(NUT 200)
MODUL PERTEMUAN 4
BIOKIMIA GIZI
DISUSUN OLEH
MERTIEN SA’PANG, S.Gz, M.Si
HARNA, S.Gz, M.Si
DR. ERRY YUDHA, S.Gz, M.Sc
REZA FADHILLAH, S.TP, M.Si
Protein adalah molekul yang paling melimpah dan beragam secara fungsional
dalam sistem kehidupan. Hampir setiap proses kehidupan bergantung pada kelas
molekul ini. Misalnya, enzim dan hormon polipeptida mengarahkan dan mengatur
metabolisme dalam tubuh, sedangkan protein kontraktil di otot memungkinkan
pergerakan. Di tulang, protein kolagen membentuk kerangka untuk pengendapan kristal
kalsium fosfat, bertindak seperti kabel baja pada beton bertulang. Dalam aliran darah,
protein, seperti hemoglobin dan albumin plasma, molekul pengangkut penting untuk
kehidupan, sedangkan immuno globulin melawan bakteri dan virus yang menular.
Singkatnya, protein menampilkan keragaman fungsi yang luar biasa, namun semuanya
memiliki fitur struktural yang sama sebagai polimer linier dari asam amino. (Harvey,
2011).
Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di
dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang
Protein terdiri dari polimer asam amino. Asam amino adalah molekul yang
memiliki gugus amino pada 2-karbon dari asam karboksilat. Gugus amino ini adalah
gugus α-amino. Atom nitrogen dari asam amino terdapat pada gugus α-amino, serta pada
nitrogen amida dari glutamin dan asparagin, gugus guanidino dari arginin, gugus ε-
amino) lisin, nitrogen indol dari triptofan, dan nitrogen imidazol dari histidin. Rasio rata-
rata protein/nitrogen, menurut beratnya, adalah 6,25, untuk protein yang berasal dalam
makanan (secara umum). Angka ini digunakan sebagai faktor konversi untuk
menyatakan jumlah protein dalam makanan, seperti protein setara yang diekskresikan
dalam urin dalam bentuk produk limbah nitrogen Misalnya, tikus yang mengonsumsi
1,0 g nitrogen dalam bentuk protein mengonsumsi sekitar 6,25 g protein (Brody, 1999).
Daging, ikan, dan produk susu merupakan sumber protein berkualitas tinggi
yang baik. Ikan salmon, misalnya, mengandung hampir 30 g protein per 100 g makanan.
Susu skim juga merupakan sumber yang baik. Kandungan proteinnya tampaknya rendah
(3,6 g/100g), tetapi hal ini karena kandungan air susu yang relatif tinggi. Kandungan
protein dari susu skim dan susu murni hampir identik dengan yang dinyatakan dalam
gram per 100 g; Namun demikian, nilai energi total yang disumbangkan oleh protein
lebih tinggi untuk susu skim daripada susu murni. Ini karena susu skim sangat rendah
lemak. Berat protein per unit energi dalam makanan disebut dengan densitas protein.
Bobot zat gizi dalam makanan per unit energi disebut densitas zat gizi. Massa jenis
berarti massa per satuan volume. Namun, interpretasi yang longgar dari istilah kepadatan
sering digunakan. Kacang-kacangan dan kacang polong, yang merupakan legum,
merupakan sumber protein yang baik. Kepadatan proteinnya sangat mirip dengan telur.
Biji-bijian, termasuk beras, gandum, dan jagung, merupakan sumber protein yang cukup
baik. Kepadatan protein produk gandum, seperti roti dan spageti, mirip dengan jagung.
Kepadatan protein nasi sedikit lebih rendah. Pisang, singkong, ubi jalar, dan talas adalah
2. Klasifikasi Protein
Berdasarkan Kelarutan
Sejak tahun 1907 sampai sekarang tetap digunakan tetapi batas antara kelas tidak
jelas. Pembagian dapat dilihat dari mudah dan tidaknya larut dalam air, dalam asam dan
basa, dalam larutan garam dan dalam etanol encer.
Berdasarkan Bentuk
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
3 / 15
Berdasarkan bentuknya protein terdiri dari:
1. Protein fiber
Molekul bentuk fiber (serat) yang panajang/spiral Panjang yang terikat
satu dengan yang lain. Banyak terdapat dalam protein hewan, tidak larut dalam
air , tahan terhadap enzim proteolitik. Contoh:
a. Kolagen: Protein jaringan tubuh dan kurang lebih 30% dari protein total
hewan mamalia adalah kolagen.
b. Elastin: Protein yang terdapat dalam urat darah, jaringan elastis
(jarinngan penghubung)
c. Keratin: Protein yang terdapat dalam rambut, kuku, dan bulu.
2. Protein Globular
Molekul yang berbentuk bulat/lonjong. Rantai polipeptida lipatan dan
berbelit. Mudah larut dalam air, larutan garam, asam dan basa, dan alcohol.
Contoh:
a. Albumin, terdapat dalam telur, dan serum darah
b. Globulin, terdapat dalam protein hewani dan nabati
c. Histon, larut dalam air, asam, alkali dan garam
Berdasarkan Struktur
Protein tersusun dari rantai asam amino dimana terdiri lebih dari 50 asam amino,
yaitu sekitar 100 hingga 10.000 asam amino yang saling berhubungan. Setiap jenis
protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Urutan linier dari asam
amino terkait berisi informasi yang diperlukan untuk menghasilkan molekul protein
dengan bentuk tiga dimensi yang unik. Kompleksitas struktur protein paling baik
dianalisis dengan mempertimbangkan molekul dalam empat tingkatan organisasi, yaitu
primer, sekunder, tersier, dan kuaterner (Gambar 1). Adanya perubahan kecil dalam
struktur atau urutan asam asam amino akan mengubah bentuk dan fungsi dari suatu
protein (Harvey, 2011).
Jenis yang paling umum dari struktur sekunder adalah α heliks dan β lembar lipit.
Kedua struktur tersebut dibentuk oleh ikatan hidrogen, yang terbentuk antara karbonil O
dari satu asam amino dan amino H dari asam amino lainnya. Pelipatan protein terjadi di
sitosol melibatkan interaksi antar protein yang memiliki struktuer primer kemudian
menghasilkan protein berstruktur sekunder (Gambar 6).
Struktur tersier
Struktur utama rantai polipeptida menentukan tersiernya struktur. “Tersier” mengacu
pada pelipatan domain (unit dasar struktur dan fungsi, lihat pembahasan di bawah), dan
pada pengaturan akhir domain dalam polipeptida. Protein dengan rantai sekunder dapat
membentuk susunan berbagai macam (bengkok, berputar) sehingga mempunyai bentuk
3 dimensi tertentu. Struktur protein globular dalam larutan berair kompak, dengan
kepadatan tinggi (pengepakan tertutup) dari atom di inti molekul. Rantai samping
Interaksi protein terjadi di dalam sitosol yang melibatkan interaksi antar protein
yang memiliki struktur tersier. Interaksi protein ini menghasilkan protein bersturuktur
kuaterner seperti protein globular (hemoglobin) yang berfungsi sebagai katalis dan
protein fiber seperti kolagen yang memiliki peran structural.
Gambar 10
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V.,
Jackson, R.B. (2008). Biology. 8th ed, Pearson Benjamin Cummings, San Fransisco
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S. (1986). Kimia Organik. Edisi III, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Lehninger, A.L. (1997). Dasar-dasar Biokimia. Edisi V, Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Raven, P., Johnson G., Singer, S. (2001). Biology. 6th Ed, Mc Graw-Hill Company, New
York
Rimbawan, & Siagian, A. (2004). Indeks Glikemik Pangan. Bogor: Penebar Swadaya.
Brody, T. (1999). Nutritional Biochemistry 2nd ed. Academic press.
D. Kunci Jawaban
1. Protein fiber dan Protein Globular
2. Protein struktur primer, sekunder, tersier dan kuarterner
3. Denaturasi protein adalah perubahan bentuk serta fungsi dalam protein
yang disebabkan oleh faktor seperti panas, Asam, Basa, Garam, dan
Mekanis