2 2 + gh2
Jika kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka
persamaan ini menjadi :
gh1 = ( v2 2 + gh2)
Massa jenis zat cair sama sehingga dilenyapkan :
gh1 = v22 + gh2
v22 = gh1 - gh2
v22 =
v2 =
v2 =
berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang berjarak h dari
permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas sejauh h (bandingkan gerak
jatuh bebas). Ini dikenal dengan teorema torricceli.
3. Viskositas
Viskositas berhubungan dengan fluida yang tidak encer yaitu adanya gaya gesekan atau friksi
anatara lapisan lapisan fluida menyebabkan kehilangan energi. Arus tidak lagi stasioner dan
beda kecepatan tiap arus sehingga disebut aliran laminar. Lapisan akan menarik lapisan
dibawah dengan gaya f.

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS FLUIDA Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida
mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan bendabenda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu
satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya.
Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum
dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering
tidak disadari. Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis 2. Fluida
Dinamis 1. FLUIDA STATIS Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan

kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat
dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara
sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin,
panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak
sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana mengalami
gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi
dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M
menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh
permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan
tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan
dalam kolom tersebut. Sifat- Sifat Fluida Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih
jelas saat fluida berada dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya,
massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis Pernahkah
Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat
daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang
besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan
antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat,
bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami
dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa
jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3) Massa
jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu
zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Secara
matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut. dengan: m = massa (kg atau g), V =
volume (m3 atau cm3), dan = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3). Jenis beberapa bahan dan
massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa
(Density) Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3) Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6 Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9 Platina 21,4 Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9 Es 0,92 Timah Hitam 11,3 Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012
2. Tegangan permukaan Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat
terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian
dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan
cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya
gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan
cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat
menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk
menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan
permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. 3. Kapilaritas Tegangan permukaan
ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa

yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor.
Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala
kapilaritas. Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan
pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun
atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh
karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan
zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding
kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang
berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya
adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya
ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena
molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul
yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat
menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Pada gejala
kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca
lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa,
adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu,
sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air
dengan dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: a.
Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan. b. Kain dan
kertas isap dapat menghisap cairan. c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui
pembuluh kayu. Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini
: Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah. Air dari dinding
bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah
lembab. 4. Viskositas Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih
tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan
dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida
yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
Tekanan
Hidrostatis
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja
tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara
matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. p= F/ A dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal). Persamaan diatas
menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya
bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis
yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di
atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut
konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan
luas permukaan bejana (A). p= F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida

dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p= massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = V,
persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p = Vg / A Volume fluida di dalam bejana
merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h).
Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan
menjadi p= (Ah) g / A = h g Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph,
persamaannya dituliskan sebagai berikut. Ph = g h ph = tekanan hidrostatis (N/m2), = massa
jenis fluida (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari permukaan
fluida (m). Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan
semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara
akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin
besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan
bertambah jika kedalaman bertambah. Contoh menghitung tekanan hidrostatis Tabung setinggi
30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika g = 10
m/s2 dan tabung berisi: a. air, b. raksa, dan c.
gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2. Ditanya : a. Ph air b. Ph raksa c. Ph gliserin
Jawab : a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air: Ph = gh = (1.000
kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2 b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air
raksa: Ph = gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2 c. Tekanan hidrostatis
pada dasar tabung yang berisi gliserin: Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780
N/m2 Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang
paling sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu
mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya
berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0). b. Barometer Barometer raksa ini ditemukan pada
1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah
alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca,
dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara
rendah menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya
yang berjudul A Unit of Measurement, The Torr Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan
tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya
adalah sebagai berikut. raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013
105 N/m2 c. Pengukur Tekanan Ban Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di
dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya
ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan
menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari
silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan
nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban. MEKANIKA
FLUIDA Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida
(yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida
dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak. Fluida Newtonian vs. non-Newtonian Sebuah Fluida
Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya
berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang
geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi

gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air
memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian
diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu.
Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi
saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida
tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-Newtonian yang
kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada keadaan tertentu. Persamaan pada
fluida Newtonian Konstanta yang menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan
secara linier dikenal dengan istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan
fluida Newtonian adalah: di mana adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida adalah
viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas adalah gradien kecepatan yang tegak lurus
dengan arah geseran Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika
fluida bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan
yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah di mana ij adalah
tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth vi adalah kecepatan pada arah ith xj adalah
koordinat berarah jth Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida nonNewtonian. ALIRAN FLUIDA Aliran fluida dapat diaktegorikan: 1. Aliran laminar Aliran dengan
fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan
meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi
hukum viskositas Newton 2. Aliran turbulen Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel
fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain
dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi
membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian
kerugian aliran. 3. Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke
aliran turbulen. KONSEP DASAR Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak
berdimensi yang dapat membedakan suatu Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)
diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300,
Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai
bilangan. Viskositas Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan
laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair
bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada
zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut. Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai
density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu
fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin
berkurang. Koefisien Gesek Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi
kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula
untuk masing masing jenis aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai
bilangan Re lebih dari 4000. TEKANAN DALAM FLUIDA Misalkan kita sedang berendam di
dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-olah air menekan seluruh tubuh kita yang bersentuhan
dengan air. Tekanan ini semakin besar apabila kita masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena
apa yang ada dibalik peristiwa ini. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa fluida
memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas menjadi
tekanan pada fluida tergantung pada ketebalannya atau lebih tepatnya kedalamannya.

Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga merupakan bentuk dari fluida. Maka udara juga
akan memiliki tekanan seperti definisi di atas. Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian
tertentu di atas bumi namun untuk ketinggian yang sangat tinggi di atas permukaan bumi
besarnya menjadi berbeda. FLUIDA ELEKTRO-REOLOGI Mungkin, yang pertama kali
melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan fluida yang merespon kondisi luarnya
adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali dengan mungkin? Sebab ide atau
niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah
yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya. Kebanyakan fluida elektro-reologi
merupakan dispersi dari partikel dielectric yang tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan
yang bersifat bukan konduksi, alias tidak mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel
(bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak mampu hantar
listrik, misal silicone-oils, hingga sifat campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi.
Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut,
dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai yield
stress relatif kecil, ya iyalahcairan gitu loh Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan,
nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme
yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya
sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole (pe-duakutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik
partikel hingga mempunyai kutub ini menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu
sama lainnya, sesusai sifat kutub masing-masing. Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel
searah dengan medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk daripada susunan rapi jajaran
partikel yang berbentuk seperti rantai inilah yang menyebabkan nilai yield stress menjadi naik
secara dramatis. Definisi pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini,
ntar disambung lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi
telah mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: - controllable valve and shakers controllable machinery and engine mount - controllable clutch and brakes - controllable dampers
Mungkin ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan
operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di depan
anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik
produk-produk tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang
membikin dahi berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian
lama waktu yang diperlukan. FLUIDA BERMAGNET Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig
menjadi pelopor penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah
beberapa saat setelah penelitiannya berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal
dengan Perusahaan Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet
(superparamagnetic particle) berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi
dalam cairan pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta
meter. Suangaat kecil bukan. Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa
cenderung bersifat stabil (tidak terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan
Brownian (Brownian motion) yang terjadi ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam
suatu cairan. Mudahnya, ketika anda mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan
mengendap dibawah jika adukannya merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil
sekali lalu tersuspensi kedalam air, dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan
performa stabilitas fluida bermagnet dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang
mencegah menempelnya partikel magnet satu sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa
dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat dipertahankan lebih lama lagi. Fluida
bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan magnet. Viskositas
adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida bermagnet. Karena waktu respon yang
diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka kemampuan mudah-aturnya cepat

mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media pendingin loudspeaker adalah
salah dua produk yang digemari pasar saat ini. FLUIDA MAGNET-REOLOGI Tibalah saatnya
kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-reologi. Secara umum komposisinya
sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma
bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-meter (seperseribu meter) dan peran
surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses pengendapan. Pergerakan Brownian tidak
terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran partikel relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat
fluida magnet-reologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan cukup
padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase). 2. FLUIDA DINAMIS Pengertian
Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini. Besaran-besaran dalam fluida dinamis Debit aliran
(Q) Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau: Dimana : Q = debit aliran
(m3/s) A = luas penampang (m2) V = laju aliran fluida (m/s) Aliran fluida sering dinyatakan
dalam debit aliran Dimana : Q = debit aliran (m3/s) V = volume (m3) t = selang waktu
(s) Persamaan Kontinuitas Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang
sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan
energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi
kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana : p = tekanan air (Pa) v = kecepatan air (m/s) g = percepatan gravitasi h =
ketinggian air Penerapan dalam teknologi Pesawat Terbang Gaya angkat pesawat terbang
bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang
membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka
mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di
kali dengan luas efektif pesawat. Keterangan:
= massa jenis udara (kg/m3) va=
kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s) vb= kecepatan aliran udara pada bagian
bawah pesawat (m/s) F = Gaya angkat pesawat (N) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang
botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan
dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai