- ALIRAN LAMINER
- ALIRAN TURBULENSI
FLUIDA DALAM TUBUH MANUSIA
REFERENSI
1. https://id-id.facebook.com/XIIIPASMANISE/posts/522743951080937
Pengertian dan definisi Fluida. Fluida adalah iatilah yang digunakan untuk menyebut
segala jenis zat yang dapat mengalir. Baik itu dalam bentuk cairan ataupun gas, selama
bisa mengalir maka akan di sebut fluida. Hampir semua bentuk air dan gas disebut fluida.
Karena zat cair dan gas memiliki sifat fisik yang sama, yaitu dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain. Contoh fluida yang paling sederhana adalah air dan udara.
Fluida suatu zat yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Sepanjang hidupnya manusia akan selalu berhubungan dengan fluida terutama dalam
bentuk air dan udara. Dari kedua fluida itu, manusia dapat hidup dan berkembang dan
mendapatkan kesejahteraan hidupnya. Karena banyak hal yang bisa dipelajari dari fluida
yang ketika diaplikasi kedalam kehidupan sangat bermanfaat.
Jenis-jenis Fluida
Berdasarkan kondisinya, Fluida dibedakan menjadi 2, yaitu:
Fluida Statis
Fluida Dinamis
Fluida statis adalah fluida yang berada kondisi diam dan tidak bergerak. Contohnya air
sumur, air dalam gelas, air laut, dll. Berkat fluida statis, para ilmuwan dunia menemukan
hukum-hukum dasar fisika yang sangat bermanfaat bagi kesjahteraan umat manusia.
Hukum-hukum dasar yang berikat dengan fluida statis adantara lain adalah hukum
Archimedes, hukum Pascal, hukum Boyle, teori tekanan hidrostatik, dll. Contoh aplikasi
yang berhubungan dengan fluida statis adalah kemampuan kapal laut untuk melayang dan
mengapung di air, dongkrak hidrolik yang dapat mengangkat benda berat, dll.
Fluida dinamis adalah fluida yang berada dalam kondisi bergerak atau mengalir.
Contohnya adalah aliran air, angin, dll. Dari fluida dinamis di temukan energi potensial
yang dapat dijadikan sumber energi listrik. Contohnya PLT air, PLT angin, dll. Fluida
dinamis merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang dapat dimanipulasi dan
rekayasa untuk kesejahteraan umat. Karena begitu pentingnya zat fluida dalam
menunjang kehidupan manusia, maka ilmu fisika memberikan perhatikan khusus dalam
mempelajari tentang fluida dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
2.
http://fisikadedek.blogspot.co.id/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html
sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M
menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata
pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya,
massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah
pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut
tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat
daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan
antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda
tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang
berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika,
ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu
massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai
berikut.
dengan: m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density) Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3) Air 1,00 Gliserin 1,26 Aluminium 2,7
Kuningan 8,6 Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9 Platina 21,4 Besi 7,8 Raksa
13,6 Emas 19,3 Tembaga 8,9 Es 0,92 Timah Hitam 11,3 Etil Alkohol 0,81
Udara 0,0012 2. Tegangan permukaan Mari kita amati sebatang jarum atau
sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda yang
mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam
cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di
permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal
ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila
molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian
bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan
ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah
permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga
gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di
permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum atau
silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan
permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair. Jadi dapat kita simpulkan
bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis. 3. Kapilaritas Tegangan permukaan
ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas.
Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang
dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim
hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas. Untuk
membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter
kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana
berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan
naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana
berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih
rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang
disebut dengan gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang digunakan
adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik
turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk
cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca
yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air
raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari
gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara
zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar
molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling
tarik menarik atau merekat. Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa
kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar
daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air
raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca
akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan
atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari: a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor
sehingga kompor bisa dinyalakan. b. Kain dan kertas isap dapat menghisap
cairan. c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut
ini : Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga
basah. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata
menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab. 4. Viskositas Viskositas
merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena
itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh
fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal. Tekanan Hidrostatis Masih ingatkah Anda
definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara
matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. p= F/ A dengan: F
= gaya (N), A = luas permukaan (m2), dan p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan
luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang
sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar
daripada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak.
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan,
besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan
luas permukaan bejana (A). p= F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian
antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p= massa x
gravitasi bumi / A Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida
dituliskan sebagai p = Vg / A Volume fluida di dalam bejana merupakan
hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam
bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida
setinggi h dapat dituliskan menjadi p= (Ah) g / A = h g Jika tekanan
hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai
berikut. Ph = g h ph = tekanan hidrostatis (N/m2), = massa jenis fluida
(kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari
permukaan fluida (m). Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara
akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari
permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah.
Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan
oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan
semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi
sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun
untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika
kedalaman bertambah. Contoh menghitung tekanan hidrostatis Tabung
setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis
pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi: a. air, b. raksa, dan c.
gliserin. Gunakan data massa jenis pada Tabel Jawab Diketahui: h = 30 cm
dan g = 10 m/s2. Ditanya : a. Ph air b. Ph raksa c. Ph gliserin Jawab : a.
Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air: Ph = gh = (1.000
kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2 b. Tekanan hidrostatis pada dasar
tabung yang berisi air raksa: Ph = gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) =
40.800 N/m2 c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2 Prinsip tekanan
hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur
tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai
berikut. a. Manometer Pipa Terbuka Manometer pipa terbuka adalah alat
pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk
U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas
yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan
tekanan atmosfir (p0). b. Barometer Barometer raksa ini ditemukan pada
1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia.
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum
digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah
menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam
bukunya yang berjudul A Unit of Measurement, The Torr Tekanan atmosfer
(1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760
mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut. raksa
percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau (13.600
kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2 Jadi, 1 atm = 76 cmHg =
1,013 105 N/m2 c. Pengukur Tekanan Ban Alat ini digunakan untuk
mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang
yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan
pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung
lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi
sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer)
dengan tekanan udara dalam ban. MEKANIKA FLUIDA Mekanika fluida adalah
subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang dapat
berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik
dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam
sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Fluida
Newtonian vs. non-Newtonian Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari
Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya
berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak
lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian
akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida.
Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki properti
fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian
diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan
berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material
seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk
adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis"
(dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-Newtonian yang
kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada keadaan tertentu.
Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang menghubungkan
tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan istilah
viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian
adalah: di mana adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida
adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas adalah gradien
kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran Viskositas pada fluida
Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan tekanan
dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida
bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida,
persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat
kartesian) adalah di mana ij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan
arah jth vi adalah kecepatan pada arah ith xj adalah koordinat berarah jth Jika
suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida nonNewtonian. ALIRAN FLUIDA Aliran fluida dapat diaktegorikan: 1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan
relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas
Newton 2. Aliran turbulen Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel
fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu
bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam
keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan
tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian kerugian aliran. 3. Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. KONSEP DASAR Bilangan
Reynolds Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)
diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan
Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re
2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan. Viskositas Viskositas
fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi
dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini
disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat
cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut. Rapat
jenis (density ) Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk
konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume;
sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai density dapat dipengaruhi
oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida
semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul
fluida semakin berkurang. Koefisien Gesek Koefisien gesek dipengaruhi oleh
kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran
turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing masing
jenis aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan
Re lebih dari 4000. TEKANAN DALAM FLUIDA Misalkan kita sedang berendam
di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-olah air menekan seluruh tubuh
kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini semakin besar apabila kita
masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada dibalik peristiwa
ini. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa fluida memberikan
tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas
menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalannya atau lebih
tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga
merupakan bentuk dari fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan
seperti definisi di atas. Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian
tertentu di atas bumi namun untuk ketinggian yang sangat tinggi di atas
permukaan bumi besarnya menjadi berbeda. FLUIDA ELEKTRO-REOLOGI
Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan
penerapan cairan fluida yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow
pada tahun 1940. Kenapa saya awali dengan mungkin? Sebab ide atau
niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu
Pak Winslow lah yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya.
Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari partikel dielectric
yang tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan
konduksi, alias tidak mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel
(bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak
mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat campuran seperti
suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan geser, yaitu
gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari keadaan
diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai
yield stress relatif kecil, ya iyalahcairan gitu loh Namun ketika medan
listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan
drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk
menjelaskan fenomena ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar
kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole
(pe-dua-kutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb.
Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga mempunyai kutub ini
menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya, sesusai
sifat kutub masing-masing. Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel
searah dengan medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk daripada
susunan rapi jajaran partikel yang berbentuk seperti rantai inilah yang
menyebabkan nilai yield stress menjadi naik secara dramatis. Definisi
pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini, ntar
disambung lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi dari fluida
elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: controllable valve and shakers - controllable machinery and engine mount controllable clutch and brakes - controllable dampers Mungkin ada sebagian
peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan
operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak
nyata di depan anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan
tersebut. Siapa sangka dibalik produk-produk tersebut tersimpan keruwetan
dan keunikan aspek science dan teknologi yang membikin dahi berkerut,
kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian lama
waktu yang diperlukan. FLUIDA BERMAGNET Pada tahun 1960-an, Pak
Rosensweig menjadi pelopor penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida
bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah penelitiannya
berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan
Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet
(superparamagnetic particle) berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm)
yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran
nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan.
Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa cenderung
bersifat stabil (tidak terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan
pergerakan Brownian (Brownian motion) yang terjadi ketika kita mencampur
partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda mengaduk
gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika
adukannya merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu
tersuspensi kedalam air, dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil
menaikkan performa stabilitas fluida bermagnet dengan menambahkan
surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel magnet satu
sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas
fluida bermagnet dapat dipertahankan lebih lama lagi. Fluida bermagnet
akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan magnet.
Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida
bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam
orde mili-second), maka kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat
perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media pendingin loudspeaker
adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini. FLUIDA MAGNETREOLOGI Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida
magnet-reologi. Secara umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet,
yaitu: partikel magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma bedanya
adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-meter (seperseribu meter)
dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses
pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena
ukuran partikel relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat fluida magnetreologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan
cukup padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase). 2. FLUIDA
DINAMIS Pengertian Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa
zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida
http://arandityonarutomo.blogspot.co.id/2012/04/aliran-laminar-dan-aliranturbulen-pada.html
Aliran Laminar dan Aliran Turbulen Pada Fluida
Depok, 18 April 2012
Air yang mengalir, gas yang mengalir, begitu juga dengan substansi lain yang biasa disebut
fluida, dapat terjadi akibat dari adanya perbedaan tekanan. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak dijumpai fluida yang mengalir. Air dalam pipa PDAM keluar melalui keran sampai
minuman dalam gelas yang diaduk dengan sendok merupakan contoh dari aliran fluida yang
selama ini kita manfaatkan untuk kebutuhan manusia. Dalam aliran fluida semacam itu
terdapat fenomena yang bisa dipelajari. Ada hal-hal yang berpengaruh satu sama lain. Jenis
zat, kekentalan (viskositas), kecepatan alir menjadi dasar tema pembicaraan. Berdasarkan
karakteristik struktur internal aliran, aliran fluida dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
aliran laminar dan turbulen.
Aliran Laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanimalamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut d
tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer
tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai
Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.
Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak
stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir
antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai
bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah
dan menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari
3000.
Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan Reynolds. Dalam
mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos
yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya
laminar dan turbulen. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua
pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang
berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut
memiliki kemiripan dinamis.
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
- viskositas absolut fluida dinamis,
- viskositas kinematik fluida: = / ,
- kerapatan (densitas) fluid
-http://randymanto.blogspot.co.id/2012/05/aliran-laminer-dan-aliran-turbulen.html
Aliran Fluida
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai aliran fluida terlebih dahulu anda
harus memahami tentang apa itu fluida, agar anda lebih mudah untuk
memahaminya.
Definisi Fluida
Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
karakteristik deformasi bahan-bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai
bahan yang menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima atau
mengalami snatu gaya geser (shear). Sedangkan fluida ,memperlihatkan
penomena sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami
tekanan geser; dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adaIah suatu
zat yang tidak mampu mcnahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.
Pendahuluan
Pada umumuya aliran fluida dapat dibedakan atas (1) aliran dalam
saluran, yaitu: aliran yang dibatasi oleh permukaan-permukasn keras, dan (2)
a1iransekitar benda, yang dikelilingi oleh fluida yang sel~jutnya tidak terbatas.
Pebedaan demikian hanyalah untuk memudahkall peni1liauan saja, karena
gejaIa dasar dan kelakuam fluida berlaku pada kedua aliran tersebut. Aliran
melalui pipa dipilih untuk mewakili bentuk penampang lain karena dilapangan
secara garis besar dapat kita jumpai dalam aplikasi lapangan.
Aliran Fluida
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton.
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka
turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.
Tanpa sadar, kita sebenarnya telah melihat fenomena tersebut dalam kehidupan
sehari-hari misalnya pada asap rokok. asap yang dekat pada rokoknya (aliran
laminer), diatasnya (aliran transisi), dan diatasnya lagi (paling atas aliran
turbulen).
Konsep Dasar
Kita dapat membedakan aliran fluida apakah itu termasuk dalam aliran laminer,
turbulen atau transisi dengan menggunakan bilangan Reynolds.
Bilangan Reynolds
Sumber :
http://es.scribd.com/doc/87011673/Karakteristik-Aliran-Fluida1
http://en.wikipedia.org/wiki/Osborne_Reynolds
http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://www.sridianti.com/pengertian-aliran-laminar.html
Pengertian Aliran laminar
Aliran laminar adalah kelancaran arus cairan atau gas. Ini berbeda dengan aliran turbulen, di
mana tersusun melingkar, berbetuk pusaran, arus melintas, dan gangguan lainnya muncul
dalam sungai. Perbedaan antara kedua jenis gerakan dapat menjadi penting, karena mereka
menghasilkan perilaku yang sangat berbeda dari cairan dan gas. Berbagai taktik dapat
digunakan untuk mendorong pengembangan pola aliran laminar, atau untuk membuat
turbulensi apabila hal ini yang dikehendaki.
Dalam desain sistem, insinyur mungkin perlu untuk berpikir tentang apakah mereka ingin
laminar atau aliran turbulen, sehingga mereka dapat merancang secara efektif dan tepat. Hal
ini dapat memiliki implikasi penting untuk menciptakan segala sesuatu dari gedung pencakar
langit untuk merancang sebuah kipas pendingin yang efisien untuk rumah. Halus, tepi
melengkung dapat memfasilitasi penciptaan lapisan, sementara bergerigi, tepi kasar dapat
membuat aliran turbulen kasar yang berputar-putar dan mungkin berperilaku tak terduga.
Peneliti dapat menggunakan asap dalam terowongan angin untuk menunjukkan bagaimana
udara mengalir di atas atau melalui obyek tujuan dan untuk model pergerakan fluida.
Diperbaharui: 11 September 2015 at 8:38 am
http://suksesstudy.blogspot.co.id/2013/05/fluida_11.html
Fluida
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata
Latin yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu,
diantaranya adalah fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak,
kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan magnet. Semua gejala ini berbentuk energi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara materi dan energi (Kanginan, 2007).
Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai
salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi
terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti
teknologi
informasi,
elektronika,
komunikasi,
dan
teknologi
transportasi
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Fluida
2. Hidrodinamika
3. Bunyi Jantung
4. Tekanan Darah
5. Hukum Yang Berlaku Dalam Pernapasan
6. Pengaruh Ketinggian Terhadap Tekanan
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D. Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai dasar pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fluida
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida
mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara
dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga
tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan
contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat
cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain (Lohat, 2008).
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seharihari.
Setiap
hari
manusia
menghirupnya,
meminumnya,
terapung
atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal
laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari
(Lohat, 2008).
Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan
fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang
diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida
ketika sedang dalam keadaan bergerak) (Kanginan, 2007).
Fluida
statis
erat
kaitannya
dengan
hidraustatika
dan
tekanan.
permukaan air laut dan tekanan terukur pada kedalaman 200 meter. Jadi, selain
lapisan bagian atas air menekan lapisan air yang ada di bawahnya, terdapat juga
atmosfer (udara) yang menekan permukaan air laut tersebut (Lohat, 2008).
Tekanan yang ditimbulkan oleh lapisan fluida yang ada di atas dapat
dikatakan sebagai tekanan dalam karena tekanan itu sendiri berasal dari dalam
fluida sedangkan tekanan atmosfer dapat kita katakana tekanan luar karena
atmosfer terpisah dari fluida. Tekanan atmosfer (dalam kasus ini merupakan
tekanan luar) bekerja pada seluruh permukaan fluida dan tekanan tersebut
disalurkan pada seluruh bagian fluida. Oleh karena itu, tekanan total fluida pada
kedalaman tertentu selain disebabkan oleh tekanan lapisan fluida pada bagian
atas, juga dipengaruhi oleh tekanan luar (Lohat, 2008).
B.
Hidrodinamika
Hidrodimika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari zat yang mengalir.
Zat cair yang mengalir meliputi:
Tekanan
Kecepatan aliran
Lapisan-lapisan zat cair yang melakukan gesekan
Alat yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran zat cair adalah
Venturimeter
Zat Cair meliputi: air, darah, asam (H2SO4), air laut, dan sebagainya
Zat Gas meliputi: Udara, Oksigen O2, Nitrogen, CO2 dan sebagainya
Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan persyaratanpersyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1.
2.
Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berobah) dalam hal kecepatan, arah
maupun besarannya (selalu Konstan)
3.
Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4.
Penelitian Bernoulli
Hukum Kinetis
V2 + P + gh = konstant
P : tekanan
h : ketinggian
g : Gravitasi
V : Volume
: Massa Jenis zat cair
Hukum Kontuinitas
Kapasitas Pengaliran Zat Cair Melalui Setiap Penampang adalah Konstan.
Apabila sebuah lempeng kaca digerakkan di atas permukaan zat cair kemudian
digerakkan dengan kecepatan v, maka molekul di bawahnya akan mengikuti
dengan kecepatan yang sama , karena asanya adhesi lapisan dibawahnya akan
berusaha mengerem kecepatan tersebut.
Hukum Poiseuille
V = r4 (P1 P2)
8nL
Debit : Volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap detik. v/t
V
: panjang pembuluh
: viskousitas
Nilai viskositas:
Air
Pembuluh darah
Aorta: Pembuluh dari jantung
Vena: pembuluh balik
arteri : pembuluh nadi
Kapiler : ujung pembuluh darah ke jaringan/sel
Debit aorta> arteri/vena> kapiler
Tahanan kapiler> arteri/vena> aorta
V rata2 ; 30cm/dtk, kapiler : 1 mm/detik.
Turbulensi
( putaran) Aliran
darah biasanya mengalir secara Laminer saja, tetapi pada beberapa tempat
terjadi turbulensi, misalnya pada katup jantung.
C. Bunyi Jantung
Bunyi jantung adalah bunyi yang disebabkan oleh proses membuka dan
menutupnya katup jantung akibat adanya getaran pada jantung dan pembuluh
darah besar. Bunyi jantung dikenal juga sebagai suara jantung.
Ventrikel terbuka
Suara jantung
Bunyi Jantung 1:
Durasi: lebih panjang (0,14 detik)
Frekwensi lebih rendah
Bunyi Jantung 2:
Durasi: lebih pendek (0,11 detik)
Frekwensi lebih tinggi
Bunyi Jantung 3:
timbul pada awal dari sepertiga pertengahan masa diastolik
karena osilasi darah di antara dinding
ventrikel akibat masuknya darah ke
ventrikel pada masa pengisian cepat
sifat: rumbling, lemah,
sukar dideteksi dengan stetoskop
4.
Bunyi Jantung 4:
(rapid filling)
stetoskp
1.
2.
Suara dari semua katup dapat didengar dari semua area ini.
Namun suara dari katup tertentu akan terdengar relatif lebih jelas apabila
3.
didengarkan di area tempat proyeksi suara yang paling jelas di dinding dada.
Membedakan bunyi jantung dengan proses eliminasi. Artinya, memindahmindahkan stetoskop dari satu area ke area yang lain sambil memperhatikan
kejelasan bunyi di berbagai area dan secara perlahan membedakan dengan teliti
komponen setiap katup.
Bising Jantung ( Cardiac Murmur )
Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung) biasanya (tidak
selalu) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan
patologi jantung,yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada
orang berusia muda.
Dalam keadaan normal darah mengalir secara laminar yaitu, cairan
mengalir dengan mulusdalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama
lain. Namun, apabila aliran darahmenjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar
bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan oleh getaran yang terbentuk di
struktur-struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut. Penyebab tersering
turbulensi adalah malfungsi katup, baik katup stenotik atau insufisien.
Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dan tidak
membuka secara sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang
menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga terjadi turbulensi
yang menimbulkan suara siulan abnormal serupa dengan bunyi yang dihasilkan
sewaktu memaksa udara melewati bibir yang menyempit untuk bersiul.
Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup sepurna,
biasanya karena tepi-tepi daun katup mengalami jaringan parut dan tidak pas
satu sama lain. Turbulensi terjadi sewaktu darah mengalir berbalik arah melalui
katup yang insufisien dan bertumbukan dengan darah yang mengalir dalam arah
berlawanan, menimbulkan murmur yang berdesir atau berdeguk.Aliran balik
darah demikian dikenal sebagai regurgitasi. Biasanya katup jantung yang
insufisien disebut katup bocor, karena memungkinkan darah mengalir balik pada
saat katup seharusnya tertutup. Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung
I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murur-dup ) mengisyaratkan murmur sistolik.
Terdapat 2 macam murmur sistolik, yaitu :
1.
Tipe ejeksi ( ejection systolic ) : timbul akibat aliran darah yang dipompakan
(ejected)melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistolik,
2.
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
Derajat 5
Derajat 6
: bising paling keras dan tetap terdengar meskipun
stetoskop diangkat daridinding dada
Suara jantung dapat didengar melalui stetoskop oleh karena ada vibrasi pada jantung
dan pembuluh darah besar. Biasanya buka tutupnya valvula/katub jantung akan terdengar
suara, demikian pula dapat didengar aliran turbulensi pada saat-saat tertentu. Pada saat
mula-mula terjadi kontraksi jantung dan valvula membuka saat itu pula tekanan ventrikel
dan tekanan aorta meningkat, bersamaan dengan itu terdengar bunyi suara jantung
pertama dan saat tertutupnya valvula aorta terdengar bunyi jantung kedua.
D. Tekanan Darah
Dalam mempelajari sirkulasi/aliran darah, kita bertolak dari hukum Poiseuille tentang
hubungan antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (tahanan Poiseuille) yang berlaku
dalam susunan pembuluh darah. Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap
kontraksi jantung akan memompa 80 ml darah setiap satu menit dan sel darah merah
telah beredar komplit satu siklus dalam tubuh. Pada setiap saat 80% darah berada dalam
sirkulasi sistemik 20% dalam sistem sirkulasi paru-paru. Darah dalam sirkulasi sistemik ini
20% berada di arteri, 10% dalam kapiler dan 70% di dalam vena. Pada sirkulasi paru-paru
7% berada di dalam kapiler paru-paru sedangkan 93% berada antara arteri paru-paru dan
pembuluh vena paru-paru.
Jumlah darah pada orang dewasa adalah 4,5 liter, setiap kontraksi jantung
akan terpompa 80 ml darah setiap menit. 80% dalan sirkulasi sistemik 20%
dalam sirkulasi paru-paru. Dalam sirkulasi sistemik: Arteri(20%), kapiler (10%),
vena ( 70%). Dalam sirkulasi paru-paru : 93% antara arteri dan pembuluh balik
paru-paru, 7% dalam kapiler paru-paru. Sejarah Pengukuran tekanan darah Pipa
gelas 9 ft arteri kuda dengan pengantara trakea angsa.
( Rev Stephen Hales) Kateter secara langsung pada pembuluh darah
dihubungkan secara lansung dengan transduser tekanan. Sfigmomanometer
Sfigmomanometer Manometer Air raksa Pressure Cuff Stetoskop Pengukuran
Tekanan darah Posisi berdiri, duduk, berbaring. Kondisi rileks Manset dililitkan di
lengan atas, air raksa dipompakan sampai 10-20 mmHg di atas hilangnya
denyutan A.Radialis lalu diturunkan pelan-pelan. Saat denyutan pertama kali itu
adalah systole. Bila didengar dengan stetoskop saat itu terdengar bunyi pertama
kali (bunyi Korotkoff) systole. Bila raksa diturunkan sampai tak terdengar lagi
atau jelas melemah diastole.
Nilai tekanan darah dipengaruhi oleh :
o Posisi
o Emosi
o Keadaan pembuluh darah
Asal Tekanan Darah
Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati
pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena
ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium
kanan.
a.
Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai
serendah 0 mmHg saat diastole.
b.
Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah
80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri
karena efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah
100 mmHg.
Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta (dengan
tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40
mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg
di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5
mmHg) menuju vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan
sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003: 238).
Tekanan Darah terbagi menjadi:
a.
Sistolis yaitu tekanan darah maksimum yang terdapat pada aorta ketika
jantung berada pada phase sistolis atau berkontraksi dimana darah dipompakan
dari ventrikel kiri keaorta. Ini terjadi kira-kira 72 X permenit dalam keadaan
b.
c.
keatrium
Tekanan nadi adalah selisih sistolis dengan tekanan diastolis
Pengaturan Saraf
Pusat
vasomotorik
pada
medulla
otak
mengatur
tekanan
darah.
Pusat
1.
2.
3.
a.
b.
Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital
selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan
vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.
c.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang
mengatur tekanan darah melalui SSO.
b.
c.
Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk
salah satu vasokontriktor kuat.
d.
e.
Prostaglandin Adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan
mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan
berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan
menggunakan sfigmomanometer.
a.
2.
Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan
diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa
muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan
darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).
E.
a.
Tabel % dan tekanan parsial O2 dan CO2 pada inspirasi, alveolus dan ekspirasi
% O2
P O2
% CO2
P CO2
b.
Udara inspirasi
20
152
0,04
0,3
Alveoli paru-paru
14
106
5,6
42
Udara ekspirasi
16
121
30
Hukum Boyle
Pada gas ideal, apabila terjadi peningkatan volume akan diikuti dengan penurunan
tekanannya P V = konstan.
o Pada saat inspirasi volume paru-paru, flow rate (debit) akan meningkat, sedangkan tekanan
di intrapleural mengalami penurunan.
o Pada waktu ekspirasi terjadi peningkatan tekanan di intrapleural sedangkan volume,flow
ratenya menurun.
Hukum Boyle: Untuk setiap gas pada suhu tetap, volume berbanding
terbalik dengan tekanan. P1 x V1 = P2 x V2.
c.
Hukum Laplace
Tekanan pada gelembung alveoli berbanding terbalik terhadap radius dan
berbanding lurus terhadap tegangan permukaan.
P = tekanan dimana P = 4g
R = jari-jari
g = tekanan permukaan
d.
Hukum Charles
Hukum Charles: Tekanan berbanding terbalik dengan suhu. Pada manusia
hukum ini dipakai pada mekanisme bernafas dan respirasi
e.
Hukum Hendry
Hukum Henry: Berat gas terlarut dalam volume cairan tetap pada suhu
tertentu sebanding dengan tekanan. Pada penyelam,bertambah dlm menyelam
bertambah besar tekanannya, penurunan yg tiba
F.
BAB III
SOAL-SOAL
2.
Jawab:
Perbedaan
fluida
statis
dan
fluida
dinamis
Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan
setimbang. Sedangkan fluida dinamis ditinjau ketika sedang dalam keadaan
3.
1.
2.
3.
4.
5.
bergerak.
Sebutkan hukum-hukum dalam Bernoulli!
Jawab:
Hukum Bernoulli
Hukum Kinestik
Hukum Kontuinitas
Hukum Poiseuille
Mengapa katup jantung yang insufisien disebut katup bocor?
Jawab:
Katup jantung yang insufisien disebut katup bocor karena memungkinkan darah
mengalir balik pada saat katup yang seharusnya tertutup.
Apa yang menyebabkan sering terjadinya turbulensi?
Jawab:
Penyebab sering terjadinya turbulensi adalah malfungsi katup, baik katup
stenotik atau insufisien.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seharihari.
Setiap
hari
manusia
menghirupnya,
meminumnya,
terapung
atau
tenggelam di dalamnya. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis
(fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak).
Tekanan yang ditimbulkan oleh lapisan fluida yang ada di atas dapat
dikatakan sebagai tekanan dalam karena tekanan itu sendiri berasal dari dalam
fluida sedangkan tekanan atmosfer dapat kita katakana tekanan luar karena
atmosfer terpisah dari fluida.
Hidrodimika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari zat yang
mengalir.
Zat cair yang mengalir meliputi:
Tekanan
Kecepatan aliran
Lapisan-lapisan zat cair yang melakukan gesekan
Berdasarkan hasil perumusan Berboulli tentang hidrodinamika bahwa:
1.
2.
Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berobah) dalam hal kecepatan, arah
maupun besarannya (selalu Konstan)
3.
Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4.
1.
Hukum Kinetis
2.
Hukum Kontuinitas
3.
Hukum Poiseuille
Bunyi jantung adalah bunyi yang disebabkan oleh proses membuka dan
menutupnya katup jantung akibat adanya getaran pada jantung dan pembuluh
darah besar.
Tekanan darah adalah besarnya gaya dorong darah terhadap dinding
1.
2.
pembuluh darah arteri dalam satuan mmHg. Tekanan darah terbagi dua:
Sistolik
Diastolic
Hukum yang terdapat dalam pernapasan ada 5:
1.
2.
3.
4.
5.
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Dalton
Boyle
Laplace
Charles
Hendry
Jika kedalaman zat cair makin bertambah, maka tekanan juga makin
besar. Ingat bahwa cairan hampir tidak termapatkan akibat adanya berat cairan
di atasnya, sehingga massa jenis cairan bernilai konstan di setiap permukaan.
Jika perbedaan ketinggian sangat besar (untuk laut yang sangat dalam), massa
jenis sedikit berbeda. Tapi jika perbedaan ketinggian tidak terlalu besar, pada
dasarnya massa jenis zat cair sama (atau perbedaanya sangat kecil sehingga
diabaikan).
B.
Saran
Dalam mempelajari ilmu fisika kita tidak boleh menganggap mereh karena
didalam ilmu fisika kita bias mengetahui berbagai macam pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatan dan praktek dilingkup kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/106064769/Biofluid-A
http://lindseylaff.blogspot.com/2008/09/tekanan-darah.html
http://id.scribd.com/doc/71275236/BUNYI-JANTUNG
http://www.fluida.com
http://www.hidrodinamika.com
http://www.wikipedia.com