MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Struktur Perkembangan Hewan 1
yang dibina oleh Bapak Abdul Ghofur dan Ibu Nuning Wulandari
Oleh
1)
(150341600860)
2)
Purwaning Rohmah
(150341600847)
3)
(150341605343)
SISTEM ENDOKRIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
sel-sel target yang responsif terhadap hormon tersebut. Sistem endokrin disusun oleh
kelenjar-kelenjar endokrin yang tidak mempunyai saluran pelepasan. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein
atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata terdiri dari kelenjar hipofisis,
kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan organ tubuh yang
mengandung kelenjar seperti pulau langerhans pada pankreas, gonad, ginjal, lambung dan
usus. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain struktur, yang
membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan fungsinya. Untuk
mengetahui tentang struktur histologis dan fungsi kelenjar endokrin dari sistem endokrin,
maka disusunlah makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
(1) Bagaimana sifat umum dari kelenjar endokrin?
(2) Apa sajakah yang termasuk kelenjar endokrin yang menyusun sistem endokrin?
(3) Bagaimana peran kelenjar ini dalam tubuh manusia?
1.3 Tujuan
(1) Menjelaskan sifat umum dari kelenjar endokrin.
(2) Mendeskripsikan kelenjar endokrin yang menyusun sistem endokrin.
(3) Menjelaskan peran berbagai kelenjar endokrin dalam tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endokrin merupakan sistem yang terdiri dari sekelompok organ yang sering
disebut sebagai kelenjar sekresi internal yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon secara langsung kedalam aliran darah. Selain itu sistem endokrin juga
memiliki fungsi umum sebagai sistem yang membedakan sistem saraf pusat dan sistem saraf
reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan perkembangan.,
mengkoordinasikan sistem reproduksi, memelihara lingkungan internal optimal, dan
melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi stimulasi secara mendadak.
2.1 Sifat Umum Kelenjar Endokrin
Kelennjar endokrin pada vertebrata memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:
(1)Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak
pembuluh darah
(2)Pada vertebrata
rendah
kelenjar-kelenjar
endokrin
umumnya
endokrin
hanya
berhubungan
secara
bermacam-macam
hormon
yang
mengatur
dan
yaitu
neurohipofisis
berasal
dari
penonjolan
bagian
dasar
eminensia
mediana
dan
tangkai
infundibulum.
Arteri
Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis,
pars intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang
mengelilingi
infundibulum
neurohipofisis
(kelenjar
posterior).
Pars
intermedia
dianggap
sebagai
sel
melanotropik.
Pars
distalis
endokrin
lain,
sekresi
air
susu,
aktivitas
melanosit,
dan
Sel
somatotrop
Sel
mammatro
pik (sel
akrotropik)
Sel
gonadotropi
k
Sel
tirotropik
Sel
kortikotropi
k
Hormon
yang
Dihasilka
n
Somatotro
pin (GH)
Prolaktin
(PRL)
FSH dan
LH
Sumber:
Junqueira
et al,
2012
menuju pars distalis tempat hormon ini merangsang sintesis dan atau
pelepasan hormon (Junqueira et al, 2012).
Tabel 2.
Hormon
Bentuk kimiawi
Hormon
pelepas
tirotropin (TRH)
Hormon
pelepas
gonadotropin
(GnRH)
Somatostatin
Peptida dengan 3
asam amino
Hormon
pelepas
hormon
pertumbuhan
(GHRH)
Hormon
penghambat
prolaktin
(Dopamin)
Hormon
pelepas
kortikotropin
(CRH)
Polipeptida
dengan 40
sampai 44 asam
amino (2 bentuk)
Peptida dengan
10 asam amino
14 asam amino
Fungsi
Menstimulasi sintesis dan
sekresi Tirotropin (TSH)
dan prolaktin
Menstimulasi sekresi LH
dan FSH
Menghambat pelepas
somatotropin (GH) dan
Tirotropin (TSH)
Menstimulasi sintesis dan
sekresi somatotropin (GH)
Menghambat pelepasan
prolaktin
Polipeptida
dengan 41 asam
amino
Menstimulasi sintesis
proopiomelanokortin
(POMC) dan
adrenokortikotropin
(ACTH) dan -lipotropin
(-LPH)
Sumber: Junqueira et al, 2012
dan
tangkai
infundibulum.
Infundibulum
merupakan
jaringan saraf yang mengandung sekitar 100.000 akson tak bermielin dari
neuron sekretori di nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis
hypothalami. Pars nervosa terdiri dari jaringan saraf termodifikasi yang
mengandung akson tak bermielin yang diselubungi sel glia yang disebut
pituisit. Akson berjalan dari nucleus supraopticus dan paraventricularis
dan memiliki pelebaran yang disebut badan neurosekretori. Dari badan
ini, oksitosin dan vasopresin dilepaskan oleh rangsangan saraf. Hormon
yang disekresikan memasuki kapiler dan di sebarkan ke sel target.
Tabel 3. Hormon Kelenjar Hipofisis Posterior dan Fungsinya
Hormon
Fungsi
Vassopresin
(antidiuretik
hormon/ADH)
Oksitosin
Meningkatkan
permeabilitas
colligentes renis
ductus
Gambar 4
Gambar 5
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri morfologi
selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal dari lapisan germinal
yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula terdiri dari sel-sel yang berasal dari
krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal berada pada lapisan perifer dan berwarna
kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di tengah dan berwarna coklat-kemerahan
(Junqueira et al 2012).
Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di
sekitar tepinya. Sel medula adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah
vena yang berasal dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula membentuk vena
medularis di sentral yang bergabung dan meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun steroid
berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis yang akan
dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan seretan sel epitel
yang tersusun agak berbeda.
Zona glomerulosa
Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan
mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan air.
Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron dalam ginjal,
mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk merangsang reabsorpsi natrium
(Ross, 2011).
Zona fasciculata
Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral panjang yang
dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan glukokortilois, terutama
kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kortisol menginduksi mobilisasi
lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan protein di otot.
Zona retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri dari sel kecil
yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar. Sel zona ini juga
mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen lemah yaitu
dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada beberapa jaringan lain
Gambar 6
Gambar 7
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa deretan atau
kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler sinusoid berada
bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis. Sel parenkim medula
yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula untuk sekresi dan penyimpanan
hormon. Granula tersebut mengandung salah satu dari dua katekolamin, epinefrin atau
norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi oleh ujung syaraf kolinergik dari neuron
simpatis praganglionik yang memicu pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan
norepinefrin dilepaskan ke darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang intens
(Junqueira et al 2012).
Gambar 8, perbedaan sel pada sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)
Gambar 9
Parenkim tiroid terdiri dari jutaan epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel
tiroid ini dilapisi oleh selapis epitel kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu
substansi gelatinosa yang disebut koloid (gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar
yaitu tiroglobulin. Tiroid adalah satu-satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk
sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa terjulur ke
dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa pembuluh darah, saraf, dan
pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang terpisah satu sama lain dan tersebar pada
jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas fungsional,
yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar
rendah sedangkan kelenjar dengan sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif.
Jenis sel lain yaitu sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel
folikel membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C ini
menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi tulang oleh
osteoklas.
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan erat dengan
protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang lebih banyak
dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
matriks
tulang
berkapur
dan
pelepasan
Ca 2+
sehingga
osteoklas
sehingga
menurunkan
Ca2+
kadar
darah
dan
meningkatkan osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca 2+ dari saluran
cerna dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan
dalam menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel
tubulus ginjal yang mengurangi penyerapan fosfatnya dan memungkinkan
lebih
banyak
ekskresi
fosfat
dalam
urin.
Kekurangan
hormon
ini
Setiap
pulau
dikelilingi
oleh
serat
retikular
tipis
yang
paling
mudah
diidentifikasi
dan
dipelajari
dengan
Jumlah
-20%
Hormon
Glukagon
Sel atau
B
Sel atau
D
-70
Insulin
5-10%
Somatost
atin
F atau PP
Jarang
Polipeptid
a
pankreas
Fungsi
Menyediakan energi dari glikogen dan
lemak yang dihasilkan oelh glikogenesis
dan lipolisis, meningkatkan kadar glukosa
darah
Membuat glukosa masuk sel dan
menstimulasi penurunan kadar gula darah
Menghambat pelepasan hormon sel pulau
Langerhans lainnya melalui aksi parakrin
lokal, mengahmbat sekresi GH dan TSH di
kelenjar hipofisis anterior dan sekresi HCl
oleh sel parietal lambung.
Merangsang aktivitas sel chief lambung;
menghambat sekresi empedu, sekresi
enzim pankreas dan bikarbonat, serta
motilitas usus.
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa yang
mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris yang
mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan melatonin yang
merupakan suatu derivat triptofan. Serabut saraf simpatis tidak bermielin memasuki kelenjar
pineal dan berakhir di antara pinealosit. Selain sel pinealosit juga terdapat sel glia interstisial
yang menyerupai astrosit. Sel tersebut memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat
daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al, 2012).
Gambar 14. Memperlihatkan Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan Astrosit (A)
pada gambar b
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit
bertambah pada kegelapan dan menurun
selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini berperan penting dalam
pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang dilepaskan saat kegelapan mengatur
fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).
dihasilkan
kelenjar
hipofisis.
Estrogen
berfungsi
untuk
menimbulkan
dan
uterus
agar
dapat
menerima
ovum
yang
sudah
dibuahi.
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon
tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin:
1. Memiliki
sifat
berukuran
umum
kecil
dan
antara
lain,
seluruh
kelenjar
endokrin
mengandung
banyak
pembuluh
darah,
dan
lipid,
mengatur
osmoregulasi,
zat-zat
yang
SISTEM ENDOKRIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indera
manusia sering disebut panca indera, karena terdiri dari lima indera yaitu :
Otot Mata.
Bola Mata.
Saraf Mata.
2.1.4 InderaPendengar(Telinga)
Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil,
landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi.
Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian
yang lebih dalam.
Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi
memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah
isput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah
lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
Saluran eustus menghubachiungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar.
Ujung Jari
Telapak Tangan
Telapak Kaki
Bibir
Alat Kemaluan.
Daftar Rujukan
Junqueira, L. C.2012. Basic Histology (pdf). New York: The Mc.
GrawHill companies.
Ross, Michael H. 2011. Histology A Text and Atlas With
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Abdul gofur, Sofia Erry Rahayu, Masjhudi,
Nursasi Handayani, Nuning Wulandari, siti Imroatul Maslikah. 2014.
Struktur Perkembangan Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri
Malang.