BIOKIMIA
Disusun Oleh
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes,
tabung reaksi, botol reagen, hot plate, bulp, keranjang alat dan penjepit tabung.
3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan adalah larutan
NaOH 2 M, H2SO4 1 M, CaCl2 1 %, Pb (NO3), FeCl3, HCl 0,5 M, CuSO4 1%,
larutan ninhidrin, larutan serin, putih telur, HCOOH 1 M, aquades, aluminium foil
dan kertas label.
Dihomogenkan
3.3.1.2 Telur + Pb(NO3)
Dihomogenkan
Dihomogenkan
3.3.2 Pengaruh Asam-Asam Mineral Kuat
3.3.2.1 Telur + HCOOH
Dihomogenkan
Dihomogenkan
3.3.2.3 Telur + H2SO4
Dihomogenkan
Dihomogenkan
3.3.3.2 Serin + pereaksi biuret
Dihomogenkan
Dihomogenkan
3.3.4 Uji Ninhidrin
3.3.4.1 Telur + larutan ninhidrin
Dihomogenkan
Dihomogenkan
3.3.4.3 Asam Glutamat + larutan ninhidrin
Dihomogenkan
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hail Pengamatan
4.1.1 Pengendapan Protein dengan Logam Berat
Pereaksi
No Sampel
Pb(NO)3 CuSO4 CaCl2 FeCl3
Pereaksi
No Sampel
H2SO4 HCl HCOOH
1. Putih telur +++ ++ +
+ NaOH
1. Putih telur Larutan berwarna ungu tua
+ CuSO4 1%
+ NaOH
2. Serin Larutan berwarna biru tua
+ CuSO4 1%
+ NaOH
3. Asam glutamat Larutan berwarna biru cerah
+ CuSO4 1%
4.1.4 Uji Ninhidrin
Asam
3. Ninhidrin Larutan berwarna biru keunguan
glutamat
4.2 Pembahasan
Protein merupakan salah satu bahan penyusun makronutrien. Protein
memiliki peran yang lebih dalam pembentukan biomolekul dari pada
makronutrien lainnya (lemak dan karbohidrat). Protein tersusun atas atom C, H,
O, dan S, selain itu keistimewaaan dari protein lainnya adalah strukturnya
mengandung atom N. Protein adalah makronutrien tebanyak dalam sel, hampir
dari satu sel tersusun atas protein. Protein tersusun dari polimer asam amino yang
terikat satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein sederhana tidak memiliki
bahan tambahan dalam penyusunnya, hanya tersusun oleh asam-asam amino.
Sedangkan protein kompleks selain tersusun atas asam-asam amino, terdapat
materi penyusun lainnya seperti glikoprotein dan lipoprotein.
Asam amino karboksilat, atau biasa disebut asam amino saja, adalah asam
alkana yang satu atau lebih atom H dari gugus alkilnya digantikan oleh asam
amino (NH₂) di alam, ada sekitar 300 jenis asam amino. Namun, hanya 20 asam
amino alami yang merupakan penyusun protein. Asam amino yang menyusun
protein adalah asam amino alfa, yaitu asam amino yang gugus aminonya terikat
pada karbon alfa. Karbon asimetris harus aktif secara optik, kecuali untuk glisin
(karena R-H). Semua asam amino yang berasal dari proteolisis memiliki
konfigurasi 1, yang berarti bahwa gugus di sekitar atom karbon alfa memiliki
konfigurasi yang sama dengan konfigurasi L-gliseraldehida. Konfigurasi D atau L
jarang dicantumkan di awal nama asam amino.
Prinsip dari Uji Pengendapan protein adalah proses denaturasi yang terjadi
pada protein karena adanya penambahan logam berat dalam reaksi, protein
bermuatan negatif akan mengikat logam-logam yang bermuatan positif sehingga
terbentuk kompleks garam protein yang mengakibatkan struktur protein berubah
atau bahkan rusak dengan ditandai adanya endapan berwarna putih. Pada uji ini
dilakukan empat reaksi dengan menggunakan bahan putih telur yang akan
direaksikan dengan empat jenis larutan pereaksi logam berat. Pada tabung reaksi
pertama yang berisi sampel putih telur dengan larutan CaCl, hasil reaksi yang
didapat berupa endapan berwarna putih dalam jumlah yang sangat sedikit. Pada
tabung reaksi kedua yang berisi sampel putih telur dengan Pb(NO)3, hasil reaksi
yang didapat berupa endapan berwarna putih dalam jumlah yang sedikit. Pada
tabung reaksi ketiga yang berisi sampel putih telur dengan FeCl3, hasil reaksi yang
didapat berupa endapan berwarna putih. Pada tabung reaksi keempat yang berisi
sampel putih telur dengan larutan CuSO, hasil reaksi yang didapat berupa endapan
berwarna putih. Berdasarkan hasil dari keempat reaksi dapat disimpukan bahwa,
logam Pb(NO)3, FeCl3, CuSO4 merupakan logam berat sehingga ketika
dereaksikan dengan putih telur yang mengandung protein akan terjadi denaturasi
protein yang ditandai dengan adanya endapan putih yang terbentuk. Sedangkan
pada larutan CaCl2 endapan yang sedikit karena Ca tidak tergolong dalam
golongan logam berat sehingga denaturasi protein kurang maksimal.
. Prinsip uji mineral asam kuat dalam percobaan ini berdasarkan
penambahan assam yang menyebabkan terbentuknya garam pada protein yang
tidak larut sehingga protein akan mengalami denaturasi yang ditandai dengan
adanya endapan yang terbentuk. Pada tabung reaksi pertama yang berisi sampel
putih telur dengan larutan HCl, hasil reaksi yang didapatkan berupa endapan
berwarna putih. Pada tabung reaksi kedua yang berisi sampel putih telur dengan
larutan H2SO4, hasil reaksi yang didapatkan berupa endapan berwarna putih dalam
jumlah banyak. Pada tabung reaksi ketiga yang berisi sampel putih telur dengan
larutan HCOOH, hasil reaksi yang didapatkan berupa endapan berwarna putih
dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan hasil ketiga reaksi yang telah dilakukan
semua reaksi mengalami danaturasi. H2SO4 terdapat endapan yang paling banyak
karena H2SO4 memiliki atom H paling banyak dibanding dengan larutan HCL dan
HCOOH. HCOOH memiliki endapan yang sedikit karena merupakan asam lemah.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori, dimana protein mengalami denaturasi
karena penambahan asam-asam mineral kuat, protein yang memiliki muatan
negatif akan mengikat asam-asam mineral yang bermuatan positif sehingga akan
membentuk garam protienat ditandai dengan terbentuknya endapan putih
. Prinsip uji biuret didasarkan pada adanya ion Cu2+ yang akan bereaksi
dalam keadaan basa saat ditambahkan dengan larutan NaOH yang mana akan
bereaksi dengan ikatan peptida yang kemudian akan membentuk suatu senyawa
kompleks berwarna ungu. Pada tabung reaksi pertama yang berisi larutan biuret
yaitu larutan NaOH dengan CuSO4 serta sampel putih telur, hasil reaksi yang
didapatkan ialah terbentuk larutan ungu yang menandakan bahwa putih telur
mengandung ikatan peptida, terbentuk larutan warna ungu karena adanya
pembentukan kompleks antara Cu2+ bereaksi dengan gugus asam amino pada
rantai peptida, lalu ion Cu2+ dari larutan biuret dalam suasana basa akan bereaksi
dengan polipeptida pada gugus protein sehingga terbentuk suatu senyawa
kompleks peptida logam Cu2+ berwarna ungu. Pada tabung reaksi kedua yang
berisi larutan biuret yaitu larutan NaOH dengan CuSO4 serta sampel serin, hasil
reaksi yang didapatkan berupa larutan berwarna biru tua yang menandakan
adanya larutan serin negative yang mengandung ikatan peptida karena tidak
terbentuk warna ungu. Pada tabung reaksi ketiga yang berisikan larutan biuret
yaitu larutan NaOH dengan CuSO4 serta sampel asam glutamat, didapatkan hasil
reaksi berupa larutan biru cerah yang menandakan bahwa adanya asam glutamat
negatif mengandung ikatan peptida karena tidak terbentuk warna unggu.
Berdasarkan reaksinya, larutan serin dan asam glutamat tidak bereaksi dengan
peraksi biuret, karena larutan serin dan asam glutamat tidak mengandung asam
amino sehingga larutan tersebut tidak mengandung ikatan peptide.
Prinsip yang digunakan pada uji ninhidrin yaitu asam amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk aldehid dengan satu atom C, kemudian
akan bereaksi dengan NH3 membentuk senyawa kompleks berwarna biru, dimana
uji positifnya yaitu terbentuk warna biru kehitaman atau ungu pekat. Pada uji ini
menggunakan tiga sampel dengan larutan ninhidrin. Pada tabung reaksi pertama
yang berisi sampel putih telur dengan larutan ninhidrin berupa larutan bening,
hasilnya yaitu terbentuk larutan berwarna kuning, dimana uji positifnya yaitu
larutan berwarna biru kehitaman atau ungu pekat, sehingga hal ini tidak sesuai
dengan prinsip uji ninhidrin dan putih telur negatif mengandung asam amino
bebas. Pada tabung reaksi pertama yang berisi sampel putih telur dengan larutan
ninhidrin, hasil reaksi yang didapat berupa larutan berwarna biru kehitaman atau
unggu pekat, hal ini tidak sesuai dengan prinsip uji ninhidrin karena putih telur
tidak menganndung asam amino bebas. Pada tabung reaksi kedua yang berisi
sampel larutan serin dengan larutan ninhidrin, hasil reaksi yang didapat berupa
larutan biru keunguan, yang menandakan bahwa pada sampel serin mengandung
asam amino bebas. Pada tabung reaksi ketiga yang berisi sampel larutan asam
glutamat dengan larutan ninhidrin, hasil reaksi yang didapat berupa larutan biru
keunguan, yang menandakan bahwa pada sampel asam glutamat mengandung
asam amino bebas. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada sampel larutan serin
dan asam glutamat positif mengandung asam amino bebas. Berdasarkan
reaksinya, sampel yang mengandung asam amino ketika direaksikan dengan
pereaksi larutan ninhidrin akan membentuk hidrindantin. Pereaksi ninhidrin
merupakan pereaksi oksidator dimana atom H pada asam amino pada sampel
merupakan elektrofil dan bermuatan positif yang akan lepas dan kemudian akan
berikatan dengan pereaksi ninhidrin. Pereaksi ninhidrin yang sudah mengalami
reduksi akan bereaksi kembali dengan hidrindantin dan NH3 sehingga akan
terbentuk suaut senyawa kompleks yang berwarna biru kehitaman atau biru
keunguan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yaitu endapan
berwarna putih.
- Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil reaksi yang
didapatkan berupa endapan berwarna putih.
- Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil berupa
terbentuk larutan ungu yang menandakan bahwa putih telur mengandung ikatan
peptida,
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan susu untuk
menggantikan putih telur agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Afik
Ahmad Suryadi
NIM. 1907026054
NIM 1907036034
LAMPIRAN
4. Uji Ninhidrin