Anda di halaman 1dari 17

MODUL ANATOMI FISIOLOGI I

(NUT116)

MODUL 10
SISTEM ENDOKRIN I

DISUSUN OLEH
YULIA WAHYUNI, S.Kep, M.Gizi

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0/
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami pengertian sistem endokrin
2. Memahami fungsi sistem endokrin
3. Memahami organ sistem endokrin
4. Memahami hipotalamus

B. Uraian dan Contoh


1. Pengertian Sistem Endokrin

Gambar 1. Sistem endokrin manusia


(sumber : Syaifuddin, 2012)
Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh
kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ
tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah
manusia tanpa harus melalui saluran (duktus).
Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut dengan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari
beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu
macam hormon/tunggal, dan ada juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda.
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin:
1. Endokrin
Kelenjar endokrin disebut juga sebagai kelenjar tidak berduktus. Kelenjar ini
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2/
melepaskan hormonnya ke jaringan di sekitarnya dan umumnya mereka memiliki
banyak pembuluh darah dan limfatik yang menerima hormon mereka. Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin
terdapat pada pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar
adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid.
2. Eksokrin
Kelenjar eksokrin menghasilkan zat nonhormonal seperti keringat dan saliva dan
memiliki duktus (tabung) yang membawa zat-zat ini ke permukaan internal atau
eksternal membran. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal (lapisan traktus intestinal-
sel APUD).

Gambar 2. Kelenjar endokrin dan difusi hormon dalam darah


(sumber : Chaliks, 2016)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
Gambar 3. Perbedaan kelenjar endokrin dan eksokrin
(sumber : Chaliks, 2016)

2. Fungsi Sistem Endokrin


1. Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh
2. Merangsang pertumbuhan jaringan
3. Menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ tertentu
4. Mengatur oksidasi, metabolisme, dan meningkatkan penyerapan (absorpsi)
glukosa pada usus halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral.

3. Organ Sistem Endokrin


1. Organ endokrin primer
Organ endokrin primer berfungsi dalam sekresi hormon. Beberapa organ endokrin
primer terletak di dalam otak, di antaranya hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar
pineal. Namun sebagaian besar organ endokrin primer terletak di luar sistem saraf,
meliputi kelenjar tiroid, paratiroid, timus, kelenjar adrenal, pankreas, dan gonad (testis
pada pria dan ovarium pada wanita). Plasenta juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin
pada wanita hamil. Berikut penjelasannya :
a) Hipotalamus
Hipotalamus bersama dengan fungsi neuralnya melepaskan hormon,
sehingga dianggap sebagai organ neuroendokrin. Beberapa organ lainnya juga
mengandung sel endokrin yang terpencar atau kelompok kecil dari sel endokrin.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
Misalnya sel adiposa melepaskqan leptin, timus melepaskan hormon timik.
Hormon akan memberikan respon atau efek hanya pada sel targetnya
yaitu sel yang memiliki reseptor spesifik untuk hormon tersebut. Sel yang bukan
merupakan sel target untuk hormon tersebut tidak memeiliki resptor spesifik ini dan
tidak dipengaruhi oleh hormon. Ilmu yang mempelajari tentang hormon dan organ
endokrin disebut endokrinologi.
Hormon disekresikan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga
konsentrasinya dalam darah sangat rendah. Namun karena mereka beraksi pada sel
yang memiliki resptor spsifik, sehingga tidak diperlukan jumlah besar untuk
memberikan efek. Secara kimia hormon dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar, yaitu steroid yang diturunkan dari kolesterol dan nonsteroid yang
diturunkan dari asam amino, peptida atau protein.
Eikosanoid adalah kelompok lainnya dari molekul yang disekresikan oleh
sel yang menyebabkan aksi spesifik pada sel lainnya. Molekul lipid beraksi sebagai
sinyal parakrin karena mereka dilepaskan ke dalam cairan interstisial dan biasanya
mempengaruhi hanya pada sel di dekatnya. Contohnya leukotrin dan prostaglandin.
Progtaglandin menghasilkan berbagai efek mulai dari meneyebabkan inflamasi dan
pembekuan darah untuk meningkatkan kontraksi uterus dalam proses melahirkan
dan meningkatkan tekanan darah. Leukotrin membantu mengatur respon imun dan
menyebabkan inflamasi dan beberapa reaksi alergi.
b) Kelenjar hipofisis
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella turcica,
lekukan os tsphenoidale basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1
cm. Kelenjar ini terbagi menjadi lobus anterior dan posterior, serta terdiri dari
adenohipofisis yang berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari
sistem kantong Ratke (Ratke diambil dari nama ahli anatomi asal Jerman).
Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan hipofise
dalam mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain dengan
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar
endokrin lainnya, terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi menjadi
3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian tengah
(central), dan juga bagian belakang (posterior). Kelenjar hipofisis juga bekerja sama
dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak) untuk mengendalikan organ-organ
dalam tubuh.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
Gambar 4. Kelenjar hipofisis
(sumber : Syaifuddin, 2012)

Kelenjar hiposfisis dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :


➢ Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise), menghasilkan beberapa macam
hormon, antara lain sebagai berikut.
− Hormon Somatotropin
− Hormon Tirotropin
− Hormon Adenocorticotropin (ACTH)
− Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum (kelenjar
endokrin sementara pada ovarium) sehingga dapat menghasilkan progesteron
(hormon perkembangan dan pertumbuhan primer pada wanita) dan air susu ibu
− Hormon Gonadotropin
➢ Kelenjar Hipofise Tengah Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi
satu hormon yang disebut dengan Melanosit Stimulating Hormon (MSH).
Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia. Semakin
banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.
➢ Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise) Kelenjar hipofise bagian belakang
menghasilkan 2 macam hormon, yaitu sebagai berikut.
− Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH)
− Hormon Oksitosin
c) Kelenjar pineal
Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk biji pinus kecil ditemukan
antara kedua belahan otak yang melekat pada bagian atas talamus di dekat bagian
atas ventrikel ketiga. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin (terutama
pada malam hari), yang disekresikan langsung ke cairan cerebrospinal. Melatonin
memiliki sejumlah efek pada tubuh dan penelitian terus dilakukan pada hormon ini.
Hormon ini menghambat sekresi hormon gonadotropin LH dan LSH dari
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6/
kelenjar hipofisis anterior, sehingga menghambat fungsi sistem reproduksi.
Melatonin terlibat dalam siklus bangun-tidur kita sehari-hari; normalnya kita
bertambah mengantuk di malam hari ketika kadar melatonin meningkat dan bangun
kembali di siang hari dan kadar melatonin menjadi rendah. Siklus harian 24 jam
seperti ini disebut ritme sirkadian. Ritme sirkadian dikendalikan oleh mekanisme
waktu internal yang disebut jam biologis. Cahaya terang menghambat sekresi
melatonin. Impuls saraf yang berasal dari retina mata mengirimkan informasi
cahaya untuk kelenjar pineal. Dalam cahaya gelap atau redup, impuls saraf dari mata
menurun dan sekresi melatonin meningkat. Melatonin juga memainkan peran dalam
masa pubertas dan pada siklus reproduksi wanita.
d) Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher atau bagian depan
kerongkongan tepat dibawah kartilago krikoid antara fasia koli media dan fasia
prevertebralis. Dalam ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh
darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkari dua
pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya
terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau
Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi
menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat
dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT). Sekresi hormon tiroid
dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini
secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam
sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior
hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine Releasing
Hormon – TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler.
Kalsitonin adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan
menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang.Kelenjar ini menghasilkan dua bentuk
hormon sebagai berikut.
− Hormon Tiroksin
− Hormon Triiodontironin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
Fungsi hormon tiroid antara lain mengatur laju metabolisme tubuh,
pertumbuhan testis,saraf dan tulang, mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin, menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung, merangsang
pembentukan sel darah merah, mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernafasan,sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme dan antagonis insulin.

Gambar 5. Kelenjar tiroid


(sumber : Guyton dan Hall, 2012)
e) Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah
yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon
parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan
juga mengatur metabolisme fosfor.Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm
menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang
berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid
(Parathyroid Hormon/PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam
plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga
sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsiumyaitu di ginjal, tulang dan
usus. Di dalam ginjal, PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Padatulang, PTH
merangsang aktifitas osteoplastik, sedangkan di usus, PTH meningkatkan absorbsi
kalsium (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Guyton & Hall, 2012).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8/
Gambar 6. Kelenjar paratiroid
(sumber : Guyton dan Hall, 2012)
f) Timus
Kelenjar ini terletak di mediastinum di belakang os sternum. Kelenjar
timus berada di dalam toraks yang terdapat dua lobus. Fungsi kelenjar timus, yaitu
mengakifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin. Timus
juga berfungsi untuk melepaskan hormon timik.
Ukuran terbesar timus, yaitu pada saat bayi. Setelah pubertas, ukuran
timus menurun dan jaringan timus diganti dengan jaringan ikat adiposa dan areolar.
Pada orang dewasa yang lebih tua, timus menjadi atrofi (telah berhenti berkembang)
secara signifikan. Namun, masih menghasilkan sel T baru untuk respon imun.
g) Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal
atau kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian
korteks dan medula. Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu sebagai berikut.
− Mineralokortikoid (aldosteron)
− Glukokortikoid
− Androgen/hormon seks (androgen dan estrogen).
Sedangkan bagian medulaberfungsi untuk menghasilkan 2 hormon sebagai berikut.
− Hormon Adrenalin
− Hormon Noradrenalin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9/
Gambar 7. Letak kelenjar adrenal
h) Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai
organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri
dari 3 jenis sel, yaitu sel beta (B) 75 %, sel alfa (A) 20 %, dan sel delta (D) 5 %.
Sekresi hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau
Langerhans berdiameter 75-150 mikron. Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel
beta merupakan sumber insulin, sedangkan sel delta mengeluarkan somatostatin,
gastrin dan polipeptida pankreas. Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus
menyebabkan terjadinya glikogenesis dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke
dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama untuk memindahkan glukosa dan gula
lain melalui membran sel ke jaringan utama terutama sel otot, fibroblast dan
jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak akan digunakan untuk
metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.Dalam meningkatkan kadar
gula dalam darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen
menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis
(pemecahan lemak) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Guyton &
Hall, 2012).
Kelenjar ini terletak di dalam rongga peritoneal (rongga perut) manusia
dan terdiri dari sel alpha dan sel betha. Masing-masing sel ini menghasilkan hormon
tersendiri, yaitu :
− Sel Alpha
− Sel Betha

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
Gambar 8. Kelenjar pankreas
(sumber: Guyton dan Hall, 2012)
i) Gonad
Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya
yang berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Hormon yang dihasilkan
kelenjar gonad, antara lain hormon estrogen, progesteron, androgen, dan
testosteron. Kelenjar ini terletak di bagian alat reproduksi pria dan wanita. Jika pada
pria, terdapat di testis, dan wanita terdapat di ovarium.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan
reproduksi. Sebagai organ endokrin, testis menghasilkan hormon testoteron dan
estradiol di bawah pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi
dan perkembangan genital ke arah pria. Sedangkan ovarium berfungsi sebagai organ
endokrin dan reproduksi.Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan sel telur
(ovum) yang setiap bulannya pada masa ovulasi siap dibuahi sperma. Estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,menyiapkan
endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan laktasi.

Gambar 9. Kelenjar gonad


(sumber: Heffner, 2008)
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 /
2. Organ endokrin sekunder
Organ endokrin sekunder berfungsi dalam sekresi hormon yang terjadi secara
sekunder ke beberapa fungsi lainnya. Organ endokrin sekunder, di antaranya organ
jantung, hati, lambung, usus kecil, ginjal, dan kulit.

4. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak dengan beberapa fungsi tambahan terhadap
perannya sebagai kelenjar endokrin. Hipotalamus dianggap sebagai kelenjar endokrin
karena dia mensekresikan beberapa hormon, sebagian besar mempengaruhi kelenjar
hipofisis. Kelenjar hipofisis terbagi ke dalam dua bagian yang berbeda secara struktur dan
fungsi yaitu lobus anterior (adenohipofisis) yang berasal dari jaringan epitel kelenjar dan
lobus posterior (neurohipofisis) yang berasal dari jaringan saraf, dimana setiap lobus
mensekresikan hormon . Hubungan yang berbeda antara hipotalamus dan dua lobus
kelenjar hipofisis adalah sangat penting bagi fungsi kedua organ endokrin tersebut.

Gambar 10. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis

➢ Sifat Kimia Hormon Hormon dibagi ke dalam dua kategori kimia:


− Hormon yang larut dalam lipid (lipid-soluble hormones)
− Hormon yang larut dalam air (water-soluble hormones)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
➢ Pengaturan Kadar Hormon Dalam Darah
Sekresi hormon ke dalam pembuluh darah perlu dikontrol, jika tidak akan mengalami
kekurangan atau kelebihan produksi yang dapat menyebabkan penyakit. Merangsang
sekresi hormon adalah penting, tapi dengan begitu juga menghambat pelepasan
hormon. Proses ini melibatkan tiga jenis rangsangan yang sama: humoral, saraf, dan
hormonal.
➢ Reseptor Hormon dan Mekanisme Aksi Hormon
Memperlihatkan aksi mereka dengan berikatan ke protein yang disebut reseptor.
Hormon dapat merangsang hanya pada sel yang memiliki reseptor untuk hormon
tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor di mana hormon mengikat disebut situs
reseptor, dan bentuk dan karakteristik kimia masing-masing situs reseptor
memungkinkan hanya jenis tertentu hormon untuk mengikat untuk itu.
Kecenderungan untuk setiap jenis hormon untuk mengikat satu jenis reseptor, dan
tidak kepada yang lainnya, disebut spesifisitas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
C. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Sebutkan fungsi sistem endokrin!
3. Sebutkan organ-organ yang berperan dalam sistem endokrin!
4. Bagaimana mekanisme aksi hormon dan reseptor?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
D. Kunci jawaban
1. Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh
kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ
tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah
manusia tanpa harus melalui saluran (duktus). Kelenjar endokrin terdiri dari dua tipe
yaitu endokrin dan eksokrin:
1. Endokrin
Kelenjar endokrin disebut juga sebagai kelenjar tidak berduktus. Kelenjar ini
melepaskan hormonnya ke jaringan di sekitarnya dan umumnya mereka memiliki
banyak pembuluh darah dan limfatik yang menerima hormon mereka. Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin
terdapat pada pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar
adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid.
2. Eksokrin
Kelenjar eksokrin menghasilkan zat nonhormonal seperti keringat dan saliva dan
memiliki duktus (tabung) yang membawa zat-zat ini ke permukaan internal atau
eksternal membran. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal (lapisan traktus intestinal-
sel APUD).

2. Fungsi sistem endokrin


− Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh
− Merangsang pertumbuhan jaringan
− Menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ tertentu
− Mengatur oksidasi, metabolisme, dan meningkatkan penyerapan (absorpsi)
glukosa pada usus halus
− Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral.

3. Organ endokrin
− Hipotalamus, bersama dengan fungsi neuralnya melepaskan hormon, sehingga
dianggap sebagai organ neuroendokrin. Beberapa organ lainnya juga mengandung
sel endokrin yang terpencar atau kelompok kecil dari sel endokrin.
− Hipofisis, atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella turcica, lekukan os
tsphenoidale basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Kelenjar
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 /
ini terbagi menjadi lobus anterior dan posterior, serta terdiri dari adenohipofisis yang
berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke
(Ratke diambil dari nama ahli anatomi asal Jerman).
− Kelenjar pineal, adalah struktur berbentuk biji pinus kecil ditemukan antara kedua
belahan otak yang melekat pada bagian atas talamus di dekat bagian atas ventrikel
ketiga. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin (terutama pada malam hari),
yang disekresikan langsung ke cairan cerebrospinal.
− Kelenjar tiroid, terletak di bagian depan leher atau bagian depan kerongkongan tepat
dibawah kartilago krikoid antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Dalam
ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf.
Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkari dua pertiga sampai tiga perempat
lingkaran.
− Kelenjar paratiroid, terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah
yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon
parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan
juga mengatur metabolisme fosfor.
− Kelenjar timus, terletak di mediastinum di belakang os sternum. Kelenjar timus
berada di dalam toraks yang terdapat dua lobus. Fungsi kelenjar timus, yaitu
mengakifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
− Kelenjar adrenal, terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan medula.
− Kelenjar pankreas, terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin
dan eksokrin. Sebagai organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau
Langerhans
− Kelenjar gonad disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya yang
berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Hormon yang dihasilkan kelenjar
gonad, antara lain hormon estrogen, progesteron, androgen, dan testosteron. Kelenjar
ini terletak di bagian alat reproduksi pria dan wanita.

4. Hormon berikatan dengan protein yang disebut reseptor. Hormon akan merangsang sel
yang memiliki reseptor tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor tempat pengikatan
hormon disebut situs reseptor. Bentuk dan karakteristik kimia masing-masing reseptor
memungkinkan adanya jenis hormon tertentu untuk mengikatnya. Kecenderungan
hormon untuk mengikat satu jenis reseptor disebut spesifisitas.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 /
E. Daftar Pustaka
1. Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
2. Guyton & Hall (2012). Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3. Heffner, Linda J. & Danny J. Schust (2008).At a glance sistem
reproduksi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic histology. California: Lange
Medical Publications.
5. Pearce, EC. (2007). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia.
6. Sherwood, Lauralle (2001). Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
7. Sloane, Ethel (2012). Anatomi dan fisiologi untuk pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
8. Syaifuddin (2006). Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
9. Syaifuddin (2012). Anatomi fisiologi untuk keperawatan dan kebidanan. Edisi
4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10. Wijaya (1996). AnatomI dan alat-alat rongga panggul. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /

Anda mungkin juga menyukai