(NUT116)
MODUL 10
SISTEM ENDOKRIN I
DISUSUN OLEH
YULIA WAHYUNI, S.Kep, M.Gizi
4. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak dengan beberapa fungsi tambahan terhadap
perannya sebagai kelenjar endokrin. Hipotalamus dianggap sebagai kelenjar endokrin
karena dia mensekresikan beberapa hormon, sebagian besar mempengaruhi kelenjar
hipofisis. Kelenjar hipofisis terbagi ke dalam dua bagian yang berbeda secara struktur dan
fungsi yaitu lobus anterior (adenohipofisis) yang berasal dari jaringan epitel kelenjar dan
lobus posterior (neurohipofisis) yang berasal dari jaringan saraf, dimana setiap lobus
mensekresikan hormon . Hubungan yang berbeda antara hipotalamus dan dua lobus
kelenjar hipofisis adalah sangat penting bagi fungsi kedua organ endokrin tersebut.
3. Organ endokrin
− Hipotalamus, bersama dengan fungsi neuralnya melepaskan hormon, sehingga
dianggap sebagai organ neuroendokrin. Beberapa organ lainnya juga mengandung
sel endokrin yang terpencar atau kelompok kecil dari sel endokrin.
− Hipofisis, atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella turcica, lekukan os
tsphenoidale basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Kelenjar
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 /
ini terbagi menjadi lobus anterior dan posterior, serta terdiri dari adenohipofisis yang
berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke
(Ratke diambil dari nama ahli anatomi asal Jerman).
− Kelenjar pineal, adalah struktur berbentuk biji pinus kecil ditemukan antara kedua
belahan otak yang melekat pada bagian atas talamus di dekat bagian atas ventrikel
ketiga. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin (terutama pada malam hari),
yang disekresikan langsung ke cairan cerebrospinal.
− Kelenjar tiroid, terletak di bagian depan leher atau bagian depan kerongkongan tepat
dibawah kartilago krikoid antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Dalam
ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf.
Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkari dua pertiga sampai tiga perempat
lingkaran.
− Kelenjar paratiroid, terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah
yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon
parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan
juga mengatur metabolisme fosfor.
− Kelenjar timus, terletak di mediastinum di belakang os sternum. Kelenjar timus
berada di dalam toraks yang terdapat dua lobus. Fungsi kelenjar timus, yaitu
mengakifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
− Kelenjar adrenal, terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan medula.
− Kelenjar pankreas, terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin
dan eksokrin. Sebagai organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau
Langerhans
− Kelenjar gonad disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya yang
berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Hormon yang dihasilkan kelenjar
gonad, antara lain hormon estrogen, progesteron, androgen, dan testosteron. Kelenjar
ini terletak di bagian alat reproduksi pria dan wanita.
4. Hormon berikatan dengan protein yang disebut reseptor. Hormon akan merangsang sel
yang memiliki reseptor tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor tempat pengikatan
hormon disebut situs reseptor. Bentuk dan karakteristik kimia masing-masing reseptor
memungkinkan adanya jenis hormon tertentu untuk mengikatnya. Kecenderungan
hormon untuk mengikat satu jenis reseptor disebut spesifisitas.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 /
E. Daftar Pustaka
1. Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
2. Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3. Heffner, Linda J. & Danny J. Schust (2008).At a glance sistem
reproduksi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic histology. California: Lange
Medical Publications.
5. Pearce, EC. (2007). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia.
6. Sherwood, Lauralle (2001). Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
7. Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
8. Syaifuddin (2006). Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
9. Syaifuddin (2012). Anatomi fisiologi untuk keperawatan dan kebidanan. Edisi
4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10. Wijaya (1996). AnatomI dan alat-alat rongga panggul. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.